You are on page 1of 74

LUKA BAKAR

PEMBIMBING :
D R . A R YA N T O Z . H A B I B I E , S P. B P

I B N U FA J A R S I D I K
(2013730148)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


RSUD R. SYAMSUDIN SH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
ANATOMI KULIT
LAPISAN EPIDERMIS
Lapisan Dermis
Lapisan elastis dan fibrosa dengan elemen selular dan folikel rambut terdiri
atas 2 bagian :
A. Pars papillare  menonjol ke epidermis mengandung pembuluh darah
dan pembuluh saraf
B. Pars retikulare  menonjol ke subkutis, lebih tebal dan jaringan
penyambung
LAPISAN SUBKUTIS

Terdiri atas jaringan lemak


yang mampu mempertahankan
suhu tubuh, dan merupakan
cadangan energi, juga
menyediakan bantalan yang
meredam trauma melalui
permukaan kulit.
DEFINISI

• Luka bakar merupakan cidera pada kulit dan jaringan sekitarnya


terhadap suhu/termal
• atau oleh penyebab lain, misalnya pajanan suhu tinggi dari matahari,
listrik, maupun bahan kimia serta radiasi.
EPIDEMIOLOGI

• Lebih dari 60% pasien luka bakar terjadi pada kisaran usia produktif
• Pria > wanita
• 55% disebabkan oleh api, 40% karena air mendidih dan selebihnya
karena kimia dan listrik
ETIOLOGI

Luka bakar dapat disebabkan oleh termis, elektris maupun


khemis
• Termis :
• benda panas: padat, cair, udara/uap
• Api
• Sengatan matahari / sinar panas
• Elektris : aliran listrik tegangan tinggi
• Khemis : asam kuat, basa kuat
PATOFISIOLOGI
• Daerah kulit yang luka dibagi menjadi 3 zona, yaitu :

Zona
hiperemia

Zona
stasis

Zona koagulasi
a. Zona hiperemi
Pada zona ini perfusi jaringan
b. Zona stasis meningkat. Jaringan akan membaik,
Area hipoperfusi yang masih kecuali terdapat sepsis dan
berpotensi untuk diselamatkan. hipoperfusi yang berkepanjangan
Merupakan target utama
resusitasi untuk meningkatkan
perfusi ke daerah ini & mencegah
kerusakan baru yang ireversibel.

c. Zona koagulasi
Titik kerusakan maksimum
terjadinya kehilangan jaringan
ireversibel akibat koagulasi
protein.
MEDIATOR INFL AMASI EFEK SISTEMIK SA AT LUAS LUK A BAK AR
MENCAPAI 15 - 20%
DERAJAT LUKA BAKAR

DERAJAT KEDALAMAN
• Kedalaman kerusakan jaringan akibat luka bakar tergantung pada
derajat panas, sumber, penyebab dan lamanya kontak dengan tubuh
penderita. Dahulu Dupuytren membagi atas 6 tingkat, sekarang lebih
praktis hanya dibagi 3 tingkat/derajat, yaitu :

Grade 1
Grade 2  Grade 2A (superficial) dan Grade 2B (dalam/deep)
Grade 3
LUKA BAKAR DERAJAT I (SUPERFICIAL
THICKNESS)

• Kerusakan terbatas pada


lapisan epidermis
(surperficial), kulit hipermik
berupa eritem, tidak
dijumpai bullae, terasa nyeri
karena ujung-ujung saraf
sensorik teriritasi.
Penyembuhan terjadi secara
spontan tanpa pengobatan
khusus
LUKA BAKAR DERAJAT I
LUKA BAKAR DERAJAT II (SUPERFICIAL
THICKNESS)

• Kerusakan meliputi
epidermis dan sebagian
dermis, berupa reaksi
inflamasi disertai proses
eksudasi. Terdapat
kemerahan dan bullae,
nyeri karena ujung-ujung
saraf sensorik teriritasi

Partial thickness superficial (IIA)

