You are on page 1of 63

DEMAM DENGUE

Pembimbing
dr. H. Jupri Makmur, Sp.PD, FINASIM
 Demam dengue/DF dan Demam berdarah Dengue/DBD (dengue haemorrhagic
fever/DHF) : disebabkan oleh virus dengue (DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4).

 Manifestasi klinis : demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai
leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik.

 Penanganan suportif terpenting : pemeliharaan cairan sirkulasi terutama


cairan oral dan melalui intravena : mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi.
Nama : Tn. M. Syukron Mukmin
Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : RT 003 Jl. KH A Somad
Pekerjaan : Karyawan Swasta
MRS : 2 November 2018 ruangan B1 Bangsal Interne
Keluhan Utama:
• Demam tinggi sejak ± 3 hari SMRS
Riwayat Perjalanan Penyakit

MRS
3 hari SMRS 1 hari SMRS Keluhan
Penyerta
• Demam tinggi  terus- • Muntah ± 1x/ hari tiap kali
• BAB normal, BAB
• menerus sepanjang hari os makan. Isi muntahan
hitam ataupun darah (-)
terutama malam. Menggigil (+) berupa makanan yang
• BAK normal
• Nyeri kepala (+) seperti dimakan.
• Mimisan (-)
ditusuk, hilang timbul • Volume : ± ¼ gelas
• Gusi berdarah (-).
• Nyeri tenggorok (+) belimbing. Darah (-)
• Nyeri ulu hati (+) • Badan semakin lemas
• Badan pegal (+) Lemas (+) • Bintik kemerahan pada
tidak dapat beraktivitas tangan dan badan
• Penurunan nafsu makan (+)
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga

• Pasien belum pernah mengeluhkan hal • Riwayat penyakit serupa disangkal


yang serupa sebelumnya • Hipertensi (+) ayah pasien
• DBD (-)
• Demam Tifoid (-)
• Malaria (-)
• Chikungunya (-)

Riwayat Sosial Ekonomi

• Pasien belum menikah.


• Pasien seorang karyawan yang bekerja disalah satu mall di Jambi.
• Merokok (+), minum alkohol (-).
• Pergi ke daerah endemis (-).
• Dilingkungan os juga tidak ada tetangga maupun teman yang mengeluhkan hal yang
sama.
• Os tinggal didaerah yang dekat dengan tempat pembuangan sampah umum.
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15 (E4V5M6)
 Tekanan darah : 130/70 mmHg
 Nadi : 115x/menit
 Pernapasan : 20 x/menit, reguler
 Suhu : 39,1˚C
 SpO2 : 99%
 BB : 60 kg
 TB : 160 cm
 IMT : 23,44 (normoweight)
STATUS LOKALIS

Kulit Kepala
Warna : Ikterus (-) Simetri Muka : Simetris
Turgor : Kembali cepat Deformitas : (-)
Edema : Generalisata (-) Rambut : tidak mudah dicabut
Pembuluh darah temporal: dilatasi (-)
Mata
Conjungtiva: ijeksi (-/-) anemis (-/-) Hidung
Sklera : ikterik (-) Bagian luar : deviasi (-)
Pupil : isokor bulat, refleks cahaya (-/-) Ingus : (-)
Visus : tidak dilakukan Perdarahan : (-)
Lapangan penglihatan : penurunan (-)
Telinga
Mulut Nyeri tekan/tarik : (-)
Bibir : Kering (-) Pucat (-), sianosis (-) Cairan : (-)
Lidah : Coated Tounge (-), deviasi (-) Pendengaran : (-)
Pernapasan : Tidak berbau
Leher
Faring KGB : Perbesaran (-)
Tonsil : T1-T1, hiperemis (-), kriptus (-) Kelenjar gondok : (-)
JVP : 5+1 cmH2O
STATUS LOKALIS

