You are on page 1of 33

LAPORAN KASUS KEPANITERAAN

ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS TARUMANAGARA DI
RUMAH SAKIT HUSADA (19 Maret –
26 Mei 2018)

Nama : Prathita Maharani


NIM : 406172107
Kasus : Synechiae Vaginalis
Pembimbing : dr. Yohanes Arif Eko Nuryanto, SpBA
IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. AKD


• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 2 tahun 2 bulan
• Agama : Islam
• Alamat : Diketahui
• Pendidikan : -
• Tgl & Jam masuk RS Husada: 20 April 2018 pukul
08.00 WIB
Anamnesis
Diambil dari alloanamnesa pada tanggal 20 April 2018 jam 08.50 WIB.
Keluhan utama :
Tidak ada lubang pada vagina
Riwayat Penyakit Sekarang :
Orang tua pasien mengeluhkan tidak terdapat lubang pada kemaluan pasien yang
baru diketahui ± 1 bulan sebelum masuk Rumah Sakit Husada. Ibu pasien
mengatakan pada saat lahir lubang kemaluan tidak tertutup.
Selama ini BAK tidak ada gangguan seperti sakit saat berkemih. Saat akan berkemih
pasien tidak harus mengedan, pancaran air kencing tidak berupa tetesan. Ibu pasien
tidak pernah mendapati keluarnya cairan dari kemaluan pasien.
Pasien tidak pernah memiliki keluhan iritasi akibat pemakaian popok atau iritasi
akibat bahan-bahan kimia seperti, sabun mandi. Tidak pernah merasa gatal disekitar
area kemaluan. Pasien sedang tidak dalam keadaan demam, batuk, ataupun pilek.
Riwayat Pengobatan :
Pasien belum dibawa berobat ke dokter dan orang tua belum
memberikan pengobatan dalam jenis apapun.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi.
Pasien tidak pernah mengalami iritasi akibat pemakaian popok dan
sabun.
Pasien tidak pernah mengalami peradangan / ruam kemerahan /
gatal pada area kemaluan.
Pasien jarang sakit, biasanya hanya demam, batuk, pilek ringan
yang sembuh tanpa harus ke dokter.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami hal serupa.

Riwayat Imunisasi:
• Imunisasi lengkap dan dilakukan di Puskesmas
• BCG : 1 kali, diberikan pada usia 1 bulan
• Polio : 3 kali, diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan
• DPT : 3 kali, diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan
• Hepatitis B : 4 kali, diberikan sejak lahir, usia 2, 3, dan 4 bulan
• HiB : 3 kali, diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan
• Campak : 1 kali, diberikan pada usia 9 bulan
Riwayat Kebiasaan :
Riwayat makan:
• Sejak lahir – 6 bulan : ASI eksklusif
• Usia 6-12 bulan : bubur hingga nasi tim
• Usia > 1 tahun : makanan keluarga dan tidak memilih-milih makanan.
Makan sehari 2-3 kali dengan nasi dan lauk.
• Sejak sakit, tidak ada penurunan nafsu makan.
 
