Professional Documents
Culture Documents
BLOK 21
SISTEM KESEHATAN NASIONAL
Sumber:
• Seluruhnya Pemerintah
• Sebagian Masyarakat
Jenis:
Biaya pelayanan Kedokteran
Biaya pelayanan Kesehatan Masyarakat
SYARAT POKOK PEMBIAYAAN
KESEHATAN
1. Jumlah (cukup) untuk membiayai penyelenggaraan
upaya kesehatan
2. Penyebaran dana sesuai kebutuhan
3. Pemanfaatan dana diatur secara seksama (efektif
dan efisien)
Peningkatan efektifitas =dampak yang lebih besar= upaya
pencegahan
Peningkatan efisiensi :
a. Standar minimal pelayanan (sarana, tindakan)
b. Kerjasama (institusi=cost sharing,sistem= rujukan)
MASALAH POKOK PEMBIAYAAN
KESEHATAN
Badan Penyelenggara
Asuransi Kesehatan
Health Provider
Peserta
MACAM BIAYA KESEHATAN
Biaya Pelayanan Biaya Pelayanan
Kedokteran Kesehatan Masyarakat
Untuk upaya kuratif dan Untuk upaya promotif dan
rehabilitatif preventif
Sentralisasi Desentralisasi
• Inggris, pasca PD II
• Peluang cakupan 100%, tp pembiayaan yg dijamin
Model NHS (National pemerintah akan menjadi beban berat
Health Services)
STRATEGI PEMBIAYAAN KESEHATAN
1. Kecukupan/adekuasi & kesinambungan
pembiayaan kesehatan pada tk pusat dan daerah dg
langkah:
• Mobilisasi sumber2 pembiayaan baik sumber2
tradisional maupun non tradisional
• Kesinambungan fiscal space dalam anggaran
kesehatan
• Peningkatan kolaborasi intersektoral utk mendukung
pembiayaan kesehatan
2. Pengurangan pembiayaan kesh dg
Pembiayaan Out of Pocket & meniadakan
hambatan pembiayaan utk mendapatkan
pelayanan kesh bg kel miskin dan rentan
(pengembangan ASKES sosial)
• Promosi pemerataan akses dan
pembiayaan & utilisasi pelayanan
• Pencapaian universal coverage &
penguatan jaminan kesmas miskin &
rentan
3. Peningkatan efisiensi & efektifitas
pembiayaan kesehatan:
• Kesesuaian tujuan nasional dg reformasi
pembiayaan yg diterjemahkan dalam
anggaran operasional & rencana pembiayaan
• Penguatan kapasitas manajemen
perencanaan anggaran & pemberi yankes
(provider)
• Pengembangan best practice
Sumber Utama Pembiayaan
Kesehatan
Pemerintah Swasta
Donor/hibah
Sumber Pembiayaan Kesehatan
PENGERTIAN BLU
Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Perpres 32/2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN Pada
FKTP Milik Pemerintah Daerah
Sundoyo, SH,MKM,
Sundoyo, SH, MKM,M.Hum
MH
BiroBiro Hukum dan Organisasi
Hukum dan Organisasi
DASAR HUKUM
1. Perpres No 32/2014 ttg Pengelolaan & Pemanfaatan Dana
Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Milik Pemda
2. Permenkes RI No 19/2014 ttg Penggunaan Dana Kapitasi
Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan
Kesehatan & Dukungan Biaya Operasional Pada FKTP Milik
Pemda
3. SE Mendagri No 900/2280/SJ tgl 5 Mei 2014 ttg Petunjuk
Teknis Penganggaran, Pelaksanaan & Penatausahaan, serta
Pertanggungjawaban Dana Kapitasi JKN pada FKTP milik
Pemda.
