You are on page 1of 65

IMPLEMENTASI KODE ETIK

RUMAH SAKIT SERTA


HUBUNGANNYA DENGAN
AKREDITASI NASIONAL
DAN JCI

EXSENVENY.L
WORKSHOP KOMITE MEDIK
HOTEL SINTESA
PENINSULA
MENADO, 27 AGSTUS 2013
CURICULUM VITAE
Dr.EXSENVENY, LALOPUA,
M.Kes
TTL : Ambon, 31 januari 1963
Alamat Rumah : Fajar Raya
Estate A1,No.3..Cimahi, Jawa
Barat
Telp : 08112226559
Email
:exsenvenylalopua@gmail.com Pengalaman Pekerjaan :
Kepala Puskesmas di Kabupaten lampung
Utara, 1989 – 1991.
Kepala Puskesmas di Kabupaten lampung
Pendidikan : -FK UNHAS 1981 Utara, 1991- 1993
-IKM FK UNPAD Kepala Puskesmas di Kota Bandung, 1994 –
2001 2003
Pengalaman Organisasi : Kepala Bidang Bina Program, Dinas Kesehatan
IDI,IAKMI,ARSADA,PERSI Kota Bandung, 2004 – 2006.
(Lembaga pengembangan & Direktur RS Bersalin Astana anyar ,Kota
Forum NasionalKomite Bandung, 2006-2008
Medik),PKFI Kepala Bidang Yan medic RS Khusus Ibu dan
Anak Kota Bandung, 2008- 2010
Kepala Bidang Bina Pelayanan Kesehatan,
Dinas Kesehatan Kota Bandung, 2010-
sekarang.
SISTEMATIKA

DASAR PENGERTIA
HUKUM N MEKANISME KERJA
LATAR SUB KOMITE ETIK IMPLEMENTASI
DAN DAN DISIPLIN
BELAKANG
KEBIJA ETIK DAN PROFESI
KODE ETIK
KAN PROFESION
AL

3
1.RUMAH SAKIT INSTITUSI SANGAT KOMPLEKS &
HIGH RISKKONDISI REGIONAL &GLOBAL
2.SALAH SATU PILAR PELAYANAN MEDIS :
CLINICAL GOVERNANCE
3.KUALITAS PELAYANAN RS SANGAT DITENTUKAN
OLEH KINERJA STAF MEDIS,
4.KOMITE MEDIK MENANGANI BERBAGAI HAL YG
BERSIFAT PENGELOLAAN al:REKAM MEDIK,
PPI,PANITIA FARMASI & TERAPI,
5.PENERAPAN MODEL KOMITE MEDIK YANG
MENJAMIN TATA KELOLA KLINIS UNTUK
MELINDUNGI PASIEN.

LATAR BELAKANG (1)


6. SETIAP STAF MEDIS DLM MELAKSANAKAN
ASUHAN MEDIS PRINSIP-PRINSIP
PROFESIONALISME KEDOKTERAN KINERJA
PROFESIONAL YANG BAIK,
7.BANYAK DIJUMPAI MASALAH ETIK & SULIT
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIK,
8.TUGAS KOMITE MEDIK MENJAGA DISIPLIN,
ETIKA,DAN PERILAKU PROFESI STAF MEDIK

LATAR BELAKANG (2)


Tren Kedokteran Abad ke-21 (2)
 Beragam badan/agen pengaturan pemerintah
mengendalikan interaksi PPK – penerima PK
(pembayaran & pelayanan)  reward &
punishment kelembagaan
 Ahli bioetika menasehati & memberi arah ciri
“kepantasan” yandok (termasuk moralitas
persyaratan kes)  sistem etikolegal msk dlm
regulasi pelayanan
 Manajer menyeruakkan “kepantasan” ttg monopoli
intervensi diagnostik &terapeutik (kekuasaan
mereviu otonomi dokter)  via lembaga pengawas
Dr (Komdik RS dkk)
 Tristam Engelhardt – Managed Care & The Deprofessionalization of
Medicine, 2002

LATAR BELAKANG
LATAR (3) (3)
BELAKANG
Substansi etika kedokteran
(Peter Sing)
masa kini
 end of life care  ICU/ICCU, PICU, NICU dll 
KONFLIK ETIKOLEGAL intensivist vs Sp Klinik lain
 medical error  patient’s safety !!!
 priority setting  managed care
 Biotechnology  bioetika muncul
 Medical ethics education  KBK dgn kompetensi “baru”
: etik-hukum-HAM-profesionalisme, belajar sepanjang
hayat, ketrampilan komunikasi, dll

