You are on page 1of 29

LAPORAN KEDOKTERAN KOMUNITAS

POSKO 1 PENGUNGSIAN AKIBAT BENCANA ALAM GEMPA BUMI DI


DUSUN JERANGOAN KRAMA JAYA NARMADA

Oleh : Ainun Fahira


Pembimbing Fakultas
dr. Lina Nurbaiti, M.Kes, FISPH, FISCM
dr. Wahyu Sulistya Affarah MPH
BAB I
PENDAHULUAN

• Bencana menurut WHO (2002)  kejadian yang menyebabkan kerusakan,


gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya derajat
kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan
respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena.
• Salah satu bencana alam yang terjadi saat ini adalah gempa bumi
• Gempa bumi yang pertama di Lombok terjadi pada tanggal 29 Juli 2018 denga
magnitude 6,4 SR.
• Gempa bumi lagi terjadi pada minggu, tanggal 19 Agustus 2018 jam 21:56:27 WIB
dengan magnitude 7,0 yang dimutakhirkan menjadi magnitude 6,9.
• Gempa susulan terus berlangsung dengan intensitas gempa yang lebih kecil. Hingga
tanggal 20 Agustus 2018 pukul 12.00 WITA, hasil monitoring BMKG menunjukkan
telah terjadi 106 aktivitas gempa susulan (aftershock),diantaranya 9 gempa bumi
dirasakan.
• Dampak gempa M=6,9 berdasarkan laporan dari masyarakat dan hasil
analisis peta guncangan menunjukan bahwa guncangan dirasakan di daerah
Lombok Utara dan Lombok Timur mencapai VI-VII MMI. Sementara itu di
Lombok Barat, Mataram, Praya dan Sumbawa memiliki intensitas IV-V MMI.
Guncangan juga dirasakan di Denpasar dan Waingapu dengan skala III-IV
MMI, di Ruteng dengan skala II-III MMI, di Makassar I-II MMI.
TINJAUAN PUSTAKA

Gempa bumi merupakan gejala alamiah yang berupa gerakan


goncangan atau gerakan tanah yang ditimbulkan oleh adanya
sumber-sumber getaran tanah akibat terjadinya patahan atau sesar,
akibat aktifitas tektonik, letusan gunung api akibat vulkanik,
hantaman benda langit (meteor, dan asteroid), dan atau ledakan
bom.
Dampak yang Ditimbulkan dari Bencana Gempa Bumi
Tabel 2.1 Skala intensitas modified mercalli
Tingkat kekuatan Tingkat kerusakan yang ditimbulkan
I Tidak dapat dirasakan orang, kecuali dalam keadaan luar biasa
II Terasa oleh orang yang sedang beristrahat atau yang berada di Gedung bertingkat
III Terasa didalam Gedung, alat-alat gantung beroyang, getaran tanah seperti efek truk
kecil lewat, lama getarannya dapat ditaksir. Tidak disadari bahwa itu gempa.
IV Alat gantung bergoyang. Getaran seperti efek truk besar lewat, atau seperti dinding
tiba-tiba ditabrak sebuah massa besar. Mobil-mobil bergoyang, jendela, piring
bergemerincing
V Terasa diluar bangunan. Arah goncangan dapat ditaksir. Orang-orang tidur
terbangun. Alat-alat kecil berpindah tempat atau roboh. Pintu bergoyang,
gantungan potret dan jendela tertutup gemerincing.
VI Terasa oleh semua orang. Banyak yang takut dan mencari jalan keluar. Orang tidak
dapat berjalan dengan tetap. Alat-alat dan buku terlempar dari raknya, potret
terlepas dari gantungannya. Terlihat goncengan pohon dan dedaunan.
VII Orang sulit berdiri. Goncangan terasa oleh sopir mobil. Perkakas rumah tangga
Dampak terkait Kesehatan yang Ditimbulkan dari Bencana Gempa Bumi

• Korban jiwa, luka, dan sakit (berkaitan dengan angka kesakitan dan kematian).
• Adanya pengungsi yang pada umumnya akan menjadi rentan dan berisiko
mengalami kurang gizi, tertular penyakit, dan menderita stress.
• Kerusakan lingkungan sehingga kondisi menjadi darurat dan menyebabkan
keterbatasan air dan sanitasi serta menjadi tempat perindukan vektor penyakit.
• Sering kali sistem pelayanan kesehatan terhenti, selain karena rusak, besar
kemungkinan tenaga kesehatan setempat juga menjadi korban bencana.
• Bila tidak diatasi segera, maka derajat kesehatan semakin menurun dan berpotensi
menyebabkan terjadinya KLB.
MASALAH KESEHATAN PADA POSKO PENGUNGSIAN

• Desa Krama jaya memiliki tujuh dusun yaitu, jerongan, keramat daye,
keramak lauk, majeti daye, majeti tengak, majeti lauk, dan majeti otak dese.
• Data yang didapatkan  kerusakan yang berada di desa Krama jaya adalah
sebesar 1.159 kerusakan
No. Dusun Jumlah Rumah

