You are on page 1of 67

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM
PEKEMIHAN
Urinary System
Sistem perkemihan adalah :
Suatu system yang di dalamnya terjadi
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat
yang tidak digunakan oleh tubuh. Zat ini akan
larut dalam air dan dikeluarkan oleh urin. Zat
yang dibutuhkan tubuh akan beredar kembali
dalam tubuh melalui pembuluh darah kapiler
ginjal, masuk ke dalam pembuluh darah dan
beredar ke seluruh tubuh.
Sistem perkemihan disebut juga
urinary system atau renal
system. Terdiri dari :
Dua buah ginjal yang membuang
zat-zat sisa metabolisme atau zat
yang berlebihan dalam tubuh
serta membentuk urin.
Dua buah ureter yang
mentransport urin ke kandung
kencing/bladder/vesika urinaria.
Kandung kencing/bladder/vesika
urinaria : tempat penampungan
urin.
Uretra : saluran yang
mengalirkan urin dari
bladder/ke kandung
kencing keluar
tubuh.
GINJAL
 Ginjal merupakan organ yang terpenting dalam
mempertahankan homeostatis cairan tubuh.
 Ginjal terletak dalam rongga abdomen retroperitoneal kiri dan

GINJAL
kanan kolumna vertebralis, dikelilingi oleh lemak dan jaringan
ikat di belakang peritoneum.
 Batas atas ginjal kiri setinggi iga ke- 11 dan ginjal kanan
setinggi iga ke-12
 Setiap ginjal mempunyai panjang 11,25 cm, lebar 5-7 cm, dan
tebal 2,5 cm.
 Ginjal kiri memiliki ukuran lebih panjang dari pada ginjal
kanan. Berat ginjal pria dewasa 150-170 gram dan wanita 115-
155 gram. Bentuk ginjal seperti kacang, sisi dalam menghadap ke
vertebra torakalis, sisi permukaannya cembung dan di atas setiap
ginjal terdapat sebuah kelenjar suprarenal.
Struktur Ginjal
 Ginjal ditutup
oleh kapsul tunika
fibrosa yang kuat.
Bila kapsula
dibuka terlihat
permukaan ginjal
yang licin dengan
warna merah tua.
Ginjal terdiri atas :
 Medula (bagian dalam) : substansi medularis terdiri
atas pyramid renalis, jumlahnya antara 8-16 buah
yang mempunyai basis sepanjang ginjal.
 Korteks (bagian luar) : substansi kortekalis
berwarna coklat merah, konsistensi lemak, dan
bergranula. Substansi tepat di bawah fibrosa,
melengkung sepanjang basis pyramid yang
berdekatan dengan sinus renalis. Bagian dalam di
antara pyramid dinamakan kolumna renalis.
Fungsi ginjal :

 Keseimbangan transportasi air dan zat terlarut


 Ekskresi zat buangan
 Menyimpan nutrient

 Mengatur keseimbangan asam basa


 Mengatur konsentrasi garam dalam darah
 Membentuk urin dan sebagai tempat ekskresi
Struktur Mikroskopis Ginjal

 Satuan fungsional ginjal disebut juga nefron,


mempunyai ±1,3 juta. Selama 24 jam nefron dapat
menyaring 170 liter darah.
 Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal.
Lubang-lubang yang terdapat pada renal pyramid
masing-masing membentuk simpul yang terdiri atas satu
badan malpigi yang disebut glomerulus.
Bagian-bagian dari nefron :
1. Glomerulus :
Bagian ini merupakan gulungan atau anyaman kapiler
yang terletak di dalam kapsula Bowman menerima darah
dari arteriole aferen dan meneruskan ke system vena
melalui arteriol eferen . Kapsula Bowman ujung-ujung
buntu tubulus ginjal seperti kapsula cekung menutupi
glomerulus yang saling melilitkan diri berfungsi sebagai
tempat terjadinya filtrasi.
a. Elektro mikroskopis glomerulus. Glomerulus
berdiameter 200 µm, dibentuk oleh invaginasi suatu
anyaman kapiler yang menempati kapsula Bowman.
b. Aparatus junkta glomerulus. Dinding arteriol
bersentuhan dengan ansa Henle menjadi tebal karena sel-
selnya mengandung butiran sekresi renin yang besar. Sel
ini disebut sel junkta glomerulus.
c. Sawar ginjal : adalah istilah yang digunakan untuk
bangunan yang memisahkan darah kapiler glomerulus
dari filtrate dalam rongga kapsula bowman.
2. Tubulus proksimal konvulta
Tubulus ginjal yang langsung berhubungan dengan
kapsula Bowman dengan panjang 15 mm dan
diameter 55 µm. Berfungsi sebagai tempat reabsorpsi
dan beberapa sekresi. Pada ginjal yang sehat nutrient
organic seperti asam amino, glukosa, laktat, dan
vitamin direabsorpsi, sedangkan zat-zat yang
disekresikan seperti hydrogen, kalium kreatinin,
ammonia dan asam organic serta obat-obatan yang
tidak dibutuhkan oleh tubuh.
3. Gelung Henle (ansa henle) :

