You are on page 1of 61

SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS

MODUL PENYAKIT AKIBAT KERJA

Tutor : dr. Yusnam Syarief, PAK


KELOMPOK 3

Badai Ardyana Arimbi Putri 2013730129


Ghaisani Zatadini 2013730146
Ibnu Fajar Sidik 2013730148
Nabilla Rahmawati 2013730159
Nadira Juanti Pratiwi 2013730160
Sabrina Qurotta’ayun 2013730173
Sally Novrani Puteri 2013730174
Sandra Natasha Mahendra 2013730175
Shandy Seta Dwi Tama 2013730176
Shella Arditha 2013730178
Syifa Febriana 2013730181
Skenario
Tn. aptoni, 42 tahun, Kedudukan dalam keluarga: keponakan KK, Islam, SLTP,
Penjual sayur di pasar, Menikah dengan 2 anak perempuan berusia 10 dan 4
tahun
KU : nyeri, kaku dan pegal pada pinggang dan kadang juga, pada daerah lengan
bila lelah sehabis bekerja sejak sekitar 2 tahun lalu, selain itu juga mengeluhkan
nyeri ulu hati berulang, dan memberat sejak 4 hari lalu. RPS : Nyeri ulu hati
berulang sejak sekitar 3 – 4 tahun lalu jika makan tidak teratur. Nyeri ini
memberat sejak 2 hari lalu, setelah os mengkonsumsi puyer obat sakit kepala
karena sakit kepala berdenyut. Nyeri tidak menjalar, terasa perih, sendawa terasa
asam. Biasanya os berobat ke dokter atau puskesmas, dan diberikan obat maag,
sehingga keadaannya membaik, namun akan kembali kambuh bila terlambat
makan. Selain itu sejak 2 hari lalu os juga mulai batuk-batuk kering. Sebelumnya
tidak ada riwayat batuk lama berulang, keringat malam --, BB tidak menurun,
nyeri menelan --- Os juga mengeluh nyeri, kaku dan pegal pada pinggang dan
kadang juga pada daerah lengan bila lelah sehabis bekerja sejak sekitar 2 tahun
lalu. Biasanya mengkonsumsi obat warung seperti neorheumacyl atau jamu pegal
linu akan hilang. Nyeri pinggang tidak menjalar, hanya di daerah sekitar pinggang,
terasa kaku, dan pegal saja, serta tidak ada gangguan dalam melakukan suatu
gerakan. Riwayat trauma disangkal. Riwayat penyakit dahulu (-) Riwayat penyakit
dalam keluarga : 1 tahun lalu anak I dirawat di RS selama 1 minggu karena DHF,
dan pada saat itu diketahui menderita vlek pada paru, kemudian diterapi selama 1
tahun dan dinyatakan sudah sembuh. Tidak ada riwayat hipertensi dalam
keluarga. Riwayat Kebiasaan: Rokok (-), alkohol (-).
Kata/Kalimat Kunci
Identitas • Nyeri, kaku dan pegal pada pinggang dan kadang juga pada
Nama : Tn. Saptoni daerah lengan bila lelah sehabis bekerja sejak sekitar 2 tahun
lalu.
Umur : 42 tahun • Mengkonsumsi obat warung seperti neorheumacyl atau
Kedudukan dalam keluarga: keponakan KK jamu pegal linu akan hilang.
Agama : Islam • Nyeri pinggang tidak menjalar, hanya di daerah sekitar
