You are on page 1of 29

Presentan :

Shelly dwi silvita


Aidil akbar nurshal

Preseptor:
Dr. Julia Kveta Wurarah, Sp.OT
Pemeriksaan terdiri atas :
 Anamnesa
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang
 Diagnosis
 Diagnosis banding
 Rencana terapi
 Prognosis
Ada beberapa hal yang menyebabkan penderita
datang untuk meminta pertolongan:
 Sakit / nyeri
 Kekakuan / kelemahan.
 Kelainan bentuk / pembengkokan.
Sakit/Nyeri
Sifat dari sakit / nyeri
 Lokasi setempat / meluas / menjalar.
 Apa ada penyebabnya. Misalnya Trauma.
 Sejak kapan dan apakah sudah pernah mendapat
pertolongan.
 Bagaimana sifatnya ; pegel / seperti ditusuk –
tusuk / rasa panas / ditarik – tarik.
 Intensitasnya ; terus – menerus / hanya waktu
bergerak / waktu istirahat, dst.
 Apakah keluhan ini untuk pertama kali atau
sering hilang timbul
Dari skala 1-10 kira-kira nyerinya seperti apa?
 Keterangan :
 0 : Tidak nyeri
 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat
berkomunikasi dengan baik. 4-6 : Nyeri sedang
: Secara obyektif klien mendesis, menyeringai,
dapat menunjukkan lokasinyeri, dapat
mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah
dengan baik.
 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien
terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi
masihrespon terhadap tindakan, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya,tidak dapat diatasi dengan
alih posisi nafas panjang dan distraksi
 10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak
mampu lagi berkomunikasi, memukul.
Tingkatan nyeri (appley’s)
 grade 1 = nyeri ringan, nyeri yang dapat
diabaikan
 grade 2 = nyeri tidak dapat diabaikan,
mengganggu fungsi dan butuh terapi
 grade 3= nyeri yang muncul setiap saat dan
butuh terapi
 grade 4= nyeri yang sangat menyiksa
 Apakah hanya kaku atau disertai nyeri
sehingga pergerakan terganggu.
 Kakunya pagi hari saja / terus menerus ? (ciri
rematoid artritis)
 Kaku mengenai satu 2 sendi ? (ciri
osteoartritis)
 Masih bisa digerakan atau sama sekali tidak
bisa?
 Sering terjadi di jaringan lunak, sendi dan
tulang. Biasanya dihubungkan dengan injury.
Jika terjadi cepat (hematoma/haemarthrosis)
jika lambat (inflamasi,efusi sendi, infeksi dan
tumor), jika disertai nyeri (akut
inflamasi,infeksi, tumor).

 Apakah ukurannya membesar atau tidak?


 Apakah hilang timbul atau menetap?
 Sering terjadi sekitar bahu, garis tulang
belakang, lutut, kaki, jari kaki.
 Ada kebengkokan tulang atau tidak?
 Biasanya berhubungan dengan penyakit
kronik, disfungsi sendi dalam jangka waktu
yang lama. Apakah yang dimaksud dengan
Instability atau kekuatan otot menurun /
melemah / kelumpuhan. Berhubungan
dengan otot dan saraf.
 Bisa digerakan atau tidak?
 Tanya perubahan yang terjadi setelah
kejadian
 Apakah menjadi tidak bisa bergerak?
 Apakah menjadi tidak bisa berdiri lama?
 Waktu kecil / dahulu pernah injuri atau tidak?
 Pernah mengalami penyakit keganasan
seperti kanker atau tidak?
 Punya penyakit tulang atau tidak?
osteoartritis/spondilitis?
 Pernah riwayat pengobatan kortikosteroid
dalam jangka waktu yang lama?
 Tuberkulosis?
 Nutrisi sehari-hari?
 Kebiasaan merokok?
 Konsumsi alkohol?
 Obat-obatan terlarang?
 Pekerjaan sehari-hari?
 Pada bidang ilmu bedah ortopedi, pemeriksaan
fisik pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu :
 Pemeriksaan Ortopedi Umum
1. Status Generalis
2. Status Lokalis
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Kekuatan Otot
4. Pergerakan
5. Auskultasi
 Pemeriksaan Fisik Ortopedi Regional
 Status Generalisata  keadaan umum (KU) :
 Sebagaimana  Kesadaran : compos
pemeriksaan fisik mentis / delirium /
bidang kedokteran soporus / coma
lainnya dan bertujuan  Kesakitan
untuk mengevaluasi  Tanda vital;
keadaan fisik penderita
secara umum serta  Kemudian secara
melihat apakah ada sistematis diperiksa
indikasi penyakit dari kepala, leher, dada
lainnya selain kelainan (thorak), perut
muskuloskeletal. (abdomen : heper,lien),
KGB, serta kelamin.
 Ekstremitas atas dan
bawah serta vertebrae.
 Pemeriksaan  Pada pemeriksaan
dilakukan secara orthopedi/
sistematis dengan musculoskeletal yang
urut-urutan. Harus penting adalah :
dipertimbangkan 1. Look (Inspeksi)
juga keadaan 2. Feel (Palpasi)
proksimal serta 3. Kekuatan otot
bagian distal dari (Power)
anggota tubuh
terutama mengenai 4. Move ( pergerakan,
status neurovaskuler. terutama mengenai
lingkup gerak)
5. Uji-uji fisik khusus
 Inspeksi dilakukan secara
sistematis dan diperhatikan
tertutama pada :
1. Kulit : warna dan tekstur
Pada inspeksi secara umum kulit
diperhatikan raut muka 2. Jaringan lunak :pembuluh
penderita, apakah terlihat darah, saraf, otot, tendon,
kesakitan. ligament, jaringan lemak,
Cara berjalan sekurang- fasia dan kelenjar limfe
kurangnya 20 langkah, cara 3. tulang dan sendi
duduk dan cara tidur. 4. Bentuk dan postur (pasien
kurus atau obesitas,
posturnya normal, tulang
belakang lurus atau
bengkok, pundaknya simetris
atau tidak, posisi limb)
Benjolan / pembengkakan /
Sikatrik (jaringan parut)
cekukan