37
DASAR PEMIKIRAN
• Dlm rangka meningkatkan mutu yankes dlm
penyelenggaraan JKN diperlukan pengaturan
pemanfaatan dana kapitasi yang diterima oleh FKTP
milik Pemda
• Dlm rangka tertib administrasi pengelolaan
keuangan daerah terkait dgn pembayaran dana
kapitasi oleh BPJS Kesehatan kpd FKTP milik Pemda
perlu diatur pengelolaan & pemanfaatan dana
kapitasi bagi FKTP milik Pemda;
38
Perpres No 32/2014 ttg
Pengelolaan & Pemanfaatan
Dana Kapitasi JKN Pada
(FKTP) Milik Pemda
RUANG LINGKUP PENGATURAN
1. Menyelenggarakan PIS-PK;
2. Menyelenggarakan upaya kesehatan promotif dan preventif
utamanya pelayanan di luar gedung;
3. Menyelenggarakan fungsi manajemen untuk mendukung kinerja;
4. Menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat;
5. Menyelenggarakan kerjasama lintas sektoral dalam mendukung
program kesehatan;
6. Mendukung penurunan prevalensi stunting, outbreak respond dan
kegiatan lainnya yg terkait pencapaian prioritas nasional;
7. Mendukung kelanjutan Program STBM agar terwujud Desa SBS;
Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2018 Terdiri Atas:
c. akreditasi puskesmas :
a. Workshop pendukung implementasi
akreditasi puskesmas;
b. Pendampingan akreditasi puskesmas;
dan
c. Survei akreditasi puskesmas.
Lanjutan...
d. Akreditasi Rumah Sakit :
a. workshop pendukung pemenuhan
standar akreditasi rumah sakit;
b.pembinaan rumah sakit dalam rangka
persiapan akreditasi; dan
c. survei akreditasi rumah sakit.
Lanjutan...
e. Akreditasi Labkesda :
a. workshop pendukung pemenuhan
standar akreditasi Labkesda;
b.pembinaan Labkesda dalam rangka
persiapan Labkesda; dan
c. survei akreditasi Labkesda.
Pemanfaatan Dana BOK
Dana BOK yg diterima setiap jenjang dapat
dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan UKM
meliputi :
a. Transport lokal dalam wilayah desa, kecamatan,
kabupaten/kota bagi petugas kesehatan, lintas
sektor termasuk kader kesehatan;
b. Perjalanan dinas atau transport PNS dan non
PNS;
c. Pembelian barang pakai habis;
d. Belanja bahan/material untuk mendukung
pelayanan promotif dan preventif antara lain
penggandaan media, reagen, rapid tes/tes cepat,
bahan PMT penyuluhan dan pemulihan
berbahan lokal;
e. Belanja cetak dan penggandaan;
f. Belanja makanan dan minuman;
g. Penyelenggaraan rapat-rapat, sosialisasi,
pertemuan koordinasi;
h. Honorarium PNS dan non PNS;
i. Belanja langganan jasa internet;
j. Belanja iuran premi JKN bagi tenaga
Promoter Kesehatan dan STBM;
k. Belanja barang dan jasa lain sesuai
kebutuhan program.
Dana BOK tidak dapat dimanfaatkan untuk:
1. Belanja tidak langsung (gaji, tunjangan, dll)
2. Belanja modal,
3. Pembelian obat dan vaksin,
4. Pemeliharaan gedung dan kendaraan,
5. Biaya transportasi rujukan pasien,
6. Jasa pelayanan atau pemeriksaan (kecuali:
pemeriksaan sampel terkait kesmas spt : kualitas air
minum, makanan, udara, dll)
7. Upaya kesehatan kuratif, rehabilitatif, dan paliatif.
KEGIATAN BOK PUSKESMAS
1. Kegiatan PIS-PK;
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial, antara lain :
a. Upaya Kesehatan Ibu;
b. Upaya Kesehatan Neonatus dan Bayi;
c. Upaya Kesehatan Anak Balita dan Pra Sekolah;
d. Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja;
e. Imunisasi;
f. Upaya Kesehatan Usia Reproduksi;
g. Upaya Kesehatan Lanjut Usia;
h. Upaya Kesehatan Lingkungan;
i. Upaya Promosi Kesehatan;
Lanjutan…….
j. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung (antara lain: TB, HIV/AIDS, IMS, Hepatiis, Diare, Tipoid,
ISPA/Pneumonia, Kusta, Frambusia, dll);
k. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan
Zoonotik (antara lain: Malaria, DBD, Chikungunya, Japanese
enchepalophaty, Filariasis, Schistosomiasis, kecacingan, Rabies,
Antrax, Flu burung, Leptospirosis, Pes, penyakit zoonosa
Lainnya, dll);
l. Pengendalian Vektor;
m. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular;
n. Surveilans dan Respon KLB;
Lanjutan…….
3. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan, antara lain:
a. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Masalah Keswa dan
Napza;
b. Pelayanan Kesehatan Kerja;
c. Pelayanan Kesehatan Tradisional;
d. Pelayanan Kesehatan Olahraga;
e. Pelayanan Kesehatan Lainnya termasuk lokal spesifik.
