You are on page 1of 20

Obesity Therapy

Rekomendasi Ikatan Dokter


Anak Indonesia
• Rekomendasi 1
Gizi lebih dan obesitas pada anak dan remaja ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan
antropometris, dan deteksi dini komorbiditas yang dibuktikan
dengan pemeriksaan penunjang terkait.

• Rekomendasi 2
Prinsip tata laksana gizi lebih dan obesitas pada anak adalah
menerapkan pola makan yang benar, aktivitas fisis yang benar,
dan modifikasi perilaku dengan orangtua sebagai panutan.
• Rekomendasi 3
Orangtua, anggota keluarga, teman, dan guru harus dilibatkan
dalam tata laksana obesitas.

• Rekomendasi 4
Terapi intensif berupa farmakoterapi dan terapi bedah dapat
diterapkan dengan persyaratan pada anak dan remaja obes yang
mengalami penyakit penyerta dan tidak memberikan respons
pada terapi konvensional.

• Rekomendasi 5
Pencegahan terjadinya gizi lebih dan obesitas terdiri dari 3
tahap, pencegahan primer dengan menerapkan pola makan dan
aktivitas fisis yang benar sejak bayi, pencegahan sekunder
dengan mendeteksi early adiposity rebound, dan pencegahan
tersier dengan mencegah terjadinya komorbiditas.
Diet
• Pemberian diet seimbang sesuai requirement daily allowances
(RDA) merupakan prinsip pengaturan diet pada anak gemuk
• Terjadwal dengan pola makan besar 3x/hari dan camilan
2x/hari yang terjadwal (camilan diutamakan dalam bentuk
buah segar), diberikan air putih di antara jadwal makan utama
dan camilan, serta lama makan 30 menit/kali
• Lingkungan netral dengan cara tidak memaksa anak untuk
mengonsumsi makanan tertentu dan jumlah makanan
ditentukan oleh anak
• Prosedur dilakukan dengan pemberian makan sesuai dengan
kebutuhan kalori yang diperoleh dari hasil perkalian antara
kebutuhan kalori berdasarkan RDA menurut height age
dengan berat badan ideal menurut tinggi badan
Physical Activity
• Pola aktivitas yang benar pada anak dan remaja obes
dilakukan dengan melakukan latihan dan meningkatkan
aktivitas harian karena aktivitas fisis berpengaruh terhadap
penggunaan energi.
• Peningkatan aktivitas pada anak gemuk dapat menurunkan
napsu makan dan meningkatkan laju metabolisme.
Behavioral
• Pengawasan sendiri terhadap berat badan, masukan makanan,
dan aktivitas fisis, serta mencatat perkembangannya
• Kontrol terhadap rangsangan/stimulus
menggunakan piring yg lebih kecil, tidak makan di
depan televisi, atau di dalam mobil.
• Mengubah perilaku makan, misalnya belajar mengontrol porsi
dan jenis makanan yang dikonsumsi, serta mengurangi
makanan camilan
• Penghargaan, yaitu orangtua dianjurkan untuk memberikan
dorongan, pujian terhadap keberhasilan atau perilaku sehat
yang diperlihatkan anaknya
• Pengendalian diri
Pharmacotherapy
• Secara umum farmakoterapi untuk obesitas dikelompokkan
menjadi tiga:
• Penekan nafsu makan (sibutramin)
obat penekan nafsu makan, or anoreksia
meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi rasa lapar
• Penghambat absorbsi zat-zat gizi (orlistat)
turunan dari inhibitor lipase alami
reversible inhibitor of pancreatic, gastric, and carboxyl ester
lipases and phospholipase A2, yg diperlukan untuk hidrolisis lemak
diet menjadi asam lemak dan monoasilgliserol.
• Rekombinan leptin untuk obesitas karena defisiensi leptin
bawaan
Katzung Basic and Clinical Pharmacology 12th Edition
Surgery
• Bariatric surgery
mengurangi absorbsi makanan dengan cara membuat gastric
bypass dari lambung ke bagian akhir usus halus.
Sehingga volumenya berkurang drastis hingga tersisa sekitar 30%.
- Operasi ini merupakan pilihan terakhir ketika upaya penurunan
BB melalui diet, olahraga, dan obat-obatan tidak memberikan
hasil yg ditragetkan.
- Diperuntukan bagi penderita obesitas ekstrem/morbid obesity
(obesitas yg membahayakan) → BMI 35 ke atas/BMI-nya baru 30
tetapi sudah disertai komplikasi penyakit.
Harrisons Endocrinology 3rd Edition
Cara menghindari obesitas
Sebaiknya pilih nasi merah dibandingkan nasi putih dan roti gandum
dibandingkan roti putih. Perbanyak konsumsi daging putih seperti ayam
dan ikan dibandingkan daging merah yang lemaknya tinggi seperti daging
sapi, kambing, & daging olahan. Ganti minyak goreng kelapa sawit (palm)
keluarga anda dengan minyak goreng zaitun (olive oil) atau minyak
goreng kanola. Selain itu, pemberian susu harus dibatasi menjadi 2 gelas
ukuran 2per hari untuk anak usia >2 tahun. Terakhir jangan lupa untuk
minum air putih minimal 2L setiap harinya dan hindari minuman manis
termasuk jus buah yang berlebihan. Asupan jus untuk anak usia 1 – 6
tahun adalah 120-180 mL per hari, sedangkan untuk anak usia >6 – 18
tahun adalah 240-360 mL per hari.
1. Modifikasi Perilaku Makan
•Anak harus dapat menahan keinginan untuk makan di luar jam makan,
misalnya pada saat menonton televisi diusahakan untuk tidak makan
karena menonton televisi dapat menjadi pencetus keinginan makan.
Orangtua diharapkan dapat meniadakan semua stimulus di sekitar anak
yang dapat merangsang keinginan untuk makan.

