Professional Documents
Culture Documents
Tanda Vital
Tekanan Darah : 93/63 mmHg
Frekuensi nadi : 72x/menit, teratur, teraba kuat.
Frekuensi napas : 26x/menit
Suhu : 36,5 °C
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GIZI
MULUT LEHER
• Bibir tidak sianosis • JVP +3 (meningkat)
• Mukosa bibir basah • Trakea tidak deviasi
• Uvula ditengah • Kelenjar tiroidtidak membesar
• Tonsil T1-T1 tenang • Pembesaran KGB (-)
• Lidah tidak deviasi
• Faring tidak hiperemis
PEMERIKSAAN FISIK
PARU
• Inspeksi : Dada simetris kanan-kiri pada gerakan statis dan dinamis.
Retraksi sela iga (+)
• Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris pada kedua lapang paru,
nyeri tekan (-), massa (-)
• Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
• Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronki (+/+), wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
JANTUNG
• Inspeksi : Iktus cordis terlihat samar
• Palpasi : Pulsasi iktus cordis teraba pada 2 cm lateral linea midklavikularis
sinsitra ICS 6, tidak teraba adanya thrill.
• Perkusi : Batas jantung kanan di ICS 5 linea sternalis sinistra
Batas pingang jantung di ICS 3 linea parasternalis sinistra.
Batas jantung kiri pada 2 cm lateral dari linea midklavicularis sinistra
ICS 6
• Auskultasi : Bunyi jantung reguler, murmur (+), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
• Inspeksi : Tampak cembung simetris, sikatriks (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), undulasi (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-)
• Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
EKSTREMITAS
Akral hangat +/+, edema non-pitting ekstremitas inferior (+/+), capillary
refilll time < 2 detik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan Tanggal 19 Juli 2018 Nilai Normal
PEMERIKSAAN Hematologi
LAB Hemoglobin 14,1 g/dl 12-16 g/dL
Leukosit 12.800 13.500-10.000/µL
LED 20 <20
Hematokrit 42,5 35-50
Trombosit 277.000 150-400 ribu/ µL
Kimia Darah
SGOT 26 32 U/L
SGPT 19 <31 U/L
Glukosa Sewaktu 127 <170 mg/dL
Ureum 28 15-45 mg/dL
Kreatinin 0,5 0,5-0,9 mg/dL
Elektrolit
Natrium 139 136-145 mEq
Kalium 4,3 3,3-5,1 mEq
Chlorida 102 98-106 mEq
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN FOTO
THORAX
Tampak infiltrat pada suprahiler, perihiler, dan paracardial kedua paru.
Corakan bronkovaskuler tampak meningkat
Hilus kanan menebal, hilus kiri tertutup bayangan jantung
COR: CTR > 50%, kranialisasi +
Aorta normal
Sinus dan diafragma baik.
Kesan :
Kardiomegali dengan suspek edema paru dd/ bronchopneumonia
bilateral
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN EKG
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad malam
• Quo ad functionam : dubia ad malam
• Quo ad Sanationam : dubia ad malam
FOLLOW UP
20 Juli 2018
S : Pasien merasa sesak berkurang, mual + hilang timbul, muntah (-), BAB
dan BAK tidak ada keluhan
O: : BB : 71 kg
TD : 100/60 mmHg, HR : 64 x/menit, Respirasi : 23 x/menit, Suhu : 36.5oC
Intake : 600 Output : 1300 Hasil : -700
Kumpulan gejala yang kompleks meliputi nafas pendek yang tipikal saat istrahat
atau saat melakukan aktifitas disertai kelelahan atau tidak, tanda retensi cairan
(kongesti paru atau edema pergelangan kaki), adanya bukti objektif dari
gangguan struktur atau fungsi jantung saat istrahat (PERKI, 2015)
Epidemiologi
Hipertrofi miokardium,
penurunan kontraktilitas Penurunan kemampuan
miokardium komplians atrium
Kriteria Framingham
Algoritma Diagnosis
Diagnosis Banding
Gagal ginjal
Acute respiratory distress syndrome
Tata Laksana
Komplikasi
Aritmia
Stroke dan tromboemboli
Kongesti hepar dan disfungsi hepar
Kongesti pulmo dan hipertensi pulmonal.
Prognosis
Epidemiologi
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
EKG
Echocardiografi: Pengukuran mitral valve area (MVA).
Klasifikasinya meliputi
1. Normal 4,0-5,0 cm2
2. Mild >1,5 cm2
3. Moderate `1,0-1,5 cm2
4. Severe < 1,0 cm2
Tata Laksana
Komplikasi Prognosis
Fibrilasi atrium
Tromboemboli sistemik Prognosisnya memburuk seiring
Hipertensi pulmonal dengan bertambahnya usia,
Gagal jantung kanan terutama >65 tahun dan dengan
Efusi perikardium penurunan curah jantung yang berat
Efusi pleura
Edema paru
Regurgitasi trikuspid
PEMBAHASAN KASUS
Ketepatan Diagnosis
Terapi
1. IVFD NaCl 0,9% 500 cc/24 jam, pemberian cairan dimonitor dan
dibatasi untuk menghindari kelebihan cairan.
2. Diuretik, yaitu furosemid 20 mg/8 jam, karena adanya tanda-tanda
retensi cairan. Dosis pemeberian telah sesuai dengan dosis harian
furosemid yaitu 40-240 mg.
Terapi
3. Omeprazole inj 40 mg/12 jam dan Sucralfat syrup 3x1 cth pada
pasien berfungsi untuk mengatasi keluhan gastrointestinal, yaitu
mual.
4. Beta blocker, yaitu Bisoprolol 1x1,25 mg yang sudah sesuai
dosis, untuk memperbaiki fungsi ventrikel.
5. Pasien kurang diberikan ACEI, yaitu captopril 3x6,25 mg sebagai
terapi selain penggunaan beta blocker.
6. Untuk terapi mitral stenosis, pasien telah masuk indikasi
dilakukannya PMC atau percutaneus mitral commisurotomy.
TERIMA KASIH