4. Fungsi Manajemen meliputi : Perencanaan, Penggerakan
Pelaksanaan/Mini Lokakarya Puskesmas, dan
Pengawasan/Pelaporan/Penilaian Kinerja Puskesmas
5. Menyelenggarakan Kegiatan Pemicuan STBM.
DANA DESA
• PEMBANGUNAN FISIK DESA
• PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Kegiatan Prioritas Bidang Pemberdayaan
Masyarakat Desa.
Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial
Dasar
pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat,
antara lain:
a) penyediaan air bersih;
b) pelayanan kesehatan lingkungan;
c) kampanye dan promosi hidup sehat guna mencegah
penyakit seperti penyakit menular, penyakit seksual,
HIV/AIDS, tuberkulosis, hipertensi, diabetes mellitus
dan gangguan jiwa;;
d) bantuan insentif untuk kader kesehatan masyarakat;
e) pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan
sehat untuk peningkatan gizi bagi balita dan anak
sekolah;
f) kampanye dan promosi hak-hak anak, ketrampilan
pengasuhan anak dan perlindungan Anak
g) pengelolaan balai pengobatan Desa dan persalinan;
h) perawatan kesehatan dan/atau pendampingan untuk
ibu hamil, nifas dan menyusui;
i) pengobatan untuk lansia;
j) keluarga berencana;
k) pengelolaan kegiatan rehabilitasi bagi penyandang
disabilitas;
l) pelatihan kader kesehatan masyarakat;
m) pelatihan hak-hak anak, ketrampilan pengasuhan
anak dan perlindungan Anak;
n) pelatihan pangan yang sehat dan aman;
o) pelatihan kader Desa untuk pangan yang sehat dan
aman; dan
p) kegiatan pengelolaan pelayanan kesehatan
masyarakat Desa lainnya
Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap
Pelayanan Sosial Dasar
Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan
sarana prasarana kesehatan,
RISIKO
TERTANGGUNG PENANGGUNG
RISIKO ASURANSI
• Adalah kemungkinan kerugian yang akan
dialami, yang diakibatkan oleh bahaya yang
mungkin akan terjadi, tetapi tidak diketahui
lebih dahulu kapan saat akan terjadi.
PENGGOLONGAN RISIKO
1. RISIKO MURNI (PURE RISK)
Adalah risiko yang menimbulkan kerugian
2. RISIKO SPEKULATIF (SPECULATIVE RISK)
Adalah risiko yang bersifat spekulatif, bisa
menimbulkan keuntungan/kerugian.
CARA MENGATASI RISIKO
1. Menghindari (Avoidance)
2. Mencegah (Prevention)
3. Memperalihkan (Transfer)
4. Menerima (Assumption or Retention)
JENIS ASURANSI
1. Asuransi Kerugian
2. Asuransi Jiwa
PERBEDAAN ASURANSI KERUGIAN
DENGAN JIWA
1. MENGENAI PARA PIHAK
a. Asuransi Kerugian
Ada 2 pihak yaitu pihak penanggung dan tertanggung
b. Asuransi Jiwa
Selain pihak penanggung, pihak tertanggung dapat
memecah diri menjadi:
1) Penutup Asuransi
2) Badan Tertanggung
3) Penikmat
2. MENGENAI YANG DIPERTANGGUNGKAN
a. Asuransi Kerugian
Yang dipertanggungkan adalah benda/barang
b. Asuransi Jiwa
Yang dipertanggungkan adalah jiwa/manusia
3. MENGENAI PRESTASI PENANGGUNG
a. Asuransi Kerugian
Prestasi penanggung adalah mengganti kerugian
yang benar-benar diderita oleh tertanggung.
b. Asuransi Jiwa
Prestasi penanggung adalah membayar sejumlah
uang tertentu yang besarnya telah ditetapkan pada saat
penutupan asuransi.
4. MENGENAI KEPENTINGAN
a. Asuransi Kerugian
Kepentingannya adalah bersifat materiil berupa hak
subyektif.
b. Asuransi Jiwa
Kepentingannya adalah bersifat immateriil.
