You are on page 1of 30

PENTINGNYA DETEKSI DINI HEPATITIS B PADA IBU

HAMIL DAN PENANGANAN PADA BAYINYA

TRI TURNIANTI HASTUTI

• KMF Obsgin RSUD Dr


Tjitrowardojo
Purworejo
• Konsultan Fetomaternal
Estimated annual deaths from selected causes by region,
2010
Latar Belakang
• Indonesia merupakan negara dengan endemisitas
tinggi hepatitis B terbesar kedua di negara South
East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar.
Diperkirakan 25% akan meninggal Karena
penyakit hati kronik dan kanker hati primer
• Menurut Riskesdas 2013, prevalensi hepatitis
1,2% dari penduduk di Indonesia, dimana 1-5%
merupakan ibu hamil dengan virus hepatitis B.
DEFINISI
• Hepatitis adalah peradangan sel-sel hati, yang
bisa disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri,
parasit), obat-obatan (termasuk obat
tradisional), konsumsi alkohol, lemak yang
berlebih dan penyakit autoimmune.
Penyebab

• Hepatitis dapat
disebabkan oleh
berbagai macam virus
seperti virus hepatitis A,
B, C, D, E
Gejala -gejala
• 1. Flu
• 2. Cepat lelah
• 3. Semua bagian tubuh terasa sakit
• 4. Gangguan pencernaan
• 5. Nafsu makan menurun
• 6. Morning sickness yang parah
• 7. Putih mata dan kulit menjadi kuning
• 8. Air seni dan tinja yang pucat
Resiko ibu hamil terkena hepatitis B
• Bayi beresiko tinggi lahir prematur
• Bayi akan dilahirkan dengan kondisi kurang sehat
termasuk berat badan yang rendah dan bayi
kuning.
• Ibu dan bayi bisa terkena diabetes gestasional.
• Ibu bisa terkena pendarahan yang berat selama
kehamilan (bahkan sebelum persalinan)
• Bayi bisa memiliki resiko terkena hepatisi B
sehingga harus menerima vaksin setelah
dilahirkan.
Penularan

• Partikel VHB : di hati dan serum, cairan yang dihasilkan


tubuh :
Air liur, air mata, air mani, air susu ibu,cairan asites,
pleura, serebrospinal dan lendir vagina
sumber yang infeksius : air mani

( Holinger, 1991)
Ibu melahirkan dengan HBsAg positif

• HBsAg (+) pada sampel


– Air ketuban (33%)
– Tali pusat (50%)
– ASI (71%)
– Cairan lambung (95%)

(Lee et all, 1986)


CARA PENULARAN
• 1. Parenteral : Transfusi darah
• 2. Tusukan melalui kulit/percutaneus exposure
• 3. Melalui hubungan seksual
• 4. Penularan infeksi HBV dapat terjadi melalui
Mother-to-child-transmission (MTCT) dimana
ibu hamil yang menderita hepatitis B akut
kepada bayi yang dikandung/dilahirkannya.
Faktor yang berhubungan dengan MTCT

• Maternal Viral load (HBV DNA level)


• Maternal HBeAg status
• Mode of delivery ( Cara persalinan)
• HBV S gene variation (mutant)
• Neonatal immune deficiency
Factors associated with MTCT: viral load contribution
(Chalid MT et al,2015)
Maternal HBeAg status
Penularan VHB pada Ibu Hamil

• 1. Sebelum persalinan terjadi ( infeksi VHB in-


utero ) 5-15%
• 2. Selama persalinan ( infeksi VHB perinatal)
30-40%
• 3. Setelah persalinan ( infeksi postnatal) 30%

(Surya et all, 2017)


• Bayi terinfeksi vertikal:
•Berisiko tinggi menderita hepatitis kronis
sepanjang hidupnya → sirosis hepatis atau
kanker hati (Karsinoma Hepatoselluler) dan
kematian pada usia dewasa muda
•Sumber penularan
Obat selama kehamilan
• Lamivudine (LAM) C dimulai UK 32mg
bermakna mengurangi MTCT tapi sering
resisten penggunaan waktu lama (15%/th)

• Tenovofir (TDF) B Effective: preferred


than LAM aman : Experience in HIV-
treatment program Better resistance profile
lanjutan
• Telbivudine (LTD) B diberikan pada TM 2
dan secara bermakna menurunkan MTCT
dibanding kontrol (0 vs 8%)
tidak resistance
Prevention of MTCT: During pregnancy

Screening of mothers:
• HBsAg: at least before the 3rd trimester
• HBeAg (for HBsAg-positive mothers)
• Viral load/HBV DNA level (for HBsAg-positive
mothers)
lanjutan
Treatment of mothers:
• Berlum ada kebijakan umum tergantung:
HBV DNA level status
HBeAg
Evidence of liver injury
(by alanine aminotransferase [ALT] level and/or
liver histology).
Prevention of MTCT: At delivery
• For mothers: Caesarean section
Still controversial
1. One study: 17.5% risk reduction of MTCT
when compared with immunoprophylaxis
alone
2. Other studies: elective caesarean section
offers no benefit.
lanjutan
3.Beijing
(2007-2011) from 1,409 infants born to
HBsAg (+) positive mothers, with appropriate
immunoprophylaxis at birth:
•1.4% after elective caesarean section
•3.4% after vaginal delivery
•4.2% after emergency caesarean section (P
<0.05).
lanjutan
• When stratified according to HBV DNA levels:
delivery mode did not affect MTCT rates
for HBV DNA levels <6 log copies/ ml).
Tatalaksana pada bayi
• Bila ibu HBs Ag(+)
1. Bayi disuntik HBIG (Imunoglobulin Hep B) 0,5 ml IM
pada lengan atas segera setelah lahir (dalam 12 jam
kelahiran) dan
2. Vaksin hepatitis B dengan dosis 0,5 ml (5 μg) IM
pada lengan atas sisi lain pada saat yang sama
kemudian pada usia 1 bulan dan 6 bulan.
3. Tidak ada perbedaan pemberian HBIG dan vaksinasi
hepatitis B pada bayi prematur namun pemberian
vaksinasi hepatitis B diberikan dalam 4 kali pemberian
yaitu pada bulan ke-0, 1, 6, dan 8 bulan.
lanjutan
4.Tidak ada larangan pemberian ASI eksklusif
pada bayi dengan ibu HbsAg positif terutama
bila bayi telah divaksinasi dan diberi HBIG
setelah lahir

5.Bila ibu HBs Ag(-) --- Vaksin hepatitis B dengan


dosis 0,5 ml (5 μg) IM pada lengan atas pada
usia ke-0, 1 bulan, dan 6 bulan.
Catatan : Hepatitis B Lab Markers
• HBsAg - Marker of current infection
• Anti-HBs - marker of resolved infection
/immunity after immunization
• HBeAg - marker of active replication,
Identification of persons at increased
risk for transmitting HBV
• Anti-HBe - Identification of person with lower
risk for transmitting HBV
• HBV DNA - Viral load ; virulensi
Kesimpulan
• Deteksi dini untuk Hepatitis B pada kehamilan
sangat penting untuk :
1. Mencegah terjadinya komplikasi pada
persalinan
2. Mencegah janin yang dikandungnya
menderita cirosis hepatitis, kanker hati
primer dan mencegah sumber penularan

You might also like