You are on page 1of 44

LAPORAN KASUS

SINDROMA NEFROTIK
Gus Dinda Marsella 1102012102

Pembimbing
dr. Hediana Ferlanti, Sp.A
Identitas Pasien
• Nama : An. MA
• Umur : 3 tahun 8 bulan
• Tanggal lahir : 7 Oktober 2013
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Alamat : Cipinang, Jakarta Timur
• Tanggal masuk rumah sakit : 28 Mei 2017
• Tanggal pemeriksaan : 28 Mei 2017
• Ruang rawat : Bangsal mawar
• Nomer rekam medis : 2013 516189
Identitas Orang Tua dan Genogram

Tn. A Ny. L Ayah Ibu

Nama Tn. A Ny. L

Usia 29 27

Agama Islam Islam

Pekerjaan Swasta Ibu rumah tangga

Alamat Cipinang Jagol No. 18, Jakarta Timur


An.
MA Hubungan dengan
Anak kandung
anak
Anamnesis

Alloanamnesis dengan ibu pasien tanggal


28 Mei 2017

Keluhan Utama
Bengkak seluruh tubuh sejak 2 hari SMRS

Keluhan Tambahan
BAK sedikit, jarang dan berwarna keruh
Riwayat Penyakit
Oktober 2016
Pasien bengkak seluruh 28 Juni 2017
tubuh, berobat di RSUP Bengkak di seluruh tubuh
Cipto dengan diagnosis makin bertambah, mata
Sindrom Nefrotik. Berobat mulai bengkak. Dibawa ke
secara teratur selama 6 poli RSUD Pasar Rebo lalu
bulan, dinyatakan sembuh dirawat di bangsal dengan
pada April 2017 diagnosis sindroma nefrotik

26 Juni 2017
Bengkak di seluruh tubuh
yang awal mulanya hanya
di kaki saja. BAK sedikit-
sedikit dan jarang,
berwarna keruh.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat sakit seperti ini sebelumnya (+)
• Kejang Demam (-)
• Riwayat pengobatan TB Paru selama 6 bulan (+) pada usia +/- 2
tahun
• Alergi (-)
• Asthma (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


• Riwayat sakit yang sama disangkal
Riwayat Tumbuh Kembang

Pada usia 2 bulan pasien dapat mengangkat


kepala

Pada usia 3 bulan pasien dapat tengkurap

Pada usia 9 bulan pasien dapat duduk dan


mulai merangkak

Pada usia 14 bulan pasien dapat berjalan

Pada usia 36 bulan pasien baru mulai berbicara


Riwayat Kehamilan dan
Kelahiran
Kehamilan Masalah Kehamilan Tidak Ada
ANC Sebulan Sekali
Kelahiran Tempat Persalinan RSUD Pasar Rebo
Penolong Persalinan Dokter/Bidan
Cara Persalinan Spontan
Usia Gestasi 36 minggu
Paska Lahir Keadaan Bayi Berat Lahir: 3000 gr
Panjang Badan: 47 cm
Lingkar Kepala: 34 cm
Menangis Spontan: ya
Kelainan Bawaan: (-)
Riwayat Imunisasi Riwayat Makan

• Hb 0 • ASI: Sejak lahir sampai 22


• BCG bulan

• DPT/ Hb Hib 1-4 • MPASI : Mulai pada usia 6


bulan
• Polio 1-4
• Makanan: Nasi dan lauk
pauk
Riwayat Sosial Ekonomi dan
Lingkungan
• Penghasilan ayah pasien berkisar UMR DKI
Jakarta.
Sos-Ek
• Anggota keluarga yang dihidupi sebanyak
3 orang

• Pasien tinggal bersama kedua orang tua,


rumah pencahayaan dan ventilasi baik.
• Menggunakan bak mandi di kamar
Lingkungan mandinya
• Lingkungan sekitar rumah tidak terlalu
padat, saluran pembuangan air dapat
berjalan lancar, tidak ada genangan
Riwayat Kebiasaan

Pemeriksaan
Kesehatan
MPASI

ASI
Status Generalis
• Keadaan Umum: Tampak • Status Gizi
Sakit Ringan • Berat badan: 18 kg
• Kesadaran: Compos mentis • Tinggi badan: 101 cm
• Lingkar Kepala: 34 cm
• Tekanan darah: 90/50 mmHg
• Lingkar Perut: 52 cm
• Nadi: 104x/menit teraba • Lingkar Lengan Atas: 16 cm
kuat, frekuensi teratur
• IMT: 17,64 kg/m2
• Suhu: 36,6˚C
• Pernapasan: 32 x/menit
teratur
Status Gizi
Tinggi badan menurut usia