Partial thickness deep (IIB)


Gejala yang timbul adalah nyeri, gelembung, atau bulla yang berisi cairan
eksudat. Derajat dua dibedakan atas 2 yaitu :

• Derajat IIA (dangkal)


Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari dermis.
Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari tanpa
terbentuk sikatriks

• Derajat IIB (dalam)


Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa-sisa jaringan
epitel sehat tinggal sedikit. Penyembuhan terjadi lebih lama dan disertai parut
hipertrofi. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu > 1 bulan.
LUKA BAKAR DERAJAT II
LUKA BAKAR DERAJAT III (FULL
THICKNESS)

Luka bakar derajat III atau full-thickness


burns menyebabkan luka kehitaman
dan kaku.
Warna kulit bisa terlihat putih seperti
lilin, merah sampai kehitaman. Warna
kulit merah ini tidak berubah menjadi
pucat dengan penekanan, tidak merasa
nyeri dan kering.
Meliputi seluruh kedalaman kulit dan
mungkin subkutis atau organ yang
lebih dalam
LUAS LUKA BAKAR
Palmar surface
• Luas permukaan pada telapak tangan pasien (termasuk jari-jari)secara
kasar adalah 0,8% dari seluruh luas permukaan tubuh.
• Permukaan telapak tangan dapat digunakan untuk mengukur luka
bakar yang kecil (<15% luas permukaan tubuh).
• Untuk luka bakar dengan ukuran sedang, pengukuran dengan cara ini
tidak akurat.
LUAS LUKA BAKAR
Wallace’s rule of nines
LUAS LUKA
BAKAR
Lund and Bowder chart
KRITERIA BERAT RINGANNYA LUKA BAKAR (American Burn
Association)

1 Luka bakar ringan • Luka bakar derajat II <15%


• Luka bakar derajat II < 10% pada anak-anak
• Luka bakar derajat III <2%

2 Luka bakar sedang • Luka bakar derajat II 15-25% pada orang dewasa
• Luka bakar derajat II 10-20% pada anak-anak
• Luka bakar derajat III < 10%

3 Luka bakar berat • Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa
• Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak-anak
• Luka bakar derajat III 10% atau lebih
• Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan
genitalia/perineum.
• Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.
TATALAKSANA

• Primary survey & Resuscitation


• Patient Assesment
• Secondary Survey
PRIMARY SURVEY &
RESUSCITATION
1. Hentikan proses luka bakar
2. Airway
3. Breathing
4. Circulation
1.HENTIKAN PROSES LUKA
BAKAR
• Lepaskan pakaian pasien yang terbakar
• Bersihkan luka yang terkontaminasi oleh bahan kimia dengan cara
dibasuh menggunakan salin hangat
• Cegah hipotermi dengan cara menyelimuti pasien dengan kain bersih
dan kering
2. AIRWAY

Obstruksi jalan nafas disebabkan oleh edema masif di saluran nafas


faktor risiko obstruksi jalan nafas:
– luas dan kedalaman luka bakar
– luka bakar daerah kepala dan wajah
– inhalation injury
– luka bakar di dalam mulut
INDIKASI INTUBASI DINI

• tanda obstruksi jalan nafas (serak, stridor, penggunaan otot nafas tambahan,
retraksi)
• Luas luka bakar 40-50%
• luka bakar pada wajah yang luas dan dalam
• luka bakar di dalam mulut
• edema jalan nafas
• kesulitan menelan
• ventilasi yang buruk, oksigenasi menurun
• Penurunan kesadaran yang mengakibatkan refleks proteksi jalan nafas menurun
• Luka bakar melingkar pada leher
3. BREATHING

• Hipoksia
– inhalation injury
– luka bakar yang melingkar pada dada
– trauma toraks
– berikan oksigen dengan atau tanpa intubasi
• Keracunan CO
– sakit kepala (20-30%)
– bingung (30-40%)
– koma (40-60%)
– kematian (>60%)
– berikan oksigen tekanan tinggi selama 4-6 jam
3. CIRCULATION