LATAR BELAKANG (4)


Substansi etika masa depan (Peter Singer):
 “eHealth”  telemedicine, robotic surgery,
nanotechnology & genomic medicine
 Global bioethics  solidaritas dunia vs
bioterorisme kontemporer dg virus
emerging disease; negara vs MNC;
aplikasi Int’l Health Regulation,
eugenetika berkemas Medical Check Up
& teknologi sel punca, sampah &
lingkungan, dll

LATAR BELAKANG (5)


Dr “dikalahkan oleh diri sendiri”
 Memugar trias etikolegal :
◦ responsibility – accountability – liability dlm
professional conduct-nya (termasuk NIAT JAHAT,
bila ada)
 Disiplin dlm perencanaan – pelaksanaan &
evaluasi kompetensinya :
◦ Keprigelannya (vocasional)
◦ Komunikasi efektif
◦ Belajar sepanjang hayat, teknologi informasi
◦ Belajar etik, hukum, HAM, profesionalisme
 Keuzuran dan kesehatan badannya
 Pertobatan dirinya setiap saat

LATAR BELAKANG (6)


SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI
DIBENTUK ,DENGAN TUJUAN :
1.MELINDUNGI PASIEN DARI PELAYANAN
STAF MEDIK YANG TIDAK MEMENUHI
SYARAT DAN TIDAK LAYAK UNTUK
MELAKUKAN ASUHAN KLINIS (CLINICAL
CARE)
2.MEMELIHARA DAN MENINGKATKAN MUTU
PROFESIONALISME STAF MEDIK DI RS

LATAR BELAKANG (7)


BEBERAPA CONTOH KASUS :
 Keluhan Pelayanan Medis tidak dilaporkan oleh
pasien.
 Keluhan Pelayanan Medis tidak dilaporkan tapi
dibicarakan dari mulut ke mulut.
 Keluhan Pelayanan Medis dilaporkan secara
lisan ke rumah sakit (SMF/ bagian lain yang
berwenang).
 Keluhan Pelayanan Medis dilaporkan secara
lisan ke pihak berwajib.
 Keluhan Pelayanan Medis dilaporkan secara
tertulis ke pihak berwajib atau MKDKI
 Keluhan Pelayanan Medis dilaporkan tetapi
sebetulnya bukan kelalaian pelayanan medis
Pasal 51
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran mempunyai
kewajiban :
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain
yang mempunyai keahlian atau kemampuan
yang lebih baik, apabila tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan;

DASAR HUKUM (2)


d.merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang pasien, bahkan
juga setelah pasien itu meninggal dunia;
e.melakukan pertolongan darurat atas
dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang bertugas dan
mampu melakukannya; dan
f.menambah ilmu pengetahuan dan
mengikuti perkembangan ilmu
kedokteran atau kedokteran gigi.

DASAR HUKUM (3)


 kemudahan akses masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan;
 perlindungan terhadap keselamatan
pasien, masyarakat, lingkungan rumah
sakit dan sumber daya manusia di rumah
sakit;
 Naiknya mutu dan dipertahankannya
standar pelayanan rumah sakit; dan
 kepastian hukum kepada pasien,
masyarakat, sumber daya manusia
rumah sakit, dan Rumah Sakit.

Hk Disiplin RS: Ps 3 UU RS
tata tertib menuju :
DASAR HUKUM (6)
UU NO 44 TAHUN 2009 TTG RUMAH SAKIT,
PASAL 33 :
(1) Setiap Rumah Sakit harus memiliki organisasi
yang efektif, efisien, dan akuntabel.
(2) Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas
Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit,
unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur
penunjang medis, komite medis, satuan
pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan
keuangan.

PASAL 36 : Setiap RS harus menyelenggarakan tata


kelola RS dan tata kelola klinis yang baik
.

