PEMERIKSAAN DASAR UROLOGI

1
 UROLOGI

URO + LOGOS

UROLOGI: TRAKTUS URINARIUS PRIA &

WANITA DAN TRAKTUS REPRODUKSI
PRIA
(UROLOGI & ANDROLOGI)

2
 General Urology
 Pediatric Urology
 Endourology
 Oncologic Urology
 Female Urology
 Neuro Urology
 Andrology
 Male Infertility

3
 Diagnosis
Historik:
•Urinalisis
•Endoskopi
•Pielografi intravena (IVP).

Mutakhir :
•Ultrasonografi
•CT-scan
•MRI
•Endourologi
4
Pendekatan dasar pasien tetap :

• wawancara pasien yang lengkap (anamnesa),

• melakukan pemeriksaan fisik yang menyeluruh,
• urinalisis.

Dasar-dasar ini membuat dan membimbing kita

kearah evaluasi diagnostik yang selanjutnya.

5
Pemeriksaan dasar Urologi

Kepustakaan:

Smith’s General Urology, 15&16th Eds.,

Tanagho EA, McAninch JW (eds.), Lange
Medical Books / McGraw-Hill, 2000&2004.
(Campbell’s Urology, 8th Ed., Walsh PC,
Retik AB, Vaughan ED, Wein AJ I (eds.),
WB Saunders Co.,
2002.)

6
Pemeriksaan dasar Urologi

I. Anamnesa / Keluhan (symptoms)

II. Pemeriksaan fisik

III. Laboratorium

IV. Radiologi

7
Pemeriksaan dasar Urologi

I. ANAMNESA

 keluhan utama

 riwayat penyakit dahulu

 riwayat penyakit keluarga

8
Pemeriksaan dasar Urologi

 Keluhan utama

 harap diingat oleh dokter

durasi, beratnya, akut/kronik, periodik,
derajat gangguan dan hal2 penting (demam,
BB turun, lemah)
 apa yang mengganggu saat ini

9
Symptoms GU tracts

 Systemic manifestations
 Fever & weight loss
 Unexplained attacks of fever
 General malaise

10
Symptoms GU tracts

 Local & referred pain

 LOCAL : Involved organ:
○ kidney (T10-12, L1)
○ testicle
 REFERRED :
 From diseased organ:
○ ureteral colic ipsilateral testicle (T11-12)
 Urologic organ (common nerve supply)
○ GI
○ Gynec.

11
Copyright © 2003, Elsevier Science (USA). All rights reserved.

12
 Pemeriksaan dasar Urologi

KELUHAN (Symptoms)
1. Nyeri
2. Hematuria
3. LUTS (lower urinary tract symptoms)
4. Disfungsi seksual
5. Hematospermia
6. Pneumaturia
7. Discharge urethra
8. Demam & menggigil
9. Trauma

13
Pemeriksaan dasar Urologi

1. Nyeri
a. nyeri ginjal (renal pain)
b. nyeri ureter (ureteral pain)
c. nyeri vesika (vesical pain)
d. nyeri prostat (prostatic pain
e. nyeri penis (penile pain)
f. nyeri testis (testicular pain)

14
Pemeriksaan dasar Urologi

a. Nyeri ginjal (renal pain)

○ tumpul & menetap (dull pain) 
keradangan
○ kolik (colicky pain)  obstruksi

○ DD: pseudorenal pain (radikulitis)

--lokal
--dari tempat lain (referred pain)
15
Pemeriksaan dasar Urologi

b. Nyeri ureter (ureteral pain)

○ akut, kolik, (obstruksi)

○ referred pain (= lokasi)

○ ureter distal: frekuensi, urgensi

DD: divertikulitis (kiri) adnexitis (ki/ka)

appendisitis (kanan)kolik tr.digestivus

16
I.Ureter 1/3 proximal

II.Ureter 1/3 tengah

III.Ureter 1/3 distal

17
Pemeriksaan dasar Urologi

c. Nyeri vesikal (vesical pain)

○ Menetap / konstan: retensi urin

○ Intermiten : inflamasi (suprapubic discomfort)

mis: sististis bakterial atau sistitis
interstisialis

18
Pemeriksaan dasar Urologi

d. Nyeri prostat (prostatic pain)

○ sekunder o.k. inflamasi dan distensi
kapsul prostat

e. Nyeri penis (penile pain)

○ kausa: priapismus, Peyronie’s,
parafimosis, inflamasi buli2 & uretra
(BBB)

19
Pemeriksaan dasar Urologi

f. Nyeri testis (testicular pain)

○ dari testis: orko-epididimitis, torsio testis,
torsio apendiks testis

○ kemeng: hidrokel, varikokel

○ referred: dari ginjal, ureter

20
Pemeriksaan dasar Urologi

2. Hematuria
 makros (gross) / mikros ? Sedimen: eri > 3 hpf
 inisal / terminal / total
 nyeri / tidak
 bekuan (clots) & bentuk

‘selalu curiga keganasan sampai terbukti sebaliknya’

21
Pemeriksaan dasar Urologi

3. LUTS (lower urinary tract symptoms)

 keluhan iritatif:

 keluhan obstruktif

 inkontinensia

 enuresis

22
Pemeriksaan dasar Urologi

LUTS (lower urinary tract symptoms)

 keluhan iritatif (STORAGE):
○ frekuensi / nokturia / urgensi / disuria

 keluhan obstruktif (VOIDING):

○ pancaran melemah
○ hesitansi
○ intermitensi
○ menetes
○ mengejan
○ tak puas setelah kencing

23
Pemeriksaan dasar Urologi

LUTS (lower urinary tract symptoms)