• resusitasi cairan diberikan jika luas luka bakar >20% TBSA derajat 2
dan 3
• pasang 2 IV line

• Mulai pemberian cairan dengan cairan kristaloid hangat biasanya ringer


lactate

• pasang kateter urin dan awasi urin output target 0,5cc/kg/jam


(dewasa) 1cc/kg/jam (anak <30kg)
3. CIRCULATION

• terapi cairan
– 2mlxBB(>30kg)x% TBSA 2nd & 3rd degree
– 3mlxBB(<30kg)x%TBSA 2nd &3rd degree
– 1/2 dari jumlah cairan diberikan 8 jam pertama
– 1/2 sisanya diberikan dalam 16 jam
PATIENT ASSESSMENT

• History: Mekanisme kejadian, tanda dan gejala inhalation injury


• Kedalaman luka bakar
• Luas luka bakar
– Palmar surface
– Rule of nine
– Lund and Bowder Chart
SECONDARY SURVEY

• Asesmen luka bakar yang melingkar dan beresiko menyebabkan


compartement syndrome:
– nyeri yang lebih hebat dari stimulus injuri
– Nyeri saat pergerakan pasif otot yang terkena
– Pembengkakan hebat pada kompartemen yang terlibat
– Parestesia
– Penurunan aliran darah
– Hilangnya pulsasi bagian distal
– Lakukan escharotomi
• Pemeriksaan penunjang
TATALAKSANA

• pemasangan NGT
– pasang jika terdapat mual, muntah, distensi abdomen, atau TBSA >20%
• Pemberian analgetik
• Antibiotik
• Antitetanus
• Perawatan Luka
PERAWATAN LUKA

• Jangan pecahkan blister


• Bersihkan luka
• Berikan antimikroba: silver sulvadiazide, Mafenide acetate, silver
nitrate. Bacitracin, neomicin, polymixin B
• Tutupi dengan kasa dan Nacl steril untuk mengurangi nyeri
• Lakukan debridement
ESCHAROTOMI

• Escharotomi adalah prosedur bedah gawat darurat dengan cara


melakukan insisi pada area yang mengalami luka bakar untuk
membebaskan escar dan efek penekanannya.

• Tindakan ini bertujuan mengembalikan sirkulasi distal dan pada daerah


toraks membebaskan proses ventilasi.

• Insisi tidak mencapai bagian fascia.


• Dilakukan pada luka bakar derajat 3
FASCIOTOMY

• Fasciotomi adalah prosedur bedah yang digunakan untuk menurunkan


tekanan di suatu kompartemen dengan cara melakukan insisi yang
mencapai fascia.
BURN EXCISION

• Setelah pasien stabil dilakukan eksisi luka bakar dan bisa dilakukan
setelah beberapa hari dan bisa dilakukan secara serial.

• Eksisi dilakukan dengan irisan tangensial menggunakan Goulian Blade


hingga hanya tersisa luka yang tidak terbakar.

• Bagian dermis yang sehat akan tampak putih dengan titik-titik


perdarahan. Eksisi jaringan lemak atau fascia bisa dilakukan pada luka
bakar yang dalam.
PENUTUPAN BEKAS LUKA
BAKAR
• Skin graft
• Skin flap
• Tissue expansion
SKIN GRAFT
SKIN FLAP
TISSUE EXPANSION
LUKA BAKAR BAHAN KIMIA

• Dapat disebabkan langsung oleh kontak zat kimia asam,


basa, atau hasil pengolahan minyak.
• Basa umumnya lebih serius dibanding asam, karena
basa dapat menembus jaringan lebih dalam
LUKA BAKAR KIMIA

• Terutama pada area wajah dan tangan, dapat juga mengenai mata atau
saliran cerna akibat tertelan
• Kerusakan jaringan tergantung pada:
– Konsentrasi zat kimia
– Jumlah zat kimia
– Luas permukaan kulit yang terkena
– Durasi kontak
– Reaktivitas dari agen aktif
– Keterlibatan heat pada luka bakar kimia
LUKA BAKAR KIMIA