DASAR HUKUM (7)


18
1. PERMENKES NO.129 TAHUN 2008 TTG
STANDART PELAYANAN MINIMAL RS
2. PERMENKES NO.1438 TAHUN 2010 TTG
STANDART PELAYANAN KEDOKTERAN
3. PERMENKES NO.755 TAHUN
2011TENTANG PENYELENGGARAAN
KOMITE MEDIK DI RS

KEBIJAKAN (1)
BERBAGAI KEBIJAKAN PENGATURAN
DANPENERAPAN PENEGAKKAN DISIPLIN
PROFESI ,al :
1. PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS,
2. ETIK RS
3. NORMA ETIK MEDIS
4. KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA
5. PEDOMAN PERILAKU PROFESIONAL
KEDOKTERAN
6. PEDOMAN PELAYANAN MEDIK
7. STANDART PROSEDUR OPERASIONAL ASUHAN
MEDIS

KEBIJAKAN (2)
 Status
 MKEK adalah badan otonom IDI yang bertanggung
jawab mengkoordinasi kegiatan internal organisasi
dalam pengembangan kebijakan, pembinaan
pelaksanaan dan pengawasan penerapan etika
kedokteran
 Dalam hal pengembangan dan pelaksaaan kebijakan
yang bersifat nasional dan strategis, MKEK wajib
mendapat persetujuan dalam forum Musyawarah
Pimpinan Pusat.
 MKEK dibentuk pada tingkat pusat, wilayah, dan
cabang.
 MKEK di tingkat cabang dibentuk apabila dianggap
perlu atas pertimbangan dan persetujuan dari MKEK
wilayah.

Pasal 29 (AD/ART IDI)


Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran (MKEK)
 Tugas dan wewenang
 Melaksanakan isi anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga serta semua keputusan yang ditetapkan muktamar.
 Melakukan tugas bimbingan, pengawasan dan penilaian
dalam pelaksanaan etik kedokteran, termasuk perbuatan
anggota yang melanggar kehormatan dan tradisi luhur
kedokteran.
 Memperjuangkan agar etik kedokteran dapat ditegakkan di
Indonesia.
 Memberikan usul dan saran diminta atau tidak diminta
kepada pengurus besar, pengurus wilayah dan pengurus
cabang, serta kepada Majelis Kolegium Kedokteran
Indonesia.
 Membina hubungan baik dengan majelis atau instansi yang
berhubungan dengan etik profesi, baik pemerintah maupun
organisasi profesi lain.

LANJUTAN….
 MKEK bertanggung jawab kepada muktamar
musyawarah wilayah dan musyawarah cabang
sesuai dengan tingkat kepengurusan
 Masa jabatan MKEK sama dengan PB IDI
 Kepengurusan MKEK sekurang-kurangnya terdiri
dari ketua, sekretaris, dan anggota
 MKEK wilayah dan cabang mengadakan koordinasi
dengan pengurus wilayah dan pengurus cabang,
sesuai dengan tingkat kepengurusan.

LANJUTAN…
ETIK berasal dari kata Yunani “ethos” yang
berarti : yang baik , yang layak.
Etik merupakan norma, nilai atau pola
tingkah laku kelompok profesi ttt dalam
memberikan pelayanan jasa kepada
masyarakat.
Pekerjaan Profesi (Profesio berarti
pengakuan),al; pekerjaan dokter, dokter
gigi,apoteker,dll.

PENGERTIAN
Etik profesi yang tertua adalah Etik
Kedokteran, yg merupakan prinsip moral
atau asas-asas akhlak yang harus
diterapkan oleh para dokter dalam
hubungannya dengan pasien ,teman
sejawat dan masyarakat umumnya.

Lanjutan…
PENGERTIAN ETIKA
 Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk
manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia
TUJUAN MEMPELAJARI ETIKA
 Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian
baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan
waktu tertentu
PENGERTIAN BAIK
 Sesuatu hal dikatakan baik bila ia mendatangkan rahmat,
dan memberikan perasaan senang, atau bahagia (Sesuatu
dikatakan baik bila ia dihargai secara positif)
PENGERTIAN BURUK
 Segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti perbuatan
yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang
berlaku

KONSEP DASAR ETIKA


PENGERTIAN BAIK
 Sesuatu hal dikatakan baik bila ia
mendatangkan rahmat, dan memberikan
perasaan senang, atau bahagia (Sesuatu
dikatakan baik bila ia dihargai secara positif)
PENGERTIAN BURUK
 Segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti
perbuatan yang bertentangan dengan
norma-norma masyarakat yang berlaku

LANJUTAN…
 Norma etik pada dasarnya mengatur
tentang
◦ bagaimana seharusnya profesional kedokteran
berpikir dalam membuat suatu keputusan
klinik yang etis (ethical decision making as
the cover of medical decision)
◦ bagaimana seharusnya bertindak dan
berperilaku selama ia bekerja di dalam
keprofesian kedokteran (professional ethical
conduct).