Pendidikan Terakhir : SLTP pinggang, terasa kaku, dan pegal saja, serta tidak ada
gangguan dalam melakukan suatu gerakan.
Pekerjaan : Penjual sayur di pasar
Riwayat Trauma : disangkal.
Status : Menikah Riwayat Penyakit Dahulu : (-)
Jumlah anak : 2 anak perempuan berusia 10 dan 4 tahun Riwayat penyakit dalam keluarga :
– 1 tahun lalu anak I dirawat di RS selama 1 minggu
Riwayat Penyakit karena DHF, dan pada saat itu diketahui menderita
Keluhan Utama : vlek pada paru, kemudian diterapi selama 1 tahun dan
dinyatakan sudah sembuh.
Nyeri, kaku dan pegal pada pinggang, kadang pada daerah lengan – Tidak ada riwayat hipertensi dalam keluarga.
bila lelah sehabis bekerja sejak sekitar 2 tahun lalu.
Riwayat Kebiasaan:
nyeri ulu hati berulang, dan memberat sejak 4 hari lalu. – Rokok (-)
Riwayat Penyakit Sekarang : – Alkohol (-)
• Nyeri ulu hati berulang sejak sekitar 3 – 4 tahun lalu jika
makan tidak teratur. Pemeriksaan Fisik
• Nyeri memberat sejak 2 hari lalu, setelah mengkonsumsi Sakit ringan, CM, TD : 160/100 mmHg, Nadi : 88 x / menit, Nafas :
puyer obat sakit kepala karena sakit kepala berdenyut. 20 x / menit, Suhu : afebris, BB : 65 kg, TB : 167,5 cm, BMI : 23,21
• Nyeri tidak menjalar, terasa perih, sendawa terasa asam. Punggung bawah :
• Berobat ke dokter atau puskesmas, dan diberikan obat maag • Inspeksi : tulang belakang tidak tampak deformitas,
membaik namun kambuh jika terlambat makan. pergerakan dbn,
• Sejak 2 hari lalu mulai batuk-batuk kering. • Palpasi : nyeri tekan (-), otot teraba agak tegang di area L1 –
5,
• Keringat malam (-) • Perkusi : nyeri (-), Tes Laseque (-), Tes Patrick (-), Tes kontra
• BB tidak menurun Patrick (-), Refleks fisiologis – dbn, Refleks patologis (-)
• Nyeri menelan (-) • Lain-lain : Normal
Mind Map
Pertanyaan
1. Sebutkan dan jelaskan bahaya potensial yang dapat terjadi pada skenario
dan bagaimana dampak pada tubuh !
2. Jelaskan etiologi, faktor risiko dan epidemiologi dari Low Back Pain!
3. Jelaskan pemeriksaan apa saja yang diperlukan pada skenario !
4. Jelaskan 7 langkah dalam mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja !
5. Jelaskan undang-undang keselamatan kerja !
6. Jelaskan hubungan pekerjaan dengan Low Back Pain !
7. Jelaskan kategori kesehatan pada pasien dan hubungannya pada
penempatan kerja !
8. Jelaskan klasifikasi kelayakan kerja !
9. Jelaskan rencana penatalaksanaan!
a. Promosi kesehatan
b. Penatalaksanaan lingkungan kerja
10. Jelaskan prognosis pada skenario !
1. Sebutkan dan Jelaskan Bahaya Potensial
yang dapat Terjadi pada Skenario !