TB/U = -2 SD < x < 0 SD


= Tinggi badan normal
Status Gizi
Berat badan menurut usia

BB/U = 2 SD < x < 0 SD


= Berat badan cukup
Status Gizi
Berat badan menurut tinggi badan

BB/TB = 2 SD < x < 3 SD


= Gizi lebih
Status Gizi

LILA = 16 cm
= P 25
BMI = x > P 95 = Gizi baik
= Obesitas
Pemeriksaan Fisik

Kepala Kulit
Bentuk : normochepal Warna sawo matang, Jaringan
Parut (-), Pigmentasi dalam
Posisi : simetris batas normal, Turgor baik,
Wajah : Sembab Ikterus (-), Sianosis (-), Pucat (-)

Mata
Hidung
Edema kelopak (+/+),
Konjungtiva anemi (-/-), Sklera Bentuk normotia, Napas
ikterik (-/-), Pupil isokor, Refleks cuping hidung (-), Septum
cahaya langsung (+/+) tidak deviasi (-), Sekret (-)
langsung (+/+)
Pemeriksaan Fisik

Mulut
Telinga Trismus (-), Faring hiperemis (-),
Llidah tidak kotor berwarna
Bentuk normotia, Pendengaran putih, deviasi (-). Uvula Letak
normal, Darah & secret (-) ditengah, tidak deviasi. Tonsil
T1-T1 tenang, hiperemis (-)

Leher
Diuresis
Trakea Tidak deviasi, Kelenjar
tiroid tidak ada pembesaran, Urin per 12 jam 100 mL
Kelenjar limfe tidak ada Diuresis 0,46 mL/kgBB/jam
pembesaran
Pemeriksaan Fisik

Inspeksi Palpasi
Pergerakan dinding dada simetris Tidak teraba kelainan dan masa
dalam keadaan statis dan dinamis pada seluruh lapang paru. Fremitus
kanan kiri. Retraksi (-) taktil dan vokal statis kanan kiri

Paru

Perkusi Auskultasi
Terdengar sonor pada seluruh Suara dasar napas vesicular +/+,
lapang paru rhonki -/-, wheezing -/-
Pemeriksaan Fisik

Palpasi
Inspeksi
Iktus cordis teraba pada ICS VI linea lateral
Iktus cordis tidak terlihat
midclavicula sinistra

Jantung

Perkusi
Batas jantung kanan ICS V linea sternalis dekstra
Auskultasi
Batas jantung kiri ICS VI linea lateral midclavicula
Bunyi jantung I-II normal regular, gallop (-)
sinistra
murmur (-)
Batas pinggang jantung ICS II linea parasternalis
sinistra
Pemeriksaan Fisik
Palpasi
Inspeksi Supel, nyeri tekan ulu hati (-), hepar
dan lien tidak teraba membesar, nyeri
Buncit simetris
tekan (-), nyeri lepas (-), undulasi (-),
kandung kemih tidak teraba penuh

Abdomen

Perkusi
Auskultasi
Timpani di seluruh kuadaran, shifting
Bising usus (+) normal
dullness (+)
Pemeriksaan Fisik
Genitalia Ekstremitas

• Skrotum agak membengkak • Akral hangat pada


• Warna kemerahan (-) ekstremitas atas dan bawah
kanan-kiri
• Edema ada pada
ekstremitas bawah kanan-kiri
• Capilarry refill time < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Rujukan 28 Mei 1 Mei

