You are on page 1of 17

EFFECT OF LIGHT THERAPY FOR Purpose : To investigate the

effects of timing and duration of


NARCOLEPSY Blue Light exposure to on a
range of EEG frequency bands.
OUTLINE
1) Introduction
2) Theory
3) Methods
4) Reference
INTRODUCTION
Gangguan tidur merupakan salah satu keluhan yang sering ditemukan saat ini. Pada orang
normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan :
1. Perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya
2. Menurunkan daya tahan tubuh
3. Menurunkan prestasi kerja
4. Mudah tersinggung
5. Depresi
6. Kurang konsentrasi
7. Kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau
orang lain.
 Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa kehidupannya.
Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan
17% diantaranya mengalami masalah serius.

 Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cenderung meningkat, hal ini juga sesuai
dengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya. Kaplan dan Sadock
melaporkan 40-50% dari populasi usia lanjut menderita gangguan tidur. Gangguan
tidur kronik (10-15%) disebabkan oleh gangguan psikiatri, ketergantungan obat dan
alkohol.
Gangguan Tidur
Menurut data
internasional of
sleep disorder,
prevalensi
penyebab-
penyebab
gangguan tidur
adalah sebagai
berikut:

Penyakit asma (61 - 74 %) Gangguang pusat pernafasan (40 - 50 %)


kram kaki malam hari (16 %) Psychophysiological (15 %)
Sindrom kaki gelisah (5 - 15 %) Ketergantungan alkohol (10%)
Sindroma terlambat tidur (5 - 10 %) Depresi (6%)
Demensia (5 %) Gangguan perubahan jam kerja (2 - 5 %)
Penyakit ulkus peptikus (>1 %) Narcolepsy (0.03 - 0.16 % )
• Di Indonesia, jumlah penderita narkolepsi masih belum dapat dipastikan. Menurut Effy Afifah, S.Kep.,M.Kes, dosen FIK
UI, bahwa hanya satu dari 2000 orang Indonesia menderita narkolepsi dan sebagian besar diantaranya disebabkan
karena keturunan. Kecilnya angka ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang tidak sadar bahwa gangguan tidur
yang mereka alami itu adalah narkolepsi.

• Narkolepsi adalah gangguan sistem saraf yang memengaruhi kendali terhadap aktivitas tidur. Penyebab narcolepsy ini
adalah ditemukan kadar hypocretin sangat rendah atau tidak ada sama sekali. Hypocretin adalah zat kimia dalam
otak yang membantu mengendalikan waktu tidur.

Gejala Utama Narcolepsy


a) Rasa kantuk yang luar biasa di siang hari (90%).
b) Cataplexy, hilangnya kekuatan otot sementara yang tiba-tiba. Biasa dicetuskan oleh emosi seperti tertawa
(75%).
c) Mimpi yang sangat jelas ketika sedang tidur atau saat terjaga terasa seperti sedang mimpi (30%).
d) Sleep paralysis, tidak dapat bergerak saat mulai tertidur atau beberapa menit setelah terbangun (25%).
e) Memiliki keempat gejala di atas (15%).
The diagnostic methods frequently employed for narcolepsy include :
comprehensive clinical interview, nocturnal polysomnography (PSG) sleep study, Multiple sleep latency test
(MSLT), as well as the assessment of cerebrospinal fluid (CSF) hypocretin-1 levels when warranted.

Saat ini, treatment yang masih sering diberikan untuk penderita narkolepsi yaitu dengan
mengonsumsi
1. Obat golongan stimulant untuk menghilangkan rasa kantuk. Seperti methylphenidate.
2. Memberikan obat modafinil untuk mengaktifasi sel yang memproduksi hypocretin
3. Memberikan obat antidepressant untuk menghilangkan katapleksi. Contohnya clomipramine,
imipramine, fluoxetine dan sodium oxybate

Tapi memiliki efek samping sakit kepala, cemas, gampang marah, dan gangguan pencernaan.
LIGHT THERAPY
A. BLUE LIGHT
 Berdasarkan frekuensinya, maka urutan spektrum gelombang elektromagnetik dari yang paling besar sampai
yang paling kecil ialah : Sinar Gamma, Sinar X, Sinar Ultraviolet, Sinar Tampak [Cahaya], Sinar Inframerah,
Gelombang Mikro, Gelombang Televisi, Gelombang Radio.
 Panjang gelombang dari cahaya biru dari 380 nm sampai 500 nm.
ELECTROENCEPHALOGRAPHY (EEG)

Electroencephalography (EEG) adalah suatu metode untuk merekam aktivitas elektrik di


kulit kepala dengan mengukur fluktuasi tegangan yang dihasilkan arus ion di dalam
neuron otak.
Berdasarkan frekuensi, amplitudo tegangan, dan kondisi objek, sinyal EEG dapat dibagi
menjadi 4 gelombang, yaitu gelombang delta (kurang dari 4 Hz), theta (4 – 7 Hz), alpha
(8 – 12 Hz), dan beta (13 – 49 Hz).
Aktivitas otak yang menurun atau cenderung menuju ke tidur ditandai oleh pergeseran
frekuensi gelombang dari β ke θ dan α. Perbandingan ketiga gelombang β ke θ dan α
dapat digunakan sebagai indikator kantuk, karena ketika mengantuk terjadi penurunan
aktivitas otak di lobus frontal (Rivera, 2013)
DIFFERENT STAGES OF SLEEP PATTERN
. Stage 1 Sleep Stage 2 Sleep

