You are on page 1of 37

Putri Kurnia (1102014214)

Putri Mufrida R. (1102014215)


Putri Rahayu M. (1102014216)
Ramzy Kuswijayanto (1102014219)
Rivan Trisatrio (1102014230)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN JIWA
RSPAD GATOT SOEBROTO – JAKARTA PUSAT
PERIODE: 15 OKTOBER – 17 NOVEMBER 2018
Pendahuluan
 Kehidupan di zaman modern, semakin lama semakin pelik,
membuat orang makin rentan terhadap banyak masalah
 Masalah ini akan menggerogoti fisik, dan juga mental seseorang
 Menurut WHO, pada tahun 2010, terdapat sekitar 150 kejadian
bunuh diri, setiap harinya, di Indonesia, dengan mayoritas
diakibatkan oleh masalah kejiwaan
 Depresi, gangguan cemas, serangan panik, trauma masa lalu,
skizofrenia  Masalah kejiwaan yang sering ditemukan
 Psikoterapi oleh seorang psikiater adalah bersifat terapeutik,
untuk masalah-masalah kejiwaan ini.
Definisi

 Kata psikoterapi berasalah dari kata dalam Bahasa yunani, yaitu “Psyche”
yang artinya jiwa, dan “Therapy” yang artinya penyembuhan
 Psikoterapi adalah meliputi segala cara pendekatan psikologis, penggunaan
pengaruh psikologi, untuk mengendalikan dan sedapat mungkin
“menormalkan” kembali fungsi-fungsi mental dan emosional, dan perilaku
seseorang yang telah menunjukkan penyimpangan dari normal.
 Pada prinsipnya, yang dilakukan adalah pendekatan dan pembujukan melalui
berbagai cara.
Prinsip

 Efektifitas terapeutik bergantung pada keahlian terapis dan juga keinginan


sembuh dari diri pasien sendiri
 Dilakukan dengan cara percakapan atau wawancara, bersifat menegakkan
diagnosis sekaligus sebagai terapi
 Selama wawancara, terapis juga harus mengobservasi:
 Apa yang terjadi pada pasien
 Apa yang terjadi pada terapis
 Apa yang terjadi di antara terapis dan pasiennya
 Agar tujuan terapeutik tercapai, dokter/terapis hendaknya senantiasa dapat
menciptakan hubungan yang harmonis dengan pasien
Indikasi

 Secara umum, indikasinya sangatlah luas, psikoterapi dapat dilakukan pada


mereka yang menderita depresi ringan, hingga penderita skizofrenia
 Indikasi bergantung pada jenis psikoterapi yang dilakukan
Tujuan
 Penderita gangguan jiwa
 Mengembalikan pengenalan diri
 Menanamkan kepercayaan diri
 Memacu akal sehat
 Menyembuhkan atau meringankan kelainan mental-emosional
 Orang sehat
 Menguatkan daya tahan mental yang telah dimiliki
 Merasa lebih bahagia akan apa yang telah ia capai
Golongan Psikoterapi

A. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai


1. Psikoterapi Suportif
 Ditujukan untuk seseorang yang sebetulnya telah memiliki penyesuaian
diri cukup baik di komunitasnya, namun sedang memiliki masalah akibat
tekanan yang terlalu hebat, tidak mampu melawan rasa cemas, dan
kurang motivasi hidup
 Bertujuan menguatkan ego dalam diri pasien, memperkuat defense
mechanism
 Agar pasien dapat mencapai suatu keseimbangan yang lebih adaptif
terhadap lingkungan
2. Psikoterapi Reedukatif
 Bertujuan untuk membantu pasien dalam menggapai insight (adanya
derajat pemahaman pasien mengenai hal-hal yang digali selama proses
terapi, dapat berupa keberfungsian individu, aspek dinamika, dan
perilaku pasien)
 Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu,
dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan
Golongan Psikoterapi
3. Psikoterapi Rekonstruktif
 Memiliki makna lebih dalam, yaitu merekonstruksi jiwa pasien, untuk mencapai
perubahan struktur kepribadian seseorang
 Psikiater akan mengupayakan tercapainya kesadaran atas konflik-konflik yang
nirsadar, dengan membangun suatu defense mechanism yang lebih baik
 Agar pasien membangun suatu respons emosional, diawali dengan pemahaman total
mengenai konflik yang dihadapinya. Melalui rekonstruksi kepribadian