1. Jerongoan 343

2. Keramat Daye 165

3. Keramat Lauk 138

4. Mejeti Daye 178

5. Mejeti Tengak 107

6. Mejeti Lauk 104

7. Majeti Otak Dase 124

Jumlah 1.159
• Tingkat kerusakan rumah mulai dari ringan sampai berat. Kerusakan rumah
ringan sebanyak 101 rumah rusak, kerusakan sedang sebanyak 17 rumah
rusak, dan kerusakan berat sebanyak 22 rumah rusak.
• Lokasi pengungsian  lapangan pinggir sawah seluas 30 are
• 25 tenda yang ditempati oleh sebanyak 50 kepala keluarga (KK) dengan total
pengungsi 100 jiwa, yang meliputi 9 bayi, 10 balita, 12 anak-anak, 52 dewasa,
7 ibu hamil, dan 10 lansia.
• posko pengungsian tidak memiliki dapur umum
• untuk memasak, sebagian warga menggunakan kompor gas dan ada beberapa
yang masih menggunakan kayu bakar
• membeli lauk pauk di penjual sayur keliling
• balita diberikan makanan tambahan oleh ibunya berupa nasi yang dicampur
dengan sedikit sayur dan daging.
• Tersedia tempat mandi, cuci, kakus (MCK) umum dibelakang pengungsian
• terbuat dari anyaman bambu dengan dua bilik, beratapkan seng, yang dibuat
sejak ±1 minggu yang lalu.
• terdapat tandon untuk penampungan air
• Warga dilokasi pengungsian untuk sementara menggunakan air PDAM yang
berada dirumah salah satu warga tepatnya berada di depan posko
pengungsian. Sementara warga lainnya memilih ke sungai untuk keperluan
MCK.
• Keperluan memasak dan minum menggunakan air PDAM
• pembuangan sampah atau limbah masyarakat lebih memilih mengumpukan
sampah disekitar halaman pengungsian dan kemudian dibakar
• Akses pelayanan kesehatan dilokasi pengungsian tidak terlalu jauh,
dikarenakan Puskesmas pembantu (pustu) . jarak posko pengungsian dengan
Puskesmas Narmada sekitar ± 100 meter, kondisi jalan baik, dan beraspal
• Warga di dusun jerongoan krama jaya sebagian besar mata pencahariannya
sebagai petani dan buruh tani.
• Menurut pegawai dikantor desa Krama Jaya, bantuan yang diberikan masih
sangat kurang dan tidak sempat didata setiap bantuan yang masuk
dikarenakan langsung disalurkan ke posko pengungsian.
• pemerintah  melakukan pendataan kerusakan rumah yang hancur akibat
gempa tersebut.
• Puskesmas Narmada  melakukan pelayanan mobile
Assesment Kondisi Kesehatan Pada Lokasi Pengungsian
Tabel.3.2 Data Penyakit Pada Posko Pengungsian Dusun Jerangoan Kramajaya
NO PENYAKIT TOTAL
1. Cefalgia 31
2. ISPA 30
3. Hipertensi 27 Sumber : Rekapan Laporan Pelayanan
kesehatan mobile di UPT BULD Puskesmas
4. Penyakit pada sistem otot dan jaringan ikat 14
Narmada 26 Agustus 2018
5. Gastritis 11
6. Anemia 11
7. Diare 10
8. mialgia 9
9. Penyakit Kulit Infeksi 5
10. Demam tidak spesifik 5
Dampak Disaster (Bencana) Terhadap Kesehatan

Bencana yang diikuti dengan pengungsian berpotensi menimbulkan


masalah kesehatan. Timbulnya masalah kesehatan antara lain berawal dari
kurangnya air bersih yang berakihat pada buruknya kebersihan diri,
buruknya sanitasi lingkungan yang merupakan perkembangbiakkan
beberapa jenis penyakit menular.
• Kebutuhan MCK terganggu pada saat bencana. Mikroorganisme yang ada
pada feses manusia mungkin masuk ke tubuh melalui makanan, air, alat
makan dan masak yang terkontaminasi atau melalui kotak dengan benda-
benda yang terkontaminasi. Diare, kolera, dan typhoid tersebar dengan cara
ini dan penyebab utama kesakitan dalam bencana dan kedaruratan.
• Persediaan pangan yang tidak mencukupi merupakan proses terjadinya
penurunan derajat kesehatan yang akan mempengaruhi secara langsung
tingkat pemenuhan kebutuhan gizi korban bencana.
Solusi dan Saran

• Sumber air bersih dan pengolahannya


Bila sumber air bersih yang digunakan untuk pengungsi berasal dari sumber air
permukaan (misalnya sungai, sumur gali, sumur bor, mata air dan sebagainya), perlu
segera dilakukan pengamanan terhadap sumber-sumber air tersebut dari kemungkinan
terjadinya pencemaran, misalnya dengan melakukan pemagaran ataupun pemasangan
papan pengumuman dan dilakukan perbaikan kualitasnya.
• Menganalisis masalah kesehatan diposko pengungsian
• Rencana intervensi terhadap masyarakat di posko pengungsian
• Evalusi intervensi diposko pengungsian
Lingkungan :
- Padatnya tempat pengungsian
Perilaku :
- Ketersediaan air bersih kurang
- Air konsumsi yang
Dampak disaster - Tempat penampungan air yang
tidak diolah terlebih
kurang bersih (gerabah)
dahulu
- Lokasi MCK dekat dengan
- MCK masih
pengungsian
dilakukan di sungai.
- Kondisi tenda yang tidak layak
- Pembakaran sampah
disekitar pengungsian
Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA

• Tukino. 2013. Pekerjaan Sosial Dalam Setting Kebencanaan. Vol. 3. No. 2. Universitas Padjadjaran.
• Efendi Ferry Dan Mukhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunikasi Teori Dan Praktik Dalam Keperawatan.
Salemba Medika. Jakarta.
• Hidayati N, et al. 2018. BMKG Ulasan Guncangan Tanah Akibat Gempa Lombok Timur 19 Agustus 2018.
Pusat Seimologi Teknik BMKG.
• Widayatun dan Fatoni Zainal. 2013. Permasalahan Kesehatan Dalam Kondisi Bencana: Peran Petugas Kesehatan Dan
Partisipasi Masyarakat. Vol 8. No. 1. Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan - Lembaga Ilmu Pengetahuan
• Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2017. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi
Bencana.

You might also like