Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing
dr. H. Jupri Makmur, Sp.PD, FINASIM
Demam dengue/DF dan Demam berdarah Dengue/DBD (dengue haemorrhagic
fever/DHF) : disebabkan oleh virus dengue (DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4).
Manifestasi klinis : demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai
leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik.
MRS
3 hari SMRS 1 hari SMRS Keluhan
Penyerta
• Demam tinggi terus- • Muntah ± 1x/ hari tiap kali
• BAB normal, BAB
• menerus sepanjang hari os makan. Isi muntahan
hitam ataupun darah (-)
terutama malam. Menggigil (+) berupa makanan yang
• BAK normal
• Nyeri kepala (+) seperti dimakan.
• Mimisan (-)
ditusuk, hilang timbul • Volume : ± ¼ gelas
• Gusi berdarah (-).
• Nyeri tenggorok (+) belimbing. Darah (-)
• Nyeri ulu hati (+) • Badan semakin lemas
• Badan pegal (+) Lemas (+) • Bintik kemerahan pada
tidak dapat beraktivitas tangan dan badan
• Penurunan nafsu makan (+)
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
Kulit Kepala
Warna : Ikterus (-) Simetri Muka : Simetris
Turgor : Kembali cepat Deformitas : (-)
Edema : Generalisata (-) Rambut : tidak mudah dicabut
Pembuluh darah temporal: dilatasi (-)
Mata
Conjungtiva: ijeksi (-/-) anemis (-/-) Hidung
Sklera : ikterik (-) Bagian luar : deviasi (-)
Pupil : isokor bulat, refleks cahaya (-/-) Ingus : (-)
Visus : tidak dilakukan Perdarahan : (-)
Lapangan penglihatan : penurunan (-)
Telinga
Mulut Nyeri tekan/tarik : (-)
Bibir : Kering (-) Pucat (-), sianosis (-) Cairan : (-)
Lidah : Coated Tounge (-), deviasi (-) Pendengaran : (-)
Pernapasan : Tidak berbau
Leher
Faring KGB : Perbesaran (-)
Tonsil : T1-T1, hiperemis (-), kriptus (-) Kelenjar gondok : (-)
JVP : 5+1 cmH2O
STATUS LOKALIS
Dada Jantung
Inspeksi Inspeksi :Iktus kordis tidak tampak
Bentuk : barrel chest (-), pigeon chest (-) Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea
Pergerakan dinding dada simetris, retraksi midcalvicularis sinistra
(-) Perkusi : batas-batas jantung:
Penonjolan massa : (-) Kiri : ICS V linea midclavicularis
Palpasi sinistra
Kiri : nyeri tekan (-), krepitasi (-), fremitus Kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
normal Atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Kanan : nyeri tekan (-), krepitasi (- Auskultasi: BJ I / II reguler, gallop (-),
)Fremitus normal murmur (-)
Perkusi
Kiri : sonor
Kanan : sonor
Auskultasi
Kiri : Vesikuler (+), rhonki (-)
Kanan : Vesikuler (+), rhonki (-)
STATUS LOKALIS
Tangan
Perut Akral hangat, CRT <2 dtk
Inspeksi : datar, ptekie (+) Ptekie : (+/+)
Auskultasi: BU (+) normal Palmar eritema : (-)
Palpasi : Soepel, Nyeri tekan (+) Kuku : sianosis (-)
epigastrium, undulasi (-) Tremor : (-)
Hati : Tidak teraba Edema : (-)
Limpa : Tidak teraba Kekuatan : kanan : 5/5 kiri: 5/5
Ginjal : Tidak teraba Sensibilitas : Hipoastesi (-)
Perkusi : Timpani
Punggung
