You are on page 1of 31

SAP 6

PEREKONOMIAN INDONESIA
ANGGOTA KELOMPOK 6
PEREKONOMIAN INDONESIA

EDI NANDA PIJE RIMBA GIO

2
MATERI POKOK
PEREKONOMIAN INDONESIA

1. 2. 3.
Perkembangan dan Kemiskinan : Data dan Otonomi Daerah
Kebijaksanaan Distribusi Kebijakan
Pendapatan

4. 5. 6.
Prinsip Pembiayaan Sumber-Sumber Pinjaman Daerah
Pemerintahan Daerah Pendapatan Daerah

3
Perkembangan dan
Kebijaksanaan
Distribusi
Pendapatan
Distribusi Pendapatan Ukuran

besar atau kecilnya bagian pendapatan yang


diterima masing-masing orang

Distribusi Fungsional
Distribusi pendapatan fungsional berfokus pada
bagian dari pendapatan nasional total yang
diterima oleh masing-masing faktor produksi

DISTRIBUSI PENDAPATAN

5
Perkembangan Indeks Ketimpangan

periode 1964/65 - 1976 periode 2002-2007


Tingkat ketimpangan pembagian Pada periode 1970an ke periode
pendapatan secara keseluruhan 2000an, tidak terjadi perubahan yang
pada tahun 1964/65 hampir sama berarti mengenai ketimpangan
untuk perkotaan dan pedesaan dan distribusi pendapatan di Indonesia,
termasuk pada ketimpangan yang masih tetap secara umum berada
sedang. pada ketimpangan yang sedang baik
ditunjukkan oleh koefisien Kuznets
maupun koefisien Gini.

6
KEMISKINAN
Mengukur Kemiskinan absolut

Garis kemiskinan
ditetapkan pada tingkat
yang selalu konstan secara
riil.

Kemiskinan absolut dapat diukur dengan angka, atau “hitungan per kepala
(headcount)”, H, untuk mengetahui seberapa banyak orang yang
penghasilannya berada di bawah garis kemiskinan absolut, Yp. 8
Cakupan Kemikinan Absolut

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Kemiskinan Relatif 17.8 16.6 15.4 14.2 13.3 12.5 11.7 11.5 11.0
(%)

Kemiskinan 39 37 35 33 31 30 29 29 29
absolut (jutaan)

Koefisien Gini - 0.35 0.35 0.37 0.38 0.41 0.41 0.41 -

9
Karakteristik Ekonomi Kelompok Masyarakat Miskin

2.

1.
tingkat pendapatan per distribusi pendapatan yang
kapita yang rendah sangat tidak merata
10
Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan

Tidak sulit mencari faktor-faktor penyebab kemiskinan, tetapi dari faktor-faktor tersebut sangat
sulit memastikan mana yang merupakan penyebab sebenarnya atau utama serta mana yang
berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan.
11
Pertumbuhan dan Kemiskinan

pertumbuhan yang cepat berakibat buruk kepada kaum miskin, karena mereka akan
tergilas dan terpinggirkan oleh perubahan struktural pertumbuhan modern.
12
Pilihan Kebijaksanaan

 Perbaikan distribusi pendapatan


fungsional melalui serangkaian Perbaikan distribusi ukuran
kebijakan yang khusus dirancang 1. 2. melalui redistribusi progresif
untuk mengubah harga-harga kepemilikan aset.
relatif faktor produksi

Pengurangan distribusi Pembayaran transfer secara


ukuran golongan atas langsung dan penyediaan
3. 4.
melalui pajak yang berbagai barang dan jasa
progresif. publik.

13
OTONOMI
DAERAH
Latar Belakang dan Dasar hukum Otonomi Daerah

UU No. 1 1945
UU No. 22 1948

UU No. 1 1957
UU No. 18 1965
Tap MPRS No. XXI
1966
UU No. 5 1974

15
Latar Belakang dan Dasar hukum Otonomi
Daerah

Tap MPR No. XV


1998 UU No. 25 1999 UU No. 33 2004

UU No. 22 1999 UU No. 32 2004

16
Prinsip Otonomi Daerah

Sejak ketetapan MPR No. XXI Tahun 1996 prinsip dalam otonomi daerah
bersifat seluas-luasnya dan kemudian berkembang menjadi otonomi daerah
yang luas, nyata dan bertanggung jawab. 17
Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan

Desentralisasi
penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam system Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dekonsentrasi
Tugas Pembantuan
penugasan dari
pelimpahan wewenang
pemerintah
pemerintahan
pusat kepada
olehpemerintah
pemerintahdaerah
pusat dan/atau
kepada Gubernur
desa dari
sebagai wakil
pemerintah provinsi
pemerintah
kepada
dan/atau
kabupaten/kota
kepada instansi
dan/atauvertical
desa serta
di wilayah
dari pemerintahan
tertentu.
kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang bersifat fisik.

18
Pembangunan Daerah

Pemerintahan daerah memiliki kesempatan lebih luas untuk memperbaiki kondisi


pelayanan public, perkembangan perekonomian daerah, serta dalam mengembangkan
berbagai terobosan baru dalam pengelolaan pemerintahan daerah.
19
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah

Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah merupakan subsistem


keuangan Negara sebagai konsekuensi pembagian tugas di antara kedua tingkat
pemerintahan.
20
Prinsip Pembiayaan
Pemerintah Daerah
Pembiayaan Daerah

seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah,


baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu
dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam
penganggaran pemerintah daerah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau
memanfaatkan surplus anggaran

22
Fungsi Anggaran Daerah

Fungsi Stabilisasi
Fungsi Alokasi
Fungsi Perencanaan

Fungsi Distribusi
Fungsi Pengawasan
Fungsi Otorisasi

23
Prinsip-prinsip dasar (azas)Anggaran Daerah

Kas Kesatuan

Akrual Universalitas

Spesialitas Tahunan

24
Sumber-sumber
pendapatan Daerah
Sumber-sumber pendapatan Daerah

4. 1.
Penerimaan lain-lain Pendapatan Asli
yang Sah Daerah (PAD)

3. 2.
Pinjaman Daerah Dana Perimbangan

26
Pinjaman daerah
Menteri keuangan menetapkan batas maksimal kumulatif
pinjaman pemerintah dan pemerintah daerah

Keadaan dan perkiraan Tidak melebihi 60% dari


perkembangan peekonomian
produk domestic bruto
nasional
tahun bersangkutan

28
Pinjaman daerah

dipergunakan hanya untuk


Jangka pendek menutup kekurangan arus
kas

dipergunakan untuk
Jangka menengah membiayai pelayanan publik yang tidak
menghasilkan penerimaan.

digunakan untuk membiayai kegiatan investasi prasarana


Jangka panjang dan/atau sarana dalam rangka penyediaan pelayanan publik
yang (i) menghasilkan penerimaan langsung, (ii)
menghasilkan penerimaan tidak langsung, (iii) memberikan
manfaat ekonomi dan sosial. 29
Persyaratan umum bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan
pinjaman

1. 2.
Jumlah sisa pinjaman daerah ditambah Memenuhi ketentuan rasio
jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak kemampuan keuangan daerah untuk
melebihi 75% (tujuh puluh lima persen) mengembalikan pinjaman yang
dari jumlah penerimaan umum APBD ditetapkan oleh Pemerintah.
tahun sebelumnya.
3. 4.
Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan Khusus untuk Pinjaman Jangka
kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Menengah dan Jangka Panjang wajib
Daerah harus tidak mempunyai mendapatkan persetujuan dari
tunggakan atas pengembalian pinjaman DPRD.
yang bersumber dari Pemerintah.
30
SESI DISKUSI!!

You might also like