Fase ini merupakan antara fase terjaga Pada fase ini didapatkan bola mata
dan fase awal tidur. Fase ini hanya berhenti bergerak, tonus otot masih
berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali berkurang, tidur lebih dalam dari pada fase
dibangunkan. Gambaran EEG biasanya pertama. Gambaran EEG terdiri dari
terdiri dari gelombang campuran alfa, gelombang theta. Terlihat adanya
betha dan kadang gelombang theta gelombang sleep spindle, gelombang
dengan amplitudo yang rendah verteks dan komplek K. Range Frekuensi 12 -
(200μV). 14 Hz
DIFFERENT STAGES OF SLEEP PATTERN

Stage 3 Sleep Stage 4 Sleep

Fase ini tidur lebih dalam dari fase Fase dimana memasuki tidur yang dalam
sebelumnya. Gambaran EEG terdapat serta sukar dibangunkan. Gambaran EEG
lebih banyak gelombang delta antara didominasi oleh gelombang delta sampai
25%-50% serta tampak gelombang 50% tampak gelombang sleep spindle.
sleep spindle. Frekuensi > 2Hz and Frekuensinya 2Hz dan amplitudonya lebih
amplitude sekitar 75μV. besar dari 75μV.
METHOD
1) Purpose : Untuk menganalisis efek dari penyinaran cahaya biru terhadap aktifitas otak
penderita narkolepsi.
2) Material :
a. Blue Light Box (460 nm +/− 20 nm of wavelength and light intensity from 0 to 28
μW/cm²)
b. EEG Sensor 1 channel (Neurosky Mindwave)
c. Software (Preprosessing : EEGLab, Prosessing : Matlab )
d. PC
Prosedure :

Bluetooth
Blue Light Box EEG Sensor 1 Ch (Data
(Stimulan) Acquisition)

Evaluation
Feature Extraction Data Pre-Processing
(Matlab software) (EEGLab View)
Light therapy conditions were instructed to use the device for 45 minutes each morning, within
2 hours of waking, throughout the 2-week treatment phase. During light exposure,
participants were instructed to sit in front of the light panel with its center approximately 50
cm in front of the eyes and to look into the light source for a few seconds at least every few
minutes.
The intensity of the blue LED devices used in the current study were below exposure limits
defined by international standards for retinal blue light hazard risk, to protect against retinal
photochemical injury, and that conditions had lower irradiance and photon density levels.
o EEG measurements will be taken before and after stimulate (measurements be taken after 30 min and after
2 hr exposure).
o EEG data will be record with Neurosky Mindwave 1-Channel EEG set to 512 Hz sampling rate.
o Preprocessing will use EEGLab
o For spectral power estimation, the fast Fourier transform will be applied.
o The spectral distribution will be categorized into the following frequency bands : delta (1-3 Hz), theta (4-7
Hz), alpha1 (8-10 Hz), alpha2 (10-12 Hz), and beta (15-30 Hz) bands.

o It be hypothesized that :
Exposure to blue light increases alertness which will be marked by corresponding changes of spectral EEG
power, namely, decreases in low wave activity (delta to high alpha) and increases in higher frequencies (beta)
at times of increased sensitivity to light/daytime sleepiness
REFERENCES
[1] Sinclair, Kelly L., et al., “Randomized Controlled Trial of Light Therapy for Fatigue Following Traumatic Brain Injury,” Neurorehabilitation and Neural Repair 2014, Vol. 28(4) 303–313 © The
Author(s) 2013.

[2] Iskra - Golec, Irena, et al., “ Daytime Effect of Monochromatic Blue Light on EEG Activity Depends on Duration and Timing of Exposure in Young Men,” Advances in Cognitive Psychology 2017, Vol.
13(3) 241-247.

[3] Momoko Kayaba, Kaito IwayamaHitomi Ogata, Yumi Seya, Ken Kiyono, Makoto Satoh, and Kumpei Tokuyama, “The effect of nocturnal blue light exposure from light-emitting diodes on wakefulness
and energy metabolism the following morning,” Environ Health Prev Med (2014) 19:354–361DOI 10.1007/s12199-014-0402-x, July 2014.

[4] Wojciech SAŁABUN, “Processing and spectral analysis of the raw EEG signal from the MindWave,” Przeglad Elektrotechniczny 2014, Vol. 90(2):169-174, DOI 10.12915/pe.2014.02.44, February
2014.

[5] Frank Zorick, Timothy Roehrs, Robert Wittig, James Lamphere, Jeanne Sicklesteel, and Thomas Roth, “Sleep-Wake Abnormalities in Narcolepsy,” Sleep, 9(1):189-193

© 1986 Raven Press, New York.

[6] Jackie Bhattarai,Scott Sumerall, “ Current and Future Treatment Options for Narcolepsy: A Review, “ Sleep Sci. 2017;10(1):19-27, January 2017.

[7] Gbolagade Sunmaila, Akintomide, Hugh Rickards, “Narcolepsy: a review,” Neuropsychiatric Disease and Treatment 2011:7 507–518

[8] MindWave User Guide, March 30, 2011.

[9] K. Venkatesh and S. Geetha, “ Sleep Stages Classification using Artificial Neural Network,” Indian Journal of Science and Technology, Vol 8(31), DOI: 10.17485/ijst/2015/v8i31/87271,
November 2015

You might also like