Dada Jantung
Inspeksi Inspeksi :Iktus kordis tidak tampak
Bentuk : barrel chest (-), pigeon chest (-) Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea
Pergerakan dinding dada simetris, retraksi midcalvicularis sinistra
(-) Perkusi : batas-batas jantung:
Penonjolan massa : (-) Kiri : ICS V linea midclavicularis
Palpasi sinistra
Kiri : nyeri tekan (-), krepitasi (-), fremitus Kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
normal Atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Kanan : nyeri tekan (-), krepitasi (- Auskultasi: BJ I / II reguler, gallop (-),
)Fremitus normal murmur (-)
Perkusi
Kiri : sonor
Kanan : sonor
Auskultasi
Kiri : Vesikuler (+), rhonki (-)
Kanan : Vesikuler (+), rhonki (-)
STATUS LOKALIS

Tangan
Perut Akral hangat, CRT <2 dtk
Inspeksi : datar, ptekie (+) Ptekie : (+/+)
Auskultasi: BU (+) normal Palmar eritema : (-)
Palpasi : Soepel, Nyeri tekan (+) Kuku : sianosis (-)
epigastrium, undulasi (-) Tremor : (-)
Hati : Tidak teraba Edema : (-)
Limpa : Tidak teraba Kekuatan : kanan : 5/5 kiri: 5/5
Ginjal : Tidak teraba Sensibilitas : Hipoastesi (-)
Perkusi : Timpani

Punggung
Inspeksi : Lordosis (-), kifosis (-), Tungkai dan kaki
skoliosis (-), gibus (-), pergerakan dinding Akral hangat, CRT <2 dtk
dada simetris Ptekie : (+/+)
Palpasi : Fremitus menurun (-) Luka, parut : (-)
Perkusi : Sonor Edema : (-)
Nyeri Ketok CVA : (-/-) Sensibilitas : normal
Kekuatan : kanan : 5/5 kiri:5/5
Sensibilitas : Hipoastesi (-)
Rumple Leed Test (+)
Darah Rutin (2/11/2018) Pemeriksaan Elektrolit (2/11/18)
WBC : 3,54 x109/L (4 – 10) Natrium (Na) : 139,41 (135 – 148)
RBC : 5,6 x1012/L (3,5 –5,5) Kalium (K) : 3,83 ( 3,5 – 5,3)
HGB : 15,5 g/dL (11 – 16) Chlorida (Cl) : 91,00 (98 – 110)
MCV : 78,4 fL (80 – 100) Calcium (Ca) : 1,43 (1,19 – 1,23)
MCH : 27,7 pg (27 – 34) Kesan : Hipoklorida
MCHC : 353 g/L (320 – 360) Hiperkalsemi
HCT : 43,9 % (35 – 50)
PLT : 95 x109/L (100 – 300)
GDS : 102 mg/dL
Kesan : Leukopenia,
Trombositopenia
Urine Rutin(2/11/2018) Feses Rutin (2/11/2018)
Warna : Cokelat
Warna : kuning muda Konsistensi : Padat
BJ : 1005 Parasit : (-)
pH : 6,5 Lendir : (-)
Protein :- Telur cacing : (-)
Glukosa :-
Keton :-
Sel : Leukosit : 2 – 3/LPB Pemeriksaan Serologi (2/11/2018)
Eritrosit : 1 – 2/LPB Malaria : (-)
Epithel : 3 – 4/LPK
 Demam  Hipoklorida
 Nyeri kepala  Hiperkalemi
 Nafsu makan menurun  Rumple leed test (+)
 Muntah
 Ptekie
 Leukopeni
 Trombositopenia
DIAGNOSIS KERJA DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Primer 1. Chikungunya
2. Demam Tifoid
Dengue Fever
3. Dyspepsia dismotility
Diagnosis Sekunder
Dyspepsia like ulcer
TATA LAKSANA NON-FARMAKOLOGIS

• Tirah Baring
• Diet lunak dan perbanyak asupan cairan
• Edukasi tentang penyakit kepada pasien dan keluarganya
• Pantau KU, TTV
• Cek darah rutin /24 jam
• Rencana pemeriksaan Antigen NS1
• Rencana pemeriksaan serologi IgM dan IgG
TATA LAKSANA FARMAKOLOGIS
• IVFD RL 30 tpm (volume cairan kristaloid rumatan)
1500 + 20 (60 – 20) = 2300 cc = 30 tpm
• Inj. Omeprazol vial 40 mg 2 x 1
• PO Paracetamol tab 500 mg 3 x 1
• PO Domperidone tab 10 mg 3 x 1
• PO Sukralfat syr 4 x 2C
• Paracetamol infus 1 fls jika suhu > 39o C
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
• Demam dengue/DF dan Demam berdarah Dengue/DBD (dengue haemorrhagic
fever/DHF) : disebabkan oleh virus dengue (DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4).