B. Menurut “dalamnya” psikoterapi


 Superfisial
 Yang disentuh hanya kondisi atau proses, hanya “permukaan”, tidak menyentuh hal-
hal yang tidak disadari oleh pasien (nirsadar), ataupun materi yang direpresi

 Mendalam
 Psikoterapi yang mengenai hal, proses, ataupun kendala, yang tersimpan di alam
nirsadar, ataupun material yang direpresi
Golongan Psikoterapi

C. Menurut teknik yang D. Menurut settingnya


utamanya digunakan • Terapi marital atau pasangan
 Psikoterapi ventilatif • Terapi keluarga
 Psikoterapi sugestif • Terapi kelompok
 Psikoterapi kataris
 Psikoterapi ekspresif
 Psikoterapi asosiasi bebas
 Psikoterapi interpretatif
 Modeling
Golongan Psikoterapi

E. Menurut konsep teoritis tentang motivasi dan perilaku


 Psikoterapi perilaku
Kelainan mental-emosional dianggap teratasi, bila deviasi perilaku telah
dikoreksi
 Psikoterapi kognitif
Problem diatasi dengan mengkoreksi hubungan fungsi kognitif yang keliru
 Psikoterapi evokatif, analitik, dinamik
Bertujuan untuk membawa ingatan, keinginan, dorongan, ketakutan, yang
nirsadar, dibawa ke alam sadar.
Golongan Psikoterapi

F. Menurut nama pembuat teori G. Menurut teknik khusus


• Narkoterapi
 Psikoanalisis Freudian
• Hipnoterapi
 Analisis Jungina • Terapi music
 Analisis transaksional Eric Berne • Psikodrama
 Konseling non-direktif Rogers • Terapi peragaan
• Psikoterapi religious
 Terapi rasional-emotif Albert Ellis
• Latihan meditasi
Golongan Psikoterapi
H. Lainnya
1. Konseling
 Sebetulnya tidak dapat dikategorikan sebagai psikoterapi, karena batasannya kabur
 Merupakan proses membantu seseorang untuk menyelesaikan masalah interpersonal,
emosional, dan memutuskan hal tertentu
 Dapat dilakukan siapapun (dokter, guru, pengacara, teman, dll)
 Dua tipe: Pengarahan untuk mengatasi kesulitan dan membantu menentukan suatu pilihan
2. Terapi interpersonal
 Diadakan untuk pasien yang mengalami konflik dengan pihak yang bermakna, sehingga
mengalami kesulitan dalam menghadapi perubahan sosial (eg: cerai dengan istri)
3. Intervensi krisis
 Untuk pasien yang sedang mengalami suatu krisis. Krisis di sini adalah respon pasien terhadap
keadaan bahaya dan dirasa sebagai keadaan yang menyakitkan
 Dokter harus secepatnya membina hubungan interpersonal yang adekuat, agar pasien kembali
mencapai emotional equilibrium
Proses Psikoterapi
 Terdiri atas tiga fase, yaitu:
1. Fase Awal
 Bertujuan untuk membina hubungan yang harmonis dengan pasien
 Terapeutik  Memotivasi pasien untuk menerima terapi, menjelaskan
pengertian terapi, meyakinkan pasien bawa terapis mengerti penderitaan
pasien dan dapat membantunya, menetapkan tujuan terapi secara tentatif
2. Fase Pertengahan
 Bertujuan untuk menentukan perkiraan sebab gangguan yang dialami
pasien, serta penentuan langkah korektif yang akan diambil
 Terapeutik  Eksplorasi berbagai masalah yang dihadapi pasien,
membantu pasien dalam mengatasi masalahnya
3. Fase Akhir
 Bertujuan untuk terminasi terapi secara perlahan
 Membantu pasien mencapai kemandirian, mendorong pasien membuat
keputusan sendiri,
Jenis Psikoterapi