Riwayat Perinatal :
• Anak ketiga dari tiga bersaudara, lahir cukup bulan dan secara normal
di Rumah Sakit.
• Saat lahir terlilit tali pusat.
• BBL 3.500 gram, PBL cm, langsung menangis sesaat setelah lahir dan
tidak ditemukan kelainan atau cacat bawaan.
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :
Riwayat Pertumbuhan : berat dan tinggi badan terus
bertambah, sesuai dengan anak seusianya.
Riwayat Perkembangan :
• Usia 4 bulan : dapat tengkurap bolak-balik
• Usia 6 bulan : belajar duduk
• Usia 11 bulan : mulai berjalan dan mengucapkan kata-
kata sederhana
• Usia 1½ tahun : mengerti banyak kosa kata
• Usia 2 tahun : menyanyi beberapa lagu pendek
Pemeriksaan Fisik
Tanggal: 20 April 2018 Jam: 09.15 WIB
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (E4 M6 V5)
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : tidak dilakukan
Frekuensi nadi : 95x/menit
Frekuensi napas : 16x/menit
Suhu tubuh : 36,9°C
Data antropometri dan status gizi:
Berat Badan : 11kg Tinggi Badan : 83,5cm LK : 48cm
Rasio BB/U, TB/U dan BB/TB menurut kurva WHO  status gizi baik
Pemeriksaan Sistem
• Kepala : Bentuk dan ukuran normal, tidak teraba benjolan, rambut
hitam terdistribusi merata dan tidak mudah dicabut. Kulit tidak
tampak ruam atau kelainan.
• Mata :Palpebra superior et inferior, dextra et sinistra tidak tampak
oedem/cekung. Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, kornea
jernih. Pupil bulat, isokor ø 3 mm, reflex cahaya langsung +/+, reflex
cahaya tidak langsung +/+.
• Telinga : Bentuk normal, nyeri tekan tragus (-), nyeri tarik aurikel (-),
KGB pre dan retro aurikuler tidak teraba membesar, liang telinga
lapang, tidak ada serumen, tidak ada secret. Membrane timpani tidak
tampak kelainan.
• Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, tidak tampak
secret pada cavum nasi dextra et sinistra, dan mukosa hidung tidak
hiperemis.
• Mulut : Tidak ada perioral sianosis. Gigi geligi belum lengkap
semua. Mukosa mulut tidak hiperemis dan tidak tampak stomatitis.
Papil lidah tidak atrofi. Tonsil T1-T1, mukosa tonsil tidak hiperemis,
tidak ada eksudat. Mukosa dinding faring tidak hiperemis.
• Leher : Trakea ditengah, Kelenjar tiroid tidak teraba membesar.
KGB submandibular, servikal, supra-infra clavicular dextra et
sinistra tidak teraba membesar.
• Toraks & Paru :
- I : Bentuk normal, simetris dalam diam dan pergerakan napas.
Tidak tampak retraksi otot-otot pernapasan.
- P : Stem fremitus kanan-kiri, depan-belakang sama kuat.
- P: Sonor, batas paru-hepar di ICS VI MCL dextra.
- A : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-.
Jantung : I : Pulsasi ictus cordis tidak tampak
P : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V MCL sinistra.
P : Redup, batas jantung kanan: midsternum. Atas: ICS III PSL
sinistra. Kiri: ICS V MCL sinistra
A: Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-).
Abdomen : I : Tampak datar / flat
P : Supel. Hepar-lien tidak teraba membesar, tidak ada nyeri
tekan abdomen
P : Timpani
A : Bising usus (+) normal
Anus dan Genitalia : Pada genitalia eksterna tampak adanya
perlekatan berupa lapisan yang menutupi introitus vagina
• Tulang belakang : Tidak tampak kelainan (tidak ada
gibbus, scoliosis, lordosis, dan kifosis).
• Kulit : Inspeksi  tidak terdapat rash / ruam kemerahan.
Palpasi  turgor kulit baik.
• KGB : Tidak teraba adanya pembesaran
Status Lokalis Genitalia
Eksterna
• Inspeksi : Tampak adanya perlekatan pada labia minor
yang menutupi bagian introitus vagina, masih
tampak meatus uretra eksterna.
• Palpasi : Nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Khusus Lain
Laboratorium
Tanggal: 16 April 2018 Jam: 12.02 WIB
• Hematologi
Darah Rutin Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemogloblin 11.2 g/dL 10.7 – 14.7


Hematocrit 34 % 31 – 43
Leukosit 7.5 103/μL 5.5 – 15.5
Trombosit 325 ribu/μL 150 – 450
MCV 81 fL 73 – 101
MCH 27 Pg/mL 23 – 31
MCHC 33 g/dL 26 – 34
Eritrosit 4.13 juta/μL 3.60 – 5.20
• Hemostasis
Masa Protrombin
PT (pasien) 9.8 detik 9.0 – 12.1
PT (control) 10.0 detik
APTT
APTT (pasien) 45.0 detik 31.0 – 47.0
APTT (control) 35.0 detik
Pemeriksaan Thorax PA
Tanggal: 16 April 2018

