You are on page 1of 71

PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK

Dr dr Hj Haerani Rasyid, MKes,SpPD,K-GH,SpGK


FISIK DIAGNOSTIK

• Ilmu Fisik Diagnostik :


- ilmu untuk membuat diagnosis suatu penyakit mll
pemeriksaan fisik
- merupakan pengetahuan & ketrampilan dasar untuk
dokter

• Fisik Diagnostik berdasar atas :


- symptom (keluhan/gx klinis): manifestasi subyektif
dari penderita  anamnesis
- sign (tanda klinik): kelainan penderita yg diperoleh
secara obyektif  pemeriksaan fisik
DIAGNOSIS PENYAKIT
DITEGAKKAN DENGAN MENGUMPULKAN
DATA:
Data Pribadi
Keluhan utama
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Laboratorium

Diagnosis atau diagnosis banding


Dasar Diagnosis secara umum

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
Anamnesis
I. Anamnesis (auto/allo-anamnesis)
I. 1. Anamnesis penyakit sekarang
I. 2. Anamnesis penyakit dahulu
I. 3. Anamnesis penyakit keluarga
I. 4. Anamnesis kebiasaan
I. 5. Anamnesis makanan ( keadaan gizi )
I. 6. Anamnesis psikososial (pendidikan & sosio-ek)
I. 7. Anamnesis kesehatan keluarga
I. 8. Anamnesis medik sebelumnya
Anamnesis
• Auto-anamnesis :
mrp riwayat penyakit yang disusun o/ dokter
berdasarkan wawancara secara sukarela yang
diberikan oleh penderita
• Allo-anamnesis :
mrp riwayat penyakit yang disusun o/ dokter
berdasarkan keterangan dari keluarga atau
orang-orang yang benar-benar mengetahui
tentang kesehatan penderita
Anamnesis
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat kebiasaan
6. Riwayat gizi
7. Riwayat sosial ekonomi
8. Riwayat kesehatan keluarga
9. Riwayat medik sebelumnya
10. Anamnesis sistem
1. Identitas Pasien
Nama : daerah mana orang tersebut
&
berhub dg peny endemis
Jenis kelamin : insidens penyakit
Umur : frekuensi penyakit
Bangsa : kepekaan, frekuensi penyalit
Ras/Suku : kebiasaan makan
Agama : larangan makan
Kawin/belum : jenis penyakit tertentu,
Pekerjaan : penyakit kerja , jumlah kalori
Alamat : status sosio-ek, kead lingk
2. Keluhan Utama
♦ Keluhan yang membuat penderita datang untuk

mendapatkan pertolongan

 Dalam bahasa penderita

 Bukan istilah medik

 Satu kata
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Ada 7 dimensi utama:
1. Dimana tempat yg menimbulkan keluhan (lokasi)
2. Bagaimana jenis keluhan (kualitas)
Mis seperti apa nyeri? pusing? terus menerus?
3. Seberapa hebatnya keluhan dan seberapa sering dialami
(kuantitas)
4. Kapan timbulnya dan bagaimana perkembangan
keluhan itu selanjutnya (kronologi)
5. Bagaimana permulaan timbulnya keluhan (onset)
Misal: stroke onsetnya mendadak, sdg DM bersifat progresif
6. Apa saja hal-hal yang memperingan dan atau memperberat
keluhan. Adakah faktor-faktor yg menimbulkan rasa sakit
tersebut
7. Apakah ada gejala lain yg menyertai keluhan utama
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Mengetahui kemungkinan hubungan dg penyakit yg diderita saat
ini.
a. Ada hub antara penyakit dahulu dan sekarang
Misal 15 th yll sakit kuning, sekarang datang dg muntah dan
berak darah. RPS adl sirosis
b. Tidak ada hub dg penyakit sekarang
Mis dulu pernah sakit sendi, sekarang terkena HIV
c. Tidak ada hub dg penyakit sekarang tetapi saling
memberatkan
Misal HIV dengan TB paru
5. Riwayat Kebiasaan
Unt mencari segala sesuatu yg berhub dg penyakit yg sedang
dideritanya.
Misalnya merokok, minum-minuman alkohol, pemakaian obat-
obatan narkoba

6. Riwayat Gizi
Misal: penyakit oleh karena kurang gizi (marasmus)
7. Riwayat Sosial Ekonomi
Berhubungan dg kondisi lingkungan (higienitas), kemakmuran,
tekanan ekonomi dan sosial yg dapat memacu kecemasan &
menimbulkan psikosomatis.

