You are on page 1of 23

PLANT SURVEY

TERMINAL BBM PONTIANAK


LATAR BELAKANG
Pertamina
Penerimaan

Risiko paparan
TBBM Pontianak Penimbunan

Penyaluran

Internal Eksternal

Hidrokarbon
Tujuan umum
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang K3
Tujuan
Tujuan khusus
• Untuk mengetahui paparan apa saja yang di terima pekerja
• Untuk mengetahui upaya pertamina dalam K3
• Untuk mengetahui penyakit apa saja yang dapat ditimbulkan pekerja pertamina

Manfaat
Untuk mahasiswa
• Sebagai sarana menambah ilmu pengetahuan mengenai prosedur Kesehatan dan
Keselamatan Lingkungan Kerja.
• Menambah ilmu pengetahuan mengenai paparan dan penyakit yang dapat ditimbulkan
pada lingkungan kerja perusahaan.
Untuk Pertamina
• Membantu meningkatkan kualitas Kesehatan dan Keselamatan Kerja karyawan TBBM
Pontianak.
• Sebagai bahan tinjauan terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja TBBM Pontianak.
HASIL KUNJUNGAN
PENERIMAAN

• Nominasi
• Persiapan Penyandaran kapal PENYALURAN
• Persiapan Pada Jalur Pipa dan
Tanki Penerimaan
• Persiapan Pembongkaran Muatan
• Pengukuran Sebelum
Menggunakan transportasi
Pembongkaran Muatan seperti mobil tanki dan
• Pelaksanaan Pembongkaran kapal tongkang.
Muatan
• Pengambilan sampel muatan
(sampling)
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lindungan
Lingkungan (K3LL) PT. Pertamina (Persero) TBBM Pontianak

kebijakan dari bagian K3LL :


Memberikan prioritas pertama untuk aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lindungan
Lingkungan
Mengidentifikasi potensi bahaya dan mengurangi resikonya serendah mungkin untuk mencegah
terjadinya insiden
Menggunakan teknologi terbaik untuk mengurangi dampak dari kegiatan operasi terhadap
manusia, asset dan lingkungan.
Menjadikan kinerja Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan dalam penilain dan
penghargaan terhadap semua pekerja.
Meningkatkan kesadaran dan kompetensi pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan
benar dan aman.
Menciptakan dan memelihara harmonisasi hubungan dengan stakeholder di sekitar kegiatan usaha
untuk membangun kemitraan yang saling menguntungkan.
Identifikasi Faktor Resiko dan Bahaya Potensial

PROSES PENERIMAAN

• Bahaya biologis sangat jarang, kadang ditemukan adanya biawak liar


• Bahaya fisik didapat jika terdapat tumpahan/kebocoran minyak yang dapat mengenai kulit
pekerja.
• Bahaya kimia adalah terhirupnya langsung uap gas BBM
• bahaya ergonomis terdapat 2 jenis postur kerja pada pekerja lapangan serta karyawan
kantor saat melakukan penerimaan, penimbunan maupun pendistribusian BBM, yaitu
berdiri sambil membungkuk, dan duduk. Kedua postur kerja tersebut berpotensi
menimbulkan nyeri atau cedera otot baik pada tubuh bagian atas maupun bawah(work-
related musculoskeletal disorders). Postur kerja ini berkaitan dengan masalah ergonomi.
Identifikasi Faktor Resiko dan Bahaya Potensial

PROSES PENYALURAN

• Bahaya fisik terutama kebisingan yang timbul dari mesin penyaluran.


• Bahaya kimia berupa kebocoran BBM yang dapat mengiritasi kulit
pekerja.
Identifikasi Faktor Resiko dan Bahaya Potensial

PROSES PENIMBUNAN

• Bahaya fisik meliputi suhu panas


• Bahaya kimia jika terdapat kebocoran dari tempat penampungan dan
uap gas yang sangat mudah terhirup oleh pekerja 24 jam.
TINJAUAN PUSTAKA
Kesehatan dan Keselamatan Kerja

• Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari


kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang
berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan
pekerja.
• Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk dapat melaksanakan
pekerjaan tanpa kecelakaan, memberikan suasana atau lingkungan
kerja yang aman sehingga dapat dicapai hasil yang menguntungkan
dan bebas dari segala macam bahaya
Potensi Bahaya dan Resiko Terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Senyawa Hidrokarbon
Keterangan/sumber
Batas paparan

Benzen TLV (TWA) = 0,5 ppm


STEL = 2,5 ppm
ACGIH (2004)

Konsentrasi yang paling aman terhadap API (sejak tahun 1948)


paparan benzena = 0
• senyawa hidrokarbon aromatik rantai tertutup tidak jenuh
MRL paparan akut (≤ 14 hari) = 0,009 ppm ATSDR (2005)
• BerdasarkanMRL
Internal
ppm
Agency
paparan sedang (15-364 for Research on Cancer (IARC),
hari)= 0,006

mengindikasikan
MRL paparanbahwa tidak
kronik (≥ 365 hari)= ada tingkat pajanan yang aman untuk
0,003 ppm

semua jalur pajanan benzena.