 Pendekatan psikoanalisis  Terapi pasangan (perkawinan)


 Psikoterapi psikoanalitik  Behavior therapy
 Psikoterapi psikodinamik singkat  Terapi kognitif
 Psikoterapi kelompok  Hipnoterapi
 Psikoterapi interpersonal  Narkoterapi
 Terapi jenis individual  Terapi psikososial dan rehabilitasi
 Psikoterapi kombinasi individual dan
kelompok
 Psikodrama
 Terapi keluarga
Pendekatan Psikoanalisis
 Metode terbaik untuk menemukan arti dan motivasi dari suatu perilaku, terutama
pada pikiran dan perasaan nirsadar
 Prosesnya meliputi menguak memori dan perasaan yang direpresi pasien
 Indikasi: Gangguan anxietas, obsessive compulsive disorder, depresi
 Lebih efektif jika pasien lebih dulu telah merasakan penderitaan cukup hebat
akibat gangguan yang dideritanya  Telah menghabiskan waktu dan uang untuk
terapi & mengerti bahwa tujuan terapi adalah untuk mengerti diri mereka lebih
baik (bukan untuk symptomatic relief)
 Proses: recollection, repetition, working through (peroleh insight)
 Durasi terapi: 3-6 tahun, durasi tiap sesi berkisar 50 menit
Psikoterapi psikoanalitik
 Mirip dengan psikoanalisis, namun cakupannya didesain lebih luas
 Fokus pada konflik pasien yang sekarang, analisis masalah pasien
dengan orang lain dan dirinya sendiri
 Tipe:
 Psikoterapi ekspresif (berorientasi tilikan)
 Tilikan adalah pengertian pasien tentang fungsi psikologisnya dan
kepribadiannya
 Agar tilikan tercapai, terapis akan menggali pengertian dan pengalaman
tertentu
 Bertujuan agar dapat meningkatkan kesadarn diri pasien untuk mencapai
pemahaman yang berfokus pada masalah yang dihadapi pasien
 Agar pasien dapat menghadapi konfliknya, baik pada alam sadar atau
nirsadar
Psikoterapi Psikoanalitik
 Tipe:
 Psikoterapi suportif
 Bertujuan memulihkan dan memperkuat pertahanan pasien, dan mengintegrasikan
gangguan-gangguan pasien
 Indikasinya adalah pasien yang menghadapi rasa bersalah, malu, cemas, frustasi
 Jenis
 Katarsis : Membiarkan pasien mengeluarkan isi hati sesukanya, agar ia merasa lega
sehingga dapat melihat masalah dengan proporsi sebenarnya
 Persuasi : Secara logis dan jelas, menerangkan gejala penyakit yang timbul,
akibat pola pikir dalam menghadapi masalah
 Sugesti : Secara tidak langsung, menanamkan pikiran yang membangkitkan
kepercayaan diri
 Reassurance : Penyataan bahwa pasien mampu berfungsi secara adekuat
 Bimbingan : Nasihat mengenai cara komunikasi interpersonal dengan sesama
manusia
 Penyuluhan : Wawancara untuk pemahaman diri lebih baik
 Kerja kasus sosial : Fokus pada masalah pasien dengan komunitasnya (sosial), bukan
individu
 Terapi kerja : Memberi latihan kerja bagi pasien, agar berguna di masa depan
Indikasi Psikoterapi Ekspresif dan Suportif

