You are on page 1of 49

DERMATO

VIROLOGI
Dr. Robiana M. Noor, Sp.KK
Bag/SMF IK. Kulit & Kelamin
RSUD Ulin Banjarmasin
HERPES ZOSTER (CACAR ULAR)
 Etiologi : Virus Varicela Zoster.
 Insidens : ♂ = ♀, dewasa >>.
 Predileksi : Kulit, mucosa, sesuai dermatom

saraf yang terkena Thorakal >>>.


 Reaktivasi Virus Varicela Zoster.
 Penularan : - Aerogen.

- Placenta (ibu hamil ke janin/


bayi).
PATOGENESIS :
 Virus dormant di ganglion posterior susunan
saraf tepi dan ganglion cranialis.
~ kadang-kadang menyerang ganglion anterior
bagian motorik cranialis gangguan motorik.

 Reaktivasi terjadi antara lain :


 Terpapar dengan virus Varicela Zoster.
 Imunitas .
 Penyakit-penyakit kronis.
 Stress / kelelahan.
GEJALA KLINIS :
Masa tunas : 1 – 2 minggu.
 Gejala Prodromal :

 Sistemik : Demam, pusing, malaise,


nafsu makan .
 Lokal : Nyeri tulang, nyeri otot, gatal,
pegal.
 Lesi macula eritema papula eritema vesikel
berkelompok berisi cairan bening diatas macula
eritema dan edema, umur vesikel dalam 1
kelompok lesi sama, kulit diantara kelompok lesi
normal cairan vesikel keruh krusta.
 Pustula / infeksi sekunder lesi sesuai
dengan dermaton saraf yang terkena, Unilateral.
 Lesi / daerah lesi hyperestesi.
 Pembesaran kelenjar regional .
HERPES ZOSTER OFTALMIKUS :

 Lesi kulit / mukosa nampak sesuai dengan


rumus ophtalmicus cabang 1
n.Trigeminus, kelainan pada mata pada
palpebra edema, conjungtivitis, vesikel di
cornea ulcus / erosi cornea.
HERPES ZOSTER FASIALIS :
 Menyerang n.Fasialis dan n.Otikus
gejala paralisis otot wajah Bell’s Palsy.
Lesi kulit sesuai dengan daerah
persarafan n.VII dan n.VIII Vertigo,
Tinnitus, Nistagmus, Nausea, gangguan
pendengaran, pengecapan.
HERPES ZOSTER GENERALISATA :
 Terutama :
Lansia
Kondisi  / imunitas jelek
Imuno komprimise
Penyakit kronis keganasan

 Lesi herpes yang khas vesikel


berkelompok diatas makula eritematosa
dan edema sesuai dermatom saraf yang
terkena + varicela.
KOMPLIKASI :

1. Infeksi Sekunder.
2. Neralgia Pasca Herpetik terutama Px.
umur 40 th.
3. Sindrom Ramsay Hunt n.VII dan n.VIII.
4. Keratitis, Skleritis, Uveitis, Korioretinitis,
neuritis optik.
LABORATORIUM :

 Tzanck Smear Sel datia multi nukleotid.


HISTOPATOLOGI :
 Tampak vesikula berisi unilokular,
biasanya pada stratum granulosum,
kadang-kadang sub epidermal. Yang
penting adalah temuan “sel balon” yaitu
sel stratum spinosum yang mengalami
degenerasi dan membesar, juga badan
inklusi (Lipschutz) yang terbesar dalam inti
sel epidermis, dalam jaringan ikat dan
endotel pembuluh darah.
 Dermis : dilatasi pembuluh darah dan
sebukan imfosit.
DDx :
1. Herpes Simplek.

