You are on page 1of 47

Laporan

Kasus

HEMIPARESE
Dwi Indah Lestari, S.Ked 04054821719151
Rikka Wijaya, S.Ked 04054821719152
Muhammad Hadi, S.Ked
04054821719150
Pembimbing: dr. Margareta Dewi Dwi Wulandari,
Sp.KFR
OUTLINE
BAB 1 •PENDAHULUAN

BAB 2 •LAPORAN KASUS

BAB 3 •TINJAUAN PUSTAKA


PENDAHULUAN

BAB
1
 Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah adanya
tanda- tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan
fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.

 Gejala dari stroke berupa hemiparese merupakan kelemahan otot-


otot lengan dan tungkai pada satu sisi. Pada hemiparese terjadi
kelemahan sebagian anggota tubuh dan lebih ringan daripada
hemiplegi. Penyebab tersering hemiparesis pada orang dewasa
yaitu infark serebral atau perdarahan
85% stroke adalah non-hemoragik yang terdiri 25% akibat emboli dari jantung (stroke
dari 25% akibat small vessel disease (stroke tromboemboli) dan sisanya akibat large
lakunar) vessel disease

STROKE

kematian paling tinggi yaitu mencapai 15.9%


pada kelompok umur 45 sampai 54 tahun dan Riset kesehatan dasar tahun 2007
meningkat jadi 26.8% pada kelompok umur 55 mendapatkan prevalensi stroke
sampai 64 tahun. nasional sebesar 0.8%.
LAPORAN KASUS

BAB
2
IDENTITAS PENDERITA
 Nama : Tn. MFS
 Umur : 59 tahun
 Jenis kelamin : laki-laki
 Alamat : Jl. Panti Sosial KM 10 No.2556, Sukarami,
Palembang
 Agama : Islam
 Pekerjaan : PNS
 Nomor rekam medis : 1018156

 MRS sejak : 28 November 2018


KELUHAN UTAMA

Penderita datang ke poliklinik rehabilitasi


medik RSMH karena masih mengalami
kelemahan sesisi tubuh sebelah kanan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sejak ± 9 bulan SMRS, penderita mengalami kelemahan sesisi tubuh
sebelah kanan yang terjadi secara tiba-tiba saat penderita ingin tidur.
Kelemahan anggota gerak kanan disertai dengan mulut mencong ke
kiri dan gangguan bicara (bicara pelo). Gangguan sensibilitas berupa
rasa baal dan kesemutan ada. Penderita kemudian kejang dan
mengalami penurunan kesadaran. Penderita gelisah dan meracau.
Sebelum terjadi serangan, penderita mengeluh nyeri kepala ada,
mual dan muntah tidak ada. Penderita kemudian dibawa ke RSUP
dr. Mohammad Hoesin dan dirawat selama 30 hari, kemudian
penderita dikonsulkan ke divisi Rehabilitasi Medik untuk fisioterapi.
Penderita rutin menjalani fisioterapi selama 8 bulan yaitu berupa
parafin dan terapi infrared sebanyak 2x seminggu, US selama 2 bulan
dan ada perbaikan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sejak ± 1 bulan SMRS, penderita mengeluh rasa baal dan kesemutaan di
jari tangan kanan hingga bahu, paha kanan hingga betis, ujung lidah dan
di atas bibir. Penderita juga mengeluh bicara pelo ada. Penderita tidak
mengalami penurunan kesadaran, gangguan menelan tidak ada, mual
muntah tidak ada, kejang tidak ada dan nyeri kepala tidak ada. Gangguan
penderita untuk memahami isi pikiran orang lain baik secara lisan, tulisan
dan isyarat tidak ada. Gangguan penderita untuk menyampaikan isi
pikirannya secara lisan, tulisan dan isyarat tidak ada. Penderita berobat
ke poliklinik rehabilitasi medik RSMH. Saat pemeriksaan, penderita
tampak lemah anggota gerak kanan, kaki kanan jalan menyeret dan
mengalami gangguan berbicara. Penderita dapat berdiri dan berjalan
sendiri tanpa bantuan orang lain dan alat. Penderita makan, minum dan
mandi sendiri. Penderita menggunakan pakaian dibantu. Penderita dapat
buang air ke toilet sendiri namun secara pelan-pelan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 Riwayat kencing manis : disangkal
 Riwayat darah tinggi : hipertensi ± sejak 5 tahun
yang
lalu, tidak rutin minum obat
 Riwayat stroke : disangkal
 Riwayat trauma : disangkal
 Riwayat operasi : disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
 Riwayat penyakit sama disangkal
 Riwayat penyakit darah tinggi disangkal

 Riwayat kencing manis disangkal

 Riwayat stroke disangkal


RIWAYAT PENGOBATAN
 Penderita pernah menggunakan obat citicholine, valsartan,
neurodex, gabapentin, mecobalamin, omeprazole.