NORMA ETIK
UNTUK DOKTER/NAKES “LANGSUNG” : JELAS, UNTUK MANAJER RS ????
 Norma disiplin lbh fokuskan
pengaturan “DAS SOLLEN”
praktisi (profesional kedokteran
menerapkan keilmuannya di
dalam praktik kedokteran).
◦ Normanya berjenjang & tersebar
◦ Heteronom > otonom
◦ Muatan : tata tertib (nampak dari
luar) > SOP > adat istiadat

NORMA DISIPLIN
Etik – disiplin
 Ukuran : Norma ideal  Ukuran : praxis kolektivitas
 type ideal moral  average prudent
(“ought”)/das sollen physician  das sein

 Terapan atau teoritis  Terapan


 Nama baik
 Nama baik korsa Dr
kemanusiaan

 Diri sendiri  menilai  Profesional A menilai hub


hub sesama profesional B – klien/pasien
Dr/profesional –
klien/pasien
 Biasanya dipahami sebagai suatu kualitas yang
wajib dipunyai oleh setiap eksekutif yang baik.
Ciri-ciri profesionalisme:
 Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu
bidang serta kemahiran dalam menggunakan
peralatan tertentu yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan
bidang tadi
 Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan
dalam menganalisis suatu masalah dan peka di
dalam membaca situasi cepat dan tepat serta
cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas
dasar kepekaan

PROFESIONALISME (1)
 Punya sikap berorientasi ke depan
sehingga punya kemampuan
mengantisipasi perkembangan lingkungan
yang terbentang di hadapannya
 Punya sikap mandiri berdasarkan
keyakinan akan kemampuan pribadi serta
terbuka menyimak dan menghargai
pendapat orang lain, namun cermat
dalam memilih yang terbaik bagi diri dan
perkembangan pribadinya

PROFESIONALISME (2)
Menurut Artikel dalam International
Encyclopedia of education, ada 10 ciri khas
suatu profesi, yaitu:
 Suatu bidang pekerjaan yang terorganisir dari
jenis intelektual yang terus berkembang dan
diperluas
 Suatu teknik intelektual
 Penerapan praktis dari teknik intelektual pada
urusan praktis
 Suatu periode panjang untuk pelatihan dan
sertifikasi
 Beberapa standar dan pernyataan tentang etika
yang dapat diselenggarakan

CIRI KHAS PROFESI


 Kemampuan untuk kepemimpinan pada
profesi sendiri
 Asosiasi dari anggota profesi yang menjadi
suatu kelompok yang erat dengan kualitas
komunikasi yang tinggi antar anggotanya
 Pengakuan sebagai profesi
 Perhatian yang profesional terhadap
penggunaan yang bertanggung jawab dari
pekerjaan profesi
 Hubungan yang erat dengan profesi lain

LANJUTAN..
ETIKA KEDOKTERAN ;ADALAH
PENGETAHUAN TENTANG PERILAKU
PROFESIONAL PARA DOKTER DAN
DOKTER GIGI DALAM MENJALANKAN
PEKERJAANNYA, SEBAGAIMANA
TERCANTUM DALAM LAFAL SUMPAH DAN
KODE ETIK MASING-MASING, YANG
TELAH DISUSUN OLEH ORGANISASI
PROFESINYA BERSAMA PEMERINTAH.

Lanjutan…
PENINGKATAN MUTU DAN KUALITAS
KEMAMPUAN SERTA KETRAMPILAN
DIGUNAKAN UNTUK LEBIH
MENINGKATKAN PELAYANAN,PERAN DAN
FUNGSI PETUGAS KESEHATAN.

APA SAJA PERAN DAN FUNGSI PROFESI


PETUGAS KESEHATAN??

PROFESIONALITAS PETUGAS
KESEHATAN DI DALAM KONTEKS ETIKA
A. PERAN SEBAGAI PELAKSANA :
HUBUNGAN ANTARA DOKTER –PASIEN, DOKTER –
PERAWAT DIMANA MASING-MASING
MELAKUKAN FUNGSI DENGAN TUJUAN YG
SAMA. DOKTER MELAKUKAN KEGIATANASUHAN
MEDIS, PERAWAT MELAKUKAN ASUHAN
KEPERAWATAN.
B.PERAN SEBAGAI PENDIDIK :
DOKTER MEMILIKI PERAN UNTUK MENDIDIK
MASYARAKAT SEHINGGA FUNGSI PREFENTIF
YANG DIHARAPKAN TERCAPAI. TUJUANNYA
MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN.