Inspeksi : Lordosis (-), kifosis (-), Tungkai dan kaki
skoliosis (-), gibus (-), pergerakan dinding Akral hangat, CRT <2 dtk
dada simetris Ptekie : (+/+)
Palpasi : Fremitus menurun (-) Luka, parut : (-)
Perkusi : Sonor Edema : (-)
Nyeri Ketok CVA : (-/-) Sensibilitas : normal
Kekuatan : kanan : 5/5 kiri:5/5
Sensibilitas : Hipoastesi (-)
Rumple Leed Test (+)
Darah Rutin (2/11/2018) Pemeriksaan Elektrolit (2/11/18)
WBC : 3,54 x109/L (4 – 10) Natrium (Na) : 139,41 (135 – 148)
RBC : 5,6 x1012/L (3,5 –5,5) Kalium (K) : 3,83 ( 3,5 – 5,3)
HGB : 15,5 g/dL (11 – 16) Chlorida (Cl) : 91,00 (98 – 110)
MCV : 78,4 fL (80 – 100) Calcium (Ca) : 1,43 (1,19 – 1,23)
MCH : 27,7 pg (27 – 34) Kesan : Hipoklorida
MCHC : 353 g/L (320 – 360) Hiperkalsemi
HCT : 43,9 % (35 – 50)
PLT : 95 x109/L (100 – 300)
GDS : 102 mg/dL
Kesan : Leukopenia,
Trombositopenia
Urine Rutin(2/11/2018) Feses Rutin (2/11/2018)
Warna : Cokelat
Warna : kuning muda Konsistensi : Padat
BJ : 1005 Parasit : (-)
pH : 6,5 Lendir : (-)
Protein :- Telur cacing : (-)
Glukosa :-
Keton :-
Sel : Leukosit : 2 – 3/LPB Pemeriksaan Serologi (2/11/2018)
Eritrosit : 1 – 2/LPB Malaria : (-)
Epithel : 3 – 4/LPK
Demam Hipoklorida
Nyeri kepala Hiperkalemi
Nafsu makan menurun Rumple leed test (+)
Muntah
Ptekie
Leukopeni
Trombositopenia
DIAGNOSIS KERJA DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Primer 1. Chikungunya
2. Demam Tifoid
Dengue Fever
3. Dyspepsia dismotility
Diagnosis Sekunder
Dyspepsia like ulcer
TATA LAKSANA NON-FARMAKOLOGIS
• Tirah Baring
• Diet lunak dan perbanyak asupan cairan
• Edukasi tentang penyakit kepada pasien dan keluarganya
• Pantau KU, TTV
• Cek darah rutin /24 jam
• Rencana pemeriksaan Antigen NS1
• Rencana pemeriksaan serologi IgM dan IgG
TATA LAKSANA FARMAKOLOGIS
• IVFD RL 30 tpm (volume cairan kristaloid rumatan)
1500 + 20 (60 – 20) = 2300 cc = 30 tpm
• Inj. Omeprazol vial 40 mg 2 x 1
• PO Paracetamol tab 500 mg 3 x 1
• PO Domperidone tab 10 mg 3 x 1
• PO Sukralfat syr 4 x 2C
• Paracetamol infus 1 fls jika suhu > 39o C
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
• Demam dengue/DF dan Demam berdarah Dengue/DBD (dengue haemorrhagic
fever/DHF) : disebabkan oleh virus dengue (DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4).
• Penularan terjadi melalui vektor nyamuk genus Aedes (terutma A.aegpti dan
A. Albopticus).
• Manifestasi klinis : demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai
leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik.
• Faktor yang berkaitan dengan peningkatan transmisi virus dengue:
1)Vektor : perkembang biakan vektor, kebiasaan menggigit, kepadatan
vektor di lingkungan, transportasi vektor dari satu tempat ke
tempat lain
2)Pejamu : terdapatnya penderita di lingkungan/keluarga, mobilisasi
dan paparan terhadap nyamuk, usia dan jenis kelamin
3) Lingkungan : curah hujan, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk.