RIWAYAT KEBIASAAN
 Penderita pernah menggunakan obat citicholine, valsartan,
neurodex, gabapentin, mecobalamin, omeprazole.
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : Tampak sakit ringan
 Kesadaran : Compos Mentis GCS : 15
 Tanda Vital : Tekanan darah = 140/70 mmHg; Nadi = 86 x/menit;
Respirasi = 20 x/menit; Suhu = 36,8oC
 Tinggi Badan : 165 cm
 Berat Badan : 58 Kg
 IMT : 21,3 kg/m2 (Normal)
CARA BERJALAN/GAIT
 Antalgik gait : tidak ada
 Hemiparese gait : tidak ada
 Steppage gait : tidak ada
 Parkinson gait : tidak ada
 Tredelenburg gait : tidak ada
 Waddle gait : tidak ada
 Lain-lain : tidak ada
BAHASA/BICARA
Komunikasi verbal : normal
Komunikasi nonverbal : normal
KULIT
Normal
STATUS PSIKIS

 Sikap : kooperatif
 Orientasi : normal
 Ekspresi wajah : wajar
 Perhatian : normal
SARAF KEPALA (NERVUS KRANIALIS)
Nervus Kanan Kiri
I N. Olfaktorius Normal Normal
II N. Optikus Normal Normal
III N. Occulomotorius Normal Normal
IV N. Trochlearis Normal Normal
V N. Trigeminus Normal Normal
VI N. Abducens Normal Normal
VII N. Facialis Menurun Normal
VIII N. Vestibulocochlearis Normal Normal
IX N. Glossopharyngeus Normal Normal
X N. Vagus Normal Normal
XI N. Accesorius Normal Normal
XII N. Hypoglossus Deviasi ke kanan
KEPALA
 Bentuk : normal
 Ukuran : normocephali
Posisi
 Mata : normal
 Hidung : normal, simetris
 Telinga : normal, simetris
 Mulut : deviasi lidah ke kanan
 Gerakan abnormal : tidak ada
LEHER
 Inspeksi: statis, simetris, struma (-), trakea di tengah
 Palpasi: tidak teraba pembesaran KGB, kaku kuduk (-), tumor (-), JVP 5-
2cmH2O
 Luas Gerak Sendi
 Ante /retrofleksi(n 65/50) : 65/50
 Laterofleksi (D/S)(n 40/40) : 40/40
 Rotasi (D/S) (n 45/45) : 45/45
 Tes Provokasi
 Lhermitte test/ Spurling : tidak dilakukan
 Test Valsava : negatif
 Distraksi test : tidak dilakukan
 Test Nafziger : tidak dilakukan
THORAX

Bentuk: simetris PARU-PARU JANTUNG


Inspeksi : iktus kordis tidak
Pemeriksaan Inspeksi: statis dan dinamis
simetris, retraksi (-) terlihat
Ekspansi Thoraks: Palpasi : stem fremitus Palpasi : iktus kordis tidak
teraba
Eks. & Ins. kanan=kiri, pelebaran sela
Perkusi : batas-batas jantung
iga (-)
Maksimum (tidak Perkusi : sonor di kedua
normal
Auskultasi: BJ I & II (+) normal,
dilakukan) lapangan paru HR 78x/menit, reguler, murmur
Auskultasi: vesikuler (+) (-), gallop (-)
normal, ronkhi (-), wheezing
(-)
ABDOMEN
 Inspeksi : datar
 Palpasi : lemas, nyeri tekan (-), hepar & lien tidak
teraba
 Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
 Auskultasi : bising usus (+) normal
TRUNKUS