• Penularan terjadi melalui vektor nyamuk genus Aedes (terutma A.aegpti dan
A. Albopticus).

• Manifestasi klinis : demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai
leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik.
• Faktor yang berkaitan dengan peningkatan transmisi virus dengue:
1)Vektor : perkembang biakan vektor, kebiasaan menggigit, kepadatan
vektor di lingkungan, transportasi vektor dari satu tempat ke
tempat lain
2)Pejamu : terdapatnya penderita di lingkungan/keluarga, mobilisasi
dan paparan terhadap nyamuk, usia dan jenis kelamin
3) Lingkungan : curah hujan, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk.
IMUNOPATOLOGIS DHF
MANIFESTASI KLINIS

• Manifestasi dapat asimtomatik, tidak khas, demam dengue, demam berdarah


dengue atau sindrom syok dengue
• Pada umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari diikuti
fase kritis selama 2-3 hari
Fase Demam
Fase Febris
• Demam akut biasanya berlangsung 2-7 hari
• Disertai facial flushing, eritema kulit, mialgia, artralgia dan sakit kepala.
• Manifestasi hemoragik dapat terjadi. Leukopenia

Fase Kritis (Critical Phase)


• Defervescence, suhu turun menjadi 37,5-38oC
• Biasanya hari 3-7 dari penyakit
• Peningkatan permeabilitas kapiler -> kehilangan volume plasma ->
peningkatan kadar hematokrit
• Leukopenia progresif
• Trombositopenia
• Jika membaik setelah tahap defervescence -> demam non-severe dengue ->
fase recovery
• Jika memburuk -> severe dengue
Fase Demam
Fase Recovery
• Reabsorpsi cairan kompartemen ekstravaskular dalam 48-72 jam.
• Hematokrit stabil atau mungkin lebih rendah
• Peningkatan jumlah leukosit dan trombosit
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Anamnesis
• Demam mendadak tinggi dengan tipe bifasik
• Perdarahan (perdarahan kulit, perdarahan gusi, epistaksis, hematemesis,
melena, hematuria)
• Sakit kepala, nyeri otot dan sendi, ruam, nyeri dibelakang mata, mual-
muntah
• Riwayat penderita DBD di sekitar tempat tinggal

2. Pemeriksaan Fisik
• Gejala infeksi viral seperti : Infeksi Konjungtiva, mialgia, arthralgia
• Tanda perdarahan : ptekiae, purpura, ekimosis
• Hepatomegali
• Tanda – tanda kebocoran plasma : efusi pleura, asites, edema.
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
• Leukosit: dapat normal atau menurun
• Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8.
• Hematokrit : Peningkatan hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal, umumnya
dimulai pada hari ke-3 demam.
• Hemostasis: Dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP
pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan
darah.
• Protein/albumin: Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma.
• SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase): dapat meningkat.
• Ureum, Kreatinin: bila didapatkan gangguan fungsi ginjal.
• Elektrolit: sebagai parameter pemantauan pemberian cairan.
• Golongan darah: dan cross macth (uji cocok serasi): bila akan diberikan
transfusi darah atau komponen darah.
• Imuno serologi IgM dan IgG terhadap dengue.
- IgM: terdeksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3,
menghilang setelah 60-90 hari.
- IgG: pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada
infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke-2.

• NS 1 : antigen NS 1 dapat dideteksi pada awal demam hari pertama sampai


hari ke tiga. Sensitivitas antigen NS 1 berkisar 63%-93,4% dengan spesifisitas
100% sama tingginya dengan spesifisitas gold standard kultur virus.