bentuknya lurus dari segmen tipis selanjutnya ke


segmen tebal, panjangnya 12 mm. Berfungsi tempat
pengenceran dan pemekatan urin.
4. Tubulus distal konvulta : bagian tubulus ginjal
yang berkelok-kelok dan letaknya jauh dari kapsula
Bowman panjangnya 5 mm. Berfungsi sebagai
tempat reabsorpsi dan lebih banyak sekresi.
5. Duktus koligentis medula : saluran yang secara
metabolic tidak aktif. Berfungsi untuk pemekatan
urin dan menyalurkan urin ke renal pelvis.
Peredaran Darah Ginjal
 Arteriol aferen merupakan cabang arteria
interlobularis yang pendek dan lurus.
 Tiap arteriol aferen bercabang-cabang menjadi
gelung-gelung kapiler glomerulus.
 Kapiler-kapiler ini kemudian bersatu membentuk
arteriol eferen, yang kembali bercabang-cabang
menjadi kapiler yang memberi darah ke tubulus
(kapiler peritubulus)
 Arteriol eferen dari tiap-tiap glomerulus membentuk
kapiler-kapiler yang mengalirkan darah kesejumlah
 nefron.
 Ginjal mendapat darah dari arteri renalis yang merupakan
cabang dari aorta abdominalis sebelum masuk ke massa
ginjal.
 Arteri renalis mempunyai cabang besar yaitu arteri renalis
anterior dan arteri renalis posterior.
 Cabang anterior memberikan darah untuk ginjal anterior
dan ventral dari ginjal sedangkan cabang posterior
memberikan darah untuk ginjal posterior dan bagian
dorsal.
URETER

Ureter terdiri atas dua buah saluran masing-


masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih, panjangnya 20 – 30 cm dan lebarnya 5mm.
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan
peristaltic setiap 5 menit sekali untuk mendorong
air kemih masuk ke dalam kandung kemih.
Lapisan Ureter
1. Dinding luar
jaringan ikat
(jaringan fibrosa)
2. Lapisan tengah
(otot polos)
3. Lapisan sebelah
dalam ( Lapisan
mukosa)
Lokasi Ureter
1. Pars abdominal ureter : dalam kavum abdomen
ureter terletak di belakang peritoneum sebelah
media anterior muskulus psoas mayor dan ditutupi
oleh fasia subserosa.
2. Pars pelvis ureter : pars pelvis ureter berjalan pada
bagian dinding lateral dari kavum pelvis sepanjang
tepi anterior dari insisura iskiadika mayor dan
tertutup oleh peritoneum.
3. Ureter pada pria : ureter pada pria terdapat dalam fisura
seminalis, bagian atasnya disilang oleh duktus deferens dan
dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Sewaktu menembus
kandung kemih dinding atas dan dinding bawah ureter akan
tertutup, sedangkan pada waktu kandung kemih terisi penuh
akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengembalian
urin dari kandung kemih.
4. Ureter pada wanita : Ureter pada wanita terdapat di belakang
fossa ovarika berjalan ke bagian lateralis serviks uterus, bagian
atas vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam
perjalanannya ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang
2,5 cm. Ureter berjarak 2 cm dari sisi serviks uterus.
 Organ cekung yang dapat berdistensi dan tersusun atas
jaringan otot serta merupakan wadah tempat urin dan
merupakan organ ekresi.
 Kandung kemih berada di dalam rongga panggul
dibelakang simpisis pubis. Pada pria kandung kemih
terletak pada rectum bagian posterior pada wanita terletak
disebelah anterior tepat dibelakang ospubis. Bentuk
kandung kemih berubah saat terisi dengan urin.
 Kandung kemih dapat menampung urin sekitar 600 ml
urin, pengeluaran urin hanya 300 ml. Dalam keadaan
penuh kandung kemih membesar dan membentang
sampai ke simpisis pubis. Kandung kemih pada wanita
hamil janin mendorong kandung kemih menimbulkan
perasaan penuh dan mengurangi daya tampung kandung
kemih.
 Dua ureter bermuara secara oblik di sebelah basis, letak
oblik menghindarkan urine mengalir kembali ke dalam
ureter. Ureter keluar dari kandung kemih sebelah depan.
Daerah segitiga antara dua lubang ureter dan uretra
disebut segitiga kandung kemih (trigonum vesica
urinarius). Pada wanita, kandung kemih terletak di antara
simpisis pubis, uterus, dan vagina. Dari uterus kandung
kemih dipisahkan oleh lipatan peritoneum.
Dinding kandung kemih memiliki
empat lapisan:

1. Lapisan mukosa didalam,


2. Lapisan submukosa pada jaringan penyambung,
3. Lapisan otot serta
4. Lapisan serosa di bagian luar.
Pengisian Kandung Kemih

 Kontraksi peristaltic ureter 1-5 kali/menit akan


menggerakkan urine dari pelvis renalis ke dalam kandung
kemih dan disemprotkan setiap gelombang peristaltic.
 Ureter yang berjalan miring melalui dinding kandung
kemih untuk menjaga ureter tertutup selama gelombang
peristaltic untuk mencegah urin tidak kembali ke ureter.
Proses Pembentukan Urine :

Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan


proses pembentukan urine, yaitu :
1. Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari
badan malpighi menyaring darah dalam glomerus
yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat
bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga
dihasilkan filtrat glomerulus (urine primer). Di dalam
filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh
maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal
glukosa, asam amino dan garam-garam.
2. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus
kontortus proksimal zat dalam urine primer yang masih
berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat
tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang
tinggi.

3. Ekskesi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus


distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang
tidak digunakan dan terjadi reabsorpsi aktif ion Na+
dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah
terbentuk urine yang sesungguhnya yang tidak
terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan
disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis.
Proses Perkemihan

Miksi/mikturisi merupakan proses pengosongan


kandung kemih bila kandung kemih terisi. Mikturisi
merupakan gerakan yang dapat dikendalikan dan
ditahan oleh pusat-pusat persarafan.
Proses pengeluaran urin diatur
oleh refleks mikturisi :
1. Sejumlah urin (sekitar 200-300 ml) akan
menyebabkan regangan pada kandung kencing.
2. Regangan akan merangsang reseptor regangan,
sinyal akan diteruskan melalui syaraf afferen
kenervus pelvikus di medulla spinalis.
3. Di medulla spinalis sinyal akan diteruskan ke nervus
motorik parasimpatis dan melalui interneuron di
bawa ke hipotalamus yang akan dihantarkan ke otak
sehingga manusia mempersepsikan keinginan untuk
BAK.
4. Sinyal dari nervus motorik parasimpatis akan dibawa oleh saraf
efferen ke otot detrusor dan menstimulasi otot tersebut untuk
berkontraksi.
5. Kontraksi otot detrusor menyebabkan semakin meningkatnya
tekanan di kandung kemih, tetapi urin tidak keluar sampai spingter
internal dan eksternal relaksasi (Relaksasi spingter uretra internal
dan eksternal ini di bawah kontrol volunter).
6. Ketika volume urin di kandung kemih meningkat sampai dengan
600 ml akan meningkatkan rangsangan pada reseptor regangan
sehingga sensasi semakin kuat.
7. Refleks yang dihasilkan cukup kuat untuk membuka spingter uretra
internal terbuka sehingga spingter uretra eksternalpun terangsang
relaksasi dan terjadilah pengeluaran urin.
URETRA
Uretra merupakan alur sempit yang
berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan urin ke luar.
Uretra Pria
• Uretra pria mulai dari orifisium uretra interna di dalam
kandung kemih sampai orifisium uretra eksterna pada
penis, panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri atas bagian-
bagian berikut:
• 1. Uretra prostatika : saluran terlebar, panjangnya 3
• cm berjalan hampir vertical melalui glandula
• prostat
• 2. Uretra pars membranase : uretra ini merupakan
• saluran yang paling pendek dan paling dangkal
3. Uretra pars kavernosa : uretra ini mempunyai
saluran terpanjang dari uretra, terdapat di
dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya
± 15 cm mulai dari pars membranase sampai
ke orifisium superfisialis dari diafragma
urogenitalis
4. Orifisium uretra eksterna : bagian ini
merupakan bagian erector yang paling
berkontraksi, berupa sebuah celah vertical.
Uretra Wanita
 Terletak di belakang simpisis, salurannya dangkal,
panjangnya ± 4 cm, mulai dari orifisium uretra
interna sampai ke orifisium uretra eksterna. Uretra
ini menembus fasia diafragma urogenitalis dan
orifisium eksterna langsung di depan permukaan
vagina. Jaraknya ± 2,5 cm di belakang gland klitoris.
 Uretra wanita jauh lebih pendek daripada uretra pria
dan terdiri atas lapisan otot polos yang diperkuat oleh
sfingter otot rangka
Lapisan uretra wanita terdiri atas :

