Professional Documents
Culture Documents
PLEURA
2. PNEUMOTHORAKS
1. EFFUSI PLEURA
Effusi pleura bukan merupakan diagnosis, tetapi
merupakan komplikasi dari penyakit dasarnya
FISIOLOGI
Filtrasi dan reabsorbsi bisa mencapai > 1 liter / hr
Normal rongga pleura berisi cairan pleura dalam jumlah
kecil ± 10 cc (0,1 – 0,2cc / kg BB)
Rongga Pleura dapat terisi :
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
PENYAKIT PEMERIKSAAN
LAIN DASAR LAIN
Ultrasonography
Mendeteksi cairan mulai 5-50 ml , mempunyai sesitifitas 100% pada effusi
pleura yang lebih dari 100 ml.
Melihat adanya penebalan pleura, effusi pleura yang terlokalosir,
kemungkinan adanya tumor pada pleura dan parenkim paru.
Bermanfaat untuk melihat effusi secara cepat pada kasus2 emergensi.
Kemungkinan massa atau efusi pleura, kelainan subpulmonik/subprenikus
Torakosentesis Dilakukan :
- jumlah >150 ml - etiologi belum jelas /
diagnostik ?
- meringankan rasa sesak
Mekanisme Pembentukan Cairan
CHF
Hipoalbumin
Sirosis
Sindroma nefrotik
Urotoraks
Iatrogenik
Komplikasi CVP
Dialisis peritoneal
Ex-Vacuo
EXUDATIVE PLEURAL EFFUSION
. APPEARANCE
.YELLOW, - IF CLOUDY CENTRIFUGE:
. CLOUDY SUPERNATANT-
CHYLOTHORAX OR PSEUDOCHYLOTHORAX
. CLEAR SUPERNATANT –
CELLS OR DEBRIS RESPONSIBLE FOR CLOUDINESS
. ODOR
. PUTRID - ANAEROBIC EMPYEMA
. URINE - URINOTHORAX
PLEURAL FLUID CYTOLOGY
Tergantung pada :
. etiologi EP, berat ringannya proses
. keadaan pasien, dan fasilitas yang tersedia.
Tujuan Terapi :
1. terapi paliatif terhadap gejala (nyeri, sesak nafas)
2. terapi terhadap penyakit dasar
3. pencegahan fibrosis pleura dengan penurunan fungsi paru
4. pencegahan kekambuhan
PENATALAKSANAAN
(Efusi pleura / Efusi Pleura Masif)
Hindari komplikasi :
- pneumotorak, hemotorak
- emfisema subkutan
PENATALAKSANAAN
Efusi pleura / Efusi Pleura Masif)
Torakosentesis ( pengeluaran cairan
pleura )
Pungsicairan pleura
Mini WSD
WSD
Torakoskopi
Tergantung dari jumlah cairan pleura dan fasilitas
yang ada
Untuk mencegah perluasan edema paru dan shok
pasca tindakan , torasentesis terapetik dianjurkan
tidak > 1,5 L pada setiap kali tindakan
TORAKOSENTESIS
PENATALAKSANAAN
Efusi pleura / Efusi Pleura Masif)
Efusi parapneumonik
. Dijumpai pada 52% pneumonia.
. EP eksudatif harus cepat didiagnosis.
