You are on page 1of 19

METODE ALAT KONTRASEPSI

IMPLAN
Pengertian
 Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi bawah Kulit (Hanafi,
2004). Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung
levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon polidymetri
silicon dan disusukan dibawah kulit. Jumlah kapsul yang disusukkan
dibawah kulit adalah sebanyak 2 kapsul masing masing kapsul
panjangnya 44 mm masing masing batang diisi dengan 70mg
levonorgetrel, dilepaskan kedalam darah secara difusi melalui
dinding kapsul levonorgetrel adalah suatu progestin yang dipakai
juga dalam pil KB seperti mini pil atau pil kombinasi (Prawirohardjo,
2009)

Tingkat keberhasilannya (efektifitas)?


97-99%
Cara Kerja
 Lendir serviks menjadi kental
 Mengganggu proses pembentukan endometrium
sehingga sulit terjadi implantasi.
 Mengurangi transportasi sperma.
 Menekan ovulasi.
Jenis Implan
a. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36mg Levonogestrel dan
lama kerjanya 5 tahun.
b. Implanon dan Sinoplant
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun.
c. Jadena dan Indoplant
Tediri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan
lama kerjanya 3 tahun.
Keuntungan

 Daya guna tinggi


 Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun
 Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
 Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
 Bebas dari pengaruh estrogen
 Tidak mengganggu kegiatan sanggama., tidak menganggu ASI
Kerugian

 Susuk KB/implant harus dipasang dan diangka oleh petugas


kesehatan yang terlatih.
 Menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak
(spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid,
serta amenorea
 Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaiannya kontrasepsi
ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk
pencabutan.
 Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkolosis
(rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).
 Peningkatan/penurunan berat badan
YANG TIDAK BOLEH MENGGUNAKAN
IMPLANT
 Hamil atau diduga hamil
 Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya.
 Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
 Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
 Mioma uterus dan kanker payudara.
 Gangguan toleransi Glukosa.
Persiapan Pemasangan

 Riwayat medis lengkap


 Periksa TD,BB, dan TB
 Tanyakan rincian menstruasi,terakhir,
 Menyampaikan cara kerja dan efektifitas pada imlplan
 Menyampaikan prosedur pemasangan dan pelepasan
implan
 Menyampaikan efek samping
 Jadwalkan mengenai tgl pemasangan
Cara Pemasangan Implan

Alat-alat yang diperlukan :


1) sabun antiseptic
2) kasa steril
3) cara antiseptic (betadine)
4) kain steril yang mempunyai lubang
5) Obat anestesi lokal
6) Semprit dan jarum sntik
7) Trokar no. 10
8) sepasang sarung tangan steril
9) satu set kapsul norplant (6 bulan)
10) Scalpel yang tajam.
Teknik pemasangan
1. Tenaga kesehatan mencuci tangan dengan sabun
2. Daerah tempat pemasangan (lengan kiri bagian atas) dicuci dengan sabun
antiseptic
3. Calon akseptor dibaringkan telentang di tempat tidur dan lengan kiri diletakkan
pada meja kecil disamping tempat tidur akseptor.
4. Gunakan hand scoon seteril dengan benar.
5. Lengan kiri pasien yang akan di pasang diolesi dengan cairan anstiseptic /
betadin.
6. Daerah tempat pemasangan norplant ditutup dengan kain steril yang berlubang.
7. Dilakukan injeksi obat anestesi kira-kira 6-10 cm di atas lipatan siku.
8. Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjag 0,5 cm dengan skalpel yang tajam.
9. Trocard dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah
kulit.
10. Kemudian kapsul dimasukkan di dalam trokar dan di dorong dengan plunger
sampai kapsul terletak di bawah kulitn .
11. Demikian dilakukan berturut-turut dengan kapsul kedu sampai keenam, kapsul
di bawah kulit diletakkan demikian rupa sehingga susunanya seperti kipas .
12. Setelah semua kapsul berad di bawah kulit, trokar ditarik pelan-pelan keluar.
13. Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak.
14. Dekatkan luka dan beri plester kemudian dibalut dengan perban untuk mencegah
perdarahan dan agar tidak terjadi haematom.
15. Nasehat pada akseptor agr luka jangan basah, selama lebih kurang dari 3 hari dan
datang kembali jika tejadi keluhan-keluhan yang mengganggu
Pencabutan/Ekstraksi

Indikasi :
1) Alat permintaan akseptor (apabila menginginkan hamil lagi)
2) Timbulnya efek samping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan biasa.
3) Sudah habis masa pakainya.
4) Terjadi kehamilan.