Nabilla Rahmawati
2013730159
Bahaya Potensial
Potensi bahaya fisik
Potensi bahaya kimia
Potensi bahaya biologis
Potensi bahaya ergonomi
Potensi bahaya psikososial
Potensi bahaya dari proses produksi
Potensi bahaya lifestyle
Potensi Bahaya Fisik
Yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan
kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar

Terpapar Cuaca panas dan


Contoh Suhu ekstrim
kebisingan sinar matahari
(panas & dingin)
intensitas tinggi langsung

Intensitas
penerangan Getaran Radiasi
kurang memadai

Pada skenario ini pekerja memiliki potensi terpapar cuaca panas


dan sinar matahari. Jika tubuh tidak dapat membuang kelebihan
panas, suhu inti tubuh naik dan detak jantung meningkat. Sebagian
tubuh terus menyimpan panas, sehingga terjadi kehilangan
konsentrasi. Tahap berikutnya yang paling sering terjadi adalah
pingsan dan bahkan kematian
Potensi Bahaya Kimia
Yaitu potensi bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan.
Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenaga kerja
melalui :
inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran
pencernaan), skin contact (melalui kulit).

Pada skenario ini pekerja tersebut memiliki potensi


terpapar dengan debu. Partikel debu akan berada di
udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan
melayang layang di udara. Kemudian masuk ke dalam
tubuh manusia melalui pernafasan. Selain dapat
membahayakan pernapasan, juga dapat mengganggu
kualitas daya pandang mata.
Potensi Bahaya Biologis

yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-


kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau
bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit
tertentu.
Misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids dll maupun yang berasal dari
bahan-bahan yang digunakan saat melakukan pekerjaan.
Potensi Bahaya Ergonomi
Repetitif (berulang) : pola kerja yang sama yang selalu
berulang selama 15 tahun membuat pekerja pada
scenario mengalami kebosanan.

Posisi kerja : Saat melayani pembeli, pekerja berada pada


posisi berdiri dalam waktu yang lama memungkinkan
pekerja tidak mendapatkan posisi kerja yang nyaman.

Mengangkat beban : Pada skenario kebiasaan


menurunkan karung berisi sayuran dari truck kemudian
membawanya dengan berjalan sejauh 150 meter dapat
menyebabkan sakit pinggang maupun muskuloskeletal
lainnya.

Lingkungan pekerjaan yang buruk : Lingkungan pasar


yang ramai, kumuh, dan cuaca yang panas menyebabkan
pekerja mengalami dehidrasi.
Potensi Bahaya Psikososial
Potensi
bahaya
psikososial
Kerja melewati batas waktu :
Yaitu potensi bahaya pada Pekerja tersebut bekerja selama
yang berasal atau skenario : 6 jam sehari dan dilakukan
ditimbulkan oleh setiap hari memungkinkan
pekerja melewati batas.
kondisi aspek-aspek Sebaiknya pekerja mengurangi
psikologis hari kerjanya untuk beristirahat.
keenagakerjaan yang
kurang baik atau kurang Keluarga : Penghasilan pekerja
mendapatkan tersebut sebagai penjual sayur
tidak dapat mencukupi
perhatian
kebutuhan keluarganya,
sehingga membuat pekerja
sering bertengkar dengan
istrinya. Masalah dalam
keluarga ini dapat menciptakan
stress yang bisa berdampak
pada kinerja di tempat kerja.
Potensi bahaya dari proses produksi, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh bebarapa kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi, yang
sangat bergantung dari: bahan dan peralatan yang dipakai, kegiatan serta jenis
kegiatan yang dilakukan.

Potensi bahaya lifestyle :


- Merokok.
- Memakai narkoba dan meminum alkohol.
- Diet yang tidak teratur.
- Pola hidup yang buruk dan kurangnya berolahraga.

Pada skenario diketahui pekerja tersebut tidak merokok


dan tidak minum alkohol yang membuat potensi bahaya
ini bisa berkurang. Tetapi pekerja mempunyai pola makan
yang tidak teratur sehingga menyebabkan nyeri ulu hati
berulang.
2. Jelaskan mengenai etiologi, faktor
risiko dan epidemiologi dari Low
Back Pain!
Sally Novrani Puteri
2013730174
Etiologi

Mekanik Non-mekanik

• Degenerasi segmen diskus, misalnya • Sindrom neurologis


osteoartritis tulang belakang atau • Mielopati
stenosis tulang belakang. • Pleksopati lumbosakral
• Nyeri diskogenik tanpa gejala • Miopati
radikular. • Spinal segmental
• Radikulopati struktural. • Gangguan sistemik
• Fraktur vertebra segmen atau • Primer atau neoplasma metastasis
osesus. • Infeksi oseus, diskus, epidural
• Spondilosis disertai atau tanpa • Penyakit metabolik tulang termasuk
adanya stenosis kanal spinal. osteoporosis
• Makro dan mikro ketidakstabilan • Nyeri kiriman
spina atau ketidakstabilan ligamen • Gangguan ginjal, gangguan
lumbosakral. gastrointestinal, masalah pelvis,
• Ketidaksamaan panjang tungkai. tumor retroperineal, aneurisma
• Lansia abdominal
• Masalah psikosomatik
• Usia, populasi tua > populasi
muda
• Genetik
Faktor Risiko • Pekerjaan, yang mengharuskan
menunduk, mengangkat dan
berdiri lama