Radiologi
• Foto Thorax
• USG
KLASIFIKASI
DENGUE FEVER

1) Probable 2) Confirmed – kasus dikonfirmasi dengan


• Demam akut selama 2-7 hari disertai kriteria laboratorium
dua atau lebih gejala berikut: • Isolasi virus dengue dari serum atau
• Sakit kepala sampel otopsi
• Nyeri retro-orbital • Kenaikan ≥ 4 kali titer antobodi IgG atau
• Myalgia IgM pada sampel plasma
• Artralgia • Terdapatnya antigen virus dengue pada
• Ruam sampel otopsi jaringan, plasma, atau
• Manifestasi perdarahan LCS dengan teknik imunihistokimia,
• Leukopenia; dan imunofluoresens, atau ELISA
• Hasil pemeriksaan serologi dengue (+) • Deteksi sekuens genom virus dengue di
atau adanya demam dengue di lokasi sampel jaringan atau LCS dengan cara
dan waktu yang sama PCR Reportable – setiap kejadian kasus
probable atau confirmed harus
dilaporkan.
3) Demam Berdarah Dengue (DBD)
• Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik.
• Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut :
o Uji bendung positif
o Ptekie, ekimosis, atau purpura
o Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi), atau
perdarahan dari tempat lain
o Hematemesis atau melena
• Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ml)
• Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai
berikut :
o Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standar sesuai umur dan
jenis kelamin
o Penurunan hematokrit > 20% setelah mendapat terapi cairan,
dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya
o Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites, hipoproteineia, atau
hiponatremia
4) Dengue Shock Syndrome (DSS)
Semua gejala kriteria DBD ditambah bukti adanya
kegagalan sirkulasi seperti :
• Nadi lemah dan cepat
• Tekanan Nadi Sempit (<20 mmHg)
Atau adanya manifestasi :
• Hipotensi
• Akral dingin, lembab, dan gelisah
DIAGNOSIS BANDING
1) Demam Tifoid
• Disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella typhi atau Salmonella
paratyphi. Predominan gejala gastrointestinal
• Sifat demam meningkat perlahan – lahan, terutama pada sore hingga
malam hari. Dalam minggu kedua gejala – gejala menjadi jelas berupa
demam, bradikardia relative, lidah yang berselaput, hepatomegali,
splenomegali, meteorismus, gangguan mental berupa somnolen, stupor,
koma, delirium, atau psikosis.
• Pada pemeriksaan darah perifer lengkap sering ditemui leukopenia,
dapat pula terjadi kadar leukosit normal, atau leukositosis walaupun
tanpa disertai infeksi sekunder.
• Pemeriksaan lain yang rutin adalah uji Widal dan Kultur
mikroorganisme. Dapat menimbulkan komplikasi intestinal ataupun
ekstraintestinal.
2) Malaria
• Disebabkan oleh parasit genus Plasmodium (P.falsiparum, P.Vivax, P Ovale,
P.Malariae, P. Knowlesi)
• Hidup dalam eritrosit atau jaringan (stadium ekstra eritrositik). Gejala klinis: demam,
menggigil, berkeringat, sakit kepala, mual, muntah diare nyeri otot, penurunan
kesadaran
• Pemeriksaan parasitologi : Sediaan Apusan Darah Tepi (SADT) tebal dan tipis
dijumpai parasit malaria.