8. Riwayat Kesehatan Keluarga


Banyak penyakit yg ditimbulkan k/ kead keluarga yg tidak sehat
atau juga k/ penyakit yg diturunkan.
9. Riwayat Medik Sebelumnya
a. Riwayat kelahiran dan pertumbuhan
b. Penyakit-penyakit yang diderita sebelumnya (pada masa
kanak-kanak)
c. Operasi, cedera, kecelakaan dan masuk rumah sakit
d. Pengobatan sebelumnya
Misal reaksi alergi terhadap beberapa macam obat
10. Anamnesis Sistem
Keadaan badan secara keseluruhan (dr ujung rambut sampai
ujung kaki
1. Keadaan umum : sakit ringan, sedang atu berat, berat
badan, tinggi badan
2. Kulit : warna kulit, gatal-gatal, luka, petekie, rash,
rambut rontok
3. Kepala : sefalgia, vertigo, nyeri sinus, trauma kepala
4. Mata : visus, infeksi, diplopia, fotofobia, lakrimasi,
nyeri pada mata
5. Telinga : pendengaran, tinitus, nyeri, nanah, infeksi
6. Hidung : bersin, epistaksis, sering pilek, obstruksi
7. Mulut : gusi berdarah, gigi geligi, sakit kerongkongan, nyeri
menelan, suara serak, ulkus
8. Payudara : nyeri, bernanah/keluarcairan, benjolan, infeksi
9. Sistem pernafasan : batuk, dahak, nyeri bernafas, sesak nafas,
hemoptisis, mengi
10.Sistem kardiovaskuler : sakit dada, dispnoe d’effort, ortopnoe,
paroxismal nocturnal dispnoe, edema,
palpitasi, bising
11.Sistem pencernaan : nafsu makan, mual, muntah, sendawan,
sakit didaerah ulu hati, nyeri perut, diare,
konstipasi, perubahan pola bab
12.Sistem saluran kemih : warna kencing, disuria, poliuria, nokturia,
polakisuria, batu, nanah, infeksi
13. Sistem genital : haid, menopause, metrorragia, menoragia,
pembengkakan, nyeri, tumor, ulkus, infeksi,
penggunaan kontrasepsi, kemampuan seksual
14. Sistem skelet : sakit tulang, sakit pinggang, nyeri pada sendi,
sendi kaku/bengkak, trauma, patah tulang
15. Sistem hematopoeitik : anemia, transfusi darah, lebam, tumor
16. Sistem endokrin : diabetes, tremor, struma, akromegali
17. Sistem saraf : sinkop, kejang, pusing, gangguan sensoris,
gangguan motorik, gangguan daya ingat,
paralisis, parestesia,
18. Sistem mental : nervous, cepat marah, cepat lupa, insomnia,
kompulsif, keinginan bubuh diri
STATUS GENERALIS
Kesadaran
# Sadar (Composmentis)
# Tidak Sadar (Incomposmentis) :
- Apati : penderita acuh tak acuh, kalau dicubit masih bereaksi
- Somnolen : penderita kelihatan mau tidur saja, bila dicubit masih
bereaksi, namun cepat tidur kembali
- Soporeus : reaksi penderita hanya dapat dirangsang dengan
rangsangan nyeri yang kuat
- Comateus : kesadaran penderita sudah hilang sama sekali
Penilaian kesadaran ini dinilai secara kualitatif.
Kebalikan dari diatas, kesadaran dimana penderita berteriak-teriak, mengigau,
tidak mau diam, melompat-lompat dan mau lari, hal ini disebut sebagai delirium.
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS VITALIS
Tekanan darah (blood pressure)
Denyut Nadi (pulse)
Pernafasan (respiratory)
Suhu Badan
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS VITALIS
Tekanan Darah
Normal 120/80 mmHg
Hipertensi ; sistol > 140 mmHg dan diastol > 90 mmHg
Hipotensi ; sistol < 110 mmHg dan diastol <80 mmHg

Denyut Nadi
Normal 60 – 100x per menit (untuk dewasa) dan anak-
anak sampai dengan 120x per menit
Takikardi ; denyut nadi > 100x per menit
Bradikardi ; denyut nadi < 60x per menit
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS VITALIS
Pernapasan
Tipe pernapasan ; thoracal, abdominal, thoraco-abdominal
Bentuk pernapasan tidak normal :
# Pernapasan Kussmaul ; pernafasan cepat dan dalam
# Pernapasan Cheyne-Stokes ; pernafasan yang dimulai dengan apneu
disusul pernafasan dangkal semakin cepat dan dalam selanjutnya
menurun kembali
# Pernafasan Biot ; pernafasan yang tidak teratur sama sekali, baik irama
maupun amplitudonya, kadang-kadang diselingi fase apnue.
Pernafasan normal pada dewasa 14 – 20 kali per menit, tachypneu, bila
pernafasan > 20 kali/mnt, bradipneu, bila < 14 kali per menit
Pernapasan normal