Ekspresif (Berorientasi tilikan) Suportif


- Motivasi kuat untuk mengerti - Defek ego yang bermakna dengan sifat jangka
- Penderitaan yang bermakna panjang
- Tolerans baiki terhadap frustasi - Krisis hidup yang berat
- Kemampuan untuk memiliki tilikan - Toleransi frustasi yang buruk
- Pengendalian impuls yang baik - Tilikan relatif lebih buruk
- Kemampuan untuk bekerja - Pengendalian impuls yang buruk
- Kemampuan berpikir dalam hal analogi dan metafora - Intelegensia rendah
- Respon reflektif ketika dicoba untuk dilakukan - Kemampuan untuk mengobservasi diri sendiri
interpretasi yang terbatas
- Disfungsi kognitif dengan dasar kelainan organik
Psikoterapi Psikodinamik Singkat
 Suatu time-limited treatment, sebanyak 10-12 sesi
 Franz Alexander dan Thomas French: Adalah suatu pengalaman
terapeutik untuk membuat pasien santai, manipulasi
transferensi, dan melakukan percobaan interpretasi secara
fleksibel
 Tipe
 Brief focal psychotherapy
 Fokus pada konflik internal yang terjadi sejak masa kecil
 Psikiater harus mengidentifikasi transferensi secepat mungkin
 Terdapat kriteria absolut  Pasien akan dilihat kondisi psikopatologisnya
dan apakah mampu dalam menghadapi stress selama terapi
 Kontraindikasi: Usaha bunuh diri serius, substance abuse, tindakan
destruktif
Psikoterapi Psikodinamik Singkat
 Time limited psychotherapy
 Belum ada kriteria rejeksi absolut
 Resolusi rasa sakit kronis yang dirasakan pasien, hilangkan self-image
negatif
 Utamanya untuk krisis maturasial, dengan keluhan psikologik saat remaja
 Short term dynamic psychotherapy
 Fokus utama adalah untuk pasien oedipal
 Oedipal adalah suatu sebutan oleh Freud, untuk seorang anak laki-laki
yang memiliki hasrat seksual terhadap ibunya, dan iri terhadap ayahnya
 Short term anxiety provoking psychotherapy
 Untuk pasien yang memiliki banyak masalah, namun dapat memilih satu
untuk dijadikan prioritas utama
 Empat fase: Pertemuan, terapi awal, terapi luas, perbaikan
Psikoterapi kelompok
 Menggunakan kekuatan terapeutik dalam suatu kelompok, interaksi
konstruktif antar anggotanya, dan intervensi psikiater
 Sebelum suatu kelompok dibentuk, harus dilakukan screening, untuk nanti
ditentukan masuk ke dalam kelompok homogen atau heterogen
 Antisosial, self-help (depresi, substance abuse)  Kelompok homogen
 Kelompok pasien rawat jalan dan inap  Kelompok heterogen
 Kontraindikasi: Pasien delusional dan agresif
 Kelompok terbuka  Keanggotaannya fleksibel, dapat bertambah
 Kelompok tertutup  Setelah terbentuk, tidak boleh ada anggota baru
Psikoterapi interpersonal

 Terapi jangka pendek, yang spesifik dan langsung mencari pokok


permasalahan pasien
 Perlu ditekankan bahwa terapis harus bersikap penuh empati dan suportif
 Indikasi  Pasien depresi
 Prosesnya, pasien akan diajak untuk melihat interaksi mereka dengan orang
lain, secara realisitis. Menyadarkan pasien bahwa tindakannya yang
mengisolasi diri sendiri hanya memperberat kondisi depresinya
Terapi jenis individual
 Bersifat memberi insight
 Dibagi jadi dua tipe
 Psikoterapi reedukatif
 Mengerti pasien lebih dalam, tentang konflik-konflik, yang berada di
alam sadar
 Bertujuan agar pasien menyesuaikan dirinya kembali, memperbaiki
tujuannya, serta menggali dan membangkitkan potensi yang ada pada
pasien
 Psikoterapi rekonstruktif
 Mengerti konflik pasien yang berada di alam nirsadar
 Bertujuan agar pasien dapat merubah struktur kepribadiannya dan
mampu melakukan penyesuaian diri yang lebih baik
Psikoterapi kombinasi individual &
kelompok
 Pasien ditemui secara individual oleh terapis dalam suatu sesi tertutup, serta turut
ikut dalam terapi kelompok, oleh terapis yang sama
 Sudah harus direncanakan sejak awal dengan pasien. Jangan disalah-konsepkan
sebagai seorang pasien terapi indivudal yang kadang diberikan sesi kelompok
 Pasien akan berinteraksi penuh makna saat terapi kelompok, saling sharing.
Kemudian saat mengikuti sesi tertutup, akan diberi feedback oleh terapi 
Membentuk suatu pengalaman terapeutik terintegrasi
 Dipercaya bahwa jenis ini akan membuat pasien lebih cepat terbuka
Psikodrama