2. Myalgia (Rheumatik / Angina Pictoris)


salah Dx saat Gx Prodromal.
Tx. :
 Asiklovir  5 x 800 mg/hari ~ 7 hari.
 Valasiklovir  3 x 1000 mg/hari ~ 5 - 7 hari.
 Simptomatis : Analgesik
Antibiotik
Topical : T.S 1%,
antibiotik krem, kompres.
 Prednison 3 x 20 mg/hari ~ 7 hari Tape
Off !!
 Neurotrofik.
PROGNOSIS :
 Baik, tergantung Tx. Antivirus sedini
mungkin.
VARICELA
= CACAR AIR = HICKENPOX
 Etiologi : Virus Varicela Zoster.
 Predileksi : Kulit, mukosa mulut, mata, `
saluran nafas bagian atas
dibagian sentral tubuh.
 Insidens : anak >>, dewasa.
 Penularan : - Aerogen
- Plasenta
GEJALA KLINIS :
 Masa tunas : 2 – 3 minggu.
 Gx. Prodromal : demam, nyeri kepala, malaise.
 Lesi papula eritematosa diatas macula eritema,
edema ~ beberapa jam  vesikel berisi cairan
bening (khas : teardrops)  keruh krusta.
 Pustula /  sekunder infeksi  pembesaran
kelenjar regional /.
 Lesi soliter menyebar Sentri fugal, polimorf,
gatal /.
KOMPLIKASI :
Terutama dewasa  Konjunctivitis
 Ensefalitis  Arteritis
 Pneumonia  Otitis
 Glomerulo nefritis  Kelainan darah
 Karditis purpura
 Hepatitis  Kelainan congenital
 Keratitis  Varicela congenital
LABORATORIUM :
 Tzanck Smear Sel datia multi nukleotid.
HISTOPATOLOGI :
 Vesikel terdapat dalam epidermis,
terbentuk akibat “degenerasi balon”,
sangat sukar dibedakan dengan kelainan
histopatologik pada herpes zoster dan
herpes simpleks.
DDx :
 Variola  > berat
 lesi monomorf
 lesi dari akral tubuh ke sentral
Tx :
 Asiklovir 5 x 800 mg ~ 7 hari.
 Valasiklovir 3 x 1 gr ~ 7 hari.
 Varicela Zoster Imunoglobuline im.
 Simptomatis

antipretik
analgesik
anti pruritis
AB sistemik, topical infeksi sekunder/
Topikal: T.S 1%, AB krem, kompres.
PROFILAKSIS :
 Vaksinasi :
- Usia 12 bln – 12 thn injeksi s.c–0,5 ml
booster 4 – 6 tahun setelah pemberian
pertama.
- > 12 tahun 0,5 ml 4 – 8 mg diulang
dengan dosis yang sama.
- Serokonversi 97% - 99%.
PROGNOSIS :
 Baik, tergantung Tx sedini mungkin.
VARIOLA
= CACAR = SMALLPOX
 Tersebar kosmopolitan endemi dan
epidemi, sangat menular.
 Tahun 1984 WHO dunia bebas cacar
tetap waspada !.
 Etiologi : Virus Pox Variola Variola Mayor
Variola Minor
 Penularan : Aerogen
GEJALA KLINIS :
 Masa tunas : 2 – 3 minggu.
 4 stadium :
 Stadium Inkubasi erupsi / prodromal :
 Nyeri kepala, nyeri tulang dan sendi, demam,
lemas, menggigil, muntah ~ 3 – 4 hari.
 Stadium Makula Papular :
 Macula-makula eritematosa ~ papula-papula
eritem.
 Predileksi wajah, telapak tangan dan kaki.
 Suhu tubuh  ~ N, lesi baru .
 Stadium Vesikulo Pustulosa :
 5 – 10 hari timbul vesikel-vesikel ~ pustula.
 Suhu tubuh .
 Lesi umbilikasi.
 Stadium Resolusi :
 Lesi krusta-krusta, suhu tubuh .
 Sikatriks-sikatriks yang atropi.
 Pendarahan kadang-kadang / krn depresi.
hematopoetik Black Variola fatal !.
VARIOLA MINOR :
 Masa tunas singkat, gejala ringan, lesi <<,
mortalitas < 1%.
VARIOLOID :
 Pada individu yang vaksinasi / imunitas
partial.
 Gx. Prodromal << /, lesi << dahi,
lengan atas, tangan, demam ke-2 .
KOMPLIKASI :
 Brokopneumonia
 Sekunder infeksi sikatriks atrofi
 Ulkus kornea
 Ensefalitis
 Effluvium
 Telogen
PEMERIKSAAN PENUNJANG :

 Inukulasi pada korioalantoik.


