You are on page 1of 77

Dr.ddr dr.

Isnada, SpA
RSUD HM Rabain
Muara Enim
DEFINISI DIARE AKUT
Buang air besar yang terjadi
pada bayi atau anak dengan
frekuensi 3 kali atau lebih
per hari, disertai perubahan
konsistensi tinja menjadi cair,
dengan atau tanpa lendir dan
darah yang berlangsung
kurang dari 1 minggu.
Batasan Diare
(WHO): keluarnya
(konsistensi) tinja yg lunak/cair dg frek
(frekuensi) >3x/hari
dg/tanpa darah/lendir dlm tinja.
(Ibu): perubahan konsistensi dan frekuensi BAB

Diare akut : berlangsung <14 hr & <4x/bl


Stool
consistency
of
functional
constipatian

Stool
consistency
of
DIARRHEA
PEMBAGIAN DIARE

Menurut • Gangguan absorbsi


mekanisme • Gangguan sekresi

• Diare akut
Menurut
• Diare kronik
lamanya
• Diare persisten
EPIDEMIOLOGI DIARE AKUT

Dunia • Riskesdas 2007 


• salah satu penyebab kematian
penyebab kematian bayi yang terbanyak
dan kesakitan • sebanyak 6 juta anak yaitu 42%,
tertinggi pada anak, meninggal tiap • golongan 1 – 4
terutama usia di tahunnya karena diare tahun kematian
dan sebagian besar karena diare
bawah 5 tahun kejadian tersebut mencapai 25,2%
terjadi di negara
berkembang
• 17% kematian anak di
Negara dunia disebabkan oleh Indonesia
berkembang diare
Causes of Death in Children Under 5 Years
GLOBAL ASIA – WHO SEARO
YR 2002

INDONESIA
YR 2000 - 2003
www.who.int.org
Bryce J, et.al., 2005

“DIARRHEA”
WHO,2006
Global Child deaths due to Rotavirus
ETIOLOGY OF U5 DIARRHEA IN
INDONESIA
5%

1%
“RV”
RV
5% Shigella
3% 1% Aeromonas

1% Salmonella
1%
Campylobacter
5%
2% S. Enteritidis

80% Giardia Lamblia


1%
Mixed (RV+Salmonella)
Mixed (RV+Campylobacter)
84% RV; 16% bacterial
Mixed (RV+Ve Inaba)
<16% need antibiotic

Hospital Surveillance at Sardjito hospital BY Ministry of Health & NAMRU2


research, 2005
CARA PENULARAN DIARE AKUT

makanan atau
minuman yang
tercemar oleh 4F =
enteropatogen
finger, flies,
Fekal-oral fluid, field

kontak
langsung dan
tidak langsung
FAKTOR RISIKO DIARE AKUT

tidak memberikan
ASI secara penuh tidak memadainya
pencemaran air
untuk anak 4-6 penyediaan air
bulan pertama oleh tinja
bersih
kehidupan bayi

penyiapan dan
kebersihan
kurangnya sarana penyimpanan
lingkungan dan
kebersihan makanan yang
pribadi yang buruk
tidak higienis
ETIOLOGI DIARE AKUT
Golongan bakteri Golongan virus Golongan parasit
1. Aeromonas 1. Astrovirus 1. Balantidium coli
2. Bacillus cereus 2. Calcivirus (Norovirus, 2. Blastocystis homonis
3. Campylobacter jejuni Sapovirus) 3. Cryptosporidium
4. Clostridium perfringens 3. Enteric adenovirus parvum
5. Clostridium defficile 4. Coronavirus 4. Entamoeba histolytica
6. Escherichia coli 5. Rotavirus 5. Giardia lamblia
7. Plesiomonas shigeloides 6. Norwalk virus 6. Isospora belli
8. Salmonella 7. Herpes simplex virus 7. Strongyloides stercoralis
9. Shigella 8. Cytomegalovirus 8. Trichuris trichiura
10. Staphylococcus aureus
11. Vibrio cholera
12. Vibrio parahaemolyticus
13. Yersinia enterocolitica
DIARE KARENA VIRUS

menginfeksi Sel-sel epitel usus halus


lapisan epitelium fungsi absorbsi yang rusak diganti oleh
di usus halus dan usus halus enterosit yang baru,
menyerang villus terganggu berbentuk kuboid yang
di usus halus belum matang