Inspeksi Palpasi
 Simetris : simetris  Spasme otot-otot para
 Deformitas : tidak ada vertebrae:
 Lordosis : tidak ada tidak ada
 Scoliosis : tidak ada  Nyeri tekan (lokasi):
 Gibbus : tidak ada tidak ada
 Hairy spot : tidak ada
 Pelvic tilt : tidak ada
TRUNKUS
Luas gerak sendi lumbosakral
 Ante/retro fleksi (95/35) : 95/35
 Laterofleksi (D/S) (40/40) : 40/40
 Rotasi (D/S) (35/35) : 35/35
TEST PROVOKASI
 Valsava test : tidak dilakukan - Tes Laseque : tidak dilakukan
 Baragard dan Sicard : tidak dilakukan - Niffziger test : tidak dilakukan
 Test SLR : tidak dilakukan - Test: O’Connell : tidak dilakukan
 - FNST : tidak dilakukan - Test Patrick : tidak dilakukan
 - Test Kontra Patrick : tidak dilakukan - Tes gaernslen : tidak dilakukan
 - Test Thomas : tidak dilakukan - Test Ober’s : tidak dilakukan
 - Nachalasknee flexion test : tidak dilakukan
 - Yeoman’s hyprextension : tidak dilakukan
 - Mc.Bride sitting test : tidak dilakukan
 - Mc. Bridge toe to mouth sitting test : tidak dilakukan
 - Test schober : tidak dilakukan
ANGGOTA GERAK ATAS

Inspeksi kanan kiri


 Deformitas tidak ada tidak ada
 Edema tidak ada tidak ada
 Tremor tidak ada tidak ada
 Nodus herbenden tidak ada tidak ada

Palpasi: tidak dilakukan


NEUROLOGI
Motorik Dextra Sinistra
Gerakan Menurun Luas
Kekuatan 3 Luas
Abduksi lengan 5 5
Fleksi siku 5 5
Ekstensi siku 5 5
Ekstensi wrist 5 5
Fleksi jari-jari tangan 5 5
Abduksi jari tangan 5 5
Tonus Meningkat Eutoni
Tropi Eutropi Eutropi
Refleks Fisiologis Meningkat Normal
Refleks tendon biseps Normal Normal
Refleks tendon triseps Normal Normal
Refleks Patologis
Hoffman Tidak ada Tidak ada
Tromner Tidak ada Tidak ada
Sensorik
Protopatik Normal
Proprioseptik Normal
Vegetatif Tidak ada kelainan
PENILAIAN FUNGSI TANGAN
Kanan Kiri
 Anatomical normal normal
 Grips normal normal
 Spread normal normal
 Palmar abduct normal normal
 Pinch normal normal
 Lumbrical normal normal
TES PROVOKASI
kanan kiri
 Yergason test : tidak dilakukan tidak dilakukan
 Apley scratch test : tidak dilakukan tidak dilakukan
 Moseley test : tidak dilakukan tidak dilakukan
 Adson maneuver : tidak dilakukan tidak dilakukan
 Tinel test tidak dilakukan tidak dilakukan
 Phalen test : tidak dilakukan tidak dilakukan
 Prayer test : tidak dilakukan tidak dilakukan
 Finkelstein : tidak dilakukan tidak dilakukan
 Promet test : tidak dilakukan tidak dilakukan
ANGGOTA GERAK BAWAH
Inspeksi kanan kiri
 Deformitas : :tidak ada tidak ada
 Edema :tidak ada tidak ada
 Tremor :tidak ada tidak ada

Palpasi
 Nyeri tekan (lokasi) : tidak ada tidak ada
 Diskrepansi : tidak ada tidak ada
NEUROLOGI
Motorik Kanan Kiri
Gerakan Menurun Normal
Kekuatan 3

Fleksi paha 5 5

Ekstensi paha 5 5
Ekstensi lutut 5 5
Fleksi lutut 5 5
Dorsofleksi pergelangan kaki 5 5
Motorik Kanan Kiri
Dorsofleksi ibu jari kaki 5 5
Plantar fleksi pergelangan kaki 5 5
Tonus Meningkat Eutoni
Tropi Eutropi Eutropi
Refleks Fisiologis Meningkat Normal
Refleks tendo patella Normal Normal
Refleks tendo Achilles Normal Normal
Refleks Patologis