REL (8 jam TWA) = 0,1 ppm NIOSH (2005)
• batas pajanan
STEL =benzena
1,0 ppm diudara, Occupational Safety and Health
IDLH = 500 ppm
Administration (OSHA) menetapkan untuk pajanan 8 jam waktu kerja
sebesar 1 ppm (TWA)
PEL (8 jam TWA) = 1 ppmdan pajanan singkat 15 menitOSHA(STEL) (2003) 5 ppm.
ACGIH menetapkan
STEL = 5 ppm
AL = 0,5 ppm
untuk TWA sebesar 0,5 ppm dan STEL 2,5 ppm
PEMBAHASAN
• Penyakit akibat kerja  timbul akibat hubungan kerja atau oleh pekerja
dan lingkungan.
• Keppres No. 22 tahun 1993  31 jenis penyakit dan 6 penyakit secara
khusus mengenai paru.
• TBBM Pontianak  paparan senyawa hidrokarbon , Paparan terutama
melalui inhalasi. Selama bekerja terdapat pekerja yang tidak APD.
• Beberapa titik point yang cukup berpotensi terpapar senyawa uap/gas
benzene adalah di lokasi bongkar muat BBM dan penyaluran BBM daerah
dermaga, Tangki penyimpanan/penimbunan serta filling point.
• individu terpapar benzena di udara dalam konsentrasi tinggi, ½ kadar
benzena yang terabsorpsi, masuk ke dalam paru-paru  ke aliran
darah  benzena disimpan di dalam sumsum tulang dan dalam
jaringan lemak
• Tanda-tanda yang dihubungkan dengan adanya pemaparan benzene
kronis melalui inhalasi, adalah berupa sakit kepala, pusing, kelelahan,
anoreksia, dispneu, gangguan penglihatan, pucat, vertigo, dan
hilangnya kesadaran.
• Paparan kronis  Ca organ pembuluh darah.
KESIMPULAN
• PT.Pertamina adalah perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang Bahan
Bakar Minyak.
• Alur produksi dari PT. Pertamina meliputi penyaluran ke tangki, penimbunan,
dan pemasaran melalui mobil tangki ke SPBU.
• Paparan senyawa benzene yang membahayakan kesehatan umum adalah
yang terpapar dengan udara bebas yang berada pada Zona 0
• Masalah yang timbul adalah paparan udara yang bercampur dengan senyawa
benzena
KESIMPULAN
• Pencegahan penyakit pernafasan akibat paparan senyawa benzena di tempat
kerja dapat dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan sebelum penerimaan
dan adanya pelatihan tentang bahaya hazard dan pentingnya penggunaan alat
pelindung diri dengan baik dan benar, pemeriksaan rutin setelah pekerja
dipekerjakan oleh perusahaan, dan pemeriksaan khusus bila diperlukan.
• Pada PT.Pertamina telah terdapat klinik dan dokter perusahaan yang
menangani masalah hiperkes.
REKOMENDASI
• Untuk meminimalisir resiko kerja, perusahaan PT. Pertamina hendaknya
menambah alat pelindung diri bagi para pekerja
• Dokter perusahaan seharusnya dibantu oleh sedikitnya 2 perawat yang juga
selalu ada setiap harinya
• Dilakukan pemeriksaan keehatan secara rutin setiap bulan dan setiap tiga bulan
untuk pemeriksaan menggunakan alat.
REKOMENDASI
• mengontrol tingkat paparan senyawa benzena pada area tertentu di
tempat penimbunan minyak.
• pengendalian terhadap mesin-mesin, pipa-pipa, dan tangki-tangki
uuk menghindarkan dari kemungkinan terjadinya kebocaran.
• Selalu menggunakan earplug, pada tingkat kebisingan lebih dari 80 dB
• Menata ruangan dengan sebaik-baiknya, untuk menghindari risiko
kerja yang berlebihan

You might also like