Professional Documents
Culture Documents
PEMBIMBING :
D R . A R YA N T O Z . H A B I B I E , S P. B P
I B N U FA J A R S I D I K
(2013730148)
• Lebih dari 60% pasien luka bakar terjadi pada kisaran usia produktif
• Pria > wanita
• 55% disebabkan oleh api, 40% karena air mendidih dan selebihnya
karena kimia dan listrik
ETIOLOGI
Zona
hiperemia
Zona
stasis
Zona koagulasi
a. Zona hiperemi
Pada zona ini perfusi jaringan
b. Zona stasis meningkat. Jaringan akan membaik,
Area hipoperfusi yang masih kecuali terdapat sepsis dan
berpotensi untuk diselamatkan. hipoperfusi yang berkepanjangan
Merupakan target utama
resusitasi untuk meningkatkan
perfusi ke daerah ini & mencegah
kerusakan baru yang ireversibel.
c. Zona koagulasi
Titik kerusakan maksimum
terjadinya kehilangan jaringan
ireversibel akibat koagulasi
protein.
MEDIATOR INFL AMASI EFEK SISTEMIK SA AT LUAS LUK A BAK AR
MENCAPAI 15 - 20%
DERAJAT LUKA BAKAR
DERAJAT KEDALAMAN
• Kedalaman kerusakan jaringan akibat luka bakar tergantung pada
derajat panas, sumber, penyebab dan lamanya kontak dengan tubuh
penderita. Dahulu Dupuytren membagi atas 6 tingkat, sekarang lebih
praktis hanya dibagi 3 tingkat/derajat, yaitu :
Grade 1
Grade 2 Grade 2A (superficial) dan Grade 2B (dalam/deep)
Grade 3
LUKA BAKAR DERAJAT I (SUPERFICIAL
THICKNESS)
• Kerusakan meliputi
epidermis dan sebagian
dermis, berupa reaksi
inflamasi disertai proses
eksudasi. Terdapat
kemerahan dan bullae,
nyeri karena ujung-ujung
saraf sensorik teriritasi
2 Luka bakar sedang • Luka bakar derajat II 15-25% pada orang dewasa
• Luka bakar derajat II 10-20% pada anak-anak
• Luka bakar derajat III < 10%
3 Luka bakar berat • Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa
• Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak-anak
• Luka bakar derajat III 10% atau lebih
• Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan
genitalia/perineum.
• Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.
TATALAKSANA
• tanda obstruksi jalan nafas (serak, stridor, penggunaan otot nafas tambahan,
retraksi)
• Luas luka bakar 40-50%
• luka bakar pada wajah yang luas dan dalam
• luka bakar di dalam mulut
• edema jalan nafas
• kesulitan menelan
• ventilasi yang buruk, oksigenasi menurun
• Penurunan kesadaran yang mengakibatkan refleks proteksi jalan nafas menurun
• Luka bakar melingkar pada leher
3. BREATHING
• Hipoksia
– inhalation injury
– luka bakar yang melingkar pada dada
– trauma toraks
– berikan oksigen dengan atau tanpa intubasi
• Keracunan CO
– sakit kepala (20-30%)
– bingung (30-40%)
– koma (40-60%)
– kematian (>60%)
– berikan oksigen tekanan tinggi selama 4-6 jam
3. CIRCULATION
• resusitasi cairan diberikan jika luas luka bakar >20% TBSA derajat 2
dan 3
• pasang 2 IV line
• terapi cairan
– 2mlxBB(>30kg)x% TBSA 2nd & 3rd degree
– 3mlxBB(<30kg)x%TBSA 2nd &3rd degree
– 1/2 dari jumlah cairan diberikan 8 jam pertama
– 1/2 sisanya diberikan dalam 16 jam
PATIENT ASSESSMENT
• pemasangan NGT
– pasang jika terdapat mual, muntah, distensi abdomen, atau TBSA >20%
• Pemberian analgetik
• Antibiotik
• Antitetanus
• Perawatan Luka
PERAWATAN LUKA
• Setelah pasien stabil dilakukan eksisi luka bakar dan bisa dilakukan
setelah beberapa hari dan bisa dilakukan secara serial.
• Terutama pada area wajah dan tangan, dapat juga mengenai mata atau
saliran cerna akibat tertelan
• Kerusakan jaringan tergantung pada:
– Konsentrasi zat kimia
– Jumlah zat kimia
– Luas permukaan kulit yang terkena
– Durasi kontak
– Reaktivitas dari agen aktif
– Keterlibatan heat pada luka bakar kimia
LUKA BAKAR KIMIA
• Tatalaksana:
– Irigasi dengan air mengalir sesegera mungkin
• Asam selama 2 jam
• Basa selama 12 jam
– Bila tertelan diberikan susu sebagai penyangga, bukan dengan memaksa
muntah
LUKA BAKAR LISTRIK
TATALAKSANA
• Evakuasi pasien dari sumber listrik
• Gangguan respiratorik dan kardiak -> periksa EKG
• Resusitasi cairan untuk menjaga UO normal dan membersihkan
myoglobin dan hemoglobin dari ginjal
• Surgikal: escharotomy dan fasciotomy, skin graft/flap
LUKA BAKAR LISTRIK
KOMPLIKASI
• Fibrosis otot dan neuropati perifer
• Gejala SSP
– Penurunan kesadaran, arrest kardiorespiratorik, perdarahan serebral, paralisis,
perubahan kepribadian
• Pembentukan katarak
• Gangguan miokardium
– Disritmia akibat AV block, ectopic cardiac rhythm, SVT, takikardi ventrikular
TRAUMA DINGIN
• Neurologis
– SSP: delirium, kejang, gangguan psikiatrik
– Perifer: peripheral nerve injury
• Acute renal failure, electrolyte imbalance
• Disfungsi ventrikel kiri, infark miokard, aritmia, dan endocarditis
• Intoksikasi CO, pneumonia, pneumothoraks, empyema
• Muskuloskeletal
– Open joints & burned boned -> amputasi
– Fraktur
– Mionekrosis, fraktur akibat spasme otot pada luka bakar listrik
REHABILITASI
• ROM exercise
• Splinting
• Compression
• Silicone
• Scar massage
INDIKASI RAWAT
INAP
• LB Derajat II > 15% Dewasa
> 10% Anak / Geriatri
• LB Derajat III > 10% Dewasa
• Listrik / Kimia
• LB di daerah muka, tangan, genital, perineum
• LB dengan kelainan lain / trauma lain yang berat
KRITERIA TRASFER UNIT
LUKA BAKAR
Derajat 2 dan 3
>10% LB
<10 and > 50 tahun
>20% LB
LB di daerah :