• Masuk ke10 Penyakit tertinggi di


dunia
• Prevalensi seumur hidup di
Epidemiologi negara industri 60-70%
• Di Indonesia (Jawa Tengah) , 40%
penduduk diatas 65 tahun
pernah LBP
3. Jelaskan pemeriksaan apa saja
yang diperlukan pada skenario !
sandra
Foto Plain
X-ray merupakan
penunjang diagnosis
pertama untuk
mengevaluasi nyeri
punggung, dan
biasanya dilakukan
sebelum melakukan
tes penunjang lain
seperti MRI atau CT
scan. Foto X-ray
dilakukan pada posisi
anteroposterior (AP
), lateral, dan bila
perlu oblique kanan
dan kiri.
Myelografi

Myelogram
digunakan untuk
diagnosa pada
penyakit yang
berhubungan
dengan diskus
intervertebralis,
tumor spinalis,
atau untuk abses
spinal.
Computed Tomografi Scan ( CT- scan )
dan Magnetic Resonance Imaging (MRI
)
CT-scan
merupakan tes
yang tidak
berbahaya dan
dapat digunakan
MRI dapat
untuk
menunjukkan
pemeriksaan pada
gambaran tulang
otak, bahu,
belakang yang
abdomen, pelvis,
lebih jelas
spinal, dan
daripada CT-scan.
ekstemitas.
Gambar CT-scan
seperti gambaran
X-ray 3 dimensi.
Electro Miography ( EMG ) / Nerve
Conduction Study ( NCS )
• EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non invasif
yang digunakan untuk pemeriksaan saraf pada lengan
dan kaki.

• EMG / NCS dapat memberikan informasi tentang :


1. Adanya kerusakan pada saraf
2. Lama terjadinya kerusakan saraf ( akut atau kronik )
3. Lokasi terjadinya kerusakan saraf ( bagian proksimalis atau
distal )
4. Tingkat keparahan dari kerusakan saraf
5. Memantau proses penyembuhan dari kerusakan saraf
PUNGSI LUMBAL
• Dapat diketahui warna cairan LCS, adanya
kesan sumbatan / hambatan aliran LCS,
jumlah sel, kadar protein, NaCl dan glukosa.

• Queckenstedt maneuver
4. Jelaskan 7 langkah dalam
mendiagnosis Penyakit Akibat
Kerja !
Syifa Febriana
2013730181
7 Langkah Diagnosis Penyakit Akibat
Kerja
Hubungan
Potensi
Menentuk Identifikasi
Risiko
an Paparan/
dengan
Diagnosis Potensi
Gangguan
Kerja Risiko
yang
dialami