• Asam (HCl) menimbulkan destruksi jaringan melalui mekanisme


serupa dengan trauma thermal, yakni melalui nekrosis koagulatif
• Basa (NaOH) menimbulkan destruksi jaringan dengan cara nekrosis
kolikuatif atau likuefaktif dengan eschar yang tampak edema dan ‘soapy’
• Hidroksida mampu mencapai jaringan yang lebih dalam karena ionnya
mampu berpindah dari satu molekul ke molekul lain dengan efek yang
bertahan hingga beberapa jam
LUKA BAKAR KIMIA
LUKA BAKAR KIMIA

• Tatalaksana:
– Irigasi dengan air mengalir sesegera mungkin
• Asam selama 2 jam
• Basa selama 12 jam
– Bila tertelan diberikan susu sebagai penyangga, bukan dengan memaksa
muntah
LUKA BAKAR LISTRIK

• Luka bakar listrik disebabkan oleh kontak langsung aliran listrik


dengan badan, dan lukanya lebih serius dari apa yang terlihat di
permukaan.
• Rhabdomiolisis menyebabkan dilepaskannya mioglobin yang
pada akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal akut.
LUKA BAKAR LISTRIK

• Klasifikasi luka bakar listrik:


– Low voltage (<= 1000 volts)
– High voltage (> 1000 volts)
• Jaringan berperan sebagai resistance terhadap arus listrik :
– Pembuluh darah dan saraf merupakan konduktor yang baik
– Kulit yang kering dan tulang konduktor yang buruk
– Kulit dengan tingkat kelembaban tinggi juga konduktor yang baik
LUKA BAKAR LISTRIK

• Dapat menyebabkan kontraktur


• Karena dapat menyebabkan kontraksi otot yang kuat maka perlu
memeriksa kerusakan otot dan mungkin fraktur tulang belakang
• Jika urin pasien merah gelap curigai adanya myoglobinuria -> acute
kidney failure
LUKA BAKAR LISTRIK
LUKA BAKAR LISTRIK

TATALAKSANA
• Evakuasi pasien dari sumber listrik
• Gangguan respiratorik dan kardiak -> periksa EKG
• Resusitasi cairan untuk menjaga UO normal dan membersihkan
myoglobin dan hemoglobin dari ginjal
• Surgikal: escharotomy dan fasciotomy, skin graft/flap
LUKA BAKAR LISTRIK

KOMPLIKASI
• Fibrosis otot dan neuropati perifer
• Gejala SSP
– Penurunan kesadaran, arrest kardiorespiratorik, perdarahan serebral, paralisis,
perubahan kepribadian
• Pembentukan katarak
• Gangguan miokardium
– Disritmia akibat AV block, ectopic cardiac rhythm, SVT, takikardi ventrikular
TRAUMA DINGIN

• Ada 3 jenis trauma dingin :


– Frostnip
– Frostbite
– Non freezing injury
FROSTNIP

• Frostnip merupakan bentuk paling ringan trauma dingin, ditandai


dengan nyeri, pucat, dan kesemutan pada daerah yang terkena. Dengan
penghangatan keadaan ini dapat pulih sempurna tanpa kerusakan
jaringan, kecuali bila trauma seperti ini berulang-ulang dan berlangsung
selama bertahun-tahun yang dapat mengakibatkan jaringan lemak
hilang atau atrofi.
FROSTBITE

• Frostbite adalah pembekuan jaringan yang diakibatkan oleh pembentukan


kristal es intraseluler dan bendungan mikrovaskuler sehingga terjadi anoksia
jaringan. Kerusakan jaringan juga terjadi akibat reperfusion injury pada waktu
tubuh dihangatkan.
DERAJAT FROSTBITE