Villus mengalami atrofi


meningkatkan tekanan
dan tidak dapat
koloid osmotik usus
mengabsorbsi cairan
dan terjadi
dan makanan dengan
hiperperistaltik usus
baik
Diare karena virus
DIARE KARENA BAKTERI
mekanisme yang
berhubungan dengan
Prinsipnya hampir sama
pengaturan transpor ion
dengan virus
dalam sel-sel usus cAMP,
cGMP, dan Ca dependen

Bedanya  bakteri
Toksin Shigella dapat
menembus (invasi) sel
masuk ke dalam serabut
mukosa usus halus 
saraf otak  kejang
reaksi sistemik
Enterotoksin (cth: e.coli-cholera-)
ETEC (entero toksin e.coli)
Merusak cyclic adenyl cyclase  gangguan absorsi
DIARE NON-INFEKSI
Kesulitan makan

Defek Anatomis

Malabsorpsi

Endokrinopati

Keracunan makanan

Neoplasma
PATOFISIOLOGI

 Diare  Air  Dehidrasi


Kalium  Hipokalemia
Natrium  Hiponatremia
Bikarbonat  Asidosis
Nutrien  Hipoglikemia
Patofisiologi:
Diare  akumulasi cairan + elektrolit dalam tinja.
3 mekanisme, yaitu:
(1) mekanisme sekretorik,
(2) mekanisme osmotik. Contoh: defisiensi
enzim laktase sekunder pd diare akut
(3) mekanisme sitotoksik (tidak mutlak)
PATOFISIOLOGI
Diare osmotik
 karena tingginya tekanan osmotik di dalam
lumen usus  menarik cairan dari
intraseluler ke dalam lumen usus
 disebabkan karena malabsorbsi
karbohidrat  penumpukan karbohidrat
(biasanya laktosa)
PATOFISIOLOGI
Diare sekretorik
 akibat aktifnya enzim adenil siklase, yang
merubah ATP menjadi cAMP
 Terkumpulnya cAMP intraseluler 
peningkatan pompa Na dan sekresi aktif
air, Cl, K, dan bikarbonat dalam usus
 Vibrio cholera, Shigella, Clostridium,
Salmonella, Campylobacter
PATOFISIOLOGI
Diare invasif
 invasi dari mikroorganisme ke dalam
mukosa usus sehingga merusak mukosa
usus
 Terdapat 2 tipe dari diare ini
◦ disentriform (Shigella, Salmonella)
◦ non dysentriform (rotavirus)
Invasif (gangguan motilitas usus)
Patogenesis
Air & elektrolit hilang 
1. Dehidrasi vol ekstraseluler  perfusi jaringan 
 nadi , stroke vol   kematian
2. gangguan elektrolit dan asam basa
3. hipoglikemia, gangguan gizi,
4. gangguan sirkulasi,
5. dan lain-lain.
Asidosis terjadi karena :

 Kehilangan Bikarbonat
 Perfusi jaringan ↓  asidosis laktat
 Perfusi jaringan ↓  menghambat fungsi ginjal
 asidosis dan uremia (pd diare asidosis
diperberat dg kehilangan bikarbonat)
 Pemasukan kalori ↓  ketoasidosis
 Digesti karbohidrat kurang sempurna  asam
organik di kolon  asidosis metabolik
Patogenesis

Gangguan elektrolit pada diare, dapat terjadi :


 Hipernatremia atau hiponatremia
 hipolkalemia (sering)
 Dll
Kadar Na dan K plasma tergantung keseimbangan
antara pemasukan dan pengeluaran antara air
dan Na atau K
Gejala klinik Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera
Masa tunas 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48-72 jam
Panas + ++ ++ - ++ -
Mual muntah Sering Jarang Sering + - Sering

Nyeri perut Tenesmus Tenesmus Tenesmus kolik - Tenesmus Kramp


kramp kramp
Nyeri kepala - + + - - -

Lamanya sakit 7. hari >7 hari 3-7 hari 2-3 hari Variasi 3 hari

Sifat tinja
Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak
Frekuensi 5-10 kali/hari >10 kali/hari Sering Sering Sering Terus menerus

Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair


Darah - Sering Kadang - + -
Bau Langu ± Busuk + Tidak Amis khas
Warna Kuning hijau Merah-hijau Kehijauan Tidak Merah-hijau Seperti air
berwarna cucian beras
DIAGNOSIS DIARE AKUT

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
fisik penunjang
DIAGNOSIS DIARE
Lama,
frekuensi,
konsistensi

Penyakit Warna,
lain bau

Anamnesis

Makan dan
BAK
minum

Demam,
mual,
Muntah
PEMERIKSAAN FISIK

• berat badan, suhu tubuh,


Tanda vital frekuensi denyut jantung, dan
pernapasan

• kesadaran, rasa haus dan turgor


Tanda kulit abdomen, ubun-ubun besar
cekung , mata cowong, tidak ada air
dehridrasi mata, bibir, mukosa mulut dan lidah
kering
Cara menentukan derajat dehidrasi :
MTBS, praktis dan mudah diterapkan
PEMERIKSAAN FISIK
DEHIDRASI MENURUT MMWR 2003
Minimal atau
Dehidrasi ringan-
tanpa dehidrasi Dehidrasi berat
Simptom sedang, kehilangan
kehilangan BB kehilangan BB>9%
BB>3%
<3%
Kesadaran Baik Normal, lelah, Apatis, letargi, tidak
gelisah, iritable sadar
Denyut jantung Normal Normal – meningkat Takikardi, bradikardia
Kualitas nadi Normal Normal – melemah Lemah, kecil, tidak
teraba
Pernapasan Normal Normal – cepat Dalam
Mata Normal Sedikit cowong Sangat cowong
Air mata Ada Berkurang Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Cubitan kulit Segera kembali Kembali < 2 detik Kembali > 2 detik
Capillary refill Normal Memanjang Memanjang, minimal
Ekstremitas Hangat Dingin Dingin, mottled, sianotik
Kencing Normal Berkurang Minimal
DEHIDRASI MENURUT WHO
Penilaian A B C
Lihat :
Keadaan umum Baik, sadar *gelisah, rewel *lesu, lunglai atau tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa tidak haus *haus, ingin minum *malas minum atau tidak bisa
banyak minum

Periksa : turgor kulit Kembali cepat *kembali lambat *kembali sangat lambat

Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan / Dehidrasi berat


sedang Bila ada 1 tanda * ditambah 1
Bila ada 1 tanda * atau lebih tanda lain
ditambah 1 atau lebih
tanda lain
Terapi Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi C
Menentukan Derajat Dehidrasi
KATEGORI TANDA DAN GEJALA
Dehidrasi berat Dua atau lebih tanda berikut :
 Letargi atau penurunan kesadaran
 Mata cekung
 Tidak bisa minum atau malas minum
 Cubitan kulit perut kembali dengan sangat lambat
( ≥ 2 detik )
Dehidrasi tak berat Dua atau lebih tanda berikut :
( Dehidrasi ringan  Gelisah
sedang)  Mata cekung
 Kehausan atau sangat haus
 Cubitan kulit perut kembali dengan lambat
Tanpa dehidrasi Tidak ada tanda gejala yang cukup untuk
mengelompokkan dalam dehidrasi berat atau tak
berat
LABORATORIUM

Darah
• darah lengkap,serum elektrolit, analisa
gas darah, glukosa darah, kultur dan
tes kepekaan terhadap antibiotika

Urin • urine lengkap, kultur dan tes kepekaan


terhadap antibiotika

Tinja • Makroskopik
• Mikroskopik
Watery , enterotoksin
virus, protozoa, atau
infeksi di luar saluran
gastrointestinal

darah atau mukus 


bakteri yang
menghasilkan sitotoksin

MAKROSKOPIK
darah bercampur
dalam tinja  E.
histolytica (permukaan),
EHEC (garis-garis )

berbau busuk 
PEMERIKSAAN Salmonella,Giardia,
Cryptosporidium dan
TINJA Strongyloides

mencari adanya leukosit


(PMN)

MIKROSKOPIK
Kultur tinja  tinja
berdarah, lekosit pada
tinja, KLB diare, penderita
immunocompromised
MENURUT UJUD KELAINAN TINJA