PERAN DAN FUNGSI PROFESI


PETUGAS KESEHATAN
C. PERAN SEBAGAI PENELITI :
PENELITIAN KESEHATAN TEROBOSAN
BARU DI BIDANG TEKNOLOGI
PENGOBATAN DAN KEDOKTERAN. MINAT
DOKTER ??? BIAYA??
UNTUK MEMILIKI KUALIFIKASI DAN
KUALITAS PEKERJAAN YANG BAIK
KETIGA PERAN HARUS DIJALANKAN.

LANJUTAN…
TIDAK MUDAH MENGEMBAN TUGAS
PROFESIONAL SEBAGAI PETUGAS
KESEHATAN DI SEKTOR PENINGKATAN
KUALITAS BERBASIS KOMPETENSI
SEKALIPUN.

LANJUTAN…
PERILAKU/SIKAP KEMAMPUAN

KOMITMEN MENGUASAI ILMUNYA

CONCERN/KEPEDULIAN MEMILIKI DAYA TAWAR YANG


TINGGI

LOYALITAS MAMPU BERKOMPETENSI

INTEGRITAS MAMPU BERSINERGI

DEDIKASI

PROFESIONALITAS DIDALAM
KERANGKA PEMIKIRAN ETIS :
 KEMAMPUAN SESEORANG UNTUK
MEMEGANG JANJINYA,
 BERTANGGUNG JAWAB PENUH ATAS APA
YANG TELAH DISEPAKATI,
 KONSEKUEN ATAS SEGALA RISIKO YANG
TERJADI KARENA KESEPAKATAN
TERSEBUT.

KOMITMEN
 MAMPU MEMBERIKAN PERHATIAN TIDAK
HANYA PADA BIDANG TUGASNYA TETAPI
HAL-HAL LAIN YG MENDUKUNG,
 MAMPU BEREMPATI PADA PASIEN,
 MAMPU MEMBERIKAN PELAYANAN YANG
TERBAIK PADA PASIENNYA

KEPEDULIAN
 KESETIAAN PADA PEKERJAANNYA
 MEMBERIKAN PRIORITAS PADA
KEWAJIBAN DAN TUGAS
 BERTANGGUNG JAWAB PENUH PADA
BIDANG TUGASNYA,
 KONSISTEN DALAM MENJALANKAN
TUGASNYA
 MENGGUNAKAN WAKTU DGN EFISIEN
DAN MEMBERIKAN PELAYANAN YG
TERBAIK TANPA TENDENSI APA-PUN.

LOYALITAS
 MEMILIKI SEMANGAT UNTUK
MEMPERTAHANKAN KUALITAS LAYANAN
DAN PEKERJAAN,
 MAU MENINGKATKAN POTENSI DIRI YG
MENDUKUNG TUGAS DAN
KEWAJIBANNYA,
 DISIPLIN DAN TEGAS DI DALAM
MENJALANKAN PEKERJAANNYA.

DEDIKASI
 MEMILIKI KESATUAN POLA PIKIR,POLA
SIKAP DAN TINGKAH LAKU,
 MEMILIKI MOTIVASI YANG MENENTUKAN
KUALITAS KERJA,
 KESATUAN PIKIRAN,SIKAP DAN PERILAKU
KARENA SETIAP TINGKAH LAKU AKAN
SELALU DIPERIMBANGKAN, APAKAH
AKAN BERDAMPAK PADA PROFESINYA
ATAU TIDAK.

INTEGRITAS
PERHATIKAN !!

 Penentu terapi : periksa sendiri +/-


konsultasi; penentu obat/alkes/tindik/nutrisi,
mobilisasi/rehabilitasi pasien
 Termasuk : skema penasehatan – rencana
wkt perawatan/pemulangan – pembuatan srt
keterangan medik
 Dasar utk hitung biaya : atas-bawah atau
dasar kegiatan medik
 Pemimpin hirarki nakes lain di RS
 = Penentu keselamatan pasien

Dr = “penguasa besar”
 ARROGANCE
 GREED
 ABUSE OF POWER
 MISREPRESENTATION
 IMPAIRMENT
 CONFLICT OF INTEREST
 NON-CONCIENTIOUSNESS

Barriers to Medical
Professionalism
(= Problem’s Dr)
Komdik hrs berani menegur Dr Bermasalah