 Deteksi antigen virus pada agar gel.
 Histopatologi .
 Tes serologis (tes ikatan komplemen).
PROFILAKSIS :
 Vaksinasi dengan virus vaksinia dengan
metode multiple puncture.
 Kontraindikasi vaksinasi 

Atopi, defisiensi imunologik, sedang di Tx.


Kortikosteroid.
Tx. :
 Umum : Karantina, higiene dijaga
 Anti virus : Asiklovir, Valasiklovir.
 Simptomatis : Analgesik, anti piretik, AB
oral/krem, kompres.
PROGNOSIS :
 Tergantung penanganan.
 Mortalitas 1 – 50 %.
VERUKA = KUTIL
 Etiologi : human papiloma virus  virus
DNA  replikasi intranuklear.
 Tersebar kosmopalit, anak-anak >>,
dewasa.
 Bentuk-bentuk klinis :
1. Veruka vulgaris dengan varian veruka
filiformis.
2. Veruka plana juvenilis.
3. Veruka plantaris.
4. Veruka akuminatum / kondiloma
akuminata PMS.
VERUKA VULGARIS :
 Terutama anak-anak, dewasa, orang tua.
 Predileksi : - Ekstremitas ekstensor >>.

- Seluruh tubuh.
- Mukosa mulut, hidung.
 Penularan : Autoinokulasi.
 Lesi papula bulat abu-abu, besarnya
lentikular berkonfluen bentuk plakat,
permukaan verukosa.
 Lesi awal yang besar induk kutil
menyebar menimbulkan lesi anak-anak
kutil.
 Fenomena kabner /.
VERUKA FILIFORMIS :
 Varian veruka vulgaris didaerah muka,
kulit kepala bentuk menonjol tegak lurus
pada permukaan kulit dengan permukaan
verukosa.
VERUKA PLANA JUVENILIS :
 Ukuran miliar ~ lentikular.
 Permukaan rata, plate.
 Warna sesuai kulit / kecoklatan.
 Predileksi : wajah, leher, dorsum manus et
pedis, pergelangan tangan, lutut.
 Fenomena koebner /.
VERUKA PLANTARIS :
 Predileksi : telapak kaki, terutama daerah yang
mendapat tekanan.
 Lesi :  cincin keras dengan ditengah lunak
kekuningan.
 Permukaan licin, nyeri saat berjalan.
 Berkumpul seperti mosaik.
HISTOPATOLOGI :
 Epidermis : Hiperkeratosis, parakeratosis,
papilomatosis, akantosis.
 Dermis : Pelebaran pembuluh darah
dan sebukan sel-sel radang
kronis
Tx. :
 Bahan kaustik  larutan Ag. No3 25%.
 TCA 50%.
 Bedah beku N2, N20, Co2 .
 Bedah scalpel.
 Bedah listrik.
 Bedah laser.
PROGNOSIS :
 Recidif.
MOLLUSKUM CONTAGIOSUM
 Etiologi : Pox Virus.
 Anak >> dewasa, dewasa termasuk PMS.
 Predileksi : wajah, badan, ekstremitas, pada
dewasa ; pubis genetalia eksterna.
 Penularan : - kontak langsung
- otoinokulasi
- hubungan seksual >> dewasa
 Masa tunas : 1 ~ beberapa minggu.
GEJALA KLINIS :
 Lesi papula-papula milier, kadang
lentikular, warna putih seperti lilin / bening
bentuk kubah, ditengah-tengah delle /.
 Dipijat keluar massa berwarna putih
seperti nasi (molluscum bodies).
 Supurasi bila sekunder infeksi /.
HISTOPATOLOGI :
 Epidermis Proliferasi sel-sel stratum
epinosum membentuk lobuli.
Lobuli dipisahkan dari
jaringan ikat, didalamnya terdapat
“Molluscum body” berupa sel-sel
bulat atau lonjong yang mengalami
degenerasi keratohialin.
DDx. :
 Liken Planus
 Varicela
Tx. :
 Prinsip mengeluarkan massa / molluscum
bodies :
 Ekstractor komedo
 Jarum suntik
 Kuretage
 Electrocauterisasi
 Bedah beku ; N2, Co2, N20
 Pada dewasa  Partner sex di periksa dan
di Tx.
PROGNOSIS :
 Baik tidak / jarang residif.

You might also like