You are on page 1of 22

• Anamnesis dan PF Paru

ANAMNESIS
• Cara pemeriksaan yang dilakukan dengan
wawancara
• AUTOANAMNESIS & ALOANAMNESIS Avoid
 words of yes or no
• IDENTITAS  Nama, Usia, sex, nama ortu,
alamat
• RIWAYAT PENYAKIT ( Keluhan utama,
Riwayat perjalanan penyakit )
• What kinds of chief complain 
INSPEKSI
1. Pemeriksaan dalam keadaan statis
(tidak bergerak)

2. Pemerikasaan dalam keadaan dinamis


(bergerak)
KEADAAN UMUM
• Kesan pertama  tidak tampak sakit,
tampak sakit ringan, sedang atau berat (
difficult to objective description )
• Kompos mentis, apatis, somnolen, sopor,
koma, delirium
• Status mental pasien dan tingkah laku
pasien (gembira, tenang, koperatif,
ketakutan, agresif, hiperaktif, gaduh
gelisah)
• Karakteristik tangisan ( kuat atau lemah )
Pemeriksaan dalam keadaan statis
(tidak bergerak)
• Melihat dada tanpa memperhatikan pergerakan
napas.
• Bentuk dada :
1. Normal : bila diameter anteroposterior lebih kecil
dari diameter lateral dengan rasio 3 : 7 sampai 1
:2
2. Abnormal :
– Dada paralitik : sela iga menyempit, miring, diameter sagital
pendek, angulus costae kurang dari 900
– Dada emfisema : dada mengembang, diameter sagital besar,
tulang punggung melengkung dan angulus kosta lebih dari 90
– Kifosis : melengkungnya kurvatura verterbra pada posisi
anterior posterior secara berlebihan dari samping.
•Skoliosis : melengkungnya kurvatura vertebra ke
lateral. Kelainan ini terlihat jelas pada pemeriksaan
dari belakang.

•Pektus ekskavatum : dada dengan tulang


sternum yang mencekung kedalam.

• Pektus carinatum (pigeon chestatau dada


burung): dada dengan tulang sternum menonjol ke
depan.
Pemerikasaan dalam keadaan dinamis
(bergerak)
Melihat pergerakan dada pada waktu
bernapas.
a. Frekuensi napas : normal antara 12-18
kali permenit. Pernapasan kurang dari 12
kali permenit disebut bradipneu. Bila lebih
dari 18 kali permenit disebut takipneu.
b. Sifat pernapasan
i. Torakal : pada wanita disbt torako
abdominal
ii. Abdominal : pada pria disebut abdomino
c. Ritme (irama)
1. normal
2. pernapasan Kussmaul: pernapasan cepat dan
dalam
3. pernapasan biot: pernapasan tidak teratur
dalam ritme dan amplitudo, diselingi oleh
periode apneu.
4. pernapasan cheyne-stokes: pernapasan dengan
amplitudo yang mula-mula kecil dan makin
membesar dan surut lagi diselingi apneu.
5. pernapasan sighing: pola pernapasan normal
yang diselingi oleh inspirasi dalam, biasanya
oleh karena emosi.
Disamping keadaan tersebut
hendaknya diperhatikan :
• suara batuk (kering atau berdahak 
gangguan dalam saluran
bronkus/bronkiolus.
• suara mengi, suara napas seperti musik
yang terdengar selama inspirasi dan
ekspirasi karena terjadi penyepitan jalan
napas
• stridor, suara napas yang “ngorok” 
penyumbatan daerah laring ( Inspirasi )
• suara serak, terjadi karena kelumpuhan
PALPASI
• Palpasi dalam keadaan statis
Mula-mula daerah leher diperiksa dengan
jari tangan untuk menentukan :
KGB
Letak trakea.
Normal  ditengah
Lanjut usia trakea sedikit bergeser ????
 Palpasi dalam keadaan dinamis
Fremitus raba (taktil)

Menyebut angka 77 (tujuh tujuh) atau 99


(sembilan-sembilan) berulang-ulang.
Bandingkan secara bertingkat dari atas ke bawah
bergantian tangan kanan dan kiri.
Dikerjakan pada bagian depan dan belakang dada.
Getaran dapat normal, lemah dan mengeras
Letak iktus

• Denyut apeks jantung.


• Pada orang dewasa iktus  ICS V
medial dari garis midklavikula.
• Letak iktus berubah karena bentuk
tubuh, letak diafragma, posisi tubuh, isi
atau tekanan rongga dada terutama
bagian bawah.
PERKUSI
• Dilakukan dengan cara mengetok jari
tengah jari kiri yang diletakkan
depermukaan badan (dada, punggung)
dengan ujung jari tengah tangan kanan.
Sendi pergelangan bertindak sebagai
aksis. Jangan menggunakan poros siku.
• Perkusi dada dilakukan secara zigzag
beraturan dari dada kiri ke kanan dan ke
bawah sampai ke batas dada bawah
dengan perut.
Teknik perkusi

• Jari telunjuk atau jari tengah kiri diletakkan


pada interkostal, batas falang 2 dan 3
sedikit ditekan pada dinding dada.
• Ketuk dengan jari kedua atau ketiga
tangan kanan pada pangkal falang 2 atas
falang 2 dan 3.
• Gerakan tangan kanan sewaktu perkusi
adalah pada sendi pergelangan tangan
Bunyi yang didapat pada perkusi :

• Sonor (resonant) : terjadi bila udara


terdapat cukup dalam alveolus,
padaorang normal/sehat
• Pekak (dull) : terjadi pada jaringan tanpa
udara didalamnya. Misalnya penebalan
pleura, massa yang luas,
• Redup (stony-dull) : Bila mengenai
jaringan yang sangat padat atau bagian
padat jaringan lebih banyak dari udara di
• Hipersonor (hiperresonant) : Bila udara
lebih banyak dari jaringan padat,
misalnya : emfisema, kaviti yang besar,
bulae, pneumotoraks. Pneumotaoraks
dapat didengar dengan perkusi pada dada
diertai 2 uang logam (coin sound).
• Timpani : terdengar pada perkusi
lambung akibat getaran udara di dalam
lambung.
Dengan perkusi dapat pula
ditentukan:

• Batas paru hati


• Batas paru lambung
• Batas paru jantung
• Batas jantung kanan
AUSKULTASI
Bunyi napas pada paru normal
1. Vesikuler
Bunyi yang relatif lembut, nada rendah, seperti desah,
didengar
dibagian perifer paru.
Rasio fase Inspirasi : Ekspirasi 3:1.
Ekspirasi lebih lemah dari inspirasi, hampir tidak
terdengar. Vesikuler
Timbul oleh aliran udara turbulen di bronkus-bronkus
lobus dan
segmental, bukan dialveoli.
2. Bronkial
Mempunyai sifat keras, nada tinggi, kasar, mirip bunyi
udara yang
3. Bronkovesikler
Bunyi campuran antara bronkial dan vesikuler.
Rasio
inspirasi dan ekspirasi kira-kira 1:1.
Normal
Anterior Bronkus utama kanan dan kiri ICS 1 dan
2
Posterior  Diantara skapula.
4. Trakeal
Bunyi ini umumnya tidak diperiksa rutin. Sangat
keras, nada
tinggi sekali dan besar. Fase ekspirasi sedikit lebih
panjang

You might also like