Evaluasi
Faktor
Faktor Lain Dosis
Individu
Pajanan

Diagnosis
Okupasi
I. Diagnosis Kerja
Berdasarkan kasus
• Anamnesis umum,
skenario
RPS, RPD, Keluarga
Anamnesis • Nyeri sekitar pinggang, tidak
dan Psikososial,
Pekerjaan menjalar, tidak ada gangguan
gerakan, dan nyeri muncul
setelah bekerja
• keadaan sakit ringan, hipertensi
Pemeriksaa (160/100 mmHg), nadi
• Posisi duduk, 8x/menit, napas 20x/menit,
n Fisik
Umum
berdiri, berbaring suhu afebris, BB 65 kg, TB 167,5
cm, BMI 23.21.
• tulang belakang tidak tampak
deformitas, nyeri tekan (-), otot
• Tes Laseque, teraba agak tegang di area L1-
Pemeriksaan L5, tanda patologis (-)
Pemeriksaa
Sensorik dan
n Fisik
Motorik, dan
• diagnosis kerjanya adalah
Khusus Simple Low Back Pain, dengan
Pemeriksaan Hipertensi grade II, dan
Refleks dispepsia (akibat obat).
II. Identifikasi Paparan Potensi Risiko
• berjalan kaki selama 10 menit  menurunkan
Deskripsi karung-karung 30-40 kg, (4-5
karung)berjalan sejauh 150 mdibagikan
Pekerjaan dan diikat satu per satu berjualan sampai
jam 11 siang
• Pekerjaan dilakukan selama 6 jam/hari
Lama Waktu • Telah ditekuni selama 15 tahun, setiap hari,
Bekerja tanpa ada hari libur

• Sebagai kenek : batu bata, semen, batu, dan


Bahan yang pasir..
Digunakan • sebagai tukang sayur : karung berisi sayuran
dan tali pengikat sayur

• Nyeri, kaku, dan pegal pada pinggang timbul


Pola Terjadinya setelah kelelahan akibat bekerja (2 th yll).
Gejala • Nyeri ulu hati: jika makan tidak teratur (3-4 th
yll dan memberat 2 hari lalu).
III. Hubungan Paparan Potensi Risiko
dengan Gangguan yang dialami.

Kerja yang monoton dan pada posisi yang sama terus menerus.

Sikap badan waktu kerja yang salah seperti mengangkat karung berisi sayuran dalam
posisi yang tidak bertumpu pada lutut melainkan pada pinggang.

Ukuran barang, tempat pegangan dan titik berat barang waktu diangkat

Jarak dari rumah ke pasar yang ditempuh dengan berjalan kaki selama 10 menit, dan
jarak dari tempat truk berhenti ke tempat berjualan yang berjarak 150 meter

Pekerjaan sudah dilakukan selama 15 tahun, setiap hari tanpa ada hari libur, menunjukkan
besarnya pajanan atau paparan.
IV. Evaluasi Dosis Paparan
Batasan angkat di Indonesia ditetapkan
melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Transmigrasi dan Koperasi No. Menurut
PER.01/Men/1978
kepustakaan, berat
beban yang diangkat
pasien yaitu 30-40
kg melebihi beban
angka yang
dianjurkan untuk
pekerjaan berulang
(terus-menerus),
dan pekerjaan ini
telah dilakukan
selama 15 tahun
tanpa ada hari libur.
V. Peranan Faktor Individu dalam P.A.K

Usia

• kelompok rentan cedera punggung mulai 31-40. usia pasien di skenario 42


tahun.

Jenis Kelamin
• Berdasarkan data kompensasi pekerja, pria dilaporkan melakukan 76% dan
80% semua klaim kompensasi punggung (Klein dkk., 1984; Snook, 1978)

Kebugaran Jasmani
• bertambahnya tinggi badan dan berat badan yang berlebih membuat
seseorang menjadi lebih rentan pada gejala punggung (Kelsey 1988). Pada
skenario IMT 23.21 sehingga memiliki risiko kelebihan berat badan

Kesalahan Posisi Dalam Mengangkat Beban


• Kemungkinan pasien tidak melakukan pengangkatan sesuai anjuran, yang dikarenakan ketidaktahuan
pasien
VI. Peranan Faktor Lain/Faktor diluar
kerja
• Pada skenario pendidikan terakhir pasien adalah SLTP,
sehingga dapat disimpulkan dengan rendahnya
pendidikan pasien, pasien lebih mungkin melakukan
Tingkat pekerjaan berat.
Pendidikan

• Berdasarkan skenario, pasien mengaku tidak puas


dengan pekerjannya, penghasilannya tidak cukup untuk
mencukupi kebutuhan keluarganya, sehingga sering
bertengkar dengan istri dan menyebabkan pasien
Faktor merasa stress dan tertekan. Selain itu, pekerjaan ini
Psikososial juga dilakukan setiap hari tanpa ada hari libur.
VII. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja

Berdasarkan skenario, diagnosis okupasi


berdasarkan ICD 10 adalah ICD 10 M 54.5
Low back pain et causa bekerja tidak
ergonomis.
5. Jelaskan undang-undang
keselamatan kerja !
sabrina
UNDANG-UNDANG
KESELAMATAN KERJA
Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970
LATAR BELAKANG

1. VEILIGHEIDS REGLEMENT 1910 (VR 1910, Stbl No. 406)


sudah tidak sesuai lagi
2. Perlindungan tenaga kerja tidak hanya di industri/
pabrik
3. Perkembangan teknologi/IPTEK serta kondisi dan
situasi ketenagakerjaan
4. Sifat refresif dan polisional pada VR. 1910 sudah tidak
sesuai lagi
DASAR HUKUM
• Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan
• UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai
ketenagakerjaan
Pasal 3
Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi
kemanusiaan
Pasal 9
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai
dengan martabat manusia dan moral agama
Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindunggan tenaga kerja yang meliputi
norma keselamatan kerja, norma kesehatan kerja, norma kerja, pemberian
ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB I - ISTILAH
Pasal 1
(1) Tempat kerja Unsur tempat kerja, ada :
1. Ruangan/ lapangan (1) Tenaga Kerja
2. Tertutup/ terbuka (2) Sumber bahaya
3. Bergerak/ tetap (3) Tempat/Usaha
(2) Pengurus  pucuk pimpinan (bertanggung jawab/ kewajiban)
(3) Pengusaha
orang/ badan hukum yg menjalankan usaha atau tempat
kerja
(4) Direktur
pelaksana UU No. 1/1970 (Kepmen No. 79/Men/1977)
(5) Pegawai pengawas
- peg. Pengawas ketenagakerjaan dan spesialis
(6) Ahli Keselamatan Kerja
tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depnaker
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB II - RUANG LINGKUP
Pasal 2

(1) Tempat kerja, dalam wilayah hukum R.I :


a. Darat, dalam tanah
b. Permukaan air, dalam air
c. Udara
(2) Rincian tempat kerja, terdapat sumber bahaya yg berkaitan
dengan :
a. Keadaan mesin/ alat/ bahan
b. Lingkungan kerja
c. Sifat pekerjaan
d. Cara kerja
e. Proses produksi
(3) Kemungkinan untuk perubahan atas rincian tempat kerja

Catatan : peraturan pelaksana digolongkan untuk bidang teknis dan sektoral


UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

Syarat-syarat K3

Pasal 3

(1) Arah dan sasaran yang akan dicapai melalui syarat-syarat K3


(2) Pengembangan syarat-syarat K3 di luar ayat (1)  IPTEK

Pasal 4

(1) Penerapan syarat-syarat K3  sejak tahap perencanaan s/d


pemeliharaan (Perencanaan,Dibuat,Peredaran/Pengangkutan,
Pemasangan,Dipakai,Dipelihara,Pemusnahan)
(2) Mengatur prinsip-prinsip teknis tentang bahan dan produksi
teknis
(3) Kecuali ayat (1) dan (2) bila terjadi perkembangan IPTEK
dapat ditetapkan lebih lanjut
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 5
(1) Direktur sebagai pelaksana umum
(2) Wewenang dan kewajiban :
– Direktur (Kepmen No. 77/Men/1979)
– Peg. Pengawas (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen No. 03/Men/1984)
– Ahli K3 (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen No. 2/Men/1992)

Pasal 6 Panitia banding (belum di atur)

Pasal 7 Retribusi
Pasal 8
(1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan TK
(2) Berkala  (permen No. 02/Men/1980 dan Permen No.
03/Men/1983)
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 9 - Pembinaan
(1) Pengurus wajib menunjukan dan menjelaskan  TK baru
(2) Dinyatakan mampu dan memahami  pekerja
(3) Pengurus wajib  pembinaan
(4) Pengurus wajib memenuhi dan mentaati syarat-syarat K3