1. Tunika muskularis

2. Lapisan spongeosa berjalan pleksus dari vena-

vena

3. Lapisan mukosa sebelah dalam


Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
1. Umum : Status kesehatan secara umum
2. Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, pernapasan, dan
suhu tubuh
3. Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
Inspeksi
a. Kulit dan membran mukosa.
Catat warna, turgor, tekstur, dan pengeluaran keringat.

Kulit dan membran mukosa yang pucat, indikasi


gangguan ginjal yang menyebabkan anemia. Penurunan
turgor kulit merupakan indikasi dehidrasi.
Palpasi
Dilanjutkan dengan palpasi Ginjal Kiri : Pindah di sebelah kiri penderita,
Tangan kanan untuk menyangga dan mengangkat dari belakan. Tangan kiri
diletakkan dengan lembut pada kuadran kiri atas di lateral otot rectus, minta
pasien menarik nafas dalam agar terjadi relaksasi abdomen, pada puncak
inspirasi tekan tangan kiri dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk
menangkap ginjal di antar kedua tangan (normalnya jarang teraba).. Pada org
dewasa mungkin kandung kemih tidak dapat dipalpasi, kecuali terjadi distensi
urin maka palpasi dilakukan di daerah simphysis pubis dan umbilicus.
Perkusi
a. Ginjal
1) Atur posisi klien duduk membelakangi pemeriksa.
2) Letakkan telapak tangan tidak dominan pada sudut kostovertebral (CVA), lakukan
perkusi atau tumbukan di atas telapak tangan dengan menggunakan kepalan
tangan dominan.
3) Ulangi prosedur untuk ginjal kanan

Tenderness dan nyeri pada perkusi CVA merupakan indikasi glomerulonefritis atau
glomerulonefrosis.
b. Kandung kemih
Perkusi area diatas
kandung kemih, dimulai
5cm diatas simfisis
Untuk mendeteksi
perbedaan bunyi,
perkusi kearah dasar
kandung kemih
Jika berisi urin
menghasilkan bunyi
pekak
Auskultasi
kaji adanya bruit ginjal (suara yang terjadi
dalam pembuluh darah dimungkinkan
adanya penumpukan plak/ kerusakan
pembuluh darah), paling jelas tepat di atas
umbilikus. Adanya bruit menunjukan
kemungkinan stenosis arteri renalis di
sebabkan olah aterosklerosis
Istilah yang menggambarkan infeksi saluran kemih :