Pernapasan Kussmaul

Pernapasan Cheyne-Stokes

Pernapasan Biot
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS VITALIS
Suhu Badan
Normal 36,5oC – 37,2oC
Hyperpyrexia  temperature > 41.10C
Hypothermia  temperature < 350C rectally
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Kepala
Bentuk wajah simetris atau tidak
Adanya tanda-tanda anemis, dapat diperiksa pada konjungtiva
Adanya tanda-tanda ikterus, dapat diperiksa pada sklera
Adanya tanda-tanda sianosis, dapat diperiksa pada bibir
Pemeriksaan lidah untuk menentukan lidah kotor.
Ada tidaknya tanda-tanda perdarahan ; perdarahan hidung
(epistaksis), gusi berdarah dan lain-lain.
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Leher
Menentukan ada tidaknya pembesaran kelenjar limfe regional.
Menentukan ada tidak massa tumor.
Menentukan ada tidaknya nyeri tekan pada leher.
Menentukan ada tidaknya deviasi trakea
Menentukan Centar Venous Pressure (CVP) = Desakan Vena Sentral
(DVS)
PEMERIKSAAN FISIK
TRACHEA

Normal letaknya selalu ditengah

Deviasi trachea

• Pendorongan - kesisi yang


sehat >>>cairan, udara,
massa

• Penarikan - kesisi yang


sakit >>> fibrosis, schwarte,
atelektasis
PEMERIKSAAN FISIK
THORAKS (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
Inspeksi
Inspeksi bentuk dada
Bentuk-bentuk thoraks emphysematicus, paralyticus, pyramidalis,
pectus carinatum, funnel chest, rachitis rosary
Simetris tidaknya kedua dada dari arah depan dan belakang
Dari belakang (beberapa kelainan columna vertebralis) ; kyphosis,
skoliosis, lordosis
Kelainan-kelainan pada dinding dada
INSPEKSI
AMATI PERMUKAAN THORAX
ASIMETRI
BENTUK
GERAKAN
TERTINGGAL
( inspirasi )
Volume ber(+) : emfisema, efusi, pneumotrx
Volume ber(-) : atelektasis,fibrosis, Schwarte
PEMERIKSAAN FISIK

THORAKS
Palpasi
Meraba apakah terdapat massa tumor pada dinding dada (lokasinya,
konsistensinya, permukaannya atau dapat digerakkan atau tidak)
Ada tidaknya nyeri tekan pada perabaan
Menilai fremitus pada kedua dada. Normal fremitus kiri sama dengan
kanan
PALPASI
( INTERPRETASI VOCAL FREMITUS)

• Sama kuat ( normal )


• Menguat : Meningkatnya intensitas paru
( infiltrat/konsolidasi)  pneumonia
• Melemah : getaran suara dipantulkan/
diresorbsi  intensitas paru ber(-) :
atelektasis, efusi, massa


THORAKS
Perkusi
Untuk menentukan batas-batas paru
Paru-paru  sonor (udara)
Hepar  pekak (jaringan padat)
- Batas paru dengan hepar  ICS V
- Batas paru belakang  Thoracal X – XI
Untuk membandingkan perbandingan paru kiri dan kanan
Untuk menentukan adanya proses dalam paru
PERKUSI
• Ditentukan jaringan paru (padat & cair yg
menyusun jar. Paru)
• distal phalanx jari tengah kiri pleximeter &distal
phalanx jari tengah kanan plexor
• ketokan, gerak “ stacatto “ sama kuat &
berirama:
(satu-satu, dua-dua, tiga-tiga dst)
• Biasakan mendengar yg normal sebagai
petunjuk
PERKUSI
SONOR : NORMAL, UDARA
HIPERSONOR : UDARA BERLEBIH
(pneumotoraks, emfisema)
REDUP : PEMADATAN PAREN -
(jar. Padat>) KIM (pneumonia) , CAIRAN, MASSA
PEKAK : CAIRAN MASIF, MASSA
(udara -) BESAR KENYAL PADAT
THORAKS
Auskultasi
Untuk menentukan bunyi pernafasan
- Pernapasan
- Pernapasan bronchial
- Pernapasan bronchovesikuler

Untuk mengetahui ada tidaknya bunyi tambahan


- Ronchi
- Wheezing
AUSKULTASI
suara napas dasar ( normal )
suara pusaran udara ( turbulensi )

BRONKHIAL : depan trakhea

BRONKOVESIKULER : paru dekat / sekitar hilus

VESIKULER : daerah paru tepi


RONKI BASAH
• Kasar sal.napas besar. Gel.udara
besar pecah
(kesad , K U lemah)
• Sedang sal.napas kecil/sedang &
gel. udara kecil pecah
(bronki ektasis
br.pneu monia)
• Halus terbukanya acinus/alv.,
gesekan rambut/
permukaan dan jari.
(edema paru dini. Pn.dini)
RONKI KERING :
Sonorous (nada rendah) : obstruksi
parsial sal. Napas besar,
mengerang
Sibilan : (nada tinggi) obstruksi saluran
napas kecil, mencicit
(squaeking)  wheezing
JANTUNG
Inspeksi
Pulsasi pada apeks jantung (ventrikel kiri) sering
terlihat pada orang dewasa yang agak kurus
disebut ictus cordis
Ictus cordis  pada ICS V linea midioclavicularis
kiri

