You are on page 1of 14

PSIKOTIK AKUT

Lensi Tirta Tribuana


Psikotik akut
Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adala
h sebagai berikut :
 Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, menden
gar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya)
.
 Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh
kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh teta
ngga, menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain).
 Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
 Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
 Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel) (Maslim, 2001).
Kriteria Diagnostik Untuk Gangguan Psikotik Singkat.

1. Adanya satu (atau lebih) gejala berikut :


• Waham
• Halusinasi
• Bicara terdisorganisasi (misalnya sering menyimpang atau inkoherensi)
• Perilaku terdisorganisasi jelas atau katatonik
Catatan: jangan masukan gejala jika pola respon yang diterima secara kult ural.

2. Lama suatu episode gangguan adalah sekurangnya satu hari tetapi kurang dari s
atu bulan, akhirnya kembali penuh kepada tingkat funsi pramorbid.

3. Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh suatu ganggan mood dengan ciri psi
kotik, gangguan skizoafektif, atau skizofrenia dan bukan karena efek fisiologis lan
gsung dari suatu zat (misalnya obat yang disalahgunakan) atau suatu kondisi um
um.
Penegakan diagnosis gangguan psikotik singkat di Indonesia
ditegakkan melalui Pedoman Penggolongan Diagnostik Gang
guan Jiwa Edisi ke III (PPDGJ III). Berikut kriteria diagnostik g
angguan kepribadian histrionik berdasarkan PPDGJ III (Kaplan
dan Sadock, 2003)
F23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia

Suatu gangguan psikotik akut dimana jelas terdapat halusinasi, waham, dan g
angguan persepsi, tetapi bersifat sangat variasi dan berubah – ubah dari hari
ke hari atau bahkan dari jam ke jam. Emosional dengan berbagai perasaan se
nang dan ekstasi atau ansietas serta iritabilitas juga sering ada. Gambaran kli
nis yang polimorfik dan tidak stabil serta yang selalu berubah itu merupakan
hal yang bersifat khas walaupun kadang gejala afektif atau psikotik juga terda
pat, kriteria untuk episode manik (F30.-), episode depresif (F32.-) atau skizofre
nia (F20,-) tidak terpenuhi. Penyakit ini cenderung mempunyai onset yang me
ndadak (dalam 48 jam) dan gejala – gejalanya cepat mereda, pada sebagian
besar kasus tidak terdapat stres pencetus yang jelas. Apabila menetap sampai
3 bulan maka diagnosis harus berubah. Gangguan waham menetap (F22,-) at
au gangguan psikotik non organic lainnya (F28.-) mungkin merupakan diagno
sis yang paling cocok.
Pedoman diagnostik untuk diagnostik pasti:
1. Onset harus akut (dari suatu keadaan nonpsikotik sampai keadaa
n psikotik yang jelas dalam waktu 2 minggu atau kurang)
2. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yang berubah
dalam jenis dan intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari ya
ng sama
3. Harus ada keadaan emosional yang sama beranekaragamnya
4. Walaupun gejala beraneka ragam, tidak satu pun dari gejala itu
ada secara cukup konsisten, sehingga dapat memenuhi kriteria s
kizofrenia (F20.-) atau episode manik (F30.-) (Maslim, 2001).
F23.1 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan Gejala Skizofrenia

Suatu gangguan psikotik akut yang memenuhi kriteria deskriptif untuk gangguan psik
otik polimorfik akut (F23.0) tetapi yang selalu disertai gejala skizofrenia yang khas.
Pedoman diagnostik
Untuk diagnostik pasti, kriteria a, b, dan c, yang khas di atas untuk gangguan psikotik
polimorfik akut harus dipenuhi, sebagai tambahan, gejala – gejala yang memenuhi kri
teria untuk skizofrenia (F20.-) harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak mun
cul gambaran klinis psikotik itu secara jelas.
Apabila gejala – gejala skizofrenia menetap lebih dari sebulan maka diagnostic berub
ah menjadi skizofrenia (F20.-) (Maslim, 2001).
F23.2 Gangguan Psikotik Lir-skizofrenia

Suatu gangguan psikotik akut dengan gejala – gejala psikotik yang secara kompara
tif bersifat cukup stabil dan memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-) tetapi hany
a berlangsung kurang dari 1 bulan lamanya. Suatu derajat variasi dan instabilitas e
mosional mungkin ada, tetapi tidak separah seperti yang diuraikan dalam psikosis
polimorfik akut (F23.0)
Pedoman diagnostik untuk diagnostik pasti:
a. Onset gejala psikosis harus akut (dua minggu atau kurang dari suatu kead
aan non psikotik menjadi keadaan yang jelas psikotik)
b. Gejala – gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-) harus sud
ah ada untuk sebagian besar waktu sejak berkembangnya gambaran klinis
yang jelas psikotik.
c. Kriteria untuk psikotik polimorfik tidak terpenuhi
Apabila gejala – gejala skizofrenia menetap untuk waktu yang lebih dari satu b
ulan lamanya, maka diagnosis harus di ubah menjadi skizofrenia (F20.-)
Termasuk :
• Skizofrenia akut (tak terinci)
• Gangguan skizofreniform singkat
• Psikosis skizofreniform singkat
• Oneirofrenia
• Reaksi skizofrenia
Tak termasuk:
• Gangguan waham organic (lir-skizofrenia) (F06.2)
• Gangguan skizofreniform YTT (F20.8) (Maslim, 2001).
F23.3 Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan Predominan Waham

Gangguan psikotik akut dengan waham dan halusinasi yang secara komparatif stabil merupakan g
ambaran klinis utama, tetapi tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-). Waham kejaran ata
u waham rujukan biasa terjadi dan halusinasi biasanya auditorik (suara yang berbicara langsung p
ada pasien)
Pedoman diagnostik untuk diagnostik pasti:
a. Onset dari gejala psikotik harus akut (dua minggu atau kurang dari keadaan non psikotik sam
pai jelas psikotik)
b. Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besar waktu sejak berkembangnya ke
adaan psikotik yang jelas
c. Baik kriteria untuk skizofrenia (F20.-) maupun untuk ganguan psikotik polimorfik akut (F23.0) t
idak terpenuhi.
Kalau waham menetap selama lebih dari 3 bulan lamanya maka diagnosis harus diubah menjadi g
angguan waham menetap (F22.-) Apabila hanya halusinasi yang menetap untuk lebih dari 3 bulan
lamanya maka diagnosis harus diubah menjadi psikosis nonorganik lainnya (F28)
Termasuk:
a. Reaksi paranoid
b. Psikosis paranoid psikogenik (Maslim, 2001).
F23.8 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara Lainnya

Gangguan psikotik akut lain yang tak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori manap
un dalam F23 (seperti keadaan psikotik akut dengan waham dan halusinasi jelas ada,
tetapi menetap hanya untuk sebagian kecil waktu) harus dimasukan dalam kode ini. K
eadaan gaduh gelisah tak khas harus juga dimasukan dalam kode ini kalau informasi
yang lebih rinci tentang keadaan mental pasien tidak dapat diperoleh, dengan syarat
bahwa tidak terdapat tanda – tanda suatu penyebab organic (Maslim, 2001).
F23.9 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara YTT

Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
Menjaga keamanan pasien dan individu yang merawatnya, hal yang dapat dilakukan yaitu:
a. Keluarga atau teman harus mendampingi pasien
b. Kebutuhan dasar pasien terpenuhi (misalnya, makan, minum, eliminasi dan kebersihan)
c. Hati-hati agar pasien tidak mengalami cedera
Konseling pasien dan keluarga.
a. Bantu keluarga mengenal aspek hukum yang berkaitan dengan pengobatan psikiatrik antara l
ain : hak pasien, kewajiban dan tanggung jawab keluarga dalam pengobatan pasien
b. Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stress dan kontak dengan stressor
c. Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala membaik
2. Penatalaksanaan Medis

a. Obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :


Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau Chlorpromazine 100-200 mg, 1
sampai 3 kali sehari. Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi
efek samping, walaupun beberapa pasien mungkin memerlukan dosis yang lebih
tinggi (Levinson, 1999).
b. Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk men
gendalikan agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali sehari)
c. Obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang.
d. Apabila menemukan pasien gangguan jiwa di rumah dengan perilaku di bawah i
ni, lakukan kolaborasi dengan tim untuk mengatasinya.
• Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan suntikan
benzodiazepine atau obat antiparkinson.
• Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan pengurangan do
sis terapi atau pemberian beta-bloker.
• Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi dengan obat anti
parkinson oral (misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari) (Lee, 2012., Magina,
2012).
Diagnosis Multiaksial

AKSIS I : F23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia


AKSIS II : Ciri kepribadian emosional tak stabil dan anankastik.
AKSIS III :-
AKSIS IV : masalah pekerjaan, GAF 20-11 (bahaya mencederai diri/orang lain, dossabi
litas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri)

You might also like