3) Chikungunya
• Disebabkan alfavirus dan ditularkan melalui nyamuk A.aegypti dan A.albopictus. Dapat
bersifat akut, subakut, maupun kronis
• Fase akut berlangsung 3 – 10 hari, ditandai dengan demam tinggi mendadak (39-
40oC) dan nyeri sendi berat.
• Pemeriksaan laboratorium: isolasi virus chikungunya (CHIKV), IgM
• Konfirmasi recent infection dapat dengan deteksi RNA CHIKV dengan RT-PCR real
time, antibodi spesifik CHIKV, serokonversi atau kenaikan titer 4x lipat pada PRNT, HI,
atau ELISA
PENATALAKSANAAN

Nonfarmakologis
• Istirahat, makanan lunak, tingkatkan asupan cairan oral
• Pantau tanda – tanda syok, terutama transisi fase febris (hari 4-6)
• Klinis : tingkat kesadaran, nadi, tekanan darah
• Laboratorium : Hb, Ht, Trombosit, Leukosit.
Farmakologis
Simtomatis : antipiretik parasetamol bila demam
Tatalaksana terinci dapat dilihat pada gambar protokol tatalaksana DBD .
1. Cairan intravena : Ringer laktat atau ringer asetat 4 -6 jam / kolf. Evaluasi
jumlah cairan, kondisi klinis, perbaikan / perburukan hemokonsentrasi. Koloid
/ plasma ekspander pada DBD stadium III dan IV bila diperlukan.
2. Transfusi trombosit dan komponen darah sesuai indikasi
3. Pertimbangan heparinisasi pada DBD stadium III dan IV dengan Koagulasi
Intravaskular Diseminata ( KID )
Protokol 1: Penanganan Tersangka (Probable) DBD tanpa syok
Protokol 2 : Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat

*volume cairan kristaloid per hari yang diperlukan sesuai rumus berikut :
1500 + {20 x (BB dalam kg – 20)}
**pemantauan disesuaikan dengan fase/hari perjalanan penyakit dan kondisi klinis.

Setelah pemberian cairan dilakukan pemeriksaan Hb, Ht tiap 24 jam:


• Bila Hb, Ht meningkat 10 -20% dan trombosit <100.000 jumlah pemberian cairan tetap seperti rumus
diatas tapi pemantauan Hb, Ht, trombosit dilakukan tiap 12 jam.
• Bila Hb, Ht meningkat > 20% dan trombosit <100.000 maka pemberian cairan sesuai protokol
penatalaksanaan DBD dengan penigkatan Ht > 20%.
Protokol 3 : Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan Ht > 20%
PROTOKOL 4 : Penatalaksanaan Perdarahan Spontan pada
DBD Dewasa
PROTOKOL 5:
Tatalaksana Sindrom
Syok Dengue pada
Dewasa
KOMPLIKASI

Asidosis
metabolik dan
DSS
perdarahan
hebat

Kegagalan Edem paru


multiorgan: ataupun
disfungsi hati gagal
dan ginjal jantung

Gangguan metabolik:
Hipoglikemia,
hiponatremia,
hipokalemia,
dan hiperglikemia
PROGNOSIS

• Prognosis demam dengue dapat beragam, dipengaruhi oleh adanya


antibodi yang didapat secara pasif atau infeksi sebelumnya

• Keselamatan secara langsung berhubungan dengan penatalaksanaan


awal dan intensif.
ANALISIS KASUS
DF (dengue fever)
• Penyakit infeksi, disebabkan virus dengue
• Bermanifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai
lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik.

DHF (dengue haemorrhagik fever)


• DF disertai perembesan plasma
• Ditandai hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan
cairan di rongga tubuh

DSS (dengue shock syndrome) : DHF yang ditandai oleh renjatan (syok).
ANALISIS KASUS
Anamnesis

3 hari SMRS 1 hari SMRS


• Demam tinggi  terus- • Mual(+) dan muntah (+)
menerus sepanjang hari • Lemas memberat
terutama malam. • Bintik merah pada tangan dan
• Menggigil (+) badan
• Nyeri kepala (+)
• Nyeri tenggorok (+)
• Nyeri ulu hati (+)
• Badan pegal (+) Lemas (+)
• Penurunan nafsu makan (+)
ANALISIS KASUS
Diagnosis Banding

DD demam tinggi Akut :


• Infeksi bakteri  Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA) dan demam
typhoid.
• Infeksi virus  Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue
(DBD), atau Demam Chikungunya.
• Infeksi parasit  Malaria.
ANALISIS KASUS

Malaria dapat disingkirkan dari


tidak adanya riwayat berpergian Kasus
ke daerah endemis.

