You are on page 1of 30

Pembubaran PT

sebagai Badan
Hukum Novika Fuzi Fauziah
Putu Agus Indra
Ryan Andhika
PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA
STATUS BADAN HUKUM P.T.

Pembubaran P.T. terjadi:


▰ Berdasarkan keputusan RUPS.
▰ Karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah berakhir.
▰ Berdasarkan penetapan pengadilan.
▰ Dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, harta pailit P.T. tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan.
▰ Karena harta pailit P.T. yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan insolvensi sebagaimana
diatur dalam Undang-undang tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang.
▰ Karena dicabutnya izin usaha P.T. sehingga mewajibkan P.T. melakukan likuidasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2
PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA
STATUS BADAN HUKUM P.T.

“ Dalam hal terjadi pembubaran P.T.:


* Wajib diikuti dengan likuidasi yang
dilakukan oleh likuidator.
* P.T. tidak dapat melakukan perbuatan
hukum, kecuali diperlukan untuk mem-
bereskan semua urusan P.T. dalam
rangka likuidasi.
3
PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA
STATUS BADAN HUKUM P.T.

▰ Pembubaran P.T. terjadi karena hukum apabila jangka waktu berdirinya


P.T. yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar berakhir.
▰ Dalam jangka waktu paling lambat 30 hari setelah jangka waktu
berdirinya P.T. berakhir, RUPS menetapkan penunjukan likuidator.
▰ Direksi tidak boleh melakukan perbuatan hukum baru atas nama P.T.
setelah jangka waktu berdirinya P.T. yang ditetapkan dalam Anggaran
Dasar berakhir.

Pasal 4 UU No 25 Thn 1992 4


PRINSIP KOPERASI

(1) Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi (2) Dalam mengembangkan Koperasi, maka
sebagai berikut: Koperasi melaksanakan pula prinsip Koperasi
sebagai berikut:
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis;
a) Pendidikan perkoperasian;
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan
secara adil sebanding dengan besarnya b) Kerja sama antarkoperasi.
jasa usaha masing-masing anggota;
d. Pemberian balas jasa yang terbatas
terhadap modal;
e. Kemandirian.
Pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992 5
SYARAT PENDIRIAN KOPERASI
Pasal 6-8 UU No 25 Tahun 1992

Pasal 6
1. Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang.
2. Koperasi Sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) Koperasi.
Pasal 7
1. Pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilakukan dengan akta
pendirian yang memuat Anggaran Dasar.
2. Koperasi mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia.

6
Pasal 8

Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7ayat (1)


memuat sekurang-kurangnya:
daftar nama pendiri;
a) nama dan tempat kedudukan;
b) maksud dan tujuan serta bidang usaha;
c) ketentuan mengenai keanggotaan;
d) ketentuan mengenai Rapat Anggota;
e) Ketentuan mengenai pengelolaan;
f) ketentuan mengenai permodalan;
g) ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya;
h) ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha;
i) ketentuan mengenai sanksi.
7
Permohonan Pengesahan harus dilakukan secara tertulis oleh para pendiri
kepada Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah dengan
melampirkan :

a. Berita acara rapat pembentukan;


b. Akta pendirian;
a. Anggaran dasar

Pengesahan harus sudah dilakukan paling lambat tiga bulan sejak permohonan
diterima dengan diumumkan dalam Berita Negara RI.

8
KEPENGURUSAN KOPERASI

UU No.25 Tahun 1992 Pasal 21, menyebutkan


kepengurusan koperasi terbagi atas tiga, yaitu:

1. Rapat Anggota
2. Pengurus
3. Pengawas

9
RAPAT ANGGOTA
Pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi yang bertugas menentukan dan
memutuskan kebijakan-kebijakan umum dalam organisasi dan manajemen koperasi
(diatur dalam Pasal 22-28).

