You are on page 1of 24

CASE REPORT

ACUTE APPENDICITIS
DR. BRANDO DR

PROGRAM INTERNSIP
DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS BRONDONG
KABUPATEN LAMONGAN
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti
Program Internship Dokter Indonesia di stase Puskesmas
Brondong

OLEH:
BRANDO DWI REZIANTO

PENDAMPING:
dr. Khoiriyah
IDENTITY

 Nama : An. AM
 Umur : 8 th
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat : Sidomukti
 Pekerjaan : Pelajar
 Tanggal periksa : 31 Desember 2018
 Pukul : 11.00 WIB
ANAMNESIS

 KELUHAN UTAMA: Nyeri pada perut kanan bawah


 Riwayat Penyakit Sekarang:
 Nyeri dirasakan sejak 1 hari yang lalu, semakin lama terasa semakin sakit, perut terasa seperti
ditekan/kaku dan dirasakan terus menerus, tidak hilang meski istirahat. Ibu pasien mengatakan
sudah sejak 3 hari ini anak mengeluh nyeri pada ulu hati nya, terasa mual, dan sempat muntah
2x kemarin isi makanan dan cairan, tidak ada darah. Pasien juga mengeluh demam kurang lebih 3
hari ini, demam tidak terlalu tinggi (sumer) dan cenderung naik turun. BAB terakhir 2 hari yang lalu,
dalam batas normal, BAK lancar dan tidak ada keluhan. Ibu pasien mengatakan 1 hari ini pasien
tidak bisa makan maupun minum karena selalu merasa perut penuh dan ingin muntah. Selain
itu pasien mengeluh nyeri kepala. Pasien belum pernah mengobati keluhan dan langsung dibawa
berobat ke balai pengobatan Puskesmas Brondong
 Pasien tidak mengeluhkan keluhan lainnya.
 Riwayat Penyakit Dahulu:
 Pasien tidak pernah sakit seperti ini
 Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit atopi, alergi makanan atau obat-obatan
 Riwayat Penyakit Keluarga:
 Tidak ada keluarga pasien yang sakit seperti ini
 Riwayat Sosial:
 Pasien merupakan siswa SD kelas 2, tinggal bersama kedua orang tua dan 3 orang kakak di daerah
perkampungan, sumber air dari sumur. Makanan selalu dari masakan ibunya, tetapi pasien mengaku
sering membeli jajanan (pentol, dll). Pasien sudah sunat.
PHYSICAL EXAMINATION --- VITAL SIGNS

 KU : lemah, kesakitan
 Suhu : 37,8 ℃ (Ax)
 Nadi : 123x/menit, kuat regular
 RR : 22x/menit
 SpO₂ : 99%
 BB : 40 kg
 Kesadaran : 456/CM
PHYSICAL EXAMINATION --- GENERAL STATUS
 Kepala/