 CAIR/SEKRETORIK
Vibrio cholera
E.Coli (ETEC,EPEC,EIEC,EHEC)
 LEMBEK CAIR
Virus
Intoleransi
. LENDIR DARAH
Amuba, Shigela, Giardia
KEMENKES RI 2008

Lima langkah tuntaskan diare


(LINTAS DIARE):
1. Berikan oralit
2. Berikan tablet zinc selama
10 hari berturut-turut
3. Teruskan ASI-makan
4. Berikan Antibiotik secara
selektif
5. Berrikan nasehat pada ibu
TATALAKSANA DIARE

 Rehidrasioral/parenteral
 Dukungan nutrisi
 Suplementasi Zink
 Obat atas indikasi
 Edukasi orangtua
REHIDRASI ORAL
 Diare tanpa dehidrasi sampai
dehidrasi ringan-sedang.
 Oralit WHO
 CRO lain: laritan gula-garam, larutan
garam-tajin, Pedialyte
 Segera setelah diare terjadi
 Rehidrasi oral : paling utama

Cairan Rehidrasi Oral (CRO)


( Campuran garam glukosa )
Indonesia : Oralit  WHO/UNICEF
Dasar : mekanisme transport usus
normal
KOMPOSISI ORALIT (WHO)
Nama Bahan (g/L) KOMPOSISI (mmol/L)
 NaCl 3,5  Natrium 90
 Na3 sitrat 2,9  Kalium 20
 NaH2CO3 2,5  Klorida 80
 KCl 1,5  Sitrat 10
 Glukosa 20,0  Bikarbonat 30
 Glukosa 111
Tabel . Komposisi ORALIT

WHO Oralit Oralit


Komponen lama baru

Natrium 90 90 75
Kalium 20 20 20
Klorida 80 80 65
Bikarbonat 30 0 0
Sitrat 0 10 10
Glukosa 90 111 75
Osm 311 245
TATALAKSANA DIARE DI RUMAH

 Beri minum lebih banyak dari biasanya


 Beri makan lebih sering
 Bawa/rujuk ke petugas kesehatan bila
keadaan tidak membaik
RUJUK ANAK KE PETUGAS
KESEHATAN
 Bila anak tidak membaik dalam 3 hari
 Bila timbul salah satu dari keadaan berikut
ini:
 Tinja cair lebih sering/banyak
 Muntah berulang
 Rasa haus yang nyata
 Demam
 Terdapat darah dalam tinja
 Bila anak hanya makan/minum sedikit
TAHAPAN URO
TAHAPAN REHIDRASI
 Mengganti kehilangan cairan dan elektrolit
yang telah terjadi

TAHAP RUMATAN
 Mengganti cairan dan elektrolit akibat
diare dan muntah yang masih berlangsung
PENYEBAB GAGALNYA URO
 Keluaran tinja yang banyak
 Muntah terus menerus
 Dehidrasi berat
 Tidak mampu atau menolak minum
 Malabsorpsi glukosa
 Perut kembung dan ileus
 Cara penyiapan dan pemberian oralit yang tidak
benar
INDIKASI REHIDRASI
PARENTERAL
 Dehidrasi berat
 Tidak dapat minum (lemah, sopor atau
koma)
 Muntah hebat
 Oliguri atau anuri berkepanjangan
 Komplikasi serius lain yang menghambat
keberhasilan rehidrasi oral
Penatalaksanaan th/ cairan program P2D:
1. Rencana pengobatan A  diare tanpa dehidrasi,
2. Rencana pengobatan B  diare deh rgn-sedang
3. Rencana pengobatan C  diare dehidrasi berat.
Oralit berperan pada rencana terapi A dan B.
Jalur IV harus diberikan pada pengobatan C
Giving solution
Loss of Body Weight (BW 10 kg or less)