Palpasi
Pulsasi yang tampak pada inspeksi, harus diraba
untuk lebih memperjelas
Berapa jari pulsasi teraba dari ICS V
Pulsasi yang diraba, apakah kuat angkat dan
kualitasnya
JANTUNG
Perkusi
Untuk menentukan batas-batas jantung
Batas jantung kanan pada linea sternalis kanan
Batas jantuung kiri pada ICS V – VI linea
medioclavicularis
JANTUNG
Auskultasi
Untuk menentukan bunyi jantung I dan II
BJ I : Ditimbulkan oleh penuntupan katup mitral dan trikuspidal.
Bunyi ini adalah tanda mulainya fase sistole ventrikel
BJ II : Ditimbulkan oleh penuntupan katup aorta dan pulmonal dan
tanda dimulainya fase sistole ventrikel
Instensitas bunyi dan kualitasnya
Ada tidaknya bunyi jantung III dan IV
ABDOMEN
Inspeksi
Inspeksi lesi-lesi pada permukaan kulit abdomen (petechie,
icterus, striae)
Gerakan dinding perut
Bentuk-bentuk abdomen (tergantuung pada jaringan lemak,
keadaan otot-otot abdomen dan adanya penyakit) :
• Divided in quadrants
• RUQ, LUQ, RLQ, LLQ
• Anatomic:
• Epigastrium
• Umbilical
• Suprapubic
(hypogastrium)
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
Palpasi
Untuk menentukan adanya massa tumor pada abdomen
Untuk mengetahui adanya nyeri tekan pada abdomen akibat proses
peradangan di bawah dinding perut
Untuk mengetahui adanya pembesaran organ-organ dalam rongga
perut.
Pembesaran hepar dinyatakan dengan jari mulai dihitung dari arcus
costae kianan pd linea medioclavicularis, konsistensi elastis, lunak
atau keras, permukaan licin atau berbenjol.
Pembesaran limpa dinyatakan dengan Schuffner.
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
Perkusi
Untuk mengetahui adanya udara-udara bebas dalam perut. Normal
perkusi abdomen terdengar tympani, kecuali pada daerah
hypochondrium kanan karena terdapat hepar.
Untuk mengetahui adanya cairan bebas dalam rongga perut
Perkusi cairan asites yang sedikit dengan cara knee chest position.
Perkusi cairan asites yang sedang dengan cara shifting dullness.
Perkusi cairan asites yang banyak cara tes undulasi.
Perkusi dinding abdomen  fenomena papan catur
PUDDLE SIGN/KNEE CHEST POSITION
Shifting dullness : ascites
ABDOMEN
Auskultasi
Untuk menentukan ada tidaknya peristaltik usus. Meningkat,
melemah atau menghilang. Normalnya peristaltik usus 6 – 8
kali per menit.
Untuk mendengar bunyi-bunyi lain dalam usus, misalnya
terjadi sumbatan dalam usus akan terdengar suara yang
bernada tinggi dan nyaring disebut sebagai metalic sound.
Mendengar bunyi bising pembuluh darah.
PEMERIKSAAN FISIK
ALAT GENITALIA
Pemeriksaan inspeksi berupa ada tidaknya udem pada
daerah genitalia (udem anasarka).
Pemerisaan rectal touche (RT), untuk menilai bagaimana
keadaan mukosa rektum, adakah terdapat darah pada jari
(handscoen), bagaimana permukaannya dan untuk menilai
ada tidaknya pembesaran kelenjar prostat.
EKSTREMITAS
Ekstremitas Superior
• Meliputi pemeriksaan inspeksi dan palpasi
• Menentukan warna kulit, ada tidaknya erytema palmaris pada otot-otot tenar dan
hipotenar dan dijumpai pada penderita sirrosis.
• Pemeriksaan rumple leed (uji torniquet) untuk melihat adanya petechi
(tekanan sistolik + tekanan diastol dibagi 2, hasilnya dipertahankan selama 5 menit)
• Periksa adanya tanda-tanda sianosis pada ujung kuku, atropi, claw hand,

Ekstremitas Inferior
• Untuk menentukan adanya edema atau tidak (udem pretibial dan udem dorsum pedis)
• Pulsasi dari arteri ekstremitas inferior pada pasien DM dengan kaki diabetik
• Extremities : palmar erythema → cirrhosis

You might also like