Professional Documents
Culture Documents
PEREKONOMIAN INDONESIA
ANGGOTA KELOMPOK 6
PEREKONOMIAN INDONESIA
2
MATERI POKOK
PEREKONOMIAN INDONESIA
1. 2. 3.
Perkembangan dan Kemiskinan : Data dan Otonomi Daerah
Kebijaksanaan Distribusi Kebijakan
Pendapatan
4. 5. 6.
Prinsip Pembiayaan Sumber-Sumber Pinjaman Daerah
Pemerintahan Daerah Pendapatan Daerah
3
Perkembangan dan
Kebijaksanaan
Distribusi
Pendapatan
Distribusi Pendapatan Ukuran
Distribusi Fungsional
Distribusi pendapatan fungsional berfokus pada
bagian dari pendapatan nasional total yang
diterima oleh masing-masing faktor produksi
DISTRIBUSI PENDAPATAN
5
Perkembangan Indeks Ketimpangan
6
KEMISKINAN
Mengukur Kemiskinan absolut
Garis kemiskinan
ditetapkan pada tingkat
yang selalu konstan secara
riil.
Kemiskinan absolut dapat diukur dengan angka, atau “hitungan per kepala
(headcount)”, H, untuk mengetahui seberapa banyak orang yang
penghasilannya berada di bawah garis kemiskinan absolut, Yp. 8
Cakupan Kemikinan Absolut
Kemiskinan Relatif 17.8 16.6 15.4 14.2 13.3 12.5 11.7 11.5 11.0
(%)
Kemiskinan 39 37 35 33 31 30 29 29 29
absolut (jutaan)
9
Karakteristik Ekonomi Kelompok Masyarakat Miskin
2.
1.
tingkat pendapatan per distribusi pendapatan yang
kapita yang rendah sangat tidak merata
10
Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan
Tidak sulit mencari faktor-faktor penyebab kemiskinan, tetapi dari faktor-faktor tersebut sangat
sulit memastikan mana yang merupakan penyebab sebenarnya atau utama serta mana yang
berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan.
11
Pertumbuhan dan Kemiskinan
pertumbuhan yang cepat berakibat buruk kepada kaum miskin, karena mereka akan
tergilas dan terpinggirkan oleh perubahan struktural pertumbuhan modern.
12
Pilihan Kebijaksanaan
13
OTONOMI
DAERAH
Latar Belakang dan Dasar hukum Otonomi Daerah
UU No. 1 1945
UU No. 22 1948
UU No. 1 1957
UU No. 18 1965
Tap MPRS No. XXI
1966
UU No. 5 1974
15
Latar Belakang dan Dasar hukum Otonomi
Daerah
16
Prinsip Otonomi Daerah
Sejak ketetapan MPR No. XXI Tahun 1996 prinsip dalam otonomi daerah
bersifat seluas-luasnya dan kemudian berkembang menjadi otonomi daerah
yang luas, nyata dan bertanggung jawab. 17
Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan
Desentralisasi
penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam system Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dekonsentrasi
Tugas Pembantuan
penugasan dari
pelimpahan wewenang
pemerintah
pemerintahan
pusat kepada
olehpemerintah
pemerintahdaerah
pusat dan/atau
kepada Gubernur
desa dari
sebagai wakil
pemerintah provinsi
pemerintah
kepada
dan/atau
kabupaten/kota
kepada instansi
dan/atauvertical
desa serta
di wilayah
dari pemerintahan
tertentu.
kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang bersifat fisik.
18
Pembangunan Daerah
22
Fungsi Anggaran Daerah
Fungsi Stabilisasi
Fungsi Alokasi
Fungsi Perencanaan
Fungsi Distribusi
Fungsi Pengawasan
Fungsi Otorisasi
23
Prinsip-prinsip dasar (azas)Anggaran Daerah
Kas Kesatuan
Akrual Universalitas
Spesialitas Tahunan
24
Sumber-sumber
pendapatan Daerah
Sumber-sumber pendapatan Daerah
4. 1.
Penerimaan lain-lain Pendapatan Asli
yang Sah Daerah (PAD)
3. 2.
Pinjaman Daerah Dana Perimbangan
26
Pinjaman daerah
Menteri keuangan menetapkan batas maksimal kumulatif
pinjaman pemerintah dan pemerintah daerah
28
Pinjaman daerah
dipergunakan untuk
Jangka menengah membiayai pelayanan publik yang tidak
menghasilkan penerimaan.
1. 2.
Jumlah sisa pinjaman daerah ditambah Memenuhi ketentuan rasio
jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak kemampuan keuangan daerah untuk
melebihi 75% (tujuh puluh lima persen) mengembalikan pinjaman yang
dari jumlah penerimaan umum APBD ditetapkan oleh Pemerintah.
tahun sebelumnya.
3. 4.
Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan Khusus untuk Pinjaman Jangka
kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Menengah dan Jangka Panjang wajib
Daerah harus tidak mempunyai mendapatkan persetujuan dari
tunggakan atas pengembalian pinjaman DPRD.
yang bersumber dari Pemerintah.
30
SESI DISKUSI!!