Professional Documents
Culture Documents
KIE sangat diperluan agar pasien mengerti akan keadaan dirinya dan
agar kekambuhan tidak terjadi.
Identitas pasien
Nama : Ny. Jumaiyah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 55 tahun
Alamat : Diwek, Jombang
Agama : Islam
Status Perkawinan : menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku Bangsa : Jawa
Tanggal Pemeriksaan : 25 Januari 2015
No RM : 25-70-71
Ax dengan KU: Bercak kemerahan
Bercak kemerahan tersebut muncul kira-kira ± 1 tahun
yang lalu, dan diatasnya didapatkan sisik yang
berwarna putih Pada mulanya muncul bercak
kemerahan yang pertama kali di kedua siku, kemudian
menyebar ke bagian tubuh yang lain. Bercak tersebut
dirasakan sedikit gatal dan tidak nyeri. Bercak tersebut
timbul terus-menerus dan semakin banyak, terutama
setelah pasien memiliki kebiasaan mencuci baju dengan
tangan. Bila di gosok, bercak tersebut timbul bintik-
bintik seperti berdarah. Keluhan tersebut membuat
pasien dan keluarga pasien malu akan penyakitnya
dan keluarga pasien menyuruh pasien untuk berobat.
RPD RPK&RPsos
Dbn
Dbn
• Karsvlek phenomena
(phenomena bercak
lilin) (+)
• Austpitz sign (+)
• Koebner phenomena (+)
Diagnosis
Psoriasis vulgaris
Pemeriksaan Penunjang
- Histopatologi (tidak dilakukan)
Diagnosis banding
- Dermatofikosis superficialis
- Ptyriasis rosea
- Lues II
- Dermatitis seboroik
- M.H tipe T makuler
Penatalaksanaan
Pengobatan topical
Steroid : Inerson (Desoximetasone) cream (dioleskan
didaerah yang sakit, pagi dan malam hari.)
Pengobatan sistemik
- Loratadine (AllorisR) diberikan 1 kali sehari sebagai
antihistamin
- Methylprednisolone 8 mg, 2 kali sehari.
Suportif:Harus hindari faktor pencetus seperti stres
emosional, trauma, infeksi dapat berupa tosilitis, caries,
investasi parasit harus diberantas.
Follow up
Kontrol 1 minggu lagi untuk mengevaluasi hasil
pengobatan dan kemajuan penyakit ( keluhan
subyektif dan tanda obyektif).
Prognosis
Ad vitam : baik
Ad sanam : buruk
Ad fungsionam : baik
Ad Kosmetikum : dubia ad bonam
Pembahasan
Psoriasis penyakit autoimun, bersifat kronis
residif, ditandai plak eritema berbatas tegas
dengan skuama kasar, berlapis-lapis, dan
transparan
fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner
Auspitz sign
Faktor pencetus
Infeksi
Obat-obatan
Trauma fisik
Stress
Cuaca
Pitiriasis
rosea
Dermatofit eritroderm
osis a
eritroskuamosa
dermatitis Sifilis
seboroik Psoriasifor
mis
Dermatofitosis
Pada stadium penyembuhan
psoriasis telah dijelaskan
bahwa eritema dapat terjadi
hanya di pinggir, hingga
menyerupai dermatofitosis.
Perbedaannya adalah
skuama umumnya pada
perifer lesi dengan gambaran
khas adanya central healing,
keluhan pada dermatofitosis
gatal sekali dan pada
sediaan langsung ditemukan
jamur.
Sifilis Psoriasiformis
Sifilis pada stadium II dapat
menyerupai psoriasis dan
disebut sifilis psoriasiformis.
Perbedaannya adalah
skuama berwarna coklat
tembaga dan sering disertai
demam pada malam hari
(dolores nocturnal), STS positif
(tes serologik untuk sifilis),
terdapat senggama
tersangka (coitus suspectus),
dan pembesaran kelenjar
getah bening menyeluruh
serta alopesia areata.
Dermatitis seboroik
Predileksi Dermatitis Seboroik
pada alis, lipatan nasolabial,
telinga sternum dan fleksura.
Sedangkan Psoriasis pada
permukaan ekstensor terutama
lutut dan siku serta kepala.
Skuama pada psoriasis kering,
putih, mengkilap, sedangkan
pada Dermatitis Seboroik
skuama berminyak, tidak
bercahaya.
Psoriasis tidak lazim pada wajah
dan jika skuama diangkat
tampak basah bintik perdarahan
dari kapiler (Auspitz sign),
dimana tanda ini tidak
ditemukan pada dermatitis
seboroik
Ptiriasis rosea
Pada pitiriasis Rosea,
lokasi erupsi pada
lengan atas, badan
dan paha, bentuk
oval, distribusi
memanjang mengikuti
garis tubuh (pohon
cemara), skuama
sedikit tidak berlapis-
lapis dan didahului
oleh herald patch.
Tatalaksana
Topikal antara lain:
Anthralin antiinflamasi dan menghambat proliferasi
keratinosit. (Psoriasis bentuk plakat yang kronis atau
psoriasis gutata)
vitamin D3 (Calcipotriol) antiinflamasi dan
menghambat proliferasi keratinosit dengan
menghambat pembentukan IL-6. (Psoriasis bentuk
plakat, dan dapat menimbulkan iritasi lokal)
Preparat tar Menghambat proliferasi keratinosit.
kortikosteroid topikal efek anti inflamasi dan anti
mitosis.
Pengobatan sistemik antara lain:
Kortikosteroid efek anti inflamasi dan anti mitosis.
Methotrexate efek menghambat sintesis DNA dan bersifat anti
inflamasi dengan menekan kemotaktik terhadap sel netrofil
Siklosporin obat imunosupresif dg efek menghambat aktivasi
dan proliferasi sel Tserta menghambat pertumbuhan sel
keratinosit
Retinoid efek menghentikan diferensiasi dan proliferasi
keratinosit dan bersifat anti inflamasi, dengan menghambat
fungsi netrofil
DDS (diaminodifenilsulfon) sebagai pengobatan Psoriasis
Pustulosa tipe Barber
Fototerapi efek menghambat mitosis, sehingga dapat
digunakan untuk pengobatan psoriasis
Edukasi
Hindari trauma
menghindari stres.
hindari faktor pencetus
stresemosional
fokal infeksi dapat berupa tosilitis, caries, investasi
parasit harus diberantas
Kesimpulan
Telah dilaporkan kasus psoriasis vulgaris yang diderita
wanita 55 tahun, pada regio antebrachii, elbow, dorso
manus, patela, maleolus medial, maleolus lateralis,
dorso pedis dextra sinistra.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis berupa
bercak merah pada kedua tungkai kaki dan tangan
sejak +1 tahun ini
pemeriksaan fisik didapatakan kulit kemerahan
(makula eritematous) berbatas tegas dengan bentuk
tidak teratur, dengan skuama putih tebal diatasnya.
pasien diberikan obat topikal steroid (inerson
cream) hal ini sesuai dengan teori bahwa
kortikosteroid topical memberikan hasil yang baik
Pengobatan sistemik diberikan metilprednisolon
16mg dan pemberian loratadine (AllorisR)
digunakan sebagai antihistamin karena pasien
mengeluhkan gatal.
Terima kasih