5. MENGENAI EVENEMEN
a. Asuransi Kerugian
Evenemen adalah terjadinya peristiwa yang menimbulkan
kerugian tertanggung.
b. Asuransi Jiwa
Evenemen adalah meninggalnya badan tertanggung atau
lampaunya waktu tanpa meninggalnya badan tertanggung.
6. AZAS INDEMNITAS
a. Asuransi Kerugian
Berlaku azas indemnitas
b. Asuransi Jiwa
Tidak berlaku azas indemnitas.
PENGGOLONGAN ASURANSI
1. Berdasarkan Obyek
A. Asuransi Jiwa/Manusia
B. Asuransi Benda/Barang
2. Secara Yuridis
A. Asuransi Kerugian
B. Asuransi Jiwa
3. Berdasarkan Kehendak Para Pihak
A. Asuransi Sukarela
B. Asuransi Wajib
4. Berdasarkan Tujuan
A. Asuransi Komersial
B. Asuransi Sosial
UNSUR-UNSUR ASURANSI
1. Adanya tertanggung dan penanggung
2. Adanya peralihan risiko dari tertanggung kepada
penanggung
3. Adanya premi yang harus dibayar tertanggung
kepada penanggung
4. Adanya peristiwa tidak tentu yang
dipertanggungkan
5. Adanya pemberian ganti rugi/santunan dari
penanggung kepada tertanggung didasarkan pada
peristiwa yang tidak tentu
6. Kepentingan
ASAS-ASAS ASURANSI
1. Kepentingan.
2. Itikat Baik (Good Faith).
3. Indemnitas.
4. Subrogasi.
5. Reasuransi.
1. KEPENTINGAN
Dalam setiap perjanjian asuransi diharuskan
adanya suatu kepentingan (Insurable Interest ).
Manfaat sesuai
Manfaat
dgn premi yg
Komprehensif
dibayarkan
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
Sistem Jaminan Sosial Nasional
Hak konstitusional setiap orang + Wujud tanggung jawab negara
Pasal 28 H ayat 3 • “Setiap orang berhak atas Jaminan Sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
UUD 45 bermanfaat".
• 1. Administrasi pelayanan;
• 2. Pelayanan promotif dan preventif;
• 3. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi
Pelayanan medis;
kesehatan tingkat • 4. Tindakan medis non spesialistik, baik
pertama, meliputi operatif maupun non operatif;
• 5. Pelayanan obat dan bahan medis habis
pelayanan pakai;
kesehatan non • 6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan
spesialistik yang medis;
mencakup: • 7. Pemeriksaan penunjang diagnostik
laboratorium tingkat pratama; dan
• 8. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan
indikasi
Pelayanan Kesehatan Yang Dijamin
Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, meliputi pelayanan kesehatan yang
mencakup:
RUANG LINGKUP
KANTOR
RUMAH TINGGAL
TEMPAT LAIN
MANFAAT JAMINAN KECELAKAAN KERJA
1.SANTUNAN SEKALIGUS
70% X 80 BLN UPAH
BEKERJA 2.SANTUNAN BERKALA
KEMBALI Rp. 200.000,-/BLN
SELAMA 24 BLN
SEMENTARA
TIDAK MAMPU CACAT
CACAT TETAP SEBAGIAN
BEKERJA
1.BIAYA PENGOBATAN SANTUNAN SEKALIGUS
Rp. 20.000.000 % TABEL CACAT X 80
2.SANTUNAN STMB BLN UPAH
- 4 BLN PERTAMA 100 % UPAH
- 4 BLN KEDUA 75% UPAH
KECELAKAAN CACAT FUNGSI
PENGANGKUTAN - SETERUSNYA 50% UPAH
KERJA
% KURANG FUNGSI X %
DARAT Rp 750.000 TABEL CACAT X 80 BLN UPAH
LAUT Rp 1.000.000 MENINGGAL
UDARA Rp 2.000.000 DUNIA BIAYA
REHABILITASI
1. SANTUNAN SEKALIGUS
60% X 80 BLN UPAH -REHABILITASI MEDIK
2. SANTUNAN BERKALA Max. Rp. 2.000.000
Rp. 200.000,- /BLN SELAMA 24 BLN
-PROTHESE ANGGOTA
3. BIAYA PEMAKAMAN Rp. 2.000.000
BADAN TIRUAN
-ORTHOSE ALAT BANTU
(KURK,KURSI RODA)
2. JAMINAN HARI TUA (JHT)
136
3. JAMINAN KEMATIAN (JK)