0% 5% 10% 15%
Ex : normal BW 10 kg, if diarrhea 9 kg : loss of BW 10%
Dehydration
No,Mild, moderate, severe, shock,death
No, Mild-moderate, severe, shock,death
Rehydration
Mild-moderate : (5%+10%):2 = 7,5% = 75 ml/kgBW
Severe : WHO 10% (100ml/kgBW), FK Unsri = 12%
RENCANA TERAPI A UNTUK DI RUMAH (diare tanpa dehidrasi)
MENERANGKAN EMPAT CARA TERAPI DIARE DI RUMAH
BERIKAN LEBIH BANYAK CAIRAN DARIPADA BIASANYA UNTUK MENCEGAH DEHIDRASI
•Gunakan cairan rumah tangga, seperti oralit, makanan yang cair (seperti sup,
air tajin) dan kalau tidak ada air matang
ANAK HARUS DIBERI ORALIT DI RUMAH APABILA:
 Setelah mendapat Rencana Terapi B atau C.
 Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan bila diare memburuk.
TUNJUKKAN KEPADA IBU CARA MEMBERIKAN ORALIT

RENCANA TERAPI B (diare dehidrasi


tak berat)
Pada dehidrasi tak berat, cairan
rehidrasi oral diberikan dengan
pemantauan yang dilakukan di Pojok
Upaya Rehidrasi Oral selama 4-6 jam.
Oralit selama 4 jam pertama: 75
ml/kgBB
TERAPI REHIDRASI DEHIDRASI BERAT : Parenteral
Memerlukan 3 tahap :
1. Terapi Awal (initial therapy): memperbaiki
dinamik sirkulasi dan fungsi ginjal : re-ekspansi
cepat volume CES
2. Terapi Lanjutan: mengganti defisit air dan
elektrolit pada kecepatan yg lebih rendah dg
mengganti Na mendahului K
3. Terapi Akhir: menjaga/memulihkan status gizi
penderita
Solid mass
40%Intravasculler
5% Intracelluler
Diarrhea albumin
Intertitiel
40%

15%
Solid mass
Diarrhea
40% Intravasculer
Na 50-60 5% Intraceluller
K 28 Albumin, Na
Alb (-) Intertitiel

Na 40%
15%
K
Pemantauan

 Vital sign pada rehidrasi dehidrasi berat pada awal-


awal terapi
 Pantau hilangnya tanda-tanda dehidrasi : Pantau
respon klinis : tangis bayi, tingkat aktifitas, nadi dan
tekanan darah, BB, intake-output,
 Pada keadaan tertentu  periksa nilai elektrolit
serum dan urin
 Jika ada komplikasi: pantau nilai laboratium organ
yang terlibat
Rencana Terapi C: Penanganan Dehidrasi Berat dengan Cepat
IKUTI TANDA PANAH. JIKA JAWABAN “YA”, LANJUTKAN KE KANAN. JIKA “TIDAK”, LANJUTKAN KE BAWAH.

• Berikan cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut sementara infus
dipersiapkan. Beri 100 ml/kg cairan Ringer Laktat (atau jika tak tersedia, gunakan cairan
MULAI DISINI NaCl) yang dibagi sebagai berikut:
UMUR Pemberian pertama Pemberian berikut
30 ml/kg selama: 70 ml/kg selama:
Dapatkah saudara
segera memberikan YA
cairan intravena Bayi (< 12 bulan) 1 jam * 5 jam
Anak (12bl -5 thn) 30 menit* 21/2 jam

TIDAK
*Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba
• periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika status hidrasi belum membaik, beri
tetesan intravena lebih cepat. Monitoring tanda-tanda dehidrasi sedikitnya tiap jam
• juga beri obat oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setalah anak mau minum: biasanya
sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri tablet Zinc
Apakah ada fasilitas
pemberian cairan • periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasikan
intravena yang Dehidrasi. Kemudian pilih Rencana Terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk
terdekat (dalam melanjutkan pengobatan.
30 menit)
YA

TIDAK • Rujuk SEGERA untuk pengobatan intravena


• jika anak bisa minum, bekali ibu larutan oralit dan tunjukkan cara meminumkan pada anaknya sedikit
Apakah saudara demi sedikit selama dalam perjalanan.
telah dilatih
menggunakan pipa • Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa nasogastrik atau mulut: beri 20
nasogastik untuk ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg)
rehidrasi ?
• periksa kembali anak setiap 1-2 jam:
YA o jika anak muntah terus menerus atau perut makin kembung, beri cairan lebih lambat
TIDAK
o jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik, rujuk anak untuk pengobatan intravena
• sesudah 6 jam, periksa kembali anak. Klasifikasikan dehidrasi. Kemudian tetntukan Rencana
Apakah anak masih Terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan pengobatan.
bisa minum ?