Babinsky Tidak ada Tidak ada

Chaddock Tidak ada Tidak ada

Sensorik

Protopatik Normal

Proprioseptik Normal

Vegetatif Tidak ada Kelainan


TES PROVOKASI SENDI LUTUT

kanan kiri
 Stes test tidak dilakukan tidak dilakukan
 Drawer’s test tidak dilakukan tidak dilakukan
 Test tunel tidak dilakukan tidak dilakukan
 Test homan tidak dilakukan tidak dilakukan
 Test lain-lain tidak dilakukan tidak dilakukan
PEMERIKSAAN-PEMERIKSAAN LAINNYA
Pemeriksaan refleks – refleks primitive pada anak –anak Fungsi luhur
dengan gangguan SSP
 Righting reaction : tidak dilakukan  Afasia : tidak ada
 Reaksi keseimbangan : tidak dilakukan  Apraksia : tidak ada
 Pemeriksaan lainnya : tidak dilakukan
 Agrafia : tidak ada
 Bowel test / Bladder test
 Alexia : tidak ada
 Sensorik peri anal :
tidak dilakukan
 Motorik sphincter ani eksternus : tidak dilakukan
 BCR( Bulbocavernosis Refleks) : tidak
dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologis:
 Kesan: ICH pada nucleus lentiformis kiri ukuran 2,58 x 2,5cm dengan
perifokal edema
Laboratorium:
INDEKS BARTHEL
INDEKS BARTHEL
INDEKS BARTHEL

Nilai Interpretasi
0-20 Disabilitas Total
25-45 Disabilitas Berat
50-75 Disabilitas Sedang
80-90 Disabilitas Ringan
100 Mandiri
Interpretasi : 90 (Disabilitas Ringan)
DIAGNOSA
 Diagnosis Klinik : - Hemiparese dextra tipe spastik
 Parese N.VII dextra tipe sentral
 Parese N. XII dextra tipe sentral Diagnosis Topis : Nucleus lentiformis sinistra
 Diagnosis Etiologis : CVD hemoragik
 Diagnosis Fungsional : Impairment : Kelemahan anggota gerak kanan

 Disability : Gangguan ringan dalam melakukan aktivitas

 Handicap : Terdapat kesulitan melakukan kegiatan sosial


(bekerja dan beribadah)

Problem Rehabilitasi Medik
 Kelemahan anggota gerak kanan.

 Gangguan mobilisasi.

 Gangguan bicara.

 Gangguan dalam melakukan aktivitas sehari


TATALAKSANA (PROGRAM REHABILITASI MEDIK)

Fisioterapi Ortotik Prostetik


 Terapi Panas : IRR (Infra Red  Ortotic : Tidak ada
Radiation)  Prostetik : Tidak Ada
 Terapi Dingin : tidak dilakukan  Alat bantu ambulansi : Tidak ada
 Stimulasi Listrik : tidak dilakukan
 Terapi Latihan : Terapi Wicara
 Masase otot bicara
Okupasi Terapi  Latihan bicara dan artikulasi.
 ROM Exercise : Dilakukan
 ADL Exercise : Dilakukan
Sosial Medik : Memberikan support mental

Edukasi :
 Memberikan edukasi dan bimbingan kepada penderita untuk berobat dan
berlatih secara teratur.
 Mengadakan edukasi dan evaluasi terhadap lingkungan rumah.
 Modifikasi kloset jongkok menjadi kloset duduk.
 Masase otot bicara
 Latihan bicara dan artikulasi.
 Latihan peningkatan aktivitas sehari-hari dengan ketrampilan.
 Latihan lingkup gerak sendi (LGS) pasif untuk ekstremitas superior dan inferior dextra
 Latihan peningkatan kekuatan otot-otot ekstremitas superior dan inferior dextra
 Streching ekstremitas superior dan inferior
 Latihan keseimbangan
 Gait training
PROGNOSIS

Medik : Bonam
Fungsional : Bonam
FUNGSIONAL
 Barthel index: 100 (mandiri, tetapi tidak berarti penderita
dapat hidup sendiri, penderita mungkin tidak dapat memasak,
menjaga rumah atau tidak dapat bermasyarakat)
 FIM index: 124/126

 Katz index: Mandiri dalam 6 aktivitas (mandi, berpakaian,


pergi ke toilet, transfer, continence (mengatur BAB), dan
makan.
TINJAUAN PUSTAKA

BAB
3
TERIMA KASIH

You might also like