Pasal 10 - Panitia Pembina K3 (Permenaker No. 04/Men/1987)

Pasal 11 - Kecelakaan
(1) Kewajiban pengurus untuk melaporkan kecelakaan
(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan (permen No.
03/Men/1998)
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 12 – Hak dan Kewajiban TK
a. Memberi keterangan yang benar (peg. Pengawas dan ahli K3)
b. Memakai APD
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3
d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan syarat-syarat K3
e. Menyatakan keberatan kerja bila syarat-syarat K3 tidak dipenuhi dan APD yang wajib diragukan

Pasal 13 – Kewajiban memasuki tempat kerja


Barangsiapa akan memasuki suatu tempat kerja diwajibkan
mentaati K3 dan APD
Pasal 14 – Kewajiban pengurus
a. Menempatkan syarat-syarat K3 di tempat kerja (UU No.
1/1970 dan peraturan pelaksananya)
b. Memasang poster K3 dan bahan pembinaan K3
c. Menyediakan APD secara cuma-cuma
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 15 – Ketentuan Penutup
(1) Pelaksanaan ketentuan pasal-pasal di atur lebih lanjut dengan peraturan perundangan
(2) Ancaman pidana atas pelanggaran :
• Maksimum 3 bulan kurungan atau
• Denda maksimum Rp. 100.000
(3) Tindak pindana tersebut adalah pelanggaran

Pasal 16
Kewajiban pengusaha memenuhi ketentuan undang-undang ini paling
lama setahun (12 Januari 1970)
Pasal 17
Aturan peralihan untuk memenuhi keselamatan kerja  VR 1910
tetap berlaku selama tidak bertentangan
Pasal 18
Menetapkan UU No. 1/ 1970 sebagai undang-undang keselamatan
kerja dalam LNRI No. : 1918 mulai tanggal 12 Januari 1970
6. Jelaskan hubungan pekerjaan
dengan Low Back Pain !
Shella Arditha
2013730178
Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama Low
Back Pain (LBP). Gerakan bagian punggung belakang yang kurang
baik dapat menyebabkan kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada
otot punggung, mengakibatkan terjadinya trauma punggung
sehingga menimbulkan nyeri. Pada low back pain yang disebabkan
karena trauma, dapat ditemukan beberapa keadaan, seperti:

Perubahan pada sendi Sacro-Iliaca

Perubahan pada sendi Lumba sacral


Pekerjaan yang rentan terkena Low back pain (LBP) seperti pekerjaan mengangkat,
membawa, menarik atau mendorong beban berat atau bahkan melakukan pekerjaan
dengan posisi tubuh yang tidak alami/dipaksakan. Faktor pekerjaan berkontribusi pada
terjadinya cedera otot akibat bekerja. Berikut ini faktor-faktor pekerjaan yang bisa
menyebabkan terjadinya cedera pada otot atau jaringan tubuh :

• Postur tubuh pada saat melakukan pekerjaan yang menyimpang dari posisi
Postur tubuh normal ditambah dengan gerakan berulang akan meningkatkan risiko
terjadinya low back pain (LBP).

• Kerusakan karena beban berat secara tiba – tiba atau kelelahan akibat
mengangkat beban berat yang dilakakn secara berulang – ulang.
Repetisi Mikrotrauma yang berulang dapat menyebabkan degenerasi tulang
punggung daerah lumbal.

• Postur tubuh yang statis dapat meningkatkan risiko yang berhubungan


Pekerjaan statis dengan menurunnya sirkulasi darah dan nutrisi pada jaringan otot.
• pekerjaan statis menyebabkan peregangan otot dan ligament daerah
(static exertions) punggung, hal ini merupakan faktor resiko timbulnya low back pain (LBP).

