You are on page 1of 35

KESALAHAN-KESALAHAN

DI DALAM EKSPLORASI

Dr. Ir. B. Kuncoro MT

Jurusan Teknik Geologi


UPN “Veteran” Yogyakarta
BEBERAPA CATATAN UNTUK JAWABAN
TUGAS MAUPUN UJIAN TENGAH SEMESTER
X Dalam geofisika sendiri, bergerak inovatif yaitu langkah dimana seorang Geofisikawan
untuk mengembangkan software atau metode baru agar dapat memperoleh hasil yang
maksimal apabila “dipakai”. Maka dengan begitu orang akan lebih mempercayai kita.
Brad Sugars – founder dan CEO ActionCOACH mengatakan Confident muncul karena
tindakan dan pengambilan keputusan yang berani saat mereka dalam keraguan. Justru
disaat ragu mereka lebih banyak memutuskan Yes dari pada No.
Saya mendengarkan Napoleon Hill memberikan komentar kepada seseorang yang lebih
sering mengatakan ‘Tidak’, ‘Tunggu Dulu,’ atau saya rundingkan dengan istri, team,
anak buah, dst adalah seorang pemimpin yang lemah.
Tahap-tahap berpikir kreatif seperti berikut:
a. Tahap persiapan, b. usaha, c. inkubasi, d. pengertian, e. Tahap evaluasi

DAFTAR PUSTAKA
• http://esihkeyc.blogspot.co.id/2013/03/pengertia-berpikir-kritis.html
• http://feryferdiansyah16.blogspot.co.id/2012/11/berpikirkreatif-matematis.html
• http://www.zonasukses.com/blog/cara-berpikir-kreatif-dalam-kewirausahaan/
• http://nugraha0215.blogspot.co.id/2012/02/konsep-kewirausahaan.html
• http://brainly.co.id/tugas/1837465
• http://infoloper.mywapblog.com/tujuan-asas-dan-sasaran-kewirausahaan.xhtml
• http://www.kompasiana.com/dasmutterland/teknik-geofisika-
eksplorasi_551fae76813311932c9df422
• http://sriwahyuwidyaningsih.blogspot.co.id/2012/02/eksplorasi-geofisika.html
X 11. Niat dan Bertekad Kuat
Menurut Bob Sadino, niat dan tekad yang kuat harus dimiliki pengusaha tersebut. Saat
pertama kali memulai atau mengawali bisnis tentu Anda akan berhadapan dengan
banyak kegiatan untuk mewujudkan rencana bisnis.
Maka dengan niat dan tekad yang baik dan kuat, Anda akan mampu menjalani segala
kegiatan dan melakukan segala rencana bisnis yang ada.
13. Memiliki Kemauan yang Keras
Dalam bisnis yang penuh dengan tantangan, tentu pebisnis akan seringkali merasakan
sebuah perasaan pesimistis atau putus asa. Maka dengan memiliki mental dan karakter
yang berkemauan yang kuat untuk bisa sukses, pebisnis pun akan mampu melewati
segala permasalahan yang ada di depan. Menurut Bob Sadino, mental dan karakter
berkemauan keras untuk bisa mencapai sukses memang sangat wajib dimiliki para
entrepreneur sukses selain untuk bisa mengatasi tantangan juga untuk……
14. Tahan Banting dan Tidak Cengeng
Menurut Bob Sadino, seorang entrepreneur haruslah orang yang tahan banting dan
tidak cengeng karena mereka pasti akan menghadapi banyak problem. Jika mereka
tidak tahan banting, bisa dipastikan mereka akan mudah gugur dari dunia bisnis.

• https://finance.detik.com/peluang-usaha/3433705/5-mental-dan-karakter-
entrepreneur-sukses
XXX Problem solving
Keterampilan problem solving adalah suatu kemapuan untuk menyelesaikan suatu
masalah yang merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting dalam
kesuksesan bisnis dan karir.
Berikut langkah-langkah konkritnya untuk membangun skill keterampilan :
– Langkah pertama, tentukan masalah
– Langkah kedua, tentukan tujuan
– Langkah ketiga, kumpulkan informasi
– Langkah ketiga, tentukan rencana atau solusi
– Langkah keempat, lakukan rencana
Sumber:
Anonim. (http://aquariuslearning.co.id/kunci-sukses-anda-ada-pada-
keterampilan-anda-dalam-memecahkan-masalah/, diakses pada tanggal 20
Maret 2017)

Keterampilan berkomunikasi
Sebagai calon pengusaha, tentunya kamu juga dituntut untuk bisa menjadi seorang
pelaku pasar yang handal. Berkomunikasilah dengan baik agar kamu bisa menjadi
lawan bicara yang diperhitungkan mitra bisnismu. Meskipun poin ini sering disepelekan
para pelaku usaha, namun sebaiknya belajarlah untuk menjadi pembicara yang handal
Sumber :
Anonim. (http://bisnisukm.com/jangan-ngaku-pengusaha-sukses-kalau-
belum-punya-modal-ini.html, diakses pada tanggal 20 Maret 2017)
XXX Sikap atau Bakat
Menurut KBBI
Bakat merupakan dasar “kepandaian, sifat dan pembawaan” yang dibawa sejak lahir.
Menurut Utami Munandar “1987”
Bahwa bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih
perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
Menurut Woodworth & Marquis “Surabaya 1995”
Bakat merupakan prestasi yang telah dapat di ramalkan dan selain diramalkan dapat
juga di ukur dengan melakukan tes khusus, ability pada di diri manusia di sebut dengan
bakat.

Tujuan yang Realistis


Menurut Abu Bakar & Wibowo
Tujuan merupakan norma terakhir untuk organisasi menilai dirinya. Tanpa tujuan,
organisasi tidak mempunyai dasar yang jelas
Menurut Yayasan Trisakti
Tujuan merupakan kunci untuk menentukan atau merumuskan apa yang akan
dikerjakan, ketika pekerjaan itu harus dilaksanakan dan disertai pula dengan jaringan
politik, prosedur, anggaran serta penentuan program
Menurut H.R. Daeng Naja
Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi di masa yang
akan datang dan manajer bertugas mengarahkan jalannya organisasi untuk mencapai
tujuan tersebut
XXX Karakteristik Geo-Entrepreneur
Karakteristik Entrepreuner menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menyusun operasi
untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur …(Sumarsono, 2010).
Pengertian entrepreneurship menurut Zimmerer yang dialih bahasakan oleh Buchari
Alma (2007:67) mengemukakan Entrepreneur merupakan satu kelompok yang…….
Sedangkan menurut Rostand yang dialih bahasakan oleh winardi (2003:23)
mengemukakan entrepreneurship adalah sebagai berikut...
Menurut Buchari Alma (2007:26) mengatakan bahwa entrepreneurship adalah sebagai..

Fathoni, Azis. 2012. Analisa Faktor Karakteristik Entrepreneur, Karakteristik Sumber Daya
Manusia, Dan Karakteristik UMKM Terhadap Perkembangan Usaha Dengan Inovasi Sebagai
Variabel Intervening. Semarang : Universitas Pandanaran
Shinta Dewi, Reni. 2012. Pengaruh Faktor Modal Psikologis, Karakteristik Entrepre-neur,
Inovasi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Dan Karakteristik UKM Terhadap Perkembangan
Usaha Pedagang Di Pasar Tradisional. Semarang : Universitas Diponegoro
Meredith, Geoffrey G., Nelson, Robert E., Neck, Phllip A. 2002. Kewirausahaan. Teori
dan Praktek (The Practice of Entrepreneurship). Penerbit PPM
Hanif, M. Luqman. 2012. Karakteristik Entrepreneur Mahasiswa (Studi Pada Entrepreneur di
Perguruan Tinggi Negeri Kota Malang). Malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim
Pambudi, Laksono Tri. 2010. Mengembangkan Karakter Entrepreneur Melalui Layan-an
Penguasaan Konten Dengan Teknik Modeling. Semarang : Universitas Negeri Semarang
XXX Menurut Robbin & Coulter, Kewirausahaan merupakan suatu proses dimana sese-
orang ataupun suatu kelompok individu menggunakan upaya yang terorganisir & sarana
untuk mencari sebuah peluang dan menciptakan suatu nilai yang tumbuh dengan ……...

Menurut Geoffrey G. Meredit et ak (1995) menyatakan bahwa Wirausaha atau


entrepreneur adalah orang yang mempunyai kemampuan dalam menilai dan melihat
segala kesempatan bisnis, mengumpulkan beberapa sumber daya yang diperlukan …..

Menurut Skinner (1992) menyatakan bahwa Wirausaha atau Entrepreneur adalah


seseoarang yang telah mengambil resiko yang dibutuhkan untuk bisa……….

Menurut Say (1996) menyatakan bahwa Entrepreneur atau Wirausaha adalah orang
yang mempunyai kemampuan dalam melakukan koordinasi pengawasan dan organisasi.

DAFTAR PUSTAKA
• Wijatno,S. 2009, Pengantar Entrepreneurship, Jakarta, PT Gramedia Widiarsarana.
• Geoffrey G.Meredith at al, 2002:5-6.
• Anonim, (http://pengertian.website/pengertian-kewirausahaan/)
• Anonim, (https://kamriantiramli.wordpress.com/tag/ciri-ciri-wirausaha/)
• Anonim, (http://yahya29zulkarnain.blogspot.co.id/2012/10/wirausaha-definisi-dan-
ciri-ciri.html)
MATERI PERTEMUAN

APA ITU KESALAHAN DI DALAM EKSPLORASI?

KESALAHAN INTERPRETASI

KESALAHAN TEKNIS

KESALAHAN ANALISIS

UPAYA MENGATASI KESALAHAN EKSPLORASI


KESALAHAN DI DALAM EKSPLORASI

Menurut Peters (1978): manusia terlibat kedalam suatu


kegiatan eksplorasi karena dua hal, yaitu masalah keuangan
dan taktik.
Meskipun kegiatan eksplorasi telah berusaha direncanakan
secermat dan sebaik mungkin, namun tetap masih ada
kemungkinan yang membatasi atau menggagalkannya.

Kesalahan eksplorasi dapat disebabkan oleh 2 hal, yaitu faktor


subyektif dan faktor non-subyektif explorationist. Faktor non-
subyektif explorationist, yaitu ketidaktentuan masa depan,
antara lain hukum, politik, dana, pemasaran dan aspek sosial.

Oleh karena itu, faktor manusia (personil) menjadi penting,


mengingat faktor manusia sebagai salah satu penyebab
kegagalan pada beberapa kegiatan eksplorasi.
Faktor-faktor yang mem
Sumber permasalahan di
batasi/menggagalkan
dalam kegiatan eksplorasi
kegiatan eksplorasi

Perencana kegiatan Akibat faktor kesalahan manusia


eksplorasi kurang cakap penyelenggara kegiatan eksplorasi
atau secara spesifik adalah explo-
rationist itu sendiri.
Pelaksana kegiatan eksplo-
Permasalahan atau kesalahan
rasi kurang memiliki kema- tersebut dapat disebabkan oleh
hiran atau pengalaman dua hal, yaitu faktor subyektif
explora-tionist dan faktor non-
subyektif explorationist.
Kurangnya kendali pada
pelaksanaan eksplorasi Faktor non-subyektif explorationist,
yaitu ketidaktentuan masa depan,
antara lain hukum, politik, dana,
Ketidaktentuan situasi pemasaran, perijinan, aspek sosial
masa depan organisasi dan lingkungan.
Kesalahan-kesalahan tersebut dapat dijumpai pada setiap
tahapan eksplorasi, mulai dari tahap:
1. Rancangan program (program design)
2. Quick survey (reconnaissance)
3. Eksplorasi target permukaan
4. Eksplorasi target bawah permukaan
5. Evaluasi.

Kesalahan-kesalahan tersebut dapat berlanjut sampai tahap:


1. Penentuan strategi eksplorasi (tahapan)
2. Pemilihan metode eksplorasi yang tepat-guna.
3. Penentuan karakteristik kualitas
4. Perhitungan sumberdaya atau cadangan
5. Arahan penambangan
Kesalahan dapat muncul pada saat:

1. Memperoleh/mengumpulkan data: meliputi sumber data,


cara pengambilan data, pemilahan jenis data, pemrosesan
data, analisis data dan interpretasi hasil analisis,
2. Representasi data: kerapatan/kepadatan, jumlah dan sebar-
an data yang semata-mata bukan hanya berdasarkan hitungan
statistik, tetapi harus memperhatikan aspek genetiknya.
3. Analisis: analisis data, metode analisis, hingga interpretasi
hasil analisis.
4. Terakhir adalah sintesa dan upaya membangun model
geologi dan menentukan model eksplorasinya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:

(1) Obyek eksplorasi merupakan obyek yang dikendalikan oleh


faktor genetik dan proses-proses geologi (obyek non
linier).
(2) Alat dan teknik tetap harus dikoreksi (kalibrasi) untuk
menghindari kenaikan/penurunan nilai dan diterapkan sesuai
karakteristik alat.

Permasalahan atau kesalahan tersebut dapat disebabkan oleh dua


hal, yaitu faktor subyektif explorationist dan faktor non-
subyektif explorationist.

Faktor non-subyektif explorationist, yaitu ketidaktentuan masa


depan, antara lain hukum, politik, dana, pemasaran dan sosial.
Explorationist Pengumpulan data, re-
presentasi data, mem-
bangun model geologi
dan menentukan
model eksplorasi
Tahapan
eksplorasi

Strategi &
Metode

Faktor Ketidaktentuan
subyektif masa depan
explorationist
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESALAHAN DI DALAM EKSPLORASI
Apabila demikian kejadiannya, maka……..

KESALAHAN
BERLANJUT HASIL AKHIR
KESALAHAN- KESALAHAN KEGIATAN
KESALAHAN SAMPAI TAHAP
KESALAHAN SAAT EKSPLORASI
PADA PENENTUAN
INTERPRE- AKUISISI,
TAHAP- STRATEGI, MERUPAKAN
TASI, TEKNIS ANALISIS
TAHAP METODE, AKUMULASI
DAN DAN ESTIMASIDAN
EKSPLORASI SINTESIS BERBAGAI
ANALISIS ARAHAN KESALAHAN
PENAMBANGAN
KESALAHAN PADA KEGIATAN EKSPLORASI

1. Faktor subyektif explorationist memegang peran besar


sebagai sumber timbulnya kesalahan.
2. Explorationist sekaligus dapat berperan penting untuk
mengatasi kesalahan-kesalahan yang muncul.
3. Explorationist harus memperhatikan keseluruhan perolehan
data, pemilahan jenis data, pemrosesan data, penentuan
metode, peralatan dan analisis data dari seluruh rangkaian
kegiatan eksplorasi.

Berdasarkan faktor-faktor pembatas tersebut, maka dapat


diketahui bahwa sumber permasalahan di dalam kegiatan
eksplorasi adalah:
AKIBAT FAKTOR KESALAHAN MANUSIA PENYELENGGARA
KEGIATAN EKSPLORASI ATAU SECARA SPESIFIK ADALAH
EXPLORATIONIST ITU SENDIRI.
KESALAHAN-KESALAHAN DI DALAM KEGIATAN EKSPLORASI
(Popoff, 1966)

Kesalahan • Kesalahan analogi dan sangat tergantung


interpretasi kepada pengalaman explorationist

• akibat kurang sempurnanya alat dan tek-


nik yang digunakan. Sekalipun alat dan
Kesalahan teknik yang digunakan sudah sempurna
teknis dan sudah dikalibrasi, tetapi pelaksana di
belakang alat tetap merupakan faktor
yang mengandung kesalahan.

Kesalahan • terjadi akibat kesalahan di dalam melaku-


analitis kan analisis
KESALAHAN INTERPRETASI

Interpretasi itu ilmiah karena mengungkap sesuatu dibalik fakta,


jadi personil eksplorasi harus bekerja berdasarkan konsep
eksplorasi, secara terencana, berpikir kritis.

Jadi explorationist harus bekerja berdasarkan konsep eksplorasi,


secara terencana, terstruktur dan berpikir kritis.
Kesalahan interpretasi juga tergantung dari pengalaman
explorationist.
Obyek geologi merupakan obyek non-linier karena dikendalikan
oleh faktor genetik dan proses-proses geologi yang menyertainya.
Proses geologi tersebut dapat hadir bersamaan atau setelah
obyek geologi terbentuk.
Di dalam diri explorationist mengandung aspek subyektif,
sehingga dapat mengandung kesalahan.
Pengeboran 100x100 m zona urat emas
Pengeboran 50x50Semi
Eksplorasi m zona urat emas
Detil
Eksplorasi Detil

100 m
KESALAHAN TEKNIS

Anggapan bahwa penggunaan alat yang canggih, teknik yang mutakhir


dan mahal dapat mengatasi permasalahan sasaran eksplorasi. Ternyata
tidak selalu benar, karena ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Obyek geologi merupakan obyek non-linier karena dikendalikan oleh
faktor genetik dan proses-proses geologi yang menyertainya.
Proses geologi tersebut dapat hadir bersamaan atau setelah obyek
geologi terbentuk.
2. Secara teknis alat yang dipergunakan untuk eksplorasi tetap harus
dikoreksi (kalibrasi) untuk menghindari kenaikan atau penurunan
nilai dan diterapkan sesuai karakteristik alat.
3. Di dalam diri explorationist mengandung aspek subyektif,
sehingga dapat mengandung kesalahan.
Membandingkan penampang bor dan penampang log sumur
(reconsiled).

Hasil reconsiled antara


log geofisik dan log bor
KESALAHAN ANALITIS
Kesalahan yang ditimbulkan akibat kesalahan analisis
adalah akibat anggapan bahwa obyek geologi dapat di
statistik atau di rata-rata tanpa memperhatikan:
Analisis data kedudukan lapisan
1. Aspek genetik batuan, misal pada analisis
dari sasaran struktur lipatan
eksplorasi ter-
sebut. Pembagian blok yang tidak se-
2. Obyek geologi imbang sesuai hukum rata-rata,
berakibat kesalahan perhitung-
adalah obyek an cadangan.
yang non-
linier.
Pengambilan contoh harus da-
pat dipertanggungjawabkan me-
ngarah pada kendali genetik, bu-
kan sekedar statistik atau berba-
sis kualitas dan tidak pd produksi.
UPAYA MENGATASI KESALAHAN-KESALAHAN
DI DALAM EKSPLORASI
(1) MEMASTIKAN KONDISI TARGET EKSPLORASI DAN
KONDISI GEOLOGINYA

Faktor subyektif explorationist memegang peran besar sebagai


sumber timbulnya kesalahan, sehingga bicaralah berdasarkan
fakta dan data, bukan katanya.

Explorationist harus memahami karakteristik sasaran eksplorasi


dan proses2 geologi yang mengendalikannya berdasarkan
pendekatan konsep eksplorasi.

Explorationist harus memperhatikan keseluruhan perolehan


data, pemilahan jenis data, pemrosesan dan analisis
data, penentuan metode, peralatan dari seluruh rangkaian
kegiatan eksplorasi.
(1) MEMASTIKAN KONDISI TARGET EKSPLORASI DAN
KONDISI GEOLOGINYA

Meliputi karakteristik target eksplorasi dan proses-proses


Geologi yang mengendalikannya berdasarkan pendekatan
konsep eksplorasi (model geologi dan model eksplorasi).

Explorationist sekaligus dapat berperan penting untuk mengatasi


kesalahan-kesalahan yang muncul.
(2) MEMAKSIMALKAN KELENGKAPAN DAN
TINGKAT KEPERCAYAAN DATA EKSPLORASI

Explorationist harus memastikan secara lebih baik ukuran,


bentuk, sebaran, kemenerusan dan kadar atau kualitas sasaran
eksplorasi.

Memaksimalkan kelengkapan dan tingkat kepercayaan data:


1. Membuat standarisasi untuk perolehan, pemrosesan dan
analisis data eksplorasi.
2. Cermati metode eksplorasi dan kemampuan personil.
3. Apabila perencanaan eksplorasi tidak baik atau eksplorasi
dilaksanakan secara berlebihan, maka dapat berakibat pada
kelebihan data yang tidak diperlukan.
(3) MENENTUKAN TINGKAT KETELITIAN YANG MERUPAKAN DERAJAT
KEBENARAN YANG DIKEHENDAKI DAN TERGANTUNG KEPADA
SISTEM EKSPLORASI
Menentukan tingkat ketelitian yang merupakan derajat
kebenaran yang dikehendaki dan tergantung sistem eksplorasi:
1. Berdasarkan jenis dan kerapatan pengambilan contoh.
2. Penentuan ketepatan data dari sudut pandang geologi,
bentuk geometri (tebal, sebaran kemenerusan dll), faktor2
kesalahan dan kategori cadangan.

Mengacu kepada tujuan dan tahapan eksplorasi:


1. Perhitungan sumberdaya tahap pendahuluan cukup menggu-
nakan metode sederhana karena hasilnya diperlukan segera,
bersifat awal dan masih perkiraan umum.
2. Perhitungan cadangan untuk perancangan tambang, diperlu-
kan perhitungan lengkap, memperhatikan sistem penam-
bangan dan keekonomian.
(4) DITUNTUT AGAR….

Mampu menjelaskan mengapa target eksplorasi ada disana?


Bagaimana proses terjadinya? Faktor-faktor geologi apa saja yang
mengendalikannya? Bagaimana membangun model geologi dan
menentukan model eksplorasinya?

Dapat menghasilkan peta geologi yang baik dan benar yang


menggambarkan keadaan geologi pada waktu dilaksanakan pe-
metaan. Peta geologi adalah catatan fakta geologi yang didapat
dari lapangan dan bukan dari teori.

Lebih menekankan segi kuantitatif dan analitik, di samping


pekerjaan deskriptif yang menjadi cirinya.
(4) DITUNTUT AGAR….

Memahami masalah sosial, ekonomi, lingkungan dan aspek reka-


yasa tambang. Jadi tanggung jawabnya eksplorationist berkisar
antara eksplorasi geologi klasik, ekologi dan aspek ekonomi.

Mampu menjadi jembatan dengan disiplin ilmu tambang, permi-


nyakan, kimia, fisika, sipil atau ekonomi dengan menterjemahkan
“bahasa” ilmu geologi ke dalam disiplin yang memerlukannya.

Hasil akhir suatu kegiatan eksplorasi, memberikan informasi yang


tepat mengenai kualitas, kuantitas (sumberdaya/cadangan),
arahan penambangan dan arahan pengembangan.
KAITAN ANTARA MANAJEMEN EKSPLORASI DAN
ENTREPRENEURSHIP
MANAJEMEN ENTREPRENEURSHIP
EKSPLORASI

1. Interpretasi 1. Sikap atau bakat, visi realistis


2. Berfikir kreatif, bergerak inovatif, bertindak
2. Teknis produktif, strategi dan motivasi
3. Strategi 3. Risiko dan ketidakpastian
4. Terhadap risiko bersikap opportunity focused
4. Fakta & data bukan risk focused.
5. Rangkaian 5. Berorientasi pemecahan masalah dan bukan pada
kesulitan, belajar dari kegagalan.
6. Kepercayaan 6. Bereaksi terhadap perubahan.
7. Tujuan 7. Bekerja secara efektif - efisien.
8. Percaya diri, tekun, inisiatif dan berintegritas
8. Strategi 9. Tujuan atau sasaran.
9. Kuantitatif 10. Kepemimpinan yang efektif.
11. Memberikan yang terbaik.
10. Analitik 12. Komitmennya dng melakukan kegiatan yang ada
11. Deskriptif kompetensinya dan selalu konsisten.
13. Berpikir positif, mengubah kata tidak bisa menjadi
12. Menjembatani bisa, sulit menjadi mudah, mustahil menjadi
13. Kepastian mungkin.
Selamat menyongsong fajar menyingsing

PUSTAKA TERPILIH

TH. M. van Leeuwen & G.D. Muggeridge, 1986, Exploring for Coal in East
Kalimantan, Indonesia – A Case History.

Koesoemadinata R.P., Perencanaan Eksplorasi, 1996, ITB, Bandung.

Kuzvart M. and M. Bohmer, 1986, Prospecting and Exploration of Mineral


Deposits, Elsevier, 508 p.

William C.Peters, 1978, Exploration and Mining Geology, John Wiley & Sons,
696 p.

You might also like