Hematologi

Hemoglobin (g/dL) 10.8-12.8 11,4 12,2

Hematokrit (%) 35-43 L 34 36

Eritrosit (juta/ μL) 3.6-5.2 H 5,4 H 5,6

Leukosit (µL) 5.5-15.5 15,1 H 17,4

Trombosit (.000 µL) 217-497 H 592 468

Hitung Jenis

Basofil (%) 0-1 0 0

Eusinofil (%) 1-3 L0 1

Neutrofil Batang (%) 3-6 L0 L0

Neutrofil Segmen (%) 25-60 H 84 H 66

Limfosit (%) 25-60 L 15 25

Monosit (%) 1-11 1 8


Pemeriksaan Penunjang
Rujukan 28 Mei 1 Mei

Kimia Klinik

Albumin 3,5-5,2 L 2,73

Ureum Darah <48 46

Kreatinin Darah <1 0,4

eGFR 428,4

Gas Darah dan Elektrolit

Na 135-147 L 133 140

K 3,5-5 4,5 3,9

Ca Ion 1-1,15 H 1,16

Cl 98-108 104
Pemeriksaan Penunjang
Rujukan 29 Mei Rujukan 29 Mei

Kultur Urin Sedimen

Makroskopis Leukosit (µL) <6 H 52

Warna Kuning Kuning Eritrosit (µL) <6 H 39

Kejernihan Jernih Agak Keruh Silinder (µL) <0.5 0.3

Kimia urin Epitel (µL) <4 H 84

Berat Jenis 1.015-1.025 1.024 Kristal (µL) <20 0

pH 4.8-7.4 6.5 Bakteri (µL) <23 H 47

Glukosa (mg/dL) Negatif Negatif RBC Info Dismorphic

Bilirubin (mg/dL) Negatif Negatif

Keton (mg/dL) Negatif Negatif

Darah/ Hb (µL) Negatif 2+

Protein (mg/dL) Negatif 4+

Urobilinogen (mg/dL) Negatif Negatif


Resume
Anamnesis
Pasien laki-laki usia 3 tahun 8 bulan keluhan bengkak di seluruh tubuh dan sulit buang air kecil
sejak 2 hari SMRS. BAK hanya sedikit dan berwarna keruh. Pernah sakit seperti ini pada Oktober
tahun 2016, di diagnosis Sindroma Nefrotik oleh dokter anak RS Cipto dan menjalani pengobatan
selama 6 bulann dinyatakan sembuh oleh dokter April 2017 dan berhenti mengonsumsi obat-
obatan.

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik didapati tekanan darah 90/50 mmHg, frekuensi nadi 104 kali/
menit, frekuensi nafas 32 kali/ menit, suhu 36,6 ˚C. Edema palpebra, edema pada
ekstremitas dan skrotum.

Pemeriksaan Penunjang
Penurunan hematokrit (34%), peningkatan jumlah trombosit yaitu 592.000 / µL. Penurunan
albumin 2,73 g/dL, Natrium 133 mmol/L. Pada pemeriksaan urinalisa dan sedimen pada
tanggal 29 Mei 2017 didapatkan warna urin agak keruh, darah 2+, protein 4+, leukosit
esterase 1+, peningkatan sedimen (52), eritrosit (39), epitel (84), bakteri (47)
Diagnosis
• Sindroma Nefrotik
• ISK

Diagnosis Banding
• Glomerulonefritis akut
Tatalaksana dan Follow Up
29 Mei 2017

S: Bengkak di kelopak mata mulai berkurang, BAK mulai banyak dan lebih bening
O: Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
BB 17,5 kg
LP 52 cm
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah: 90/50 mmHg
Frekuensi Nadi: 104 x/menit, kuat
Frekuensi Nafas: 32 x/menit, reguler
Suhu : 36,6˚C
Mata: edema (+/+)
Abdomen : ascites (+)
Ekstremitas: edema pada keempat ekstremitas
A: Sindrom Nefrotik
P : - Prednison 3 x 2 tab - Kultur urin
- Inj. Furosemid 2 x 20mg - Diuresis
Urin dalam 24 jam 955 mL
Diuresis 2,27 mL/kgBB/jam
Tatalaksana dan Follow Up
30 Mei 2017

S: Edema palpebra berkurang, bengkak seluruh tubuh mulai berkurang, BAK banyak dan sering
O: Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
BB 16,7 kg
LP 50 cm
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Frekuensi Nadi: 108 x/menit, kuat
Frekuensi Nafas: 28 x/menit
Suhu : 37˚C
Mata : edema palpebra (+/+) namun berkurang
Abdomen : ascites (+)
Ekstremitas: terdapat edema pada keempat ekstremitas.
A: Sindrom Nefrotik
P : - Prednison 3 x 2 tab - Cek ulang elektrolit
- Inj. Furosemid 2 x 20mg - Diuresis
Urin dalam 24 jam 1195 mL
Diuresis 2,98 mL/kgBB/jam
Tatalaksana dan Follow Up
1 Juni 2017

S: Bengkak di tubuh berkurang, mata sudah tidak bengkak. BAK banyak dan sering.
O: Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
BB 15,8 kg
LP 48 cm
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Frekuensi Nadi: 108 x/menit
Frekuensi Nafas: 32 x/menit
Suhu : 36.7˚C
Mata : edema (-/-)
Abdomen : ascites (-)
Ekstremitas: terdapat edema pada ekstremitas bawah namun mulai berkurang
A: Sindroma Nefrotik
P : - Prednison 3 x 2 tab
- Inj. Furosemid 2 x 20mg
TINJAUAN
PUSTAKA
SINDROM NEFROTIK
Definisi
• Sindrom nefrotik merupakan penyakit ginjal yang paling sering
dijumpai pada anak
• Kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri (Trihono et al., 2008)
• proteinuria masif (>40 mg/m2 LPB/jam atau 50 mg/kg/hari atau rasio
protein/kreatinin pada urin sewaktu >2 mg/mg atau dipstik ≥2+)
• hipoalbuminemia <2,5 g/dl
• Edema
• dapat disertai hiperlipidemia > 200 mg/dL

Pada kasus didapatkan:


• Proteinuria (4+)
• Hipoalbuminemia (2,7
• Edema (periorbital, wajah, ekstremitas, skrotum)
Etiologi dan Klasifikasi
Sindrom Nefrotik Primer atau Kelainan minimal (KM)
Idiopatik
Glomerulosklerosis (GS)
Glomerulosklerosis fokal segmental (GSFS)
Glomerulosklerosis fokal global (GSFG)
Glomerulonefritis proliferatif mesangial difus (GNPMD)
Glomerulonefritis proliferatif mesangial difus eksudatif
Glomerulonefritis kresentik (GNK)
Glomerulonefritis membrano-proliferatif (GNMP)
GNMP tipe I dengan deposit subendotelial
GNMP tipe II dengan deposit intramembran
GNMP tipe III dengan deposit transmembran/subepitelial
Glomerulopati membranosa (GM)

Sindrom Nefrotik Sekunder • Penyakit metabolik atau kongenital: diabetes mellitus


• Infeksi : hepatitis B, malaria, schistosomiasis, lepra, sifilis, streptokokus, AIDS
• Toksin dan alergen: logam berat (Hg), penisillamin, probenesid, racun serangga, bisa
ular
• Penyakit sistemik bermediasi imunologik: lupus eritematosus sistemik, purpura
Henoch-Schönlein, sarkoidosis
• Neoplasma : tumor paru, penyakit Hodgkin, tumor gastrointestinal.
Patogenesis
Tatalaksana

Diet

Diuretik

Kortikosteroid
Tatalaksana (Trihono et al., 2008)

Diet Diuretik

• Diet protein normal sesuai


dengan RDA (Recommended
Daily Allowances) yaitu 1,5-2
g/kgbb/hari
• Diit rendah garam (1-2 g/hari)
hanya diperlukan selama anak
menderita edema
Sebelum pengobatan steroid dimulai, dilakukan
pemeriksaan-pemeriksaan berikut: (Trihono et al.,
2008

• Pengukuran berat badan dan tinggi badan


• Pengukuran tekanan darah
• Pemeriksaan fisis untuk mencari tanda atau gejala penyakit
sistemik, seperti lupus eritematosus sistemik, purpura Henoch-
Schonlein
• Mencari fokus infeksi. Setiap infeksi perlu dieradikasi lebih dahulu
sebelum terapi steroid dimulai.
• Melakukan uji Mantoux
Kortikosteroid

Pengobatan Inisial Kortikosteroid (Trihono et al., 2008)


Kortikosteroid

Keterangan
Pengobatan SN relaps  prednison dosis penuh (FD) setiap hari
sampai remisi (maksimal 4 minggu) kemudian dilanjutkan
dengan prednison intermittent atau alternating (AD) 40 mg/m2
LPB/hari selama 4 minggu.
Kortikosteroid
Pengobatan Sindrom Nefrotik Relaps Sering atau Dependen Steroid
Terdapat 4 opsi pengobatan SN relaps sering atau dependen steroid:
• Pemberian steroid jangka panjang
• Pemberian levamisol
• Pengobatan dengan sitostatik
• Pengobatan dengan siklosporin, atau mikofenolat mofetil (opsi
terakhir)
• Selain itu, perlu dicari fokus infeksi seperti tuberkulosis, infeksi di gigi,
radang telinga tengah, atau kecacingan. Faktor resiko relaps adalah
onset penyakit pada umur kurang dari 13 tahun, relaps terjadi pada 6
bulan pertama, dan remisi lambat pada episode awal (Noer, 2002).
Kortikosteroid

Keterangan
Prednison dosis penuh (FD) setiap hari sampai remisi (maksimal
4 minggu) kemudian dilanjutkan dengan prednison intermittent
atau alternating (AD) 40 mg/m2 LPB/hari dan siklofosfamid 2-3
mg/kgbb/hari, per oral, dosis tunggal selama 8 minggu.
SN Relaps Sering
Keterangan :
• Pengobatan steroid jangka
panjang
• Langsung diberi CPA
• Sesudah prednison jangka
panjang, dilanjutkan dengan
CPA
• Sesudah jangka panjang
dan levamisol, dilanjutkan
dengan CPA
Komplikasi
- Selulitis
Infeksi - Peritonitis
bakteri spontan

Trombo-
embolik

Kardio- Penyakit jantung


vaskular coroner saat
dewasa
Prognosis
Prognosis umumnya baik kecuali pada keadaan-keadaan:
• Menderita untuk pertamakalinya pada < 2 tahun atau > 6 tahun
• Jenis kelamin laki-laki
• Disertai oleh hipertensi
• Disertai hematuria
• Termasuk jenis sindrom nefrotik sekunder
• Gambaran histopatologik bukan kelainan minimal
• Pengobatan yang terlambat, diberikan setelah 6 bulan dari
timbulnya gambaran klinis

You might also like