Professional Documents
Culture Documents
Nama : Tn. YT
Umur : 24 tahun
Agama : Kristen
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Sleman
Pangkat : AKP
NRP : xxx
Pada hari Jumat 17 Agustus 2018 pukul 03.30 awalnya korban melaju dari arah timur
ke barat dengan mengendarai sepeda motor Suzuki Satria yang bernomor plat AB
2147 ZE dengan kecepatan tinggi. Dikarenakan jalur jalan dari arah timur ke barat
agak menikung serta kendaraan melaju terlalu kekiri sehingga menabrak tiang
pembatas jalan kemudian pengendara dan kendaraannya terjatuh ke jurang dengan
kedalaman kurang lebih 9 meter.
IDENTIFIKASI
DNA
Odontologi
Berat Badan
Identifikasi Antropometri
Tinggi Badan
Golongan
Medis Darah
Ciri-ciri
khusus
Sekunder
Properti
Non-Medis Dokumen
Ciri-ciri
khusus
IDENTIFIKASI SEKUNDER
(PROPERTI)
PEMERIKSAAN FISIK
Antropometri
• Berat Badan : 57 Kg
• Panjang Badan : 163 cm
SIKAP DAN KAKU JENAZAH
90° MENGHADAP
KE LUAR
MENGHADAP KE
DEPAN 10
°
MENGHADAP
KE BAWAH
70°
Keterangan: MENGHADAP
KE LUAR
50°
Tidak dapat dinilai
Tanda-tanda pembusukan
jenazah tidak ada
PEMERIKSAAN LUAR
Luka robek
KANAN KIRI
Luka lecet geser
Luka memar
Patah tulang
Darah
KANAN KIRI KIRI KANAN Luka robek
Luka memar
Patah tulang
Darah
Kebiruan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Alkohol dalam darah : Negative (-)
Alkohol dalam urine : Positif (+)
Golongan darah : O rhesus positif
KESIMPULAN
1. Telah diperiksa jenazah laki-laki dengan panjang badan 159 cm, berat badan 50,05 kg, golongan darah O
Rhesus positif
2. Terdapat keluar darah pada kedua lubang hidung dan lubang telinga kiri akibat kekerasan tumpul
3. Teraba derik tulang pada dahi kanan, sekitar mata kanan, pipi kanan, dan dagu kanan, serta patah tulang
terbuka pada sekitar mata kanan akibat kekerasan tumpul
4. Terdapat derik tulang pada tungkai bawah kanan akibat kekerasan tumpul
5. Terdapat luka memar, luka lecet geser, dan luka robek di berbagai bagian tubuh lain akibat kekerasan
tumpul
6. Kelainan pada nomor dua dan nomor tiga dapat berhubungan dengan sebab kematian korban
7. Waktu kematian diperkirakan dua sampai delapan jam dari sebelum saat pemeriksaan
MASALAH YANG DIKAJI
Berdasarkan Pasal 133 KUHAP Ayat 3 yang berbunyi “mayat yang dikirim
kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus
diperlakukan baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan
diberi label yang memuat identitas mayat diberi cap jabatan yang dilekatkan pada
ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat” maka dokter tidak boleh melakukan
otopsi sebelum jenazah diberi lebel terlebih dahulu. Hal ini untuk memastikan
bahwa jenazah yang akan diotopsi memang sesuai dengan identitas pada surat
permintaan otopsi dari penyidik.
Adapun syarat – syarat pelaksanaan otopsi yakni :
Surat permintaan dari penyidik
Ada persetujuan tertulis dari keluarga / ahli waris korban
Akan tetapi pada kenyataan dilapangan, yang terjadi adalah terkadang dokter
tetap melakukan otopsi pada jenazah yang tidak berlabel tapi pada kondisi
dimana terdapat konfirmasi dari pihak penyidik untuk menyusulkan label pada
keesokan harinya atau beberapa hari berikutnya, pada saat otopsi hadir keluarga
serta penyidik, serta hanya terdapat 1 mayat pada kamar otorpsi sehingga bisa
memastikan bahwa jenazah sesuai identitas.
Widagdo, H. 2010. Otopsi Forensik dan Ekhsumasi. Departemen forensik Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Tim Penyusun Panduan Belajar FK UGM, 2014. Panduan Belajar Ilmu Kedokteran forensik dan Medikolegal. Departemen forensik Fakultas
Kedokteran Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
2. MENGAPA MASIH DIPERLUKAN IDENTIFIKASI
MESKIPUN IDENTITAS KORBAN SUDAH DIKETAHUI?
Identifikasi adalah penentuan atau pemastian identitas orang yang hidup maupun mati, berdasarkan ciri
khas yang terdapat pada orang tersebut. Identifikasi forensik merupakan usaha untuk mengetahui
identitas seseorang yang ditujukan untuk kepentingan forensik, yaitu kepentingan proses peradilan.
Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak dikenal, jenazah yang
telah membusuk, rusak, hangus terbakar dan pada kecelakaan massal, bencana alam atau huru-hara
yang mengakibatkan banyak korban mati, serta potongan tubuh manusia atau kerangka. Selain itu
identifikasi forensik juga berperan dalam berbagai kasus lain seperti penculikan anak, bayi yang tertukar
atau diragukannya orang tuanya.
Tujuan Identifikasi Forensik:
a. Kebutuhan etis dan kemanusiaan.
b. Pemastian kematian seseorang secara resmi dan yuridis.
c. Pencatatan identitas untuk keperluan administratif dan
pemakaman.
d. Pengurusan klaim di bidang hukum publik dan perdata.
e. Pembuktian klaim asuransi, pensiun dan lain-lain.
f. Upaya awal dalam suatu penyelidikan kriminal.
Referensi :
Idris. A.M. Identifikasi Pada Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi Pertama, Jakarta: Binarupa Aksara, 1997.
Ilmu Kedokteran Forensik, 1997. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
3. KAPANKAH PERKIRAAN KEMATIAN?
SEBAB
MEKANISME
KERUSAKAN REFLEKS
ASFIKSIA PERDARAHAN EMBOLI
ORGAN VITAL VAGAL
Bintik merah pada konjungtiva palpebral jenazah disebut juga sebagai pethecie
hemorrhagic yang disebabkan oleh asfixia. Nama lainnya adalah Tardieu’s spot.
Bintik merah tersebut terjadi karena adanya perubahan tekanan intra abdomen
dan tekanan intra thorak yang menyebabkan adanya bendungan aliran darah
yang menyebabkan peningkatan tekanan pembuluh vena dan pembulu kapiler
pada region kepala dan leher. Peningkatan tekanan pembuluh darah tesebut
menyebabkan terjadinya pelebaran dan pecahnya pembuluh darah yang akan
tampak sebagai pethecie terutama pada jaringan longgar seperti konjungtiva
palpebra.
Lasczkowski, G et all. Pathogenesis of Conjunctival Petechiae. Forensic Science Internasional 147 (2005) 25-29
6. MENGAPA ALCOHOL PERLU DICEK DI DARAH DAN DI URIN?PADA
KASUS TERSEBUT?
Wardlaw, GM, Smith, AM, Lindeman, AK. 2012. Contemporary Nutrition : A functional approach. MC Graw Hill. P 672-677
Reference: http://www.drugs.ie/drugs_info/about_drugs/how_long_do_drugs_stay_in_your_system/
7. BAGAIMANA PENGARUH ALCOHOL PADA KORBAN TERSEBUT?
Efek alcohol terhadap system saraf pusat tergantung pada kadar alcohol dalam
darah. Efek alcohol dalam otak disebabkan oleh daya kerjanya yang mempengaruhi
reseptor otak, terutama reseptor GABA. Alkohol dapat mempengaruhi perilaku,
pengaruh alcohol terhadap perilaku disebabkan oleh efeknya terhadap sitem saraf
pusat.
Dasgupta, A. 2011. The Science of Drinking: How Alcohol affects your body and mind. Landham : Rowman and littlefield
LANJUTAN …
Dasgupta, A. 2011. The Science of Drinking: How Alcohol affects your body and mind. Landham : Rowman and littlefield
LANJUTAN …
Barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(1) Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi diindari, penyidik wajib
memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.
(2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib dengan sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya
pembedahan tersebut.
(3) Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang diberi tahu tidak diketemukan,
penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagimana dimaksud dalam Pasal 133 ayat (3) Undang-Undang ini.
- KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP) UU No. 8 Tahun 1981 BAB XIV Bagian II Penyidikan Pasal 134 ayat 1-3
- KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) BAB VIII Pasal 222
LANJUTAN …
Korban kecelakaan lalu lintas jalan raya yang berhak mendapatkan santunan asuransi
kecelakaan lalu lintas jalan raya adalah (UU Nomor 33 Tahun 1964) :
1. Korban angkutan umum
2. Penumpang mobil plat hitam, yang mana kendaraan mobil plat hitam tersebut mendapat izin
resmi
3. Korban yang mayatnya tidak diketemukan (didasarkan kepada Putusan Pengadilan Negeri)
Korban kecelakaan lalu lintas jalan raya yang berhak mendapatkan santunan asuransi
kecelakaan lalu lintas jalan raya (UU Nomor 34 Tahun 1964):
a. Setiap orang yang berada di luar angkutan lalu lintas jalan yang menimbulkan
kecelakaan yang menjadi korban
b. Setiap orang atau mereka yang berada di dalam suatu kendaraan bermotor dan
ditabrak
Pada kasus yang dialami oleh pasien, maka pasien tidak bisa meng claim asuransi jasa raharja dikarenakan
pasien mengalami kecelakaan tunggal
PR :
Apakah konsekuensi dari otopsi yang tetap dilakukan pada jenazah tidak
berlabel?
KONSEKUENSI
Konsekuensi dari otopsi yang dilakukan pada jenazah yang tidak berlabel
adalah terputusnya chain of custody (CoC), yakni kronologis pendokumentasian
barang bukti dari mulai ditemukan di TKP hingga penduplikasian dan
penyimpanannya baik secara fisik dan digital. Chain of Custody harus dijaga tingkat
keasliannya sesuai dengan kondisi ketika pertama kali ditemukan.
Beberapa hal yang dilakukan untuk menjamin CoC :
Selalu mendokumentasikan semua kondisi yang terjadi pada barang bukti
Dokumentasi dilengkapi dengan foto dan video untuk menjami bahwa semua
proses penanganan barang bukti sesuai dengan ketentuan
Selalu memberikan label segel pada barang bukti untuk menjami authonetifikasi
barang bukti, demikian juga ketika harus membuka segel prosesnya
terdokumentasi dengan baik
Mencatat dalam log setiap individu yang bersinggungan dengan barang bukti
Form untuk dokumentasi dibuat rangkap