IMUNOPATOLOGIS DHF
MANIFESTASI KLINIS
2. Pemeriksaan Fisik
• Gejala infeksi viral seperti : Infeksi Konjungtiva, mialgia, arthralgia
• Tanda perdarahan : ptekiae, purpura, ekimosis
• Hepatomegali
• Tanda – tanda kebocoran plasma : efusi pleura, asites, edema.
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
• Leukosit: dapat normal atau menurun
• Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8.
• Hematokrit : Peningkatan hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal, umumnya
dimulai pada hari ke-3 demam.
• Hemostasis: Dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP
pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan
darah.
• Protein/albumin: Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma.
• SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase): dapat meningkat.
• Ureum, Kreatinin: bila didapatkan gangguan fungsi ginjal.
• Elektrolit: sebagai parameter pemantauan pemberian cairan.
• Golongan darah: dan cross macth (uji cocok serasi): bila akan diberikan
transfusi darah atau komponen darah.
• Imuno serologi IgM dan IgG terhadap dengue.
- IgM: terdeksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3,
menghilang setelah 60-90 hari.
- IgG: pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada
infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke-2.
Radiologi
• Foto Thorax
• USG
KLASIFIKASI
DENGUE FEVER
3) Chikungunya
• Disebabkan alfavirus dan ditularkan melalui nyamuk A.aegypti dan A.albopictus. Dapat
bersifat akut, subakut, maupun kronis
• Fase akut berlangsung 3 – 10 hari, ditandai dengan demam tinggi mendadak (39-
40oC) dan nyeri sendi berat.
• Pemeriksaan laboratorium: isolasi virus chikungunya (CHIKV), IgM
• Konfirmasi recent infection dapat dengan deteksi RNA CHIKV dengan RT-PCR real
time, antibodi spesifik CHIKV, serokonversi atau kenaikan titer 4x lipat pada PRNT, HI,
atau ELISA
PENATALAKSANAAN
Nonfarmakologis
• Istirahat, makanan lunak, tingkatkan asupan cairan oral
• Pantau tanda – tanda syok, terutama transisi fase febris (hari 4-6)
• Klinis : tingkat kesadaran, nadi, tekanan darah
• Laboratorium : Hb, Ht, Trombosit, Leukosit.
Farmakologis
Simtomatis : antipiretik parasetamol bila demam
Tatalaksana terinci dapat dilihat pada gambar protokol tatalaksana DBD .
1. Cairan intravena : Ringer laktat atau ringer asetat 4 -6 jam / kolf. Evaluasi
jumlah cairan, kondisi klinis, perbaikan / perburukan hemokonsentrasi. Koloid
/ plasma ekspander pada DBD stadium III dan IV bila diperlukan.
2. Transfusi trombosit dan komponen darah sesuai indikasi
3. Pertimbangan heparinisasi pada DBD stadium III dan IV dengan Koagulasi
Intravaskular Diseminata ( KID )
Protokol 1: Penanganan Tersangka (Probable) DBD tanpa syok
Protokol 2 : Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat
*volume cairan kristaloid per hari yang diperlukan sesuai rumus berikut :
1500 + {20 x (BB dalam kg – 20)}
**pemantauan disesuaikan dengan fase/hari perjalanan penyakit dan kondisi klinis.
Asidosis
metabolik dan
DSS
perdarahan
hebat
Gangguan metabolik:
Hipoglikemia,
hiponatremia,
hipokalemia,
dan hiperglikemia
PROGNOSIS
DSS (dengue shock syndrome) : DHF yang ditandai oleh renjatan (syok).
ANALISIS KASUS
Anamnesis
DIAGNOSIS
DENGUE FEVER
Tatalaksana farmakologi
1500 + 20 X ( 60 – 20)
diberikan untuk Pilihan Cairan
= 2300 ml. Maka
mengganti cairan yang Kristaloid :
pasien diberikan
hilang pada pasien NaCl.
infus NaCl 30 tpm.
dengan BB 60 kg.
Parasetamol
jika suhu
oral
>38,5°C.
500mg/8jam
PROGNOSIS
Kasus Teori