 Suatu metode psikoterapi yang dikemukakan oleh Jacob Moreno, sifatnya


berkelompok, dan menggunakan metode dramatic spesifik
 Proses untuk menjalankan terapi ini, perlu beberapa peran:
 Pasien  Orang yang memiliki masalah dan perlu bantuan
 Peran pembantu  Orang yang memerankan berbagai aspek pasien
 Sutradara (ahli terapi)  Membimbing jalannya drama, agar dapat mencapai
insight
 Dapat memusatkan perhatian pada situasi tertentu (mimpi, keluarga, situasi
komunitas, sikap nirsadar, dan bayangan masa depan)
Terapi keluarga
 Mengubah interaksi antar anggota keluarga dan berupaya memperbaiki fungsi
keluarga sebagai suatu unit
 Indikasi: Keluarga yang bermasalah (kurang interaksi antar anggota)
 Berupaya menghentikan pola interaksi antar-generasi yang kaku
 Teknik
 Terapi kelompok keluarga  Kombinasi individu dari beberapa keluarga dalam satu
kelompok tunggal (eg: anak, yang ibunya terkena skizofrenia)
 Social network therapy  Untuk mereka yang berada di sekeliling pasien & merasa
tidak nyaman bertemu pasien dalam sesi terapi kelompok
 Konotasi positif  Pelabelan ulang semua perasaan atau perilaku yang dinilai negatif,
jadi positif. (eg: “anak ini sangat bandel” menjadi “anak ini hanya berusaha mencari
perhatian dan butuh rasa kasih sayang lebih”
Terapi pasangan (perkawinan)

 Dirancang untuk memperbaiki interaksi dua orang yang sdang memiliki konflik
psikologis (parameter: sosial, emosional, seksual, ekonomi)
 Penekanan pada pembangunan kembali interaksi pasangan
 Penggalian psikodinamika masing-masing pasangan kadang dibutuhkan agar
penyelesaian masalah menjadi lebih efektif
Behavior Therapy

 Terapi ini meliputi merubah perilaku pasien agar mengurangi disfungsi,


sekaligus meningkatkan kualitas hidup
 Didasari oleh metodologi behavior analysis, menyeleksi perilaku mana-mana
saja dari pasien, yang perlu diubah
 Indikasi: Gangguan fobia, OCD, deviasi seksual (exhibisionisme), gangguan
nafsu makan (anoreksia dan bullemia)
 Tidak efektif untuk pasien skizofrenia, depresi hebat, dan hipomania
 Jenis:
 Systemic desensitization  Pasien melawan rasa takutnya, dengan dihadapi secara
gradual. Melalui tiga langkah, yaitu relaksasi  konstruksi hierarki  desensitisasi
stimulus (membayangkan ke-12 scenario yang telah dipilih)
Behavior Therapy

