Professional Documents
Culture Documents
• Ektopos
• Kehamilan ektopik
• Kehamilan ektopik terganggu
EPIDEMIOLOGI
• Wanita
• 35-44 th > 15-24 th
• Kulit hitam > kulit putih
• KET berulang 1-14,6 %
• PID, Salphingitis, IUD
• Merokok
• Riwayat KET
FAKTOR RESIKO (1)
• FAKTOR LUMEN TUBA
• Endosalphingitis
• Hipoplasia uteri lumen tuba sempit dan berlekuk-lekuk
• Operasi plastik tuba dan sterilisasi yang tak sempurna
• FAKTOR LAIN
• Migrasi luar ovum
• Fertilisasi in vitro
PATOGENESIS Nidasi kolumnar atau interkolumnar
⬇
Nidasi tertutup
⬇
Pseduokapsularis ( menyerupai desidua )
⬇
Villi khorealis menembus endosalping dan masuk ke dalam otot-otot tuba
⬇
Janin mati
⬇
Desidua dalam uterus degenerasi
⬇
Perdarahan pada KET
KLASIFIKASI
• Tuba falopi
• Uterus
• Ovarium
• Intraligamenter
• Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus
GEJALA KLINIS
• Terapi konservatif
• Terapi operatif : salpingotomi dan salpingo-ooforektomi; laparotomi;
sistektomi/ oovorektomi; histerektomi
• Transfusi darah
KOMPLIKASI
diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik lebih banyak mengenai wanita usia 35-44 tahun,
berkulit hitam, memiliki riwayat kehamilan ektopik terganggu dan faktor resiko lainnya.
• Kehamilan ektopik diklasifikasikan menjadi 5, yaitu pada tuba falopii, uterus, ovarium, intraligamenter,
kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus. Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan ginekologi, pemeriksaan penunjang. Pengobatan kehamilan ektopik dapat dilakukan secara
• Kehamilan ektopik dapat menyebabkan beberapa komplikasi termasuk kematian. Prognosis kehamilan
ektopik menurun sejak dapat didiagnosis dini dan persediaan transfusi darah yang cukup.