• Kesan: Kedua diafragma baik, tidak tampak effuse


pleura.
• Cor tidak tampak kelainan.
• Pulmo  Infiltrat-infiltrat bronchopneumonia dikedua
perihiller.
Resume
• Telah diperiksa seorang pasien anak perempuan berusia 2
tahun datang bersama orang tua pasien ke poli Rumah Sakit
Husada pada tanggal 16 April 2018 pukul 10.40 WIB dengan
keluhan tidak ada lubang vagina yang baru disadari sejak ±
1 bulan sebelum masuk Rumah Sakit Husada. Ibu pasien
mengatakan saat lahir lubang vagina pasien tidak tertutup.
Pasien tidak memiliki riwayat sakit pada saluran kencing
maupun kandung kemih. Saat buang air kecil pasien tidak
pernah sakit atau harus mengedan, air kencing tidak pernah
menetes setelah selesai BAK atau tidak dapat BAK. Tidak
ada riwayat peradangan pada genitalia eksterna dan juga
pada vagina. Pasien tidak pernah mengalami iritasi pada
• Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang
dengan kesadaran compos mentis, denyut nadi
95x/menit, suhu 36.9°C, frekuensi pernapasan
18x/menit. Pada pemeriksaan regio genitalia eksterna
tampak adanya perlekatan labia minor yang menutupi
introitus vagina, masih tampak meatus uretra eksterna.
Pada saat palpasi nyeri tekan (-).
• Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan dalam batas
normal, sedangkan pada pemeriksaan radiologi foto
polos regio thorax tampak infiltrat-infiltrat
bronchopneumonia dikedua perihiller
Diagnosis Kerja Tatalaksana
Synechiae Vaginalis Obat saat di Rumah Sakit :
IVFD RL 1kolf / 24 jam
Diagnosis Banding Inj Ceftriaxone drip 1 x 500 mg
Himen Imperforata
Atresia Vagina
Operatif :
Release synechia tanggal 20 April 2018, jam
12.40 WIB

Prognosis
Pengobatan pulang :
Ad vitam : bonam
- Paracetamol
Ad functionam4: x 1 cth
bonam
Ad sanationam
- Cefadroxyl syr: 3dubia ad
x 1 cth
bonam
Pembahasan Umum
Anatomi
• Diferensiasi organ genetalia eksterna juga didahului oleh keadaan indiferen.
Setelah terjadinya pemisahan rektum oleh septum urorectale, hanya
pars phallica dan pars pelvis yang tersisa di bagian bawah sinus urogenitalis.
Pada janin laki-laki, kedua bagian sinus urogenitalis berdeferensiasi menjadi
uretra, pada perempuan hanya menjadi pars pelvis. Hal tersebut berkaitan
dengan kenyataan bahwa pada janin perempuan, lipatan genetalia yang
terbentuk di sekitar ostium urogenitalis tetap mempertahankan bentuk asalnya,
sedangkan pada pria tumbuh menjadi penis.
• Secara detail, mula-mula dua lipatan genetalia (di dalam), dua genital swelling
(tonjolan labioskrotal) (lebih ke arah luar) dan di bagian tengah atas satu
tuberkulum yang tidak berpasangan (genital tubercle) berkembang, yang
masih berada dalam tahap indiferen. Pada janin perempuan, hormon estrogen
menstimulasi perkembangan genetalia eksterna. Selanjutnya lipatan genetalia b
erdif-erensiasi menjadi labia minora sedangkan genital swelling menjadi labia
mayora dan genital tubercle menjadi klitoris dan corpus cavernosum clitoridis.
A dan B tahap indeferen dari
perkembangan genitalia eksterna. A. usia
embrio 4 minggu. B. usia embrio 6 minggu Perkembangan genitalia eksterna janin usia 5
bulan (A) dan baru lahir (B)
Setelah bagian yang padat dari duktus Muller mencapai
sinus
urogenital,dua bagian padat tumbuh ke luar pelvik tepat di s
inus. Bagaian yang keluar merupakan bulbus sinovaginal ya
ng berproliferasi dan membentuk vaginal plate yang padat.
Proliferasi berlanjut pada bagian kranial akhir dari plate,
tumbuh menjauh antarauterus dan sinus urogenital. Pada
bulan ke-4, vagina tumbuh keluar dari kanal.Bagian vagina
yang tumbuh keluar mengelilingi bagian akhir uterus adalah
forniks vagina merupakan asal paramesonefros. Sehingga
vagina memiliki 2 asal
mula, bagian atas terbentuk dari kanal uterus dan bagian ba
• Sisa lumen vagina yang terpisah dari sinus urogenital
sebagai lapisan jaringan yang tipis dinamakan hymen
yang terdiri atas lapisan epitel dari sinus dan lapisan
tipis dari sel vagina.

