You are on page 1of 21

LP DAN ASKEP HALUSINASI

KELOMPOK 1:
1. Defindra Yudha Pramana
2. Tria Oktaviana Rahajeng
3. Syahrul Hardiyanto
4. Arfi Nur ‘Afifah
PENGERTIAN

 Halusinasiadalah gangguan persepsi


panca indra tanpa adanya rangsangan
dari luar yang dapat meliputi semua
penginderaan dimana terjadi pada
saat kesadaran individu itu penuh
atau baik (DepKes RI, 1998).
ETIOLOGI

 Faktor Predisposisi:
a. Biologis
b. Neurotransmiter
c. Psikologis
d. Sosiobudaya
 Faktor presipitasi:
a. Biologis
b. Stress lingkungan
c. Sumber koping
JENIS - JENIS DAN TANDA HALUSINASI

1. Halusinasi Pendengaran
 Halusinasi pendengaran adalah ketika mendengar
suara atau kebisingan, paling sering mendengar
suara orang.
 Data Objektif:

 Bicara atau tertawa sendiri.

 Marah-marah tanpa sebab

 Data Subjektif:

 Mendengar suara atau kegaduhan

 Mendengar suara yang mengajak bercakap –


cakap
• 2. Halusinasi Penglihatan
 Halusinasi pengelihatan adalah stimulus
visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar
geometris, gambar kartun, bayangan yang
rumit atau kompleks.
 Data Objektif:

 Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu

 Ketakutan Kepada sesuatu yang tidak jelas

 Data Subjektif:

 Melihat bayangan, sinar bentuk geometris,


bentuk kartun, melihat hantu atau monster.
 3. Halusinasi Penghidu
 Halusinasi Penghidu adalah membaui bau-
bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan
feses umumnya bau-bauan yang tidak
menyenang kan.
 Data Objektif:

 Menghidu sedang membaui bau-bauan


tertentu
 Menutup hidung

 Data Subjektif:

 Membaui bau-bauan seperti bau darah, urin,


feses kadang-kadang bau itu menyenangkan
 4. Halusinasi Pengecap
 Halusinasi pengecap adalah Merasa mengecap
rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
 Data Objektif:

 Sering meludah

 Muntah

 Data Subjektif:

 Merasakan rasa seperti darah, urin atau


feses
 5. Halusinasi Perabaan
 Halusinasi Perabaan adalah mengalami nyeri
atau ketidak nyamanan tanpa stimulus yang
jelas.
 Data Objektif:

 Menggaruk-garuk permukaan kulit

 Data Subjektif:

 Menyatakan ada serangga di permukaan


kulit.
 Merasa tersengat listrik
 6. Halusinasi seksual
 Persepsi tentang alat genital yang palsu,
penderita merasa adanya sensasi luar biasa
pada alat genitalnya.
 7. Halusinasi kinesti

 Persepsi palsu pada seseorang setelah


mengalami operasi besar/ mayor.
 8. Agnosia

 Gangguan persepsi yang ditandai dengan


ketidakmampuan mengenal dan
menginterpretasikan kesan sensorik.
RENTANG RESPON HALUSINASI
PROSES TERJADINYA HALUSINASI

 Halusinasi berkembang melalui emat fase,


yaitu sebagai berikut :
 1. Fase Pertama

 Disebut juga dengan fase comporting yaitu


fase yang menyenangkan. Pada tahap ini
masuk dalam golongan nonpsikotik.
 2. Fase Kedua

 Disebut dengan fase condemming atau


ansietas berat yaitu halusinasi menjadi
menjijikkan, termasuk dalam psikotik ringan.
 3. Fase Ketiga
 Adalah fase controlling atau ansietas berat
yaitu pengalaman sensori menjadi berkuasa.
Termasuk kedalam gangguan psikotik.
 4. Fase Keempat

 Adalah fase conquering atau panic yaitu klien


lebur dengan halusinasinya. Termasuk dalam
psikotik berat.
POHON MASALAH
PENATALAKSANAAN

 Farmakotherapi ( anti psikotik )


 Satu macam pendekatan terapi tidak
cukup, tujuan utama perawatan
dirumah sakit adalah ikatan efektif
antara pasien dan system pendukung
masyarakat.
ASUHAN KEPERAWATAN HALUSINASI

 1.PENGKAJIAN f. Status mental


 Isi pengkajian g. Kebutuhan persiapan
meliputi: pulang
a. Identitas klien h. Mekanisme koping
b. Keluhan utama atau i. Masalah psikososial
alasan masuk dan lingkungan
c. Faktor predisposisi j. Pengetahuan
d. Aspek fisik atau k. Aspek medic
biologis
e. Aspek psikososial
 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
Penglihatan dan Pendengaran
 Isolasi Sosial : Menarik Diri

 Gangguan Konsep diri : Harga diri rendah

 Resiko Perilaku Kekerasan


NOC NIC ASKEP HALUSINASI

Dx 1:
 NOC: Sensori function (hearing and
vision)
 NIC: -Neurologik monitoring (eye care
and ear care)
 Dx 2
 NOC: -Self estem situasional
-Communication impaired verbal
 NIC: Modifikasi perilaku (ketrampilan
sosial)
 Dx 3
 NOC: Harga diri meningkat
 NIC: Self estem enhancement
(peningkatan harga diri)
 Dx 4
 NOC: -Abuse protection
-Impuls self control
 NIC: Behavior management
IMPLEMENTASI
 Strategi pelaksanaan klien
 SP pasien:

1. SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal


halusinasi
2. SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol
halusinasi dengan cara kedua:bercakap-cakap
dengan orang lain
3. SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol
halusinasi dengan cara ketiga: melaksanakan
aktivitas terjadwal
4. SP 4 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat
secara teratur
 Strategi pelaksanaan keluarga
1. SP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang
pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang
dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan
cara-cara merawat pasien halusinasi.
2. SP 2 Keluarga: Melatih keluarga praktek
merawat pasien langsung dihadapan pasien
3. SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang
bersama keluarga

You might also like