• Derajat pertama  hiperemia dan edema tanpa nekrosis kulit


• Derajat kedua  pembentukan vesikel / bulla disertai dengan
hiperemi dan edema dengan nekrosis sebagian lapisan kulit
• Derajat tiga  nekrosis seluruh lapisan kulit dan jaringan subkutan,
biasanya juga disertai dengan pembentukan vesikel hemoragik
• Derajat empat  nekrosis seluruh lapisan kulit dan gangren otot serta
tulang.
NON FREEZING INJURY

• Disebabkan oleh kerusakan endotel mikrovaskuler, stasis, dan sumbatan


vaskuler.
• Matirasa  hiperemi dalam waktu 24 sampai 48 jam. Hiperemi
menimbulkan rasa nyeri hebat
• Adanya kerusakan jaringan ditandai dengan edema, bulla, kemerahan,
ekimosis, dan ulserasi.
• Meskipun kaki terlihat hitam namun biasanya belum terjadi kerusakan
jaringan yang dalam.
• Terjadi vasospasme dan vasodilatasi
• Kompliakasi: selulitis, limfangitis, gangren
TATALAKSANA
• Berikan pasien air hangat melalui mulut
• Rendam di air hangat yang mengalir (40C) selama 20-30 menit hingga sirkulasi kembali.
• Berikan analgetik
• Cegah infeksi, jangan membuka vesikel yang tidak mengalami infeksi, elevasikan area
yang terkena
• Penghangatan secara pasif: mengurangi heatloss (memakai pakaian hangat dan kering)
• Penghangatan secara aktif: Memberikan energi panas dari luar(infus salin hangat, berikan
penghangat di area aksila, groin)
• Antitetanus
• Debridement (kadang amputasi)
NUTRISI

• Pasien luka bakar berada dalam keadaan malnutrisi o/ karena:


– Besarnya protein dan mikronutrien yang hilang dari kulit yang rusak
– Besarnya panas yang hilang melalui permukaan kulit menyebabkan
peningkatan penggunaan energi
– Hipermetabolisme dan hiperkatabolisme pasca luka bakar
• Curreri’s Formula:
– Dewasa: (25 x BB) + (40 x %LPB luka bakar)
– Anak-anak: (60 x BB) + (35 x %LPB luka bakar)
• Kebutuhan protein mencapai 2g/kgBB/hari, 60% KH, sisa -> lemak
• Beri tambahan suplemen vitamin C dan Zinc
KOMPLIKASI

• Neurologis
– SSP: delirium, kejang, gangguan psikiatrik
– Perifer: peripheral nerve injury
• Acute renal failure, electrolyte imbalance
• Disfungsi ventrikel kiri, infark miokard, aritmia, dan endocarditis
• Intoksikasi CO, pneumonia, pneumothoraks, empyema
• Muskuloskeletal
– Open joints & burned boned -> amputasi
– Fraktur
– Mionekrosis, fraktur akibat spasme otot pada luka bakar listrik
REHABILITASI

• ROM exercise
• Splinting
• Compression
• Silicone
• Scar massage
INDIKASI RAWAT
INAP
• LB Derajat II > 15% Dewasa
> 10% Anak / Geriatri
• LB Derajat III > 10% Dewasa
• Listrik / Kimia
• LB di daerah muka, tangan, genital, perineum
• LB dengan kelainan lain / trauma lain yang berat
KRITERIA TRASFER UNIT
LUKA BAKAR
Derajat 2 dan 3
 >10% LB
 <10 and > 50 tahun
 >20% LB
 LB di daerah :

• wajah • tangan, kaki • perineum


• mata • kaki • sendi-sendi besar
• telinga • Genitalia
KRITERIA TRANSFER UNIT
LUKA BAKAR
 Derajat 3 > 5% LB
 Luka bakar kimia dan listrik
 trauma inhalasi
 Penyakit yang sudah ada sebelumnya, cidera terkait
 anak- anak
 Luka bakar pada pasien situasi khusus
TERIMA KASIH

You might also like