You are on page 1of 22

KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA BENCANA

Pusrengun 1
Fase-fase Bencana
Menurut Barbara Santamaria (1995), ada 3 fase
dalam terjadinya suatu bencana yaitu:

– Fase Preimpact,
– Fase Impact
– Dan Fase Postimpact.
FASE PREIMPACT
1. Fase preimpact merupakan warning phase,
tahap awal dari bencana. Informasi didapat
dari badan satelit dan meteorologi cuaca.

Seharusnya pada fase inilah segala persiapan


dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga,
dan warga masyarakat.
FASE IMPACT
2. Fase impact merupakan fase terjadinya
klimaks dari bencana. Inilah saat-saat dimana
manusia sekuat tenaga mencoba untuk
bertahan hidup (survive).

Fase impact ini terus berlanjut hingga


bantuan-bantuan darurat dilakukan
FASE POSTIMPACT
3. Fase postimpact adalah saat dimulainya
perbaikan dan penyembuhan dari fase
darurat, juga tahap dimana masyarakat mulai
berusaha kembali pada fungsi komunitas
normal.
Secara umum dalam fase postimpact ini para
korban akan mengalami tahap respon
psikologis mulai penolakan, marah, tawar-
menawar, depresi hingga penerimaan
POSISI PERAWAT KOMUNITAS?
TIM BANTUAN KESEHATAN
(BERDASARKAN KEPMENKES 066/MENKES/SK/II/2006)

Tim yang diberangkatkan berdasarkan kebutuhan


setelah Tim Gerak Cepat dan Tim RHA kembali
dengan laporan hasil kegiatan mereka di lapangan

• Dokter Spesialis
• Dokter Umum
• Apoteker & Asisten Apoteker
• Perawat Mahir
• Bidan (D3 Kebidanan)
• Sanitarian (SKM/D3 Kesling)
• Ahli Gizi (D3/D4 Gizi/SKM)
• Tenaga Surveilans (D III/IV Kesehatan/SKM)
• Entomolog (D III/IV Kesehatan/SKM/Sarjana Biologi)
Pusrengun 7
JUMLAH KEBUTUHAN SDM KES DI LAPANGAN
UNTUK JUMLAH PENDUDUK/PENGUNGSI 10.000 – 20.000 ORANG

• Dokter Umum  4 orang


• Perawat  10 - 20 orang
• Bidan  8 – 16 orang
• Apoteker  2 orang
• Asisten Apoteker  4 orang
• Pranata Laboratorium  2 orang
• Epidemiolog  2 orang
• Entomolog  2 orang
• Sanitarian  4 – 8 orang
Pusrengun 8
PERAN PERAWAT KOMUNITAS DALAM
MANAJEMEN KEJADIAN BENCANA
• Perawat komunitas dalam asuhan keperawatan
komunitas memiliki tanggung jawab peran dalam
membantu mengatasi ancaman bencana baik
selama tahap preimpact, impact/emergency, dan
postimpact
• Peran perawat multiple:
– sebagai bagian dari penyusun rencana,
– pendidik,
– pemberi asuhan keperawatan
– bagian dari tim pengkajian kejadian bencana.
Tujuan Utama
Tujuan tindakan asuhan keperawatan
komunitas pada bencana ini adalah untuk
mencapai kemungkinan tingkat kesehatan
terbaik masyarakat yang terkena bencana
tersebut
PERAN PERAWAT
Dibedakan atas:
1. Peran dalam Pencegahan Primer
2. Peran Perawat dalam Keadaan Darurat
(Impact Phase)
3. Peran perawat di dalam posko pengungsian
dan posko bencana
4. Peran perawat dalam fase postimpact
1. PERAN DALAM PENCEGAHAN
PRIMER
Beberapa hal yang dilakukan perawat dalam masa pra
bencana, antara lain:

1. Mengenali instruksi ancaman bahaya;


2. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase
emergency (makanan, air, obat-obatan, pakaian dan
selimut, serta tenda)
3. Melatih penanganan pertama korban bencana.
4. Berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi
lingkungan, palang merah nasional maupun lembaga-
lembaga kemasyarakatan dalam memberikan
penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi
ancaman bencana kepada masyarakat
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan diarahkan kepada :
1. Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat
tersebut)
2. Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti
menolong anggota keluarga dengan kecurigaan fraktur
tulang , perdarahan, dan pertolongan pertama luka
bakar
3. Memberikan beberapa alamat dan nomor telepon
darurat seperti: dinas kebakaran (113), RS dan
ambulans (118), Polisi (110), SAR / Search and Rescue
(115)
4. Memberikan informasi tentang perlengkapan yang
dapat dibawa (misal pakaian seperlunya, portable
radio, senter, baterai)
5. Memberikan informasi tempat-tempat alternatif
penampungan atau posko-posko bencana
2. PERAN PERAWAT DALAM KEADAAN
DARURAT (IMPACT PHASE)
• Pertolongan pertama pada korban bencana
dilakukan tepat setelah keadaan stabil.
• Setelah bencana mulai stabil, masing-masing
bidang tim survey mulai melakukan pengkajian
cepat terhadap kerusakan-kerusakan, begitu juga
perawat sebagai bagian dari tim kesehatan.
• Perawat harus melakukan pengkajian secara
cepat untuk memutuskan tindakan pertolongan
pertama.
• Seleksi pasien (triase ) untuk penanganan segera
(emergency)
TRIASE
• Merah --- paling penting, prioritas utama.
keadaan yang mengancam kehidupan sebagian besar
pasien mengalami hipoksia, syok, trauma dada,
perdarahan internal, trauma kepala dengan kehilangan
kesadaran, luka bakar derajat I-II

• Kuning --- penting, prioritas kedua


Prioritas kedua meliputi injury dengan efek sistemik
namun belum jatuh ke keadaan syok karena dalam
keadaan ini sebenarnya pasien masih dapat bertahan
selama 30-60 menit. Injury tersebut antara lain fraktur
tulang multipel, fraktur terbuka, cedera medulla
spinalis, laserasi, luka bakar derajat II
TRIASE
• Hijau --- prioritas ketiga
Yang termasuk kategori ini adalah fraktur
tertutup, luka bakar minor, minor laserasi,
kontusio, abrasio, dan dislokasi

• Hitam --- meninggal


Ini adalah korban bencana yang tidak dapat
selamat dari bencana, ditemukan sudah dalam
keadaan meninggal
3. PERAN PERAWAT
DI POSKO PENGUNGSIAN & POSKO BENCANA
1. Memfasilitasi jadwal kunjungan
konsultasi medis dan cek kesehatan
sehari-hari
2. Tetap menyusun rencana prioritas
asuhan keperawatan harian
3. Merencanakan dan memfasilitasi
transfer pasien yang memerlukan
penanganan kesehatan di RS
4. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan
harian
5. Memeriksa dan mengatur persediaan
obat, makanan, makanan khusus bayi,
peralatan kesehatan
PERAN PERAWAT
DI POSKO PENGUNGSIAN & POSKO BENCANA (lanjutan)
6. Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit
menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri
dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa
7. Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban
(ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan seringnya menangis
dan mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu
makan, insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot)
8. Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat
dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi
bermain.
9. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para
psikolog dan psikiater
10. Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan
kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi
4. PERAN PERAWAT
DALAM FASE POSTIMPACT
• Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi
keadaan fisik, sosial, dan psikologis korban.
• Selama masa perbaikan perawat membantu
masyarakat untuk kembali pada kehidupan
normal.
• Beberapa penyakit dan kondisi fisik mungkin
memerlukan jangka waktu yang lama untuk
normal kembali bahkan terdapat keadaan
dimana kecacatan terjadi.
Referensi
1. Community Health Nursing Theory&Practice.1995
2. Turkanto.2006. Splinting & Bandaging. Kuliah Keperawatan
Kritis PSIK Universitas Airlangga, Surabaya.
Pusrengun 22

You might also like