You are on page 1of 17

NEPHROLITHIASIS

ALVITA SAMOSIR. – 1610211048


DEFINISI
• Nefrolitiasis (batu ginjal) merupakan suatu keadaan dimana
terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau kaliks dari
ginjal.
• Batu yang mengisi pielum dan > 2 kaliks ginjal memberikan
gambaran menyerupai tanduk rusa (staghorn)
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi penyakit ini diperkirakan sebesar
7% pada perempuan dewasa dan 13% pada
laki-laki dewasa.
• Empat dari lima pasien adalah laki-laki
• usia puncak adalah dekade ketiga sampai ke
empat .
• Di Indonesia sendiri, penyakit ginjal yang
paling sering ditemui adalah gagal ginjal dan
nefrolitiasis.
FAKTOR RESIKO
• Faktor ekstrinsik yaitu
− Kondisi geografis
• Faktor intrinsik yaitu − Iklim
− Umur − Kebiasaan makan
− Jenis kelamin − Zat yang terkandung
− Keturunan dalam urin
− Pekerjaan

karena adanya riwayat batu di usia muda, riwayat batu pada keluarga, ada
penyakit asam urat, kondisi medis lokal dan sistemik, predisposisi genetik, dan
komposisi urin itu sendiri
JENIS VARIASI DARI BATU GINJAL
1. Batu Kalsium
– Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalsium oksalat,
kalsium fosfat, atau campuran dari kedua unsur tersebut
– Faktor-faktor terbentuknya batu kalsium adalah:
a. Hiperkalsiuri : hiperkalsiuri absorbtif, hiperkalsiuri
renal, dan hiperkasiuri resorptif
b. Hiperoksaluri
c. Hiperurikosuria
d. Hipositraturia
e. Hipomagnesuria
2. Batu Struvit  Batu yang terbentuk akibat adanya infeksi
saluran kemih
3. Batu Asam Urat
4. Batu Jenis Lain  Batu sistin, batu xanthine, batu
triamteran, dan batu silikat sangat jarang dijumpai
TANDA DAN GEJALA

• Nyeri pinggang yang hebat dan menjalar


ke paha
• Nyeri kolik
• Hidronefrosis dan infeksi bagian proksimal
batu apabila obstruksi telah berlangsung
lama
• Mual dan muntah sering hadir, namun
demam jarang dijumpai pada penderita.
• Dapat juga muncul bruto atau
mikrohematuria.
DIAGNOSIS
Penderita nefrolitiasis sering mendapatkan keluhan rasa nyeri
pada pinggang ke arah bawah dan depan

– Nyeri dapat bersifat kolik atau non kolik


– Nyeri tekan di punggung dan selangkangan atau nyeri di
daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas
– Mual dan muntah
– Demam jarang di jumpai pada penderita
• Urinalisis mikroskopik bisa menunjukan adanya darah, nanah
atau kristal batu yang kecil

Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui


secara tidak sengaja pada urinalisis
• Beberapa hal yang harus dievaluasi untuk menegakkan
diagnosis, yaitu:
1. Evaluasi skrining yang terdiri dari sejarah rinci medis dan
makanan, kimia darah, dan urin pada pasien.
2. Foto Rontgen Abdomen yang digunakan untuk melihat
adanya kemungkinan batu radio-opak
3. Pielografi Intra Vena yang bertujuan melihat keadaan
anatomi dan fungsi ginjal. Pemeriksaan ini dapat terlihat batu
yang bersifat radiolusen
4. Ultrasonografi (USG) dapat melihat semua jenis batu
5. CT Urografi tanpa kontras adalah standar baku untuk melihat
adanya batu di traktus urinarius
TATALAKSANA
Tujuan utama tatalaksana pada pasien nefrolitiasis adalah
mengatasi nyeri, menghilangkan batu yang sudah ada, dan
mencegah terjadinya pembentukan batu yang berulang

• Indikasi untuk melakukan tindakan/terapi  jika batu telah


menimbulkan obstruksi, infeksi, atau diambil karena sesuatu
indikasi sosial.
1. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
– Bekerja dengan menggunakan gelombang kejut yang
dihasilkan di luar tubuh untuk menghancurkan batu di
dalam tubuh
– Cukup berhasil untuk batu ginjal berukuran menengah dan
untuk batu ginjal berukuran > 20- 30mm
– ESWL lebih disukai sebagai lini kedua pengobatan

2. PCNL (Percutaneus Nephro Litholapaxy)


– Salah satu tindakan endourologi untuk mengeluarkan batu
yang berada di saluran ginjal dengan cara memasukan alat
endoskopi ke dalam kalises melalui insisi pada kulit
– Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu
menjadi fragmen-fragmen kecil
– Direkomendasikan sebagai pengobatan utama untuk batu
ginjal berukuran >20mm
3. Terapi Konservatif atau Terapi Ekspulsif Medikamentosa
(TEM)
– Ditujukan untuk batu yang berukuran < 5 mm, diharapkan
batu dapat keluar spontan
– Bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran
urin dengan pemberian diuretikum, dan minum banyak 
batu terdorong keluar
– Pemberian diuretik; pemberian nifedipin atau agen
alfablocker, seperti tamsulosin
– Manajemen rasa nyeri pasien, khusunya pada kolik, dapat
dilakukan dengan pemberian simpatolitik, atau
antiprostaglandin, analgesik
– Pemantauan berkala setiap 1- 14 hari sekali selama 6
minggu untuk menilai posisi batu dan derajat hidronefrosis
4. Bedah terbuka
Untuk pelayanan kesehatan yang belum memiliki fasilitas PNL
dan ESWL, tindakan yang dapat dilakukan melalui bedah
terbuka. Pembedahan terbuka  pielolitotomi atau
nefrolitotomi untuk mengambil batu pada saluran ginjal
PENCEGAHAN
• Usahakan produksi urine 2-3 liter perhari
• Diet untuk mengurangi kadar zat komponen
pembentuk batu Next slide
• Aktivitas yg cukup  dikasus pasien jarang
olahraga
• Medikamentosa
Diet komponen pembentuk batu
• Rendah protein
• Rendah oksalat
• Rendah garam
• Rendah purin
• Rendah kalsium tidak dianjurkan, kecuali pd
pasien dgn hiperkalsemia absortif tipe 2
KOMPLIKASI

1. Komplikasi Akut
• Kematian, kehilangan fungsi ginjal,
kebutuhan transfusi dan tambahan invensi
sekunder yang tidak direncanakan.
2. Komplikasi Jangka Panjang
• Striktura, obstruksi, hidronefrotis, berlanjut
dangan atau tanpa pionefrosis, dan
berakhir dengan kegagalan faal ginjal
yang terkena.
REFERENSI
• Purnomo, Basuki B., 2016, Dasar-Dasar Urologi, Ed.
3, Jakarta: CV Sagung Seto, pp.
• juke.kedokteran.unila.ac.id
• digilib.unimus.ac.id

You might also like