 Inkontinensia
○ continue (true)
○ stress
○ overflow
○ urge
 Enuresis
○ diurnal
○ nocturnal

24
Pemeriksaan dasar Urologi

4. Disfungsi seksual
 libido menurun
 impotensi
 gagal ejakulasi
 anorgasmus
 ejakulasi prematur

25
Pemeriksaan dasar Urologi

5. Hematospermia

 sering sembuh sendiri

 jarang ada patologi

 o.k.inflamasi non spesifik uretra prostat,

ves.seminalis

26
Pemeriksaan dasar Urologi

6. Pneumaturia

7. Discharge urethra
- Darah
- Nanah

8. Demam & menggigil

9. Trauma
27
Pemeriksaan dasar Urologi

Riwayat penyakit dahulu

 penyakit dahulu dg sequelae urologik : keluar
batu, DM, neurologik, dll

 obat-obatan
 pembedahan y.l.
 merokok dan alkohol
 alergi

28
Pemeriksaan dasar Urologi

Riwayat penyakit keluarga

 kanker

 BSK

29
Pemeriksaan dasar Urologi

II. PEMERIKSAAN FISIK

 Kesan umum:

 cachexia  ginekomastia

 striae  edema

 jaundice  uremic frost

 hiperpigmentasi  anemia

 septic
30
Pemeriksaan dasar Urologi

Pemeriksaan fisik :

 Inspeksi
 Palpasi
 Perkusi
 Auskultasi

31
Pemeriksaan dasar Urologi

Pemeriksaan fisik

 ginjal
 buli-buli
 penis
 skrotum & isi
 rektal & pem. prostat (laki2)
 pem. pelvis (perempuan)

32
 Pemeriksaan dasar Urologi

 GINJAL

 dewasa: sulit teraba (bimanual)

 palpasi bimanual
○ Bila teraba : permukaan, konsistensi, nyeri
tekan
○ K.p. : perkusi, transilluminasi

33
Pemeriksaan dasar Urologi

 BULI-BULI

 teraba bila terisi 150 ml

 palpasi (bimanual)
 perkusi
 mobilitas

34
Pemeriksaan dasar Urologi

 PENIS
 bila tdk circ., tarik preputium
 kulit
 meatus urethrae
 palpasi indurasi, batu

35
Pemeriksaan dasar Urologi

 Pemeriksaan fisik ----- abnormal:

 penis
 fimosis
 Peyronie’s disease
 priapismus
 Hipospadia (+ chordee)
 karsinoma

36
Pemeriksaan dasar Urologi

 SKROTUM & ISI

 kulit
 testis (ganas)
 epididimis, vas (jinak)
 transiluminasi
 kanalis inguinalis (HIL)

37
Figure 3–4. Examination of the inguinal canal. (From Swartz MH: Textbook of Physical Diagnosis. Philadelphia, WB Saunders, 1989, p 376.)

Copyright © 2003, Elsevier Science (USA). All rights reserved.

38
Pemeriksaan dasar Urologi

 Pem. rektal & prostat pd. pria

(CD/RT/DRE)

 semua pria dg . keluhan urologik

 semua pria diatas 40 th

 BCR, TSA, Prostat, floating

39
Pemeriksaan dasar Urologi

 Pem. pelvis pd. perempuan

 pemeriksa pria didampingi dr./prw. perempuan

 inspeksi teliti dlm posisi litotomi

 VT atau RT (+ palpasi bimanual)

40
Pemeriksaan dasar Urologi

 Pemeriksaan fisik ----- abnormal:

 skrotum dan isi
 tumor testis (hampir selalu ganas)
 tumor para testikular (hampir selalu jinak)
hidrokel, spermatokel, kista epididimis,
 varikokel
 torsio testis
 epididimitis
 orkitis / orko-epididimitis

41
Pemeriksaan dasar Urologi

 Pemeriksaan fisik ----- abnormal:

 prostat
 prostatitis akuta
 benign prostate hyperplasia (BPH)
 karsinoma prostat

42
Pemeriksaan dasar Urologi

III. LABORATORIUM
 Urinalisis
 pd semua pend urologi
 UL: kimiawi & mikroskopik
 cara koleksi:
○ pria: arus tengah (midstream)
○ perempuan: bersihkan & arus tengah atau urin
dg kateter
○ neonatus dan bayi: spp (supra pubic puncture /
aspiration)

43
Pemeriksaan dasar Urologi

 Urinalisis
 pem. fisik urin: warna, kekeruhan, BJ, pH
 pem. kimiawi:
○ urine dipsticks: darah, protein, glukosa, keton,
urobilinogen & bilirubin, leukosit
○ hematuria & DD
○ proteinuria
○ glukosa & keton
○ bilirubin & urobilinogen
○ test nitirit
44
Pemeriksaan dasar Urologi

 Urinalisis
 pem. mikroskopik: sel, silinder (cast), kristal,
bakteria, ragi, parasit
 biakan dan test kepekaan AB

 sekresi prostat (expressed prostatic secretion)

45
Pemeriksaan dasar Urologi

 Darah:
 DL: Hb, leuko, diff, PCV, LED
 faal ginjal: BUN, kreatinin serum, as.urat
 k/p: elektrolit

46
Pemeriksaan dasar Urologi

IV. RADIOLOGI

 USG

 foto polos abdomen (BOF, BNO,KUB)

 IVP / IVU (intravenous pyelo/uro-graphy)

47
DIAGNOSIS

 Diagnosis
 Primer
 Sekunder
 Komplikasi

 DD (differential diagnosis=diagnosis banding)

 Diagnosis kerja
 Diagnosis klinik
 Diagnosis patologik

48
TERIMA KASIH

49