Demam Tifoid juga dapat disingkirkan Hasil anamnesis riwayat


karena riwayat perjalanan demam perjalanan penyakit didapatkan
tidak memenuhi kriteria demam tifoid, keluhan yang sesuai dengan
serta keluhan GIT tidak dominan pada manifestasi klinis infeksi virus
kasus. dengue.
ANALISIS KASUS
Pemeriksaan Fisik
1. Suhu (39,1°C)
Sesuai dengan manifestasi klinis
2. Nyeri tekan epigastrium
yang terdapat pada Demam
3. Ptekie pada hari ke-3 demam
Dengue.
4. Rumple leed test positif

Tifoid tongue (-) pada kasus, diagnosis banding Demam Tifoid.


ANALISIS KASUS
Untuk lebih menunjang
diagnosis dilakukan :
• Darah rutin
Dari hasil anamnesis dan
• Antigen NS 1 pemeriksaan fisik pasien :
• Uji serologis IgM dan IgG
• Foto thoraks

 Suspek Demam dengue


(manifestasi klinis infeksi dengue
dan perdarahan spontan tanpa syok).
Analisis Kasus
KASUS TEORI
Hasil laboratorium darah rutin: Trombositopenia dan
WBC : 3,54 x109/L leukopenia pada demam hari
RBC : 5,6 x1012/L 3-8  supresi sum-sum
HGB : 15,5 g/dL tulang dan destruksi serta
MCV : 78,4 fL pemendekan masa hidup
MCH : 27,7 pg trombosit.
MCHC : 353 g/L
HCT : 43,9 % Peningkatan Hematokrit 
PLT : 95 x109/L plasma leakage, akibat dari
GDS : 102 mg/dL peningkatan permeabilitas
dinding pembuluh darah dan
merembesnya plasma dari
ruang intravaskular ke ruang
ekstravaskular
Analisis Kasus
Tabel Derajat dan Klasifikasi DD/DBD.
Analisis Kasus

DIAGNOSIS

DENGUE FEVER

Pasien akan diberikan terapi tatalaksana berdasarkan


penanganan DBD Protokol 2.
Penatalaksanaan DBD PROTOKOL 2
PENATALAKSANAAN

Tatalaksana farmakologi
1500 + 20 X ( 60 – 20)
diberikan untuk Pilihan Cairan
= 2300 ml. Maka
mengganti cairan yang Kristaloid :
pasien diberikan
hilang pada pasien NaCl.
infus NaCl 30 tpm.
dengan BB 60 kg.

Parasetamol
jika suhu
oral
>38,5°C.
500mg/8jam
PROGNOSIS

Kasus Teori

Mortalitas : 40-50% pasien dengan Keselamatan


Dipengaruhi adanya
syok, tetapi dengan penanganan secara langsung
antibodi yang
intensif yang adekuat kematian dapat berhubungan
BONAM didapat secara pasif
ditekan <1% kasus. dengan
atau infeksi
penatalaksanaan
sebelumnya.
awal dan intensif.
Edukasi

Istirahat, perbanyak konsumsi air putih

menghindari gigitan nyamuk (menggunakan lotion anti nyamuk atau


memakai baju dan celana panjang)

3M plus (menguras, menutup, mengubur tempat penampungan air,


menaburkan bubuk abate, memelihara ikan pemankan jentik nyamuk.

membersihkan lingkungan, fogging, mencegah gigitan nyamuk dan


memantau).
KESIMPULAN
• Virus dengue tergolong dalam grup Flaviviridae dengan 4 serotipe,
DEN – 3, merupakan serotipe yang paling banyak di Indonesia.
Vektor utama dengue di Indonesia adalah Aedes Aegypti.

• Dua kriteria klinis ditambah trombosipenia dan peningkatan


hematokrit cukup untuk menegakkan diagnosis demam berdarah
dengue.

• Penatalaksanaan demam berdarah dengue bersifat simtomatik


yaitu mengobati gejala penyerta dan suportif yaitu mengganti
cairan yang hilang.

You might also like