Formasi dari uterus dan vagina A. Pada minggu ke-9 belum


nampakseptum uteri, B. Akhir bulan ke-3 terbentuknya
vaginal plate, C. Baru lahir
Synechia Vaginalis
• Synechia vaginalis bukan suatu kelainan bawaan tetapi
merupakan peristiwa dimana terjadi perlengketan antara kedua
labium minor dimana perlengketan biasanya dimulai dari
frenulum posterior labium minor dan berlanjut ke anterior.
Keadaan ini sering tidak menimbulkan tanda maupun gejala
sehingga sering tidak diketahui. Jika perlekatan mencapai meatus
uretra eksterna maka tanda dan gejala baru akan muncul.
• Biasanya terjadi pada anak usia satu setengah tahun sampai dua
tahun dimana pada usia tersebut masih dalam masa prepubertas
sehingga kadar estrogen masih rendah. Umumnya akan terpisah
sendiri sebelum berumur sepuluh tahun.
Etiologi
• Faktor utama yang berkontribusi dalam terjadinya synechia vaginalis ialah
kadar estrogen yang rendah. Peran hormon estrogen yaitu
menstimulasi perkembangan genetalia eksterna pada wanita, dimana
pada usia 1.5 hingga 2 tahun hormon estrogen pada anak dalam kadar
yang rendah sehingga lapisan epitel pada vulva menjadi tipis dan rentan
terhadap iritasi. Kondisi yang menyebabkan iritasi seperti infeksi,
peradangan maupun trauma menyebabkan tepi labia minora menyatu
bersama. Penyatuan ini biasanya dimulai dari frenulum posterior labium
minor dan berlanjut ke anterior. Synechia vaginalis juga dapat disebabkan
oleh iritasi akibat pemakaian popok yang disebabkan karena kulit yang
lembab dan adanya kontak dengan urin dan feses, dan popok tidak sering
diganti. Iritasi bahan kimia seperti, sabun mandi, atau detergen.
Peradangan pada vulva dan vagina akibat kurangnya kebersihan pada
area genital eksterna (membasuh dari belakang ke depan) dan atau
karena paparan bahan-bahan kimia yang mengiritasi kulit.
Tanda dan Gejala
• Pada sebagian besar pasien yang mengalami synechia
vaginal tidak memiliki tanda dan gejala. Biasanya orang
tua atau pengasuh anak yang menyadari peristiwa
tersebut. Jika synechia sampai menutupi uretra maka
akan muncul keluhan seperti, retensi urin, infeksi saluran
kemih, urin menetes setelah selesai buang air kecil,
harus mengedan ketika akan buang air kecil. Beberapa
pasien datang dengan keluhan berupa adanya cairan
yang keluar dari vagina yang merupakan akibat
terkumpulnya urin pada vestibulum vulva atau vagina
Pemeriksaan
• Diagnosis synechia vaginalis dapat ditegakan melalui
anamnesa dan pemeriksaan fisik. Dapat pula dilakukan
pemeriksaan penunjang lainnya seperti Ultrasonografi
(USG) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk
memastikan diagnosis kerja dan menyingkirkan
diagnosis banding.
Tatalaksana
Farmakologi
• Krim estrogen topikal atau betamethasone : yang
diberikan sebanyak satu kali sehari selama 6 minggu
dan di aplikasikan pada lapisan yang menutupi lubang
vagina dengan cotton bud. Efek sistemik yang