Keputusan yang ditetapkan :

a. menetapkan anggaran dasar;


b. menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi;
c. pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian pengurus dan pengawas;
d. menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi;
e. pengesahan laporan keuangan, pengesahan pertanggung- jawaban pengurus dalam
f. pelaksanaan tugasnya;
g. pembagian Sisa Hasil Usaha;
h. penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi. Rapat Anggota

10
PENGURUS
Pelaksana kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan dalam rapat
anggota koperasi. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota dalam
rapat anggota untuk masa jabatan paling lama lima tahun (diatur
dalam Pasal 29 dan Pasal 30). Memilik tugas sebagai berikut :

a. Mengelola koperasi dan usahanya;


b. Mengajukan rencana kerja;
c. Menyelenggarakan rapat anggota;
d. Mengajukan laporan keuangan;
e. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inven-tarisasi
secara tertib;
f. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

11
PENGAWAS

Pengawas dipilih oleh anggota koperasi dalam rapat anggota, sehingga


juga bertanggung jawab kepada rapat anggota (diatur dalam Pasal 38
dan Pasal 39). Memiliki tugas sebagai berikut :

a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan ke- bijaksanaan dan


pengelolaan koperasi;
b. membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.

12
Berakhirnya Koperasi Sebagai Badan Hukum

UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 46, menyebutkan


berakhirnya koperasi sebagai badan hukum dapat
dilakukan berdasarkan:

1. keputusan Rapat Anggota, atau


2. keputusan Pemerintah.

13
KEPUTUSAN RAPAT ANGGOTA
Didalam Pasal 49 disebutkan:
▰ Keputusan pembubaran Koperasi oleh Rapat Anggota diberitahukan secara tertulis oleh Kuasa Rapat
Anggota kepada :
* semua kreditor
* Pemerintah.
▰ Pemberitahuan kepada semua kreditor dilakukan oleh Pemerintah, dalam hal pembubaran tersebut
berlangsung berdasarkan keputusan Pemerintah.
▰ Selama pemberitahuan pembubaran Koperasi belum diterima oleh kreditor, maka pembubaran
Koperasi belum berlaku baginya.
Didalam Pasal 50 disebutkan bahwa dalam pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49
disebutkan :
▰ nama dan alamat Penyelesai, dan
▰ ketentuan bahwa semua kreditor dapat mengajukan tagihan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
sesudah tanggal diterimanya surat pemberitahuan pembubaran.
14
KEPUTUSAN PEMERINTAH
Didalam Pasal 47 disebutkan bahwa :
1. Keputusan pembubaran oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf b
dilakukan apabila :
▻ terdapat bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan Undang-
undang ini;
▻ kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan;
▻ kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.
2. Keputusan pembubaran Koperasi oleh Pemerintah dikeluarkan dalam waktu paling lambat 4
(empat) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan rencana pembubaran
tersebut oleh Koperasi yang bersangkutan.
3. Dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal penerimaan pemberitahuan,
Koperasi yang bersangkutan berhak mengajukan keberatan.
4. Keputusan Pemerintah mengenai diterima atau ditolaknya keberatan atas rencana pembubaran
diberikan paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal diterimanya pernyataan keberatan tersebut.
PENYELESAIAN PEMBUBARAN KOPERASI

Didalam Pasal 51 disebutkan bahwa: Untuk kepentingan kreditor dan para anggota Koperasi, terhadap
pembubaran Koperasi dilakukan penyelesaian pembubaran yang selanjutnya disebut penyelesaian.
Didalam Pasal 52 dan 52 didsebutkan bahwa :

1. Penyelesaian dilakukan oleh penyelesai pembubaran yang selanjutnya disebut Penyelesai.


2. Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan Rapat Anggota, Penyelesai ditunjuk oleh Rapat
Anggota.
3. Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan Pemerintah, Penyelesai ditunjuk oleh Pemerintah.
4. Selama dalam proses penyelesaian, Koperasi tersebut tetap ada dengan sebutan "Koperasi
dalam penyelesaian".
5. Penyelesaian segera dilaksanakan setelah dikeluarkan keputusan pembubaran Koperasi.
6. Penyelesai bertanggung jawib kepada Kuasa Rapat Anggota dalam hal Penyelesai ditunjuk oleh
Rapat Auggota dan kepada Pemerintah dalam hal Penyelesai ditunjuk oleh Pemerintah.
16
Didalam Pasal 54 disebutkan bahwa → Penyelesai mempunyai hak, wewenang, dan
kewajiban sebagai berikut :

• melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama "Koperasi dalam
• penyelesaian";
• mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan;memanggil Pengurus, anggota dan
bekas anggota tertentu yang diperlukan, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama;
• memperoleh, memeriksa, dan menggunakan segala catatan dan arsip Koperasi;
• menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembayaran yang didahulukan dari
pembayaran hutang lainnnya;
• menggunakan sisa kekayaan Koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban Koperasi;
• membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota;
• membuat berita acara penyelesaian.

