Professional Documents
Culture Documents
• EBAM Bukti penggunaan terbaik saat ini dalam membuat keputusan tentang perawatan pasien.
Menggabungkan keahlian klinis dengan penelitian terbaik yang tersedia tentang topik yang di kumpulkan dari berbagai sumber.
• Pendekatan EBAM dilakukan untuk memberdayakan penyedia perawatan pecandu untuk membedakan secara jelas antara praktik klinis berdasrakan bukti ilmiah yang kuat di
bandingkan dengan yang lebih di dasarkan pada praktik tradisional dan keyakianan yang ketinggalan jaman.
• Pada era perawatan saat ini dan dengan adanya tekanan akuntabilitas, EBAM dapat membantu dalam menjawab 3 pertanyaan penting:
– Darimana Anda mendengar tentang perawatan tersebut?
– Bagaimana Anda mengetahui informasi tersebut valid atau tidak?
– Apa yang anda usulkan untuk dilakukan dan apa hasil yang diharapkan?
• Namun, sifat penelitian yang tidak sempurna selalu menyebabkan timbulnya keraguan bahwa hasil yang diamati mungkin disebabkan oleh peristiwa kebetulan atau acak.
Jadi, penerimaan atau penolakan bukti penelitian tergantung pada toleransi terhadap suatu ketidakpastian.
HAL 13-15
Penyebab Penelitian yang Baik menjadi Buruk
1. Masalah Desain, Eksekusi, dan Pelaporan
Berbagai tantangan yang dihadapi seorang peneliti-penulis :
– Dana yang tidak tersedia untuk melakukan penelitian dengan benar
– Peneliti yang terutama dokter mungkin tidak memiliki pelatihan memadai dalam metodologi penelitian, analisis, & pelaporan.
– Kurangnya dukungan teknis dalam hal pemrosesan data dan staf pendukung statistik
– Peneliti yang berada di bawah tekanan untuk mempublikasikan, dapat mempengaruhi mereka untuk menghasilkan lebih banyak data dari yang diperlukan dan untuk
mengeruk data yang tersedia untuk hasil positif.
– Agenda Tersembunyi (Mungkin ada pengaruh politik yang mendorong eksplorasi hipotesis tertentu)
– Keterbatasan Ruang Jurnal menyebabkan penulis memilih dengan hati-hati apa yang disertakan atau dihapus.
Penyebab Penelitian yang Baik menjadi Buruk
2. Bahaya Analisis Post Hoc
– Peneliti sering tergoda untuk memeriksa data mereka setelah penelitian berakhir (post hoc) untuk mencari “hasil yang menarik” yang tidak dihipotesiskan disebut
Analisis subkelompok retrospektif atau "pengerukan data”.
– Contoh: Hasil dalam subkelompok subjek dari keseluruhan populasi penelitian dapat dianalisis untuk mencari perbedaan yang signifikan. Analisis ini sering menunjukkan
bahwa pengobatan memiliki efek yang berbeda atau lebih baik dalam subkelompok.