Disuria : rasa nyeri atau nyeri seperti terbakar saat berkemih


Frekuensi nokturia : Sering berkemih sedikit-sedikit atau banyak
Nokturia : Sering terbangun waktu malam karena harus berkemih
Hematuria : Adanya sel darah merah dalam urine (dapat kelihatan
dengan mata telanjang atau mikroskopis (tak kasat mata)
Hesitansi : sulit memulai berkemih
poliuria : Urine yang keluar dari 3000 ml/24 jam
oliguria : Urine yang keluar kurang dari 400 ml/24 jam
Anuria : Urine yang keluar kurang dari 100/24 jam
Urgensi : Merasa harus berkemih segera
Urine berbau : Bau urine yang khas
Frothing : Urine yang berbuih
Makna Klinis
Disuria : Infeksi saluran kemih
Frekuensi : ISK, retensi urine,hiperglikemia, dengan asupan cairan yang banyak
hipertrofi prostat
Nokturia : Diuretik, hipertropi prostat, gagal/insufiensi ginjal, cairan banyak, gagal
jantung kongestif
Hesitansi : Obstruksi uretra parsial, kandung kemih neurogenik
Inkontinensia : ISK, obstruksi uretra, setelah urinarius dilepas, penyakit sistem saraf
atau medula spinalis, pascaprostatektomi, relaksasi otot perineal pada
wanita lansia
Frothing : Adanya protein dalam urine
Bau busuk : ISK
Poliuria : DM, ggal ginjal haluaran banyak
Oliguria : Gagal ginjal, retensi, obstruksi
Anuria : Gagal ginjal, obstruksi total (dari tumor atau trauma)
Hematuria : Batu ginjal, ISK, inflamasi ginjal, atau kandung kemih, trauma ginjal,
setelah kateter di lepas, menstruasi
Uji Diagnostik

1. Pielografi
- Memvisualkan saluran kemih, prosedurnya dengan
kateterisasi uretra, injeksi zat kontras (hypaque,
renografin) dan sinar X struktur ginjal. Efek :
ketidaknyamanan daerah ginjal saat zat kontras
diijeksikanvolume besar berkibat disteni pelvis ginjal
2. IVP (Pielografi intravena)
- Untuk menentukan lokasi dan besar ginjal, adanya
kista/tumor, memperlihatkan pengisian pelvis ginjal, garis
bentuk ureter dan kandung kemih, prosedur: menggambar
film sinar x untuk mengidentifikasi posisi besar ginjal, zat
kontras dinjeksi /IV, film sinar X ginjal diambil dengan jarak
waktu 3,5,10 dan 30 menit.
3. Kidney, ureter, bladder (KUB)
Tujuan untuk memvisualisasi ginjal, ureter dan kandung kemih, dilakukan
terhadap abdomen
4. CT Scan
Tujuan memvisualisasi ginjal dan sirkulasi ginjal, alat berupa whole body
CT scanner
5. Angiografi ginjal
Tujuan memvisualisasi sirkulasi ginjal dan mengkaji stenosis arteri renalis,
mirip dengan IVP, hanya kontras diinjeksikn langsung ke arteri femoralis
melaului kateter yang dimasukkan sampai ke arteri renalis
6. Ultrasonografi
Menggunakan gelombang suara untuk melihat besarnya dan susunan ginjal,
gelombang suara dapat memantulkan ginjal dan komputer memberi
informasi berbagai densitas ginjal, kandung kemih harus penuh agar
stuktur abdomen dapat terlihat
7. Biopsi Ginjal
Kemungkinan perdarahan setelah tindakan harus diperhatikan, ada 2 prosedur biopsi
ginjal perkutan (closed) dan biopsi terbuka (open). Asuhan setelah tindakan :
- Tirah baring 24 jam, terlentang tidak bergerak selama 4 jam setelah tindakan
- Tidak boleh batuk selama 4 jam pertama
- TD dan nadi dipantau,
a. setiap 15 menit selama 1 jam pertama,
b. Setiap 30 menit selama 1 jam berikutnya
c. Setiap jam sampai TTV stabil
- pantau hematuria dalam 24 jam
- Pasien tidak boleh mengangkat barang selama 10 hari

8. Sistoskopi
Adalah pemeriksaan langsung pada kandung kemih menggunkana sitoskopi (tabung
lentur/ kaku dengan kamera dan sumber cahaya bergerak melalui uretra dan masuk
kekandung kemih, cahaya akan menerangi bagian dlam dan mengirim ke layar),
sitoskopi dilengkapi dengan serat optik fleksibel sehingga dapat melihat uretra,
kandung kemih dan orifisium uretra.terus
Uji Laboratorium
1. Uji darah
yang paling lajim digunakan yaitu : BUN (blood urea nitrogen ) dan kadar kreatinin . BUN tinggi
dapat dipengaruhi oleh tinggi protein dan perdarahan gastrointestinal
2. Uji fungsi ginjal
a. Kreatinin serum , pria : 0,85 – 1,5 mg/100 ml wanita : 0,7-1,25 mg/100ml
Tujuannya dalah menilai kemampuan ginjal untuk mengekskresikan kreatinin,
memperkirakan laju filtrasi glomerulus (GFR)
b. Nitrogen Urea Darah (BUN)
Normal : 5-20mg/100 ml, untuk menilai kemampuan ginjal mengekresikan ampas nitrogen,
sangat dipengaruhi diit tinggi protein, darah dalam saluran pencernaan dan keadaan
katabolik (trauma, infeksi, demam dan nutrisi yang buruk)
c. Berat jenis Urine
Nilai Normal 1,010-1,026 , mengukur kemampuan ginjal untuk mengonsentrasi urine dimulai
dengan mengambil urine pertama waktu bangun tidur
d. Osmolalitas urine
Nilai normal 500- 800 mOsm untuk mengetahui fungsi ginjal, osmolalitas adalah konsentrasi
total partikel dalam larutan
e. Kliren kreatini
Nilai normal Pria 90-140ml/menit, wanita 85-125 ml/mnt untuk menilai kecepatan ginal
untuk mengambil kreatinin dari plasma
3. Urinalisasi
Adalah pemeriksaan mikroskopis urine, menggunakan sedimen setelah urine disentrifigurasu,
urine yang normal tidak mengandung sedimen

4. Spesimen urine aliran darah


dengan cara clean-catch, specimen diantar ke laboratorium dalam 30 menit, digunakan juga
untuk pemeriksaan obat atau kimia dalam urine (toksikologi), adanya sel abnormal atau uji
kehamilan

5. Urine 24 jam
Semua urine yang dikeluarkan pasien dalam 24 jam dikumpulkan dalam satu tempat spesimen
tujuannya :
a. Kemempuan ginjal untuk mengeksresi dan menahan berbagai macam larutan
b. Produksi berbagai macam hormon yang diekskresi melalui ginjal
c. Perubahan pengaturan tubuh terhadap metabolisme glukosa
d. Mengidentifikasi organisme yang sulit diidentifikasi melalui kultur urine yang rutin
e. Adanya se yang abnormal dalam urine
TUGAS KELOMPOK
Kelompok :
1. Pielonefritis
2. Sistitis
3. Abses Ginjal
4. Batu Saluran Kemih
5. Hiperplasia Prostat Benigna
6. Hidronefrosis
7. Trauma ginjal, kandung kemih, uretra dan genitalia eksterna
8. Kelainan kongenital sistem perkemihan ginjal
9. Kelainan kongenital sistem perkemihan ureter
10. Kelainan kongenital uretra
11. Kelainan kogenital skrotum dan penis)
12. Perioperatif, intraoperatif dan pot operatif genitourinarius
Tugas :
* Mencari Journal sesuai judul
* Journal 3 tahun terkhir
* Dianalisis sesuai PICO
* Di lampirkan LP tentang judul : terdiri dari pengertian, etiologi, fatofisiologi,
pathway, manifestasi klinik, prognosis, pemeriksaan penunjang, penatalaksaan
medis, asuhan keperawatan (pengkajian diagnosa keperawatan)
* Daftar Pustaka
* Di jilid
PICO
P: Problem/population
masalah baru, jawaban baru dari sebuah penelitian, selalu
menimbulkan masalah baru dan terus berkesinambungan, sehingga
dalam penelitian akan menemukan masalah baru yang bisa diteliti
kedepannya

I : Intervensi (Tindakan)
yaitu tindakan yang dilakukan dalam EBN (eviden base) itu sendiri,
dengan keefektifannya yang nantinya akan menghasilkan out come
yang baik, perlakuan yang dilakukan pada populasi terhadap
penomena yang terjadi

C : Comparison
Pembanding yang digunakan dari sebuah penelitian,

O : Out come/ hasil


kesimpulan dari penelitian akan menghasilkan pertimbangan (
apakah bisa diterapkan, kemajuan dalam EBN itu sendiri ) atau hasil
yang didapatkan serta implikasinya

You might also like