•Mengubah perilaku makan, misalnya belajar mengontrol porsi dan jenis


makanan yang dikonsumsi, serta mengurangi makanan camilan. Camilan
diganti dengan buah-buahan segar, berikan dalam bentuk buah potong,
bukan jus buah. Pemberian jus buah menggoda anak mengonsumsi
dalam jumlah banyak sehingga pada akhirnya asupan kalori bertambah.

•Jika ada rencana berpergian atau pesta, pilihlah makanan yang


berkalori rendah seperti sayur, buah, dan makanan yang tidak digoreng.
Hindari karbohidrat berlebih dan kue-kue manis. Apabila makanan-
makanan tersebut tidak dapat dihindari, imbangi dengan melakukan
olahraga tambahan sebelum atau sesudah berpergian.
2. Aktivitas fisis teratur
Anak harus tetap aktif melakukan kegiatan fisik. Lakukan olahraga
minimal 60 menit setiap hari dengan intensitas sedang, misalnya jalan
cepat. Ajak anak untuk lari pagi atau sore minimal 3x dalam seminggu.
Motivasi anak untuk terlibat dalam kegiatan olahraga di sekolah,
seperti sepak bola dan basket. Olahraga permainan akan lebih mudah
disukai oleh anak dibandingkan olahraga lain.
Contoh lain dalam kehidupan sehari-hari untuk membuat anak tetap
aktif secara fisik adalah ajak anak untuk lebih memilih naik dan turun
tangga daripada menggunakan lift, saat mengantar ke sekolah
turunkan anak beberapa meter dari gerbang sekolah, atau ajak anak
berkeliling di mall selama minimal 1 jam tanpa duduk.

3. Monitor Pertumbuhan
Anak pra-remaja diharapkan dapat mengawasi sendiri berat badan,
masukan makanan, dan aktivitas fisis, serta mencatat
perkembangannya sehingga pola hidup sehat dapat tercipta hingga
dewasa.
Referensi
• Harrisons Endocrinology 3rd Edition
• Katzung Basic and Clinical Pharmacology 12th Edition
• Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Diagnosis, Tata
Laksana dan Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja IDAI
2014
• World Health Organization. Global Health Observatory Data on
Obesity
http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/obesity_text/en/

You might also like