merugikan dari aplikasi estrogen yang jarang terjadi
adalah iritasi lokal, pigmentasi vulva, dan pembesaran
payudara. Efek ini reversibel setelah pengobatan
dihentikan.
Non-farmakologis
• Jika penatalaksaan secara
farmakologis tidak
memberikan hasil atau jika
sampai terjadi gangguan
buang air kecil maka
tindakan operatif yang
bertujuan untuk
membebaskan synechia
A B
dapat dilakukan dengan
A. Preoperasi, B. Postoperasi release synechiae
anestesi umum. vaginalis.
Daftar Pustaka
• Sadler TW. Langman’s Medical Embryology. 9th edition.
• Agur, AMR, Dalley, Moore AF. Clinically Oriented Anatomy. 2014
• Hoffman BL, Schorge JO, Schaffer JI, et al. Williams Gynecology. 2 nd edition. 2012
• Hart DM. Gynecology Illustrated. 5th edition. 2000.
• Nelson’s Textbook of Pediatric. 20th edition.
• Tahirovic H, Toromanovic A. Adhesion of The Labia Minora. 2012
• Strange RS, Ahrens WR, Schafermeyer RW, Wiebe RA. Pediatric Emergency Medicine. 3 rd
edition.
• Davis JV. Journal of Sexual & Reproductive Medicine. What the paediatrician Khould Know
About Paediatric and Adolescent Gynecology: The Perspective of a Gynecologist. 2003.
• Sjamsuhidayat R, de jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. 3rd edition. 2005. Jakarta; EGC.
• Thakre R, Murki S. Atlas & Synopsis of Neonatology. 2016.
• Mayoglou, Lazarus; Dulabon, Lori; Martin-Alguacil, Nieves; Pfaff, Donald; Schober,
Justine. Success of Treatment Modalities for Labial Fusion: A Retrospective Evaluation of
Topical and Surgical Treatments". Journal of Pediatric and Adolescent Gynecology. 22 (4):
247–250. 2009.
Pembahasan Khusus
• Pasien didiagnosis synechia vaginalis berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis didapatkan keluhan
berupa tidak ada lubang pada vagina yang baru disadari sejak
± 1 bulan sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien tidak pernah
memiliki keluhan iritasi maupun peradangan pada daerah
disekitar kemaluan. Selain itu, pasien juga tidak pernah
memiliki keluhan pada saat buang air kecil seperti, sakit ketika
ingin BAK, harus mengedan saat ingin BAK, urin menetes
setelah BAK, ataupun tidak keluarnya urin.
• Pada pemeriksaan fisik khususnya inspeksi regio genitalia
eksterna tampak tertutupnya lubang vagina dan terdapat
sedikit celah pada meatus uretra eksterna. Pada saat palpasi
• Diagnosis banding dari synechia vaginals dapat
dibedakan dari anamnesa dan pemeriksaan fisik.
Diagnosis banding dengan himen imperforate dapat
disingkirkan karena dari pemeriksaan fisik lapisan yang
menutupi introitus vagina tidak tampak menonjol.
Diagnosis banding dengan atresia vagina dapat
dibedakan dengan pemeriksaan fisik dikarenakan pada
atresia vagina area genitalia eksterna tidak tampak
adanya kelainan namun pada bagian bawah vagina,
biasanya 1/3 dari keseluruhan panjang vagina
digantikan oleh jaringan fibrosa sepanjang 2 hingga 3

You might also like