Didalam Pasal 55 disebutkan bahwa: Dalam hal terjadi pembubaran Koperasi, anggota
hanya menanggung kerugian sebatas simpanan pokok, simpanan wajib dan modal
penyertaan yang dimilikinya.
17
PENGERTIAN :
Suatu badan hukum yang mempunyai
maksud dan tujuan bersifat sosial,
keagamaan dan kemanusiaan, didirikan
dengan memperhatikan persyaratan
formal yang ditentukan dalam undang-
undang.

YAYASAN ● UU 16/2001 jo. UU 28/2004


● PP 63 /2008

18
YAYASAN
(DIATUR DLM UU 16/2001 JO 28/2004 DAN PP 63 /2008)

PENGERTIAN:
Badan hukum yang terdiri atas kekayaan yg
dipisahkan dan diperuntukkan mencapai tujuan
tertentu di bidang sosial,keagamaan dan
kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.

PENDIRIAN:
Didirikan oleh satu orang/lebih dengan
memisahkan sebagian harta kekayaan dengan
akta notaris dlm bahasa indonesia.
19
PENDIRIAN YAYASAN

Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan


mempunyai status badan hukum setelah akta pendirian
memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia atau pejabat yang ditunjuk.
Permohonan pendirian yayasan dapat diajukan kepada
Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia yang wilayah kerjanya meliputi tempat
kedudukan yayasan. Yayasan yang telah memperoleh
pengesahan diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia. 20
Pendirian suatu Yayasan berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun
2001 mengenai Yayasan, yang diubah dengan Undang-Undang No. 28
Tahun 2004, diatur dalam pasal 9 UU No. 16/2001, yaitu:

1. Minimal didirikan oleh satu orang atau lebih.


2. Yang dimaksud “Satu orang” di sini bisa berupa orang perorangan, bisa juga
berupa badan hukum. Pendiri yayasan boleh WNI, tapi juga boleh orang asing
(WNA atau Badan hukum asing). Namun demikian, untuk pendirian yayasan
oleh orang asing atau bersama-sama dengan orang asing akan ditetapkan
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah (pasal 9 ayat 5).
3. Pendiri tersebut harus memisahkan kekayaan pribadinya dengan kekayaan
Yayasan.
4. Hal ini sama seperti PT, dimana pendiri “menyetorkan” sejumlah uang kepada
5. Yayasan, untuk kemdian uang tersebut selanjutnya menjadi Modal
awal/kekayaan Yayasan.
6. Dibuat dalam bentuk akta Notaris yang kemudian di ajukan pengesahannya
pada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, serta diumumkan dalam
berita negara Republik Indonesia
21
Selama menunggu persetujuan penggunaan nama tersebut, calon pendiri dapat
menyiapkan beberapa hal yang akan dicantumkan dalam akta pendirian yayasan
(lihat contoh akt pendirian yayasan), yaitu:

1. Maksud dan tujuan yayasan, secara baku terdiri dari 3 unsur saja, yaitu:
sosial-kemanusiaan, dan keagamaan.
2. Jumlah kekayaan yang dipisahkan dari kekayaan pendirinya, yang nantinya
akan digunakan sebagai modal awal yayasan.
3. Membentuk Susunan Pengurus yang minimal terdiri dari ketua, sekretaris dan
bendahara (pasal 32 ayat 2) untuk jangka waktu kepengurusan selama 5
tahun.
4. Membentuk Pengawas (minimal 1 orang), yang merupakan orang yang
berbeda dengan pendiri maupun pengurus (pasal 40 ayat 2 dan ayat 4).
5. Menyiapkan program kerja Yayasan, yang ditanda-tangani oleh Ketua,
sekretaris dan bendahara.
22
Untuk melengkapi legalitas suatu yayasan, maka
diperlukan ijin-ijin standard yang meliputi:

1. Surat keterangan domisili Perusahaan (SKDP) dari


Kelurahan/kecamatan setempat
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama
Yayasan
3. Ijin dari Dinas sosial (merupakan pelengkap, jika
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
sosial) atau
4. Ijin/terdaftar di Departemen Agama untuk Yayasan
yang bersifat keagamaan (jika diperlukan).
23
ORGAN YAYASAN
▰ Pembina: Anggota pembina adalah pendiri yayasan atau mereka yang berdasarkan
rapat anggota pembina dinilai memiliki dedikasi tinggi untuk mencapai maksud dan
tujuan yayasan.
▰ Pengawas: Adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta
melakukan nasehat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan pengurus. Pengawas
yayasan diangkat oleh pembina dan merupakan orang yang mampu melakukan tindakan
hukum.
▰ Pengurus: Adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan.
○ Terdiri dari ketua, sekertaris, dan bendahara
○ Pengurus bertindak atas nama yayasan
○ Masa jabatan organ yayasan 5 tahun, kecuali pembina
24
1. Tugas Pembina:
a) Memutuskan perubahan anggaran dasar penggabungan dan pembubaran yayasan
b) Mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas
c) Menetapkan kebijakan umum yayasan berdasarkan anggaran dasar yayasan
d) Mengesahkan program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan
2. Tugas Pengawas:
a) Melakukan pengawasan dan memberi nasehat kepada pengurus
b) Memberhentikan sementara pengurus dengan disertai alasan, dan dalam jangka waktu 7 hari
sejak tanggal
c) pemberhentian, melaporkan secara tertulis kepada pembina Pembina dalam jangka waktu 7 hari
sejak laporan diterima wajib memanggil pengurus yang diberhentikan untuk pembelaan diri;
dalam jangka waktu 7 hari sejak pembelaan diri, pembina wajib mengambil keputusan
menguatkan atau mencabut keputusan menguatkan atau mencabut keputusan pemberhentian
semeentara.
3. Tugas Pengurus:
a) Pengurus dapat mengangkat dan memberhentikan pelaksana kegiatan yayasan dan pelaksana
bertanggung jawab kepada pengurus
25
HAK PENGURUS

1. Menetapkan kebijaksanaan dalam memimpin dan mengurus organisasi


2. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang organisasi termasuk
menetapkan iuran tetap dan iuran wajib anggota organisasi dengan
memperhatikan ketentuan yang berlaku
3. Menjalankan tindakan-tindakan lainnya baik mengenai pengurus
maupun pemilikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur
dalam Anggaran Dasar Rumah Tangga ini dan ditetapkan oleh rapat
anggota berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
26
KEWAJIBAN PENGURUS
1. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya kegiatan organisasi sesuai dengan maksud dan tujuan
serta kegiatan organisasi.
2. Menyiapkan pada waktunya rencana pengembangan organisasi, rencana kerja dan anggaran tahunan
organisasi termasuk rencana-rencana lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan organisasi.
3. Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi organisasi sesuai dengan kelaziman
yang berlaku bagi organisasi.
4. Memberi pertanggungjawaban dan segala kepentingan tentang keadaan dan jalannya organisasi
berdasarkan laporan tahunan termasuk perhitungan kepada rapat anggota.
5. Menyiapkan susunan organisasi lengkap dengan perincian tugasnya.
6. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
Anggaran Dasar Rumah Tangga dan ditetapkan oleh rapat anggota berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
27
PASAL 62 → Alasan Pembubaran
1. 1Jangka waktu berakhir: Alasan sebagaimana dimaksud dalam jangka waktu yang ditetapkan
dalam Anggaran Dasar berakhir. Untuk suatu yayasan yang ditetapkan jangka waktu berdirinya,
maka yayasan tersebut akan secara otomatis bubar jika jangka waktu yang sudah ditetapkan
berakhir.
2. Tujuan Yayasan telah tercapai / tidak tercapai: Misalnya, ada suatu yayasan yang didirikan
khusus untuk memberantas buta huruf di suatu desa tertentu, kemudian seluruh desa tersebut
sudah bebas dari buta huruf, dan para pendiri (pembina) sudah merasa bahwa tujuan yayasan
tersebut tercapai dan bermaksud untuk membubarkannya, atau sebaliknya.
3. Putusan pengadilan:
a. Melanggar ketertiban umum
b. Tidak mampu membayar utang
c. Harta kekayaan tidak cukup untuk melunasi utang 28
THANKYOU!

29
Want big impact?
USE BIG IMAGE

30

You might also like