TIDAK CATATAN:
• Jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam setelah rehidrasi untuk menyakinkan bahwa ibu
dapat mempertahankan hidrasi dengan pemberian larutan oralit per oral.
Rujuk SEGERA untuk
pengobatan IV / NGT
•Berikan cairan IV secepatnya. Jika bisa minum, beri oralit melalui
mulut sementara infus dipersiapkan. Beri 100 ml/kg cairan RL (atau
jika tak tersedia: NaCl) yang dibagi sebagai berikut:

UMUR Pemberian pertama Pemberian berikut


30 ml/kg selama: 70 ml/kg selama:

Bayi (< 12 bulan) 1 jam * 5 jam


Anak (12bl -5 thn) 30 menit* 21/2 jam

*Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba
•Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika status hidrasi belum
membaik, beri tetesan intravena lebih cepat. Monitoring tanda-
tanda dehidrasi sedikitnya tiap jam
•Beri obat oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau
minum: biasanya sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan
beri tablet Zinc
•Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam.
Klasifikasikan Dehidrasi. Kemudian pilih Rencana Terapi yang
sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan pengobatan.
Beberapa cara pemberian rehidrasi cepat
pada dehidrasi berat
Jenis Cairan FK UNSRI WHO/Depkes FKUI 2007
Tanda2 syok RL 20 ml/kg RL 20 ml/kg RL 20 ml/kg
secepatnya secepatnya secepatnya
Terapi Awal RL 30 ml/jam RL 30 ml KAEN 3B 30 ml
< 1 tahun 1 jam < 1 tahun 1 jam
≥ 1 tahun: ½ jam ≥ 1 tahun: ½ jam
Terapi lanjutan RL 30 ml/jam, Monitor RL 70 ml KAEN 3B 70 ml
setiap jam hentikan jika < 1 tahun 5 jam < 1 tahun 5 jam
rehidrasi tercapai ≥ 1 tahun: 2½ jam ≥ 1 tahun: 2½ jam
Tambahan Oralit 5 ml/kgBB
begitu anak mau
minum
Jumlah toltal RL 120 ml/4jam + Rl 100 ml + Oralit + KAEN 3B 100ml +
RL resusitasi syok RL resusitasi syok RL resusitasi syok
TAHAP RUMATAN : Mengganti CWL (diare: 10-20
ml/kgBB, muntah: 5-10 ml/kgBB) + diet diteruskan

KAEN 3A / 3B
DIARE DENGAN PENYAKIT PENYULIT
 Penyakit penyulit merupakan penyakit-penyakit
yang mempengaruhi beban vaskuler sehingga
rehidrasi tidak dapat diberikan secara cepat:
Diberikan REHIDRASI LAMBAT
 Penyakit-penyakit tersebut: BP, Bronkiolitis,
meningitis, ensefalitis, gangguan gizi berat,
penyakit jantung, hipertonik
Jika rehidrasi diperlukan dalam 24 jam maka

 1/3 sampai ¼ diberikan dalan 4 jam pertama


dan sisanya dalam 20 jam kemudian
 Mengunakan cairan yang sesuai, yakni
modifikasi sutejo
 Cairan tersebut adalah D5%/10% + NaCl 15% 10
ml + KCl 10% 4 ml + BicNat 8,4% 7 ml atau
mengunakan KAEN 3A atau KAEN 3B
Rehidrasi dalam 24 jam, mempertimbangkan (1) :
 PWL (provious water loss):
sesuai derjat dehidrasi
RS: 50-100 B: 100-150
 NWL atau CWL ml/kgBB
(normal/concomitant water
loss): Diare 10-20 ml/kgBB/x, 100
muntah 5-10 ml/kgBB/x ml/kgbb
 IWL (inssible water loss). /
 JUMLAH kebutuhan cairannya: 25
PWL + NWL + IWL ml/kgBB
RS: 200 B: 250
ml/kgBB