Hindari Model Instruksi pasien


rawat seperti ini
1. Dir RS menetapkan kebijakan dan prosedur,
berdasarkan masukan Komite Medik.
2. Membentuk panel yg terdiri dari 3 orang
staf medis.Dapat melibatkan mitra bestari
sesuai ketentuan RS atas rekomendasi
Komite medik.
3. Upaya pendisiplinan perilaku profesional ;
4. Pembinaan Profesionalisme Kedokteran
5. Pertimbangan keputusan etis

MEKANISME KERJA SUB-


KOMITE ETIK DAN DISIPLIN
PERMENKES 755,2011
MEMBUAT KEBIJAKAN DIREKTUR TENTANG

1.PENERAPAN KODE ETIK RS
2. PENERAPAN KODEKI
3.PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI
a.PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI
(SKP)
b.PENILAIAN PERILAKU KERJA

PENERAPAN DI RS
Subkomite ini memiliki semangat yang
berlandaskan,
antara lain:
1. peraturan internal rumah sakit;
2. peraturan internal staf medis;
3. etik rumah sakit;
4. norma etika medis dan norma-norma
bioetika.

LANDASAN
 Penegakan norma etik dilaksanakan oleh
Majelis-majelis Kehormatan Etik, yang di
dunia kedokteran dikenal sebagai MKEK,
MKEKG dan Makersi.
 Majelis Etik Profesi  a/d UU Nomor 18
Tahun 2002 tentang IPTEK & AD-ART OP
masing2 (mis IDI) & Kompendium OP
masing2.
 Tugas utama Majelis-majelis :
pembinaan etik dan menegakkan norma
etika di dalam lingkungan profesi
kedokteran
PENEGAKAN NORMA ETIK
CONTOH….

1.PEMBUATAN SK DIR RS TENTANG KODE


ETIK RS
2. PROSEDUR PENANGANAN LAPORAN
MASALAH ETIKA MEDIS DAN DISIPLIN..

CONTOH..
RUMAH SAKIT UMUM PROSEDUR PENANGANAN LAPORAN MASALAH ETIKA MEDIS DAN DISIPLIN..................
Jalan.....................................
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Telp. .............................
............................... .......................... ......................

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit Disahkan oleh Direktur RSU


.............................. _______________________
I. PENGERTIAN Sebagai Pedoman dalam Penanganan masalah etika medis dan disiplin di RSU
II. TUJUAN Sebagai bahan acuan pelaksanaan Penanganan masalah etika medis dan disiplin di RSU
III. RUANG LINGKUP 1. Bidang Pelayanan Medik
2. Komite Medik
IV. KEBIJAKAN Sesuai dengan :1. Himpunan Peraturan Tentang Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
2.Permenkes No.755 Tahun 2011 .
V. PROSEDUR 1. Penerimaan laporan dari kotak saran , laporan lisan, laporan tertulis ke rumah sakit.
2. Pengumpulan data dari permasalah yang dilaporkan.
3. Rapat intern Sub Komite Etik dan Disiplin Kedokteran.
4. Pemanggilan Dokter yang bersangkutan oleh Sub Komite untuk konfirmasi dan penjelasan.
5. Pencatatan serta Perencaaan tindak lanjut oleh Sub Komite
6. Pelaporan hasil penanganan hasil Sub Komite Etika dan Disiplin Dokter kepada Ka. Komite Medis
dan Direktur rumah sakit.
7. Penerapan Sanksi sesuai Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia nomor 17/KKI/Kep/VIII/2006
jika dilakukan pelanggaran disiplin
VI. YANG TERLIBAT 1. Dokter-dokter fungsional
2. Anggota Sub Komite Etika Medis dan Disiplin Kedokteran
3. Direktur rumah sakit
VII. UNIT/ DOKUMEN TERKAIT 1. Rekam Medis
2. Bukti terkait
3. Laporan saksi
CONTOH
PENILAIAN KINERJA
PEGAWAI
(DARI ASPEK PERILAKU
KERJA)
1. Dimensi Orientasi Pelayanan
INDIKATOR SUB INDIKATOR ITEM PERNYATAAN
1.1 Kebutuhan Kerja 1.1.1 Fokus pada Kebutuhan 1) Menunjukkan sikap positif
Kerja (ramah, tidak komentar
negatif, tidak menyalahkan)
dalam memberi pelayanan
eksternal maupun internal.
2) Mampu memahami
permintaan dan kebutuhan
orang lain, baik dalam
pelayanan eksternal maupun
internal.
3) Menindaklanjuti kebutuhan,
permintaan, dan keluhan
eksternal maupun internal.
4) Mampu memprediksi
kebutuhan akan pelayanan
sehingga bisa mengantisipasi
kekurangan
INDIKATOR SUB INDIKATOR ITEM PERNYATAAN

1.2 Pelayanan 1.2.1 Inisiatif Melayani 5) Mendukung orang


lain untuk bertindak
demi pelayanan yang
baik.