Posisi serta bentuk dari


Café au lait spot (birth mark)
ekstremitas (deformitas).
Jalan pasien (gait, waktu masuk
Fistulae
kamar periksa)
(kemerahan / kebiruan (livide) /
Warna
hiperpigmentasi)
 Pada waktu palpasi,
reposisi netral/ posisi
anatomi. Yang perlu
diperhatikan adalah :  Palpasi harus
1. suhu kulit dimulai dengan
2. jaringan lunak tekanan minimal
dan daerah yang
3. nyeri tekan normal
4. tulang
5. pengukuran panjang
anggota gerak
6. penilaian deformitas
yang menetap
 Medical Research Council dimana kekuatan otot dibagi dalam
5 grade :
 Grade 0 : Tidak ditemukan adanya kontraksi otot.
 Grade 1 : Kontraksi otot yang terjadi hanya berupa perubahan
dari tonus otot yang dapat diketahui dengan palpasi dan
tidak dapat menggerakkan sendi.
 Grade 2 : Otot hanya mampu menggerakkan persendian
tetapi kekuatannya tidak dapat melawan pengaruh gravitasi.
 Grade 3 : Disamping dapat menggerakkan sendi, otot juga
dapat melawan pengaruh gravitasi tetapi tidak kuat terhadap
tahanan yang diberikan oleh pemeriksa.
 Grade 4 : Kekuatan otot seperti pada grade 3 disertai dengan
kemampuan otot terhadap tahanan yang ringan.
 Grade 5 : Kekuatan otot normal.
 Pemeriksaan diteruskan dengan
menggerakan anggota gerak dan dicatat
apakah terdapat keluhan nyeri pada
pergerakan. Pergerakan yang perlu dilihat
adalah gerakan aktif (apabila penderita
sendiri yang menggerakan karena disuruh
oleh pemeriksa) dan gerak pasif (bila
pemeriksa yang menggerakan).
 Periksa sisi normal lebih dulu.
 1. Stabilitas sendi
 2. Pemeriksaan ROM (Range of Join
Movement)
 Pergerakan dibagi menjadi 4, yaitu:
 Aktif movement (pasien menggerakan sendiri
tanpa bantuan)
 Pasif mobility/movement (digerakan oleh orang
lain, menilai perbedaan dengan aktif movement)
 Abnormal or unstable movement (sendi dapat
digerakan dalam ruang lingkup yang normal)
 Provocative movement (peemriksa menggerakan
sendinya untuk memicu gejala sakit seperti biasa
atau dislokasi)
 Pemeriksaan auskultasi pada bidang bedah
ortopedi jarang dilakukan biasanya
dilakukan bila ada krepitasi misalnya pada
fraktur atau untuk mendengar bising fistula
arteriovenosa.
Pemeriksaan Leher dan Vertebra Servikalis,
Pemeriksaan Vertebra Torakal dan Lumbal
1. Pemeriksaan Leher Dan Vertebra Servikalis
2. Pemeriksaan Vertebra Torakal dan Lumbal
Pemeriksaan rutin meliputi :
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Pergerakan
4. Pemeriksaan neurologis : sensorik,
motoric. refleks
 Pemeriksaan lokal punggung dan survey
neurologis anggota gerak bawah
 Penderita berdiri
 Inspeksi : Kontur tulang, kontur jaringan lunak,
warna dan tekstur kulit, adanya jaringan parut
atau sinus.
 Palpasi : suhu kulit, kontur tulang, kontur
jaringan lunak, nyeri local.
 Pergerakan : sendi spinal yaitu fleksi 80º,
ekstensi 30º, fleksi lateral 35º, rotasi 45º (nyeri
pada pergerakan, spasme otot).
 Status neurologis : Uji Straight Leg Raising
(SLR), Pemeriksaan system muskuler,
Pemeriksaan system sensoris, Pemeriksaan
reflek

You might also like