Professional Documents
Culture Documents
ARRIVAL
– IDENTITAS PASIEN
– Nama :Ny.D
– Usia :45 tahun
– Alamat : Cantigi Kulon
– Pekerjaan :Ibu rumah tangga
– Tanggal masuk :16 Mei 2018
– No. RM : 020xxx
ANAMNESIS
Kronologis Kejadian
Tanggal : 16 Mei 2018, 14.10
Anamnesis didapatkan dari kerabat yang mengantar pasien
Pasien dikatakan tiba-tiba menjadi tidak sadar 2 jam SMRS. Beberapa hari
sebelumnya pasien merasa sesak dadanya, namun tidak mau di bawa berobat.
Pasien tidak diketahui memiliki riwayat penyakit darah tinggi, kencing manis atau
riwayat penyakit jantung.
Pemeriksaan
– Death on arrival adalah istilah yang digunakan pada keadaan pasien yang
meninggal secara klinis saat perjalanan ke rumah sakit atau pelayanan medis
profesional. Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada
seseorang berupa tanda kematian, yaitu perubahan yang terjadi pada tubuh
mayat.
– Menurut Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal
117, seseorang dinyatakan mati apabila fungsi jantung sirkulasi dan
sitem pernapasan terbukti telah berhenti secara permanen, atau apabila
kematian batang otak telah dapat dibuktikan.
Mendeteksi kematian
– Cara mendeteksi kematian pada sistem saraf pusat ada 5, yaitu arefleks, relaksasi, tidak ada
pergerakan, tidak ada tonus, dan elektro ensefalografi mendatar.
– Cara mendeteksi kematian pada sistem kardiovaskular ada 3, yaitu berhentinya denyut nadi
saat palpasi, denyut jantung berhenti selama 5-10 menit saat auskultasi, dan
elektrokardiografi mendatar,
– cara mendeteksi kematian pada sistem pernapasan, yaitu tidak terdapat gerak napas pada
inspeksi, palpasi dan tidak terdapat suara pernapasan saat auskultasi.
Kematian wajar Karena Penyakit
– Pasal 12 KODEKI
“Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien bahkan juga
setelah pasien meninggal dunia”
Kematian yang boleh dibuatkan surat keterangan kematiannya adalah yang cara
kematiannya alamiah karena penyakit dan tidak ada tanda-tanda kekerasan.