KAEN 3A atau 3B
Rehidrasi dalam 24 jam, mempertimbangkan (2):
 PWL (provious water loss):
sesuai derjat dehidrasi
RS: 50-100 B: 100-150
 Kebutuhan cairan perhari ml/kgBB
100
 JUMLAH kebutuhan cairannya: ml/kgbb
PWL + NWL + IWL
RS: 150-200 B: 200-250
ml/kgBB

KAEN 3A atau 3B
Tabel jumlah cairan
Tabel. Jumlah Cairan yang Hilang Selama Diare pada Anak yang Disesuaikan Berat Badan Per24jam.
3 – 10 kg 10-15 kg 15 – 25 kg
Derajat Dehidrasi
PWL NWL /hari PWL NWL /hari PWL NWL /hari
Ringan 50 100 175 30 80 135 25 65 115
Sedang 75 100 200 50 80 155 50 65 140
Berat 125 100 250 80 80 185 80 65 170
Nb: Satuan ml/kgBB, dengan CWL 25 ml/kgBB/hari

CARA TERMUDAH
Rehidrasi ringan-sedang: 1,5 – 2 x maintenance
Rehidrasi berat : 2 – 2,5 x maintenance
KAEN 3A / 3B
* Dapat mengunakan tatalaksana diare pada gizi buruk
** Diberikan pada bronkopneumonia dimana anak
sangat sesak dan sistim kardiovaskuler tidak mungkin
menerima terapi rehidrasi cepat.
*** Akibat lanjut dari meteorismus adalah terjadinya
ballooning effect, langkah-langkah; untuk mengatasi ini
adalah dengan melakukan dekompresi : sonde lambung
yang dihisap secara berkala, memasang schorstein, stop
oral (sesuai dengan beratnya meteorismus) dan memberi
makanan parenteral sedini mungkin.
**** Dasar klinis diagnosis dehidrasi hipertonis :
Klinis : turgor yang relatif baik, hiperiritabel, rasa haus yang
sangat nyata, kejang yang biasanya timbul setelah terapi
cairan. Labor : kadar Na* serum 1ebih dari 150 meq/l.
INDIKASI PEMBERIAN
ANTIBIOTIK
 Tersangka Kolera (Tetrasiklin,
Furazolidon)
 Tersangka Disentri (TMP-SMZ, ampisilin,
asam nalidiksat)
 Terbukti Amebiasis (Metronidazol)
 Terbukti Giardiasis (Metronidazol)
OBAT YANG TIDAK
BERMANFAAT

 Sulfonamida
 Neomisin dan streptomisin
 Kliokinol atau oksikuinolon lain
 Obat penghambat peristaltik
 Obat anti muntah
 Kaolin atau arang aktif
Suplementasi zinc
 Pemberian zinc
◦ Mengurangi lama dan beratnya diare
◦ Mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan
◦ Mengembalikan nafsu makan anak

 Dosis zinc untuk anak


◦ Anak di bawah umur 6 bulan : 10 mg(1/2 tablet) per
hari
◦ Anak di atas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per
hari

 Diberikan selama 10-14 hari berturut-turut


 meskipun anak sudah sembuh dari diare
Pengobatan Dietetik pada Diare
dengan Dehidrasi
1. Untuk anak < 1 tahun dan anak> 1 tahun dengan BB <
7 kg
Jenis makanan :
 Susu
 Makanan setengah padat atau makanan padat
 Susu khusus
2. Untuk anak > 1 tahun dengan BB > 7 kg
Jenis makanan :
1. Makanan padat atau makanan cair/ susu
UPAYA PENCEGAHAN DIARE
 Pemberian ASI
 Perbaikan cara pemberian makanan pendamping
ASI
 Penggunaan air bersih yang cukup
 Cuci tangan
 Penggunaan jamban
 Pembuangan tinja bayi/anak yang semestinya
 Imunisasi campak
DIARE PENCETUS GIZI KURANG

 Dipuasakan
 Anoreksia
 Malabsorpsi
 Katabolisme
KOMPLIKASI
- Syok irreversibel
- Gagal ginjal
- Hipokalemi
- Kejang karena : demam, hipoglikemi,
hipoksia
- Malnutrisi
- Gangguan absorbsi

You might also like