b. Teknik pencabutan implant


Mengeluarkan implant umumnya lebih sulit dari pada insersi persoalan dapat timbulnya implant dipasang terlalu dalam
atau bila
timbul jaringan fibrous di sekeliling implant.
Adapun cara untuk mengeluarkan implant yang sudah terpasang pada kulit adalah :
1. Informed consert
2. Bidan dan akseptor melakukan cuci tangan dengan memperhatikan aseptik dan
antiseptik.
3. Tentukan lokasi dari implant dengan jari-jari tangan dan dapat diberi tanda/gambar dengan tinta bila perlu.
4. Oleskan tempat yang akan dilakukan pencabut dengan larutan antiseptik dan pasang duk steril.
5. Suntikan anesteri lokal dibawah implant, jangan menyuntikan anestesi diatas implant karena pembengkakan kulit
dapat menghalangi pandangan dari retak implantnya.
6. Buat satu insisi 4 mm sedekat mungkin pada ujung-ujung implant, pada daerah alas kipas.
7. Keluarkan implant pertama yang terletak paling depan ke insisi atau terletak paling depan ke permukaan.
Sampai saat ini dikenal 4 cara pencabutan implant
1) cara POP – OUT (Darney, Klaise dan Walker), merupakan teknik pilihan
bila memungkinkan karena tidak traumatis, sekalipun tidak selalu mudah untuk
mengerjakannya. Dorong ujung proksimal “kapsul” (arah bahu) ke arah diistal dengan ibu jari
sehingga mendekati lubang insisi, sementara jari telunjuk menahan bagian tengah “kapsul”,
sehingga ujung distal kapsul menekan kulit

2) Cara standard, jepit ujung distal “kapsul” dengan klem mosquito, sampai kira-kira 0,5 -1
cm dari ujung klemnya, masuk dibawah kulit melalui lubang insisi. Putar pegangan klem pada
posisi 180 di sekitar sumbu utamanya mengarah ke bagu akseptor. Bersihkan jaringan-
jaringan yang menempel di sekeliling klem dan kapsul dengan skalpet atau kasa steril sampai
“kapsul” terlihat dengan jelas. Tangkap ujung “kapsul” yang sudah terlihat dengan klem orile
lepaskan klem mosquito dan keluarkan “kapsul” dengan klem orile.
3) Cara “U”, Teknik ini dikembangkan oleh Dr Untung prawiroharjo dari semarang dibuat
insisi memanjang selebar 4 mm kira-kira 5 mm proksimal dari ujung distal “kapsul” di
antara kapsul ke-3 dan kapsul ke-4. “kapsul” yang akan dicabut difiksasi dengan
meletakkan jari telunjuk tangan kiri sejajar di samping “kapsul”. “kapsul” dipegang dengan
klem (Norplant holding forceps) kurang lebih 5 mm dari ujung distalnya. Kemudian klem
diputar ke arah pangkal lengan atas / bahu akseptor sehingga “kapsul” terlihat di bawah
lubang insisi dan dapat dibersihkan dari jaringan-jaringan yang menyelubunginya dengan
memakai skalpel untuk seterusnya dicabut keluar.

4) Cara Tusuk “Ma”, Dikembangkan oleh Dr. IBG Manuaba dari denpasar memakai alat
bantu kawat atau jari roda sepeda, satu ujung di lengkungan sepanjang 0,5 – 0,75 cm
dengan sudut 90 dan diperkecil serta diruncingkan, sedangkan ujung yang lain
dilengkungkan dalam satu bidang dengan lengkungan runcing tadi dan dipakai untuk
pegangan operator setelah “kapsul” dijepit dengan pinset atau klem arteri, jaringan ikat
dibersihkan dengan pisau sampai “kapsul” tampak putih. Kemudian alat tusuk “ma”
ditusukkan pada “kapsul” serta terus diikat keluar. Berikan anestensi lagi bila diperlukan,
untuk mengeluarkan implant yang lain.
9. Tutup dan bungkus luka insisi seperti pada saat insersi bila akseptor ingin dipasang implant
yang lain. Upaya pencabutan keenam “kapsul” norplant dibatasi sampai waktu 45 menit. Bila
waktu tersebut tidak semua “kapsul” berhasil dikeluarkan, maka prosedur pencabutan dihentikan
dan upaya pencabutan kembali sisa “kapsul” yang masih tertinggal diulangi kira-kira 3-4 minggu
kemudian. Hal ini untuk mengurangi terjadinya infeksi dan rasa nyeri. Di samping itu mecabut sisa
“kapsul” norplant akan lebih mudah bila lengan akseptor telah sembuh dari trauma jaringan
upaya pencabutan yang lalu. Setelah selesai dengan pencabutan keenam “kapsul” norplant
rendam setelah alat-alat yang sudah dipakai dalam cairan 0,5% untuk dekontaminasi alat-alat.
Pemeliharaan Alat-alat Untuk Insersi dan
Pengangkatan Implant

1) Troicard harus dicuci dengan air hangat dan larutan antiseptik segera
setelah insersi, kemudian didesinfeksi sebelum pemakaian.
2) Desinfeksi dapat dilakukan dengan :
a). Autoclave selama 20 menit.
b). Direbus dalam air mendidih selama 5-10 menit.
c). Sterilisasi dingin dengan larutan germiside untuk sedikitnya 1 jam
3) Desinfeksi dengan autoclave merupakan cairan paling efektif.
4) Ketiga cara desinfeksi tersebut akan membunuh HIL yaitu penyebab
AIDS
5) Tetapi merebus dalam air panas selama 5-10 menit atau sterilisasi
dingin, tidak akan membunuh virus hepatitis B pada daerah endemik
hepatitis, alat-alat harus direbus dalam air selama 15-30 menit.
6) Ujung trocar harus dipriksa setelah melakukan 10 insersi, dan bila
diperlukan dapat diasah kembali dengan pemeliharaan yang baik. Trocar
dapat dipakai untuk melakukan kurang lebih 50 insersi.

You might also like