You are on page 1of 18

TANDA DAN GEJALA TRAUMA KIMIA

Tanda dan gejala dari luka bakar akibat bahan-


bahan kimia, tergantung pada beberapa faktor
termasuk :

pH, konsentrasi, durasi, bentuk fisik dari bahan


(padat, cair atau gas), lokasi (mata, kulit,
mukosa), tertelan atau terhirup.
DAMPAK LUKA BAKAR KIMIA
TERHADAP ORGAN

Mata

trauma yang mengenai bola mata akibat


terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat
asam atau basa yang dapat merusak struktur
bola mata tersebut

Gejala awal biasa terjadi pada trauma kimia


mata  mata terasa sakit, kemerahan, iritasi
pada mata, ketidakmampuan untuk membuka
mata, Sensasi benda
asing dimata, Pembengkakan pada kelopak
mata dan Penglihatan jadi kabur
Kulit
Luka bakar kimia merupakan
reaksi iritan yang akut yang dapat
menyebabkan trauma pada kulit
yang irrefersibel dan terjadi
kematian sel

Gejala  gatal-gatal, pengelupasan,


eritama, erosi, kulit bewarna
gelap, melepuh dan ulserasi, nyeri,
rasa terbakar, gangguan pernapasan,
batuk darah dan atau jaringan yang
nekrosis.
Paru
Luka bakar inhalasi dapat disebabkan oleh asam
hidroklorik atau bahan kimia lainnya setelah
seseorang menghirup zat kimia ini. Contoh :
Edema saluran pernapasan atas, gangguan
pernapasan, dan toksisitas karbon momoksida
(CO)

Gejala ini muncul dalam


waktu 12 sampai 24 jam
setelah kejadian luka bakar.

Menghirup bahan kimia beracun dapat


menyebabkan luka bakar di jalan napas atas dan
bawah. Individu dengan luka bakar inhalsi
bahan kimia datang dengan radang tenggorokan
, sesak napas, dan nyeri dada.
Saluran Pencernaan

Gejala yang paling cepat timbul adalah


nyeri, muntah dan kesulitan bernapas dan
edema, diikuti dengan syok pada kasus
yang berat.

tanda khususnya yaitu bercak pada


bibir, pipi, dagu dan leher, sama
halnya dengan luka bakar pada
mukosa dari bibir sampai ke lambung,
kadang-kadang sampai ke usus halus
Pemeriksaan Forensik pada
Traum Kimia
Pada kasus trauma kimia juga dapat
dilakukan pemeriksaan dalam dan
pemeriksaan luar
Pemeriksaan Luar

Mata  Pemeriksaan fisik awal pada mata


mungkin terbatas pada pH dan ketajaman
visual. Setelah irigasi, pemeriksaan
ophthalmologi.

dapat mengungkapkan robek, injeksi


konjungtiva, injeksi scleral, blansing scleral,
kerusakan kornea, opacification kornea,
uveitis, glaukoma, atau perforasi.

Kemudian pencatatan penurunan


ketajaman visual. Evaluasi fluorescein
diperlukan untuk menentukan tingkat
cedera
KULIT

pada pemeriksaan luar perlu


ditentukan: keadaan luka, luas
luka, dan dalamnya luka

Kedalamannya Luka bakar


secara klinis ditandai dengan
ketebalan parsial, atau total.
DERAJAT LUKA
PEMERIKSAAN DALAM
Mata mengetahui penyebab trauma
pada mata. Pada palpebra: permukaan
tarsal kelopak mata. Pada kornea dinilai
pada korpus alienum,
aberasi, laserasi. Konjungtiva bulbaris
terjadi perdarahan, laserasi. Pada
sklera terdapat luka
tertutup oleh perdarahan.

Kulit Efek sistemik jika mengalami


trauma kimiawi
haruslah selalu diantisipasi.
Contohnya, dalam menggunakan
asam karbolik atau phenol untuk
pengelupasan yang dalam,
membutuhkan pemeriksaan jantung
dan resiko dari kerusakan ginjal.
Jantung Udem interstitial dan
fragmentasi myocardium dapat
terjadi pada penderita dengan luka
bakar thermis, tetapi perubahan-
perubahan ini tidak khas dan dapat
ditemukan keadaan-keadaan lain.
Perubahan lain berupa gambaran
peteki pada pericardium dan
endokardium.

Ginja Pada korban yang


mengalami komplikasi berupa
syok yang lama, dapat terjadi
acute tubular necrosis pada
tubulus proksimal dan distal serta
thrombosis vena. Pada korban
yang mengalami luka bakar yang
fatal, dapat ditemukan adanya
pembesaran ginjal.
Paru Pada pemeriksaan post mortem,
trauma kimia meninggalkan kesan
korosi pada saluran pernapasan dari
tahap ringan hingga petengahan. Selain
itu didapatkan juga kongesti dan edema
paru pada trauma kimia yang
disebabkan oleh bahan korosif asam.

Pencernaan pada
pemeriksaan dalam yang didapatkan
pada trauma kimia, ditemukan
perforasi atau ruptur gaster yang
paling sering ditemukan oleh kerana
trauma asam sulfur, dan asam
hidroklorida
Aspek Hukum Trauma Kimia
Pasal 351

1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling


lama dua tahun delapan bulan
2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat,dikenakan
pidana penjara lima tahun
3. Jika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara
tujuh tahun
4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak
kesehatan
5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 352

1. Penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau


halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan,
dengan pidana penjara paling lama tiga bulan, atau
denda paling banyak tiga ratus rupiah. Pidana dapat
ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan
kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya,
atau menjadi bawahannya.

2. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak


dipidana.
Bab IX, Pasal 90
Luka berat :

• Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan
sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
• Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan pencaharian;
• Kehilangan salah satu panca indera;
• Mendapat cacat berat;
• Menderita sakit lumpuh;
• Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
• Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan.
KESIMPULAN

 Trauma bahan kimia (Chemical burn) adalah luka bakar pada organ
luar maupun organ dalam tubuh yang disebabkan oleh bahan-
bahan kimia yang merupakan asam kuat atau basa kuat dan zat
produksi petroleum.
 Etiologi luka bakar kimia diantaranya Bahan Asam/acid, Bahan
Kimia Basa/alkalis, Organic Compounds.
 Tanda dan gejala dari luka bakar akibat bahan-bahan kimia,
tergantung pada beberapa faktor termasuk : pH, Konsentrasi,
Durasi, Bentuk fisik dari bahan (padat, cair atau gas), Lokasi (mata,
kulit, mukosa), Tertelan atau terhirup.
 Ilmu forensik berperan dalam penanganan kasus trauma kimia
terutama pada kasus yang dicurigai tindakan pidana melalui
pembuatan visum et repertum berdasarkan pemeriksaan medis
menyeluruh.
SARAN

Pada referat ini dijelaskan mengenai aspek forensik


dalam penanganan trauma kimia berdasarkan berbagai
kepustakaan, namun referensi yang digunakan masih
terbatas pada beberapa sumber saja. Disarankan untuk
membahas mengenai aspek forensik pada trauma kimia
dengan referensi yang lebih luas lagi.
TERIMAKASIH

You might also like