Pekerjaan yang • Pekerjaan atau gerakan yang menggunakan tenaga besar akan memberikan
beban mekanik yang besar terhadap otot, tendon, ligamen, dan sendi.
membutuhkan tenaga • Beban yang berat akan menyebabkan iritasi, inflamasi, kelelahan otot,
(forceful exertions) kerusakan otot, tendon, dan jaringan lainnya.
7. Jelaskan Kategori Kesehatan pada
Pasien dan Hubungannya pada
Penempatan Pekerjaan!
Ibnu Fajar Sidik
2013730148
Kategori Kesehatan:

B. Kesehatan cukup
A. Kesehatan baik baik dengan kelainan
yang dapat dipulihkan

C. Kemampuan fisik D. Tidak “fit” dan tidak


terbatas untuk aman untuk semua
pekerjaan tertentu pekerjaan
• Sarankan pada pasien untuk beralih pekerjaan yang
tidak menanggung banyak resiko pada kondisi
kesehatan yang pasien alami saat ini
• Bila pasien bersikeras untuk tetap menjalani
pekerjaan sekarang maka edukasi dengan pemberian
pengarahan seperti mengurangi beban karung yang
ia angkat dan menyuruhnya untuk duduk saja ketika
berjaualan

Edukasi pasien dengan


diberikan informasi dari
berbagai resiko yang akan
dialaminya apabila tetap
menjalani pekerjaan yang
sekarang sedang pasien jalani

• Usia pasien yang masuk pada usia yang


tidak terlalu produktif lagi
• Penghasilan yang didapat kurang
memuaskan sehingga menyebakan pasien
stress dan tertekan
8. Jelaskan klasifikasi kelayakan
kerja !
The global oil and gas industry association for
A. FIT TO WORK
B. FIT WITH RESTRICTION
C. TEMPORALILY UNTIL
TO WORK
D. UNFIT FOR SPESIFIC
APAKAH PEKERJA MAMPU OCCUPATION
BEKERJA? E. UNFIT TO WORK

APAKAH PEKERJAAN BERISIKO


PADA KESEHATAN PEKERJA?
A. QUALIFIED
APAKAH AKAN BERISIKO PADA B. QUALIFIED W/
PEKERJA LAIN ATAU MASYARAKAT RESTRICTION
SEKITAR? C. NON-QUALIFIED

Dinas Kesehatan Sumatera Barat: Dr. Joni Iswanto


Kuliah pakar Health surveilance: Dr. Abdul
9. Jelaskan rencana penatalaksanaan!
(Promosi kesehatan)

Badai
Promosi Kesehatan pada Pasien
Kedepannya Jika Pasien Melanjutkan
Pekerjaanya Sebagai Tukang Sayur
• Menggunakan alat transport/kendaraan
• Menggunakan alat pembantu untuk membawa
karung seperti keranjang yang menggunakan
roda
• Jangan terlalu lama berdiri, harus di selingi
dengan duduk
• Beristirahat saat dirumah serta makan
makanan 4 sehat 5 sempurna
• Melakukan PHBS agar terlindungi dari penyakit
lainya
9. Jelaskan rencana penatalaksanaan!
(Penatalaksanaan lingkungan kerja)

ghaisani
D.Penatalaksanaan lingkungan kerja
Pengadaan mesin
pengangkat
dengan ban
berjalan

Meningkatkan Pembatasan
kesehatan beban keja

Pembatasan
waktu kerja
10. Prognosis pasien pada
skenario!

Nama : Nadira Juanti Pratiwi


NIM : 2013730160
Prognosis
Biasanya pasien low back pain sembuh rata-rata dalam 7 minggu. Tetapi sering dijumpai
episode nyeri berulang.
Status pasien setelah 2 bulan terapi merupakan indikator untuk meramalkan status
pasien pada bulan ke-12.
Penentuan faktor risiko dapat juga memperkirakan perkembangan perjalanan penyakit
low back pain ke arah kronisitas.

You might also like