6) Tidak melempar
tanggung jawab

7) Mengajak orang lain


untuk memenuhi
kebutuhan layanan
internal maupun
eksternal.

8) Senantiasa siap
melakukan pelayanan
dalam jam kerja
2. Dimensi Integritas
INDIKATOR SUB INDIKATOR ITEM PERNYATAAN

2.1 Kebutuhan Kerja 2.1.1 Menepati Janji 1) Menyelesaikan pekerjaan


sesuai dengan jadwal atau
yang dijanjikan
2.1.2 Jujur 2) Berkata apa adanya
tentang hasil pekerjaan
yang dilakukan
3) Tidak memanipulasi data
2.2 Adil 2.2.1 Membela yang Benar 4) Membela pihak yang benar
dalam mengataasi masalah
2.2.2 Tidak Memihak 5) Tidak membeda-bedakan
rekan kerja
2.3 Etis dan Bermoral 2.3.1 Bermoral 6) Bekerja dengan prinsip dan
standar moralitas
7) Tidak mencari keuntungan
untuk diri sendiri atau
untuk pihak-pihak tertentu
2.3.2 Etis 8) Tahu waktu dan tempat
bagaimana harus berkata
atau bertindak kepada
rekan kerja atau orang
yang dilayani
3. Dimensi Komitmen
INDIKATOR SUB INDIKATOR ITEM PERNYATAAN

3.1 Kebutuhan Kerja 3.1.1 Terikat secara 1) Bangga menjadi bagian


emosional pada organisasi dari organisasi
2) Berusaha untuk tetap
menjadi bagian organisasi
3.2 Keinginan untuk berusaha 3.2.1 Bekerja sesuai dengan 3) Bekerja sesuai dengan
keras sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya tugas pokok dan
keinginan organisasi tempat dalam organisasi fungsinya dalam
bekerja 3.2.2 Mengutamakan organisasi
kepentingan organisasi 4) Mengutamakan
daripada kepentingan pribadi kepentingan organisasi
atau golongan daripada kepentingan
pribadi atau golongan
3.2.3 Menjalankan tugas yang 5) Menjalankan tugas sesuai
diberikan organisasi dengan yang ditetapkan
oleh organisasi.
3.3 Penerimaan nilai dan 3.3.1 Berusaha semaksimal 6) Rela berkorban untuk
tujuan organisasi mungkin mencapai tujuan kepentingan tujuan
organisasi kelompok dan organisasi.
3.3.2 Menerima nilai-nilai 7) Menginternalisasi nilai-
dalam organisasi nilai organisasi.
8) Mendukung visi dan misi
organisasi
4. Dimensi Disiplin
INDIKATOR SUB INDIKATOR ITEM PERNYATAAN

4.1 Kedisiplinan 4.1.1 Datang tepat waktu 1) Menghadiri kegiatan-


untuk segala kegiatan kegiatan organisasi
dengan tapat waktu
4.1.2 Kehadiran 100% di 2) Kehadiran 100 % dalam 1
tempat kerja (dalam 1 bulan) bulan
4.1.3 Efektivitas waktu kerja 3) Menggunakan waktu kerja
untuk bekerja, bukan
untuk kepentingan pribadi
4) Kembali bekerja tepat
waktu setelah
4.1.4 Mentaati peraturan kerja istirahat/ibadah
organisasi 5) Melaksanakan peraturan
organisasi dengan taat
6) Mendukung implementasi
4.1.5 Bekerja sesuai dengan peraturan disiplin
prosedur kerja yang telah organisasi
ditetapkan organisasi 7) Bekerj sesuai dengan
4.1.6 Berpakaian sesuai prosedur kerja yang telah
dengan aturan organisasi ditetapkan organisasi
8) Berpakaian rapi sesuai
dengan aturan pegawai
yang berlaku
5. Dimensi Kepemimpinan
INDIKATOR SUB INDIKATOR ITEM PERNYATAAN
5.1 Kecerdasan 5.1.1 Menguasai bidang 1) Memiliki kemampuan
kajian pekerjaan sesuai tuntutan
5.1.2 Mampu menganalisis jabatannya
masalah 2) Mampu melihat masalah
5.2 Kedewasaan dan keluasan 5.2.1 Dapat mengambil dari berbagai sudut
hubungan sosial keputusan dengan bijaksana pandang
berdasarkan prioritas 3) Mampu mengambil
5.2.2 Mau menerima kritikan keputusan sesuai dengan
5.3 Motivasi diri dan dorongan 5.3.1 Selalu ingin belajar aturan yang berlaku
berprestasi 4) Membuka diri terhadap
5.3.2 Tidak mudah putus asa kritik
5) Memiliki keinginan untuk
5.4 Sikap-sikap hubungan 5.4.1 Peduli terhadap rekan belajar menjadi lebih baik
kemanusiaan kerja 6) Pantang menyerah dalam
5.4.2 Toleransi terhadap bekerja
perbedaan di antara rekan 7) Memiliki kepedulian
kerja terhadap bawahan/junior
8) Memaknai perbedaan
sebagai sesuatu yang
dapat memperkaya
dinamika kerja
6. Dimensi Kerjasama
INDIKATOR SUB INDIKATOR ITEM PERNYATAAN

6.1 Hubungan Kerja 6.1.1 Saling membantu 1) Mampu bekerjasama


kooperatif untuk mencapai tujuan untuk mencapai target
berjasama kerja
6.1.2 Peduli dengan 2) Senantiasa saling
kesulitan rekan sekerja membantu dengan
6.1.3 Mendengarkan dan rekan kerja lainnya
menanggapi secara 3) Senantiasa berdiskusi
konstruktif ide-ide anggota dengan rekan kerja
tim dalam memecahkan
6.1.4 Menawarkan masalah
dukungan terhadap ide dan 4) Mampu berkontribusi
6.2 Saling menghormati usulan rekan anggota tim ide dan pemikiran guna
6.2.1 Menyatakan mendukung kerja tim
ketidaksetujuan secara 5) Bersikap secara sopan
konstruktif dalam menyampaikan
ketidaksetujuan
6) Menghargai hasil kerja
orang lain
INDIKATOR SUB INDIKATOR ITEM PERNYATAAN
6.3 Produktif dengan 6.3.1 Mau bertanya dan 7) Belajar dari rekan
rekan kerja belajar dengan rekan kerja yang memiliki
sekerja yang lebih unggul kinerja lebih baik

6.3.2 Berbagi keahlian 7) Membagikan ilmu dan


dengan anggota tim yang pengetahuan kepada
lain rekan-rekan kerjanya
yang lailn.
SELURUH ASPEK PROFESIONALITAS SANGAT
DITENTUKAN OLEH SETIAP ASPEK
KETULUSANNYA UNTUK MENJUNJUNG
TINGGI KEHORMATAN
PROFESI,MENGEMBANGKAN NILAI
TERTINGGI YAITU KEBAJIKAN.

KETIKA SEMUA PROFESI DIPERKEMBANGKAN


ATAS DASAR MEMBERIKAN KEBAJIKAN PADA
ORANG LAIN MAKA SEMUA TUJUAN DARI
PELAYANAN KESEHATAN AKAN TERCAPAI
DENGAN BAIK.

PENUTUP
AGAR ANDA MENJADI PENGGERAK TIM
YANG SEMAKIN BERORIENTASI
PADA SOLUSI….
1. JANGAN MAU MENYERAH
2. FOKUSKAN KEMBALI PIKIRAN ANDA
3. EVALUASI STRATEGI ANDA
4. ULANGI PROSES TERSEBUT

NAPOLEON HILL ”KEGIGIHAN TETAP


BERKOBAR HINGGA PEKERJAAN
DISELESAIKAN”
KONTAK PERSON

LEMBAGA
PENGEMBANGAN DAN
FORUM NASIONAL
KOMITE MEDIK PERSI
KONTAK PERSON
LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN FORUM
NASIONAL KOMITE MEDIK PERSI

 dr. H. Hanny Ronosulistyo, Sp.OG. (K)., M.M.


HP: 0816606406
Email: dokter.hanny@gmail.com
 dr. H. Zainal Abidin, Sp.THT
HP: 081220056837
Email: zainal2907@yahoo.com
 dr. Exsenveny L, M.Kes
HP: 08112226559
Email :exsenvenylalopua@gmail.com
 drg. Sri Juwanty MARS
HP: 081321683332
Email: drg.sriyuwanti@gmail.com

You might also like