Medik
. antibiotik
. torakosentesis tiap hari
. slang torakostomi (WSD)
. pemberian fibrinolitik intrapleural streptokinase)
. pengisapan cairan
. torakoskopi medik
Bedah
. video- assisted thoracoscopic surgery
. torakotomi standar
. pengosongan (drainasi) terbuka
Tindakan Bedah
Dekortikasi
Pleurayang tidak elastis
Produksi cairan pleura yang progresif
Sesak yang menetap
Pleuroperitoneal shunt
Pasien dengan malignansi
Effusi chylus yang sering menimbulkan effusi berulang
Traumatik/ Iatrogenic
- torakosentesis
- ventilasi mekanik
Spontan
- primer (tanpa penyakit dasar paru)
- sekunder (dengan penyakit dasar paru) :
. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
. infeksi
. Keganasan, emphysema, lung abscess, TB
Klasifikasi (Fishman Pulmonary
Disease and Disorders, 2008)
Pneumothorax traumatik
Penetrating
Non penetrating (trauma tumpul, iatrogenik)
Pneumothorax spontan
Pneumothorax spontan primer
Pneumothorax spontan sekunder
PRIMER
MOST COMMON FORM SEEN
May be idiopathic or iatrogenic in the absence of
demonstrable pulmonary disease
SECONDARY:
Sudden onset of unilateral pleuritic pain, dyspnea,
tachypnea
May be secondary to emphysema (tipe distal asiner),
TBC, lung abscess, carcinoma
Pneumothorax spontan
Akumulasi gas pada rongga pleura yang
bukan disebabkan trauma pada dinding
dada/ rongga thoraks.
Pneumothorax spontan primer
tanpa adanya penyakit yang mendasari.
Umumnya terjadi pada lelaki muda yang
relatif kurus, tinggi.
Diduga disebabkan oleh ruptur bleb atau
bullae subpleura pada apex paru.
Beda bulla, kavitas, bleb
Bulla rongga berisi udara, lokasi pada
parenkim, dinding tipis (<1 mm)
Kavitas rongga berisi udara, pada
parenkim, dinding tebal (>1mm, beberapa
literatur > 4mm)
Bleb kista intrapleural, biasanya
berdekatan dengan parenkim.
Pneumothorax spontan sekunder
Etiologi Pneumothorax spontan
sekunder
Etiologi yang lebih jarang :
Katamenial pneumothorax pada massa
haid
Infark paru
Perdarahan paru
Proteinosis alveolar
Wegener granulomatosis
PNEUMOTORAKS TBC
Termasuk pneumotoraks spontan skunder (PSS)
Penyebab :
- rupturnya kavitas atau fokus kaseosa subpleura yang
alami liquefection terjadi fistula bronkopleura pneu
motoraks kontaminasi empiema fibrosis pleura
2. PEMERIKSAAN FISIK
INTERLOKAL MELEBAR
SESAK NAFAS
DADA YANG SAKIT PADA PERGERAKAN
KURANG & CEMBUNG
FOKAL FREMITUS MELEMAH
HYPERSONOR
VBS (-) / LEMAH
3. TORAKS FOTO
- radiolusens dan vaskuler (-) dirongga pleura.
- susunan mediastinum kontralateral bergeser
(pada pneumotoraks tension).
- Torakotomi
Perinsip : pengembangan paru segera dengan WSD.
Dilakukan bila :
- tindakan aspirasi atau WSD gagal
- paru tidak mengembang setelah 3 hari WSD
- terjadinya fistula bronkopleura
- pneumotoraks berulang setelah pleurodesis
- pekerjaan mudah kambuh : pilot dan penyelam
Bleb atau bulla di pleura viseralis dengan diameter :
- < 2 cm koagulasi dengan pleurodesis talk.
- > 2 cm reseksi torakoskopi, kmd skarifikasi (elek
trokoagulasi) pada pleura parietalis, kemudian
dilakukan pleurodesis atau bullektomi
2. PNEUMOTORAK SEKUNDER
• TT Sukses Pleurodesis
• TT tak berhasil dlm 72 jam Tindakan Agresif
torakoskopi / Operatif
3. TENSION PNEUMOTHORAKS
• Oksigenisasi
• Insersi jarum di ICS II LMC Diagnostik + Terapi sementara
• torakostomi
Prognosis
PNT spontan :
- > lebih sering pada perokok berat
.
TERIMA KASIH
Mekanisme Pembentukan
Cairan
+ +
Pelan-pelan
Beberapa jam
Masif - Syok hipovolemik
Kompresi
Diagnosis : Aspirasi
Fluoroskopi
- Operasi
- WSD
- Streptokinase intra pleura