You are on page 1of 16

Analisis Case

(Migrain + Aura)
Tutorial B-3
Overview Case
• Nyonya S, 35 tahun, datang ke poliklinik saraf karena
sering mengalami nyeri kepala berdenyut sesisi kanan.
• Nyeri
• Defenisi nyeri secara umum menurut International Association for
Study of Pain (IASP) adalah suatu pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi terjadi.
• Nyeri didaerah kepala sendiri dibagi menjadi dua, yaitu nyeri kepala
dan nyeri fasial.
• Nyeri kepala adalah rasa nyeri pada daerah diatas garis orbitomeatal
yaitu diatas kepala memanjang dari orbita sampai kedaerah belakang
kepala, sedangkan pada
• Nyeri fasial adalah rasa nyeri pada daerah wajah yaitu dibawah garis
orbitomeatal contohnya pada neuralgia trigeminal.
• The International Headache Society (IHS)  membagi nyeri kepala
menjadi dua bagian yaitu :
• Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala tanpa penyebab yang jelas dan
tidak berhubungan dengan penyakit lain, mencakup Tension type
headache, migraine dan nyeri kepala cluster.
• Sedangkan nyeri kepala sekunder terjadi akibat gangguan organik lain,
seperti infeksi, trauma, tumor, dan perdarahan.
Diagnosis banding nyeri kepala
• Migrain  nyeri kepala unilateral.
• Tension type headache  sakit kepala akibat stress, nyeri kepala
oksipital bilateral.
• Space occupying lesion  nyeri kepala oleh karena terjadinya
kompresi jaringan otak terhadap tengkorak sehingga meningkatkan
tekanan intrakranial. Mengalami fungsi motorik abnormal, gerakan
mata abnormal
• Nyeri kepala cluster  nyeri kepala pada satu sisi yang disertai
dengan keluarnya air mata dan hidung tersumbat. memiliki
karakteristik lokalisasi nyeri yang konsisten pada daerah orbital
unilateral. Rasa sakit dirasakan jdi dalam dan sekitar orbita, sangat
intens dan tidak berdenyut, serta sering kali menjalarke dahi, pelipis,
dan pipi kadang kadang juga menjalar ke telinga,oksipital, dan leher.
• Subarachnoid hemorrhage/SAH  sakit kepala parah mendadak
(sering disebut sakit kepala halilintar/ thuder clap headache),
Kesadaran dan kewaspadaan yang menurun, Ketidaknyamanan mata
terhadap cahaya yang menyilaukan (photophobia),Nyeri otot
(terutama sakit leher dan bahu),Mual dan muntah,Mati rasa pada
bagian tubuh,Kejang-kejang,Leher kaku,Masalah pada penglihatan.
• Meningitis  demam,sakit kepala berat menyeluruh dan kaku kuduk.
(trias meningitis)
• Sebelum serangan timbul pasien bisa merasakan kondisi
tubuhnya tidak enak, dan dia bisa memperkirakan biasanya akan
segera mengalami serangan nyeri kepala.
• Kondisi tubuh pasien yang tidak merasa enak merupakan suatu proses
rekognisi atau pengenalan tubuh pasien terhadap suatu rangsang baru
atau mungkin sebelumnya pernah terjadi. Dan ini juga bisa menjadi
suatu fase awal timbulnya dari suatu perjalanan penyakit.
• Bisa disebut sebagai Fase Prodormal ini dialami sekitar 40-60%
penderita migren Gejala ini muncul beberapa jam atau hari sebelum
nyeri kepala.
• Sebelum terjadi serangan pasien melihat sekitarnya menjadi
aneh, leher orang menjadi panjang, dan kadang melihat orang
menjadi kecil. Terkadang melihat kilatan cahaya dan bentukan
zigzag
• Terdapat gangguan visualisasi sensoris dari pasien,ini bisa di indikasikan
adanya suatu tahapan perjalanan penyakit pada pasien. Penurunan
rangasangan sensoris ini bisa juga di sebut sebgai Aura. Aura adalah
gejala neurologis fokal kompleks yang mendahului atau menyertai
serangan migren. Fase ini muncul bertahap selama 5-20 menit. Aura
dapat berupa sensasi motoric, sensorik, visual atau gabungan
diantaranya. Aura visual 64% muncul pada pasien dan merupakan gejala
neurologis yang paling umum. Aura pada migren biasanya hilang
beberapa menit dan kemudian muncul nyeri kepala.
• Perubahan pengelihatan pada pasien bisa disebut juga dengan Alice in
Wonderland Syndrome/AIWS atau AWS atau mikropsia atau makropsia.
Ini merupakan gangguan orientasi saraf yang mempengaruhi persepsi
penglihatan pada manusia. Sindrom ini biasanya berhubungan dengan
halusinasi visual, sehingga mempengaruhi ukuran dan bentuk objek yang
dilihatnya.
• Terkadang melihat kilatan cahaya dan bentukan zigzag.
• Melihat kilatan cahaya bisa juga di sebut denga flashes,Bahasa medis
melihat flashes adalah fotopsia dan bentukan zigzag ini bisa disebabkan
karena hipersensitivitas sensorik bagian visual. Dan merupakan tanda khas
dari aura.
• Saat serangan nyeri kepala, pasien mengalami silau, dan tidak kuat bila
mendengar suara ribut.
• Fase Nyeri kepala biasanya berdenyut, unilateral dan biasanya berawal di
daerah frontotemporalis dan ocular. Kemudian setelah 1-2 jam menyebar
secara difus kearah posterior. Serangan berlangsung selama 4-72 jam
pada orang dewasa dan pada anak-anak biasanya 1-48 jam. Intensitas
nyeri sedang sampai berat dan menggangu aktivitas sehari-hari.
• Mengalami silau  peningkatan sensitivitas terhadap cahaya akibat
adanya gangguan fungsi sensoris visual.
• Tidak kuat mendengar suara ribut  peningkatan sensitivitas terhdap
rangsang bunyi akibat adanya gangguan fungsi sensoris auditori.
• Serangan demikian berat hingga 3 hari lamanya.
• Gejala yang timbul pada pasien bersifat progresif sehingga dapat
menggangu aktivitas pada pasien.
• Tidak ada kelemahan sesisi, tidak ada
kesemutan sesisi tubuh, tidak ada bicara pelo.
• Tidak terdapat defisit neurologis motorik pada
pasien.
Diagnosis banding
• Migrain
• Status generalis dalam batas normal. Status neurologis tidak ada defisit
neuroligis fokal.
• Tidak ditemukan adanya indikasi gangguan sistemik dan kelainan pada
neurologis fokal.
Diagnosis
• Migrain dengan Aura
Migrain
• Migrain sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu hemicranias
(hemi : setengah, cranium : tengkorak kepala) adalah nyeri kepala
yang umumnya unilateral yang berlangsung selama 4 - 72 jam,
sekitar 2/3 penderita migraine predileksinya unilateral, dengan
sifat nyeri yang berdenyut, dan lokasi nyeri umumnya di daerah
frontotemporal dan diperberat dengan aktivitas fisik.
• International Headache Society (IHS) migrain di bagi menjadi 2 :
• Migren tanpa aura atau common migraine
• dan migren dengan aura atau classic migraine.
• Migrain dengan aura atau classic migraine diawali dengan adanya
deficit neurologi fokal atau gangguan fungsi saraf/aura, terutama
visual dan sensorik bebauan seperti melihat garis
bergelombang,cahaya terang, bintik gelap, diikuti nyeri kepala
unilateral, mual dan kadang muntah kejadian ini umumnya berurutan
dan manifestasi nyeri biasanya tidak lebih dari 60 menit.

