You are on page 1of 9

Om Swastyastu

Kelompok 1 :

 Ni Putu Ade Pratiwi (141001)


 Ni Nengah Ardiani (141003)
 Ketut Astika Febri Wirantawan (141004)
 Luh Ayu Widiningsih (141005)
 Ni Putu Candra Purnama D. (141006)
 Debby Ayu Wulansari (141007)
 Kadek Desi Yuandani (141008)
Kefarmasian di Era JKN

DITUDUH PRAKTIK ILEGAL, IRFAN


DITANGKAP-DIADILI

Kisah Mantri yang Dibui Gara-gara Mengobati

SUMBER :
Kantor berita politik-RMOL.CO
 Pagi itu Irfan Wahyudi kedatangan seorang perempuan kerabatnya yang
mengeluh badannya panas. Pria berusia 36 tahun yang berprofesi mantri itu lalu
memberikan obat silomida dan vitamin untuk menurunkan demam.

 Irfan tak menyadari polisi telah mengintainya. Tak lama kemudian, lima polisi dari
Polres Situbondo merangsek masuk kerumah Irfan di Desa Trebungan. Kecamatan
Mangaran.

 Oleh polisi Irfan diberi penjelasan bahwa dia telah melanggar UU Kesehatan.
Menurut Polisi, mantri tidak boleh memberikan pengobatan layaknya dokter.

 Kasus Irfan bergulir hingga ke pengadilan. Pada 7 Juni 2011, hakim Pengadilan
Negeri Situbondo memvonis dia bersalah melanggar ketentuan UU kesehatan.
Irfan lalu dijatuhi hukuman denda Rp 10 juta subsider 5 bulan kurungan.
Kisah mantri yang dipidana lantaran memberikan pengobatan tak hanya dialami
Irfan. Misran, mantri di Desa Kuala Samboja, Tenggarong, Kalimantan Timur, lebih
dulu menjadi “korban”UU Kesehatan. Pengadilan Negeri Tenggarong
memutuskan Misran bersalah berdasarkan Pasal 82 (1) huruf D UU 36/2009 junto
Pasal 63(1) UU 23/1992 tentang Kesehatan.
Misran pun dijatuhi hukuman tiga bulan penjara, denda Rp 2 juta susider 1 bulan
kurungan.

 Selama 10 tahun membantu orang sakit, Irfan mengatakan tak pernah


membahayakan pasien. Bahkan tak jarang Irfan sendiri yang mengantar
pasien ke puskesmas yang jaraknya tiga kilometer dari rumah dengan
mobil pribadi.
 Menurut Irfan, itu dilakukan demi kemanusiaan. Sebab, hanya dia tenaga
kesehatan di desanya. Irfan membuka pengobatan di rumah setiap hari
mulai pukul 3 sore sampai 9 malam. Pagi hari hingga siang dia bekerja di
rumah sakit swasta di Mangaran, Situbondo.
UU NO. 36 TAHUN 2014 TENTANG
TENAGA KESEHATAN
 PASAL 108
Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian
mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi
obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisonal harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
 PASAL 198
setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan untuk
melakukan praktik kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108
dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus
juta rupiah)
PERATURAN PEMERINTAH NO. 51 TAHUN
2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN

 PASAL 1
Pekerjaan kefarmasiaan adalah pembuatan termasuk pengendalian
mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusi atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas
resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan
obat dan obat tradisonal.
Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan Pekerjaan
Kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
UU NO. 38 TAHUN 2014 TENTANG
KEPERAWATAN
 PASAL 29
(1) Dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan, Perawat bertugas
sebagai :
f. pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu
 PASAL 33
(1) pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu
sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 ayat (1) huruf f merupakan
penugasan Pemerintah yang dilaksanakan pada keadaan tidak adanya
tenaga medis dan/atau tenaga kefarmasian di suatu wilayah tempat
Perawat bertugas.
(4) Dalam melaksanakan tugas pada keadaan keterbatasan tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), perawat berwenang :
c. melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam hal
tidak terdapat tenaga kefarmasian
Terima Kasih

Om Santhi Santhi Santhi Om

You might also like