Professional Documents
Culture Documents
“TONSILITIS”
Pembimbing:
dr. Jeni Arung Padang, Sp.THT-KL
BAKTERIAL
TONSILITIS
FUNGAL
KRONIK
Klasifikasi
Tonsilitis Viral
C. Tonsilitis Septik
Etiologi: streptokokus hemolotikus pd susu sapi. Oleh
karenanya poses pasteurisasi penting.
D. Penyakit kelainan darah
Tidak jarang leukemia akut, angina agranulositosis,
infeksi mononukleosis faring atau tonsil tertutup
membran semu
Referrence: Ministry of
Health, 2016. Clinical
Etiologi
Referrence: Ministry of Health, 2016. Clinical Guideline for the State of Qatar: The Diagnosis and Management of Tonsilitis in
Adults and Children. Doha Qatar: State of Qatar Ministry of Public Health
Manifestasi Klinis
Referrence: Ministry of Health, 2016. Clinical Guideline for the State of Qatar: The Diagnosis and Management of Tonsilitis in
Adults and Children. Doha Qatar: State of Qatar Ministry of Public Health
Gradasi Pembesaran Tonsil
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
Referrence: Ministry of Health, 2016. Clinical Guideline for the State of Qatar: The Diagnosis and Management of Tonsilitis in
Adults and Children. Doha Qatar: State of Qatar Ministry of Public Health
Diagnosis Banding
Referrence: Ministry of Health, 2016. Clinical Guideline for the State of Qatar: The Diagnosis and Management of Tonsilitis in
Adults and Children. Doha Qatar: State of Qatar Ministry of Public Health
Diagnosis Banding
Referrence: Ministry of Health, 2016. Clinical Guideline for the State of Qatar: The Diagnosis and Management of Tonsilitis in
Adults and Children. Doha Qatar: State of Qatar Ministry of Public Health
Penatalaksanaan
Untuk pasien yang menderita tonsilitis akut, berikut ini penatalaksanan
yang dapat diberikan :
• Antibiotik golongan penisilin atau sulfonamid selama 5 hari dan obat
kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan
diberikan eritromisin atau klindamisin.
• Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder,
kortikosteroid untuk mengurangi udem pada laring dan obat
simptomatik.
• Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari
komplikasi selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan tenggorok
3x negatif.
• Pemberian antipiretik.
Penatalaksanaan
• Pada tonsillitis kronik dilakukan terapi lokal untuk
hygiene mulut dengan obat kumur/hisap dan terapi
radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa
atau terapi konservatif tidak berhasil.
• Pada tonsilitis yang berulang, penggunaan antibiotik
ciprofloxacin dan gentamisin perlu dipertimbangkan.
• Pada pasien anak, penggunaan amoxicillin atau
kombinasi amoxicillin-asam klavulanat adalah pilihan
pertama pada tonsilitis berulang.
Tonsilectomy
Indikasi dilakukannya tonsilektomi menurut The American of Otolaryngology
Head and Neck Surgery Clinical Indicators Compendium tahun 1995 yaitu:
• Serangan tonsillitis lebih dari tiga kali per tahun walaupun telah mendapatkan terapi yang
adekuat.
• Tonsil hipertrofi yang menimbulakan maloklusi gigi dan menyebabakan gangguan pertumbuhan
orofasial.
• Sumbatan jalan napas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan napas, sleep apnea,
gangguan menelan, gangguan berbicara, dan cor pulmonale.
• Rinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak berhasil hilang dengan
pengobatan.
• Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan.
• Tonsilitis berulang yang disebabkan bakteri grup A Stereptococcus β hemoliticus.
• Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan.
• Otitis media efusa/ otitis media supuratif.
Referrence: Soepardi, Arsyad dkk, 2014. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher
Edisi Ketujuh. Jakarta: BP FKUI
Tonsilectomy
Tonsilectomy
Tonsilectomy
• Guillotine
• Teknik Diseksi
• Teknik elektrokauter
• Radiofrekuensi
• Teknik Coblation
• Skapel harmonik
• Intracapsular partial
tonsillectomy
• Laser (CO2-KTP)
Komplikasi Pasca Bedah
Perawatan
Beberapa perawatan yang harus dilakukan pada pasien yang telah menjalani tonsilektomi
adalah sebagai berikut:
• Perawatan awal: Pasien tetap dikondisikan dalam keadaan “Posisi Koma” sampai efek
anestesi hilang, awasi tanda – tanda perdarahan dari hidung dan mulut, awasi tanda –
tanda vital pasien.
• Diet: Saat pasien sudah sadar, pasien dapat mulai diberikan makanan cair, seperti susu
dingin atau es krim, diet diberikan bertahap mulai dari makanan lunak sampai makanan
biasa/solid.
• Oral hygine: Pasien diberikan obat kumur 3-4 kali sehari. Mulut dibersihkan dengan air
bersih setiap selesai makan.
• Analgesik: Nyeri, biasanya terjadi secara lokal pada tenggorokan yang dapat menjalar ke
telinga, dapat diredakan dengan analgesik lemah, seperti paracetamol.
• Antibiotik: Antibiotik yang sesuai dapat diberikan secara injeksi /oral selama sekitar satu
minggu.
• Pasien dapat dipulangkan 24 jam setelah operasi jika tidak ada komplikasi dan dapat
beraktivitas normal kembali 2 minggu setelah operasi.
TERIMA KASIH
Effect of Tonsilectomy
Effect of Tonsilectomy
Effect of Tonsilectomy
Effect of Tonsilectomy
Effect of Tonsilectomy
Effect of Tonsilectomy
Effect of Tonsilectomy
Effect of Tonsilectomy