• Migrain tanpa aura atau common migraine. Nyeri pada salah satu
bagian sisi kepala dan bersifat pulsatile dengan disertai mual,fotofobi
dan fonofobi, intensitas nyeri sedang sampai berat, nyeri diperparah
saat aktivitas dan berlangsung selama 4 sampai 72 jam
• Mekanisme :
• Teori Vascular
• Teori vaskular, adanya gangguan vasospasme menyebabkan
pembuluh darah otak berkonstriksi sehingga terjadi hipoperfusi
otak yang dimulai pada korteks visual dan menyebar ke depan.
Penyebaran frontal berlanjutan dan menyebabkan fase nyeri
kepala dimulai
• Teori Neurovascular-Neurokimia (Trigeminovascular)
• Adanya vasodilatasi akibat aktivitas NOS dan produksi NO akan
merangsang ujung saraf trigeminus pada pembuluh darah
sehingga melepaskan CGRP (calcitonin gene related). CGRP +
receptor di meniges sel mast inflamasi neuron,CGRP akan
bekerja pada post junctional site second order neuron yang
bertindak sebagai transmisi impuls nyeri sistem ini juga
mengaktifkan nukleus dorsal rafe sehingga terjadi peningkatan
kadar serotonin. mengaktifkan lokus sereleus sehingga terjadi
peningkatan kadar epinefrin. eningkatan kadar epinefrin dan
serotonin akan menyebabkan konstriksi dari pembuluh darah
lalu terjadi penurunan aliran darah di otak, Penurunan aliran
darah di otak akan merangsang serabut saraf trigeminovaskular.
Jika aliran darah berkurang maka dapat terjadi aura.
• Teori Cortical Spreading Depresio
• Dimana pada orang migrain nilai ambang saraf
menurun sehingga mudah terjadi eksitasi neuron lalu
berlaku short-lasting wave depolarization oleh
pottasium-liberating depression (penurunan pelepasan
kalium) sehingga menyebabkan terjadinya periode
depresi neuron yang memanjang. Selanjutnya, akan
terjadi penyebaran depresi yang akan menekan
aktivitas neuron ketika melewati korteks serebri.
Remember…
Stay Well!

You might also like