 Therapeutic graded exposure  Sama dengan systemic desensitization, namun


bedanya adalah tidak dilakukan tahap relaksasi. Juga pasien tidak hanya
membayangkan stimulus, tapi dilakukan dalam konteks kehidupan nyata
 Flooding  Situasi stimulus dilakukan dalam kehidupan nyata, namun tidak
diurutkan tingkat keparahannya (seperti pada yang sebelumnya), melainkan secara
acak
 Participant modelling  Pasien diajarkan perilaku baru melalui imitasi, pasien
diberikan seorang role-model, namun tidak ada tekanan untuk sesegera mungkin
melakukan perilaku baru ini, jika memang merasa belum siap
 Exposure to stimuli presented in virtual reality  Kemajuan teknologi computer
membuat pasien dapat merasakan lingkungan yang membuatnya takut, dalam suatu
realitas virtual (semu)
Behavior therapy
 Assertiveness training  Terapi agar pasien berani melakukan apa yang dianggapnya
benar (eg: menuntun hak personal mereka), tanpa ada rasa takut
 Social skills training  Mengajarkan kemampuan sosiasliasi, pada pasien yang memang
tidak memiliki kemampuan tersebut. Biasa dilakukan pada pasien skizofrenia dan
depresi
 Aversion therapy  Pasien diberi hukuman, jika respons pasien terhadap stimulus,
tidak sesuai dengan harapan. Hukuman dapat berupa syok listrik, substansi yang
membuat muntah, dll. Biasa dilakukan pada pasien pencandu narkoba, alcohol abuse
 Positive reinforcements  Pasien diberi hadiah jika respons terhadap stimulus, sudah
memuaskan. Hadiah berupa pujian, makanan, dll
Terapi kognitif

 Fokus terapi adalah pada fungsi kognitif, pola pikir pasien yang salah
 Biasa dilakukan pada pasien depresi, panik, dan gangguan kepribadian
 Terapi terstruktur, berjangka pendek, dengan kerja sama aktif antara pasien
dan terapis, untuk mencapai tujuan terapeutik
 Triase kognitif dan depresi
 Persepsi diri yang negatif (melihat dirinya tidak mampu, tidak berguna, dll)
 Kecenderungan untuk merasakan dunia sebagai tempat yang negatif
 Memiliki dugaan bahwa kesulitan, kekurangan, kegagalan akan terus terjadi
Hipnoterapi

 Pada saat orang terhipnosis  Atensi akan lebih fokus dan pengambilan
keputusan menjadi lebih kritis.
 Prinsipnya adalah, hypnosis hanya membantu mempercepat proses
psikoterapi. Apa yang dicapai hipnoterapi sebetulnya juga dapat dicapai
psikoterapi lainnya
 Biasa dilakukan pada pasien obesitas, substance and alcohol abuse
 Pemberian sugesti  Pasien masuk dalam keadaan trance  Terapi lakukan
analisa konflik-konflik  Hal yang didapat saat pasien terhipnosis, dibawa ke
perbincangan alam sadar
Narkoterapi

 Bersifat lebih invasive, di mana pasien akan disuntikkan suatu hipnotikum


jangka pendek (seperti penthohal dan amital natrium)
 Pasien akan berada dalam keadaan setengah tidur  Pasien diwawancara 
Konfliknya disintesa dan dianalisis  Bahan yang didapat saat pasien
terhipnosis dibawa ke perbincangan alam sadar
Terapi Psikososial & Rehabilitasi

 Mengacu pada penggunaan berbagai metode, untuk mengembangkan


keterampilan sosial dan kemampuan pasien hidup mandiri
 Dilakukan pada pasien skizofrenia, gangguan afektif, gangguan perilaku
 Prosesnya adalah dilakukan pelatihan ketrampilan sosial sebagai sarana untuk
memperbaiki defisit dalam sosialisasi pasien. Latihannya meliputi
keterampilan bercakap, manajemen konflik, keterampilan hidup, dan
kejujuran
 Umumnya dilakukan di rumah sakit dan pusat kesehatan jiwa
Efektifitas psikoterapi

 Belum ada satupun kesimpulan mengenai psikoterapi yang paling unggul


 Tingkat efektifitasnya beragam, mengacu pada fakta, bahwa faktor
terapeutik bergantung secara seimbang, pada pasien dan terapis
 Faktor-faktor penentu efektifitas
 Tujuan yang pasien ingin capai
 Teknik yang digunakan terapi
 Kepribadian dan ketrampilan terapis
 Tingkat motivasi pasien
DAFTAR PUSTAKA

 Guilfoyle, M. (2005). From therapeutic power to resistance: Therapy and


cultural hegemony. Theory & Psychology, 15(1), 101-124
 Sadock, Benjamin James; Sadock, Virginia Alcott. Kaplan & Sadock's Synopsis
of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition, 925 – 931.
Terima Kasih

You might also like