You are on page 1of 18

REFRESHING

TRAUMA KEPALA
Pembimbing : dr. Jofizal Jannis, Sp. S (K)

Oleh:
Ibnu Fajar Sidik
2013730148
Trauma Kepala

Suatu kerusakan pada kepala, bukan


bersifat kongenital ataupun degeneratif,
tetapi disebabkan oleh serangan atau
benturan fisik dari luar, yang dapat
mengurangi atau mengubah kesadaran
yang mana menimbulkan kerusakan
kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Cedera Primer Cedera Sekunder

Cedera yang terjadi akibat berbagai


Cedera pada kepala sebagai akibat proses patologis yang timbul sebagai
langsung dari suatu ruda paksa, tahap lanjutan dari kerusakan otak
dapat disebabkan benturan primer, berupa perdarahan, edema
langsung kepala dengan suatu otak, kerusakan neuron
benda keras maupun oleh proses berkelanjutan, iskemia, peningkatan
akselarasi deselarasi gerakan kepala. tekanan intrakranial dan perubahan
neurokimiawi.
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA

Mekanisme :
• Tumpul • Kecepatan tinggi (kecelakaan lalu lintas),
kecepatan rendah (jatuh, dipukul)

• Tajam / tembus • Luka tembak, cedera tajam

Berat- Ringan Cedera :


• Ringan • GCS 13-15
• Sedang • GCS 9-12
• Berat • GCS 3-8
Morfologi :
Fraktur Tulang :
• Kalvaria • Depresi/non depresi, terbuka/tertutup

• Dasar tengkorak • Dengan/tanpa kebocoran LCS,


dengan/tanpa parese N.VII
Lesi Intrakranial :
• Fokal • Perdarahan epidural, subdural,
intraserebral
• difus • konkusio multipel, hipoksia/iskemik
Klasifikasi cedera kepala
BERDASARKAN PATOFISIOLOGI
1. Komosio serebri : tidak ada jaringan otak yang rusak
tp hanya kehilangan fungsi otak sesaat (pingsan < 10
mnt) atau amnesia pasca cedera kepala.
2. Kontusio serebri : kerusakan jar. Otak + pingsan > 10
mnt atau terdapat lesi neurologik yg jelas.
3. Laserasi serebri : kerusakan otak yg luas + robekan
duramater + fraktur tl. Tengkorak terbuka.
Lesi Fokal

Epidural Hematoma Subdural Hematoma intraserebral Hematoma

Hematom yang berakumulasi Hematoma subdural (SDH) Biasanya terjadi karena


diantara tulang tengkorak dan adalah perdarahan yang terjadi cedera kepala berat, ciri
duramater, biasanya di antara duramater dan khasnya adalah hilangnya
disebabkan oleh pecahnya arakhnoid. kesadaran dan nyeri
arteri meningeal media.
Gejala Klinis kepala berat setelah
Gejala dan tanda EDH : sadar kembali.
 Hilangnya kesadaran • Perubahan tingkat kesadar
posttraumatik / an, dalam hal ini terjadi
posttraumatic loss of penurunan kesadaran
consciousness ( LOC) secara • Dilatasi pupil ipsilateral
singkat. hematom
 Terjadi “ lucid interval” • Kegagalan pupil ipsilateral
untuk beberapa jam.
bereaksi terhadap cahaya
 Keadaan mental yang kaku
(obtundation), hemiparesis • Hemiparesis kontralateral
kontralateral, pupil
anisokor.
Beratnya Cedera Kepala
Glasgow Coma Scale Nilai
Respon membuka mata (E)
Buka mata spontan 4
Buka mata bila dipanggil/rangsangan suara 3
Buka mata bila dirangsang nyeri 2
Tak ada reaksi dengan rangsangan apapun 1
Respon verbal (V)
Komunikasi verbal baik, jawaban tepat 5
Bingung, disorientasi waktu, tempat, dan orang 4
Kata-kata tidak teratur 3
Suara tidak jelas 2
Tak ada reaksi dengan rangsangan apapun 1

Glasgow Coma Scale Nilai

Respon motorik (M)


Mengikuti perintah 6
Dengan rangsangan nyeri, dapat mengetahui tempat rangsangan 5
Dengan rangsangan nyeri, menarik anggota badan 4
Dengan rangsangan nyeri, timbul reaksi fleksi abnormal 3
Dengan rangsangan nyeri, timbul reaksi ekstensi abnormal 2
Dengan rangsangan nyeri, tidak ada reaksi 1
Tingkat Keparahan

Ringan Sedang Berat


GCS 13-15 9-12 3-8
Tidak ada kehilangan Ada pingsan Terjadinya penurunan
kesadaran, atau jika ada tidak lebih dari 10 kesadaran secara progesif.
lebih dari 10 menit menit.

Gejala •Pasien tertidur atau kesadaran • Sakit kepala • Perubahan ukuran pupil
menurun selama beberapa • Muntah (anisokoria)
saat kemudian sembuh. • Kejang • Triad cushing ( denyut
•Sakit kepala • Amnesia jantung menurn,
•Mual dan muntah retrogad hipertensi, depresi
•Gangguan tidur dan nafsu pernapasan)
makan yang menurun. • ↑ TIK.
•Letargi.
Anamnesis
I. Identifikasi pasien (nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan)
II. Keluhan utama, dapat berupa :
• Penurunan kesadaran
• Nyeri kepala
III.Anamnesis tambahan :
• Kapan terjadinya ( untuk: mengetahui onset)
• Bagaimana mekanisme terjadinya trauma, bagian tubuh yang terkena dan
tingkat keparahannya ?
• Apakah ada pingsan ?
• Apakah pernah sadar setelah pingsan ?
• Apakah ada nyeri kepala, kejang, mual dan muntah ?
• Apakah ada perdarahan dari telinga, hidung dan mulut ?
• Riwayat AMPLE : Allergy, Medication (sebelumnya), Past Illness
(penyakit penyerta), Last Meal, Event/Environment yang berhubungan dengan
kejadian trauma
Pemeriksaan fisik
Primary Survey
A. Airway
B. Breathing
C. Circulation
D. Disability
E. Exposure Secondary Survey
Pemeriksaan dari kepala sampai kaki (head
to toe, examination).
Segera setelah status kardiovaskular
penderita stabil, dilakukan pemeriksaan
naeurologis lengkap.
ALGORITMA TRAUMA KEPALA
TRAUMA KEPALA

UGD

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang

Simple Head Injury CKR CKS CKB

Pulang dengan Rawat Neurologi


Perhatian khusus 48-72 jam

Indikasi Indikasi
Operasi (+) Operasi (-)
EDH (-) EDH/SDH (+)
Rawat konservatif
Pulang/ Konsul Neurologi
Sembuh Bedah Saraf (ruang biasa/ICU)
Prognosis
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh MRC
CRASH Trial Collaborators (2008),
– Umur yang tua,
– Glasgow Coma Scale yang rendah,
– pupil tidak reaktif,
– dan terdapatnya cedera ekstrakranial mayor
merupakan prediksi buruknya prognosis.

You might also like