You are on page 1of 17

Hechting Ruptur Sklera

dr. Alfida Yanti


dr. Khairiah Nevrianty
dr. Primery Putri
SKLERA
• Sklera menutupi 4/5 posterior dari permukaan bola mata
• Sklera memiliki ketebalan :
Paling tipis (0,3mm) dibelakang insersi otot rektus
Paling tebal (1,0mm) pada polus posterior disekitar
nervus optikus
Memiliki ketebalan 0,4-0,5mm pada ekuator
Memiliki ketebalan 0,6mm didepan dari insersi otot
rektus
• Pada anterior, episklera terdiri dari jaringan ikat padat
dan pada stroma sklera terdiri dari kolagen dan fibroblast
.
Prinsip Penutupan Ruptur Sklera

a. Jika ruptur korneoskleral, ruptur pada limbus di jahit


terlebih dahulu, diikuti dengan penjahitan ruptur kornea,
baru kemudian penjahitan ruptur sklera.
b. Jika ruptur sklera sebagian berada dibawah otot
ekstraokuler, ruptur yang tampak dijahit terlebih dahulu.
c. Jika ruptur ke arah posterior, digunakan teknik “close as
you go”
Ruptur Sklera Parsial

• Kondisi ini jarang terjadi.


• Pada kondisi ini, operator harus memutuskan sendiri
apakah luka ini perlu dijahit atau tidak.
• Jika penjahitan diperlukan, bahan-bahan dan prinsip
dasar yang dipakai sama dengan Ruptur sklera yang full
thickness.
Penjahitan Sklera Parsial

a. Ujung jarum diletakkan pada


permukaan sklera dengan arah
yang sejajar/datar. Needle holder
leaknya lebih dekat ke ujug jarum
b. Sklera di tembus dengan ujung
jarum tepat digaris tengahnya.
c. Saat memasuki sklera ujung
jarumnya harus dapat terlihat
melalui jaringan yang dilewatinya.
d. Jarum dikeluarkan dari sklera
mengikuti kelengkungannya.
Benang yang digunakan :

• Pada limbus digunakan nylon ukuran 8.0 s/d 10.0


• Untuk ruptur pada sklera digunakan vicryl ukuran 6.0
s/d 8.0
• Operator dapat menggunakan benang nonabsorbable
(silk, polyester) untuk ruptur sklera
Jarum yang digunakan untuk ophthalmic
surgery
Ada 3 macam jarum yang digunakan :
a. cutting dan reverse cutting
b. taper point
c. spatula
a. Cutting point & Reverse Cutting

• Berbentuk triangular dengan tepi yang tajam pada bagian


atas atau pada bagian bawah/ dasar jarum
• Bisa memotong pada pinggirnya dan juga pada ujung
jarumnya sehingga lebih mudah menembus jaringan ( jejak
robek lebih besar )
Cutting Reverse Cutting
b. Taper point

• Berbentuk bulat ditepinya dan runcing pada ujungnya.


• Dapat memotong jaringan hanya pada ujungnya saja sehingga
digunakan untuk jaringan yang resistensinya rendah
• disarankan penggunaannya untuk :
– muskulus rectus superior
– anastomose mikrovaskuler
– penutupan flap konjunctiva pada operasi filtrasi glaucoma
c. Spatulated Point

• Terdiri dari 4 atau 6 sisi dengan bagian tajam disetiap sisinya


• potongan horizontal, untuk jaringan tipis dan flat, seperti :
– penjahitan sklera pada operasi strabismus
– rekonstruksi eyelid
TERIMA KASIH
Daftar Pustaka

1. Skuta GL, Cantor BL, Weiss JS. Basic and Clinical Science
Course.Fundamentals and Principles of Ophthalmplogy. San
Fransisco : American Academy of Ophthalmology. Section 2 : 2011 –
2012 : 47-48
2. Kuhn F. Ocular Traumatology. Sclera and Limbus. Springer. New
York. 2008 : 187 – 194
3. Piermici DJ, Kuhn F. Ocular Trauma Principle And Practice. Scleral
And Corneoscleral Injuries. Thieme Medical Publisher. New York.
2002 : 114 – 116
4. Macsai, MS, Ophthlamic Microsurgical Sututring Techniques,
Springer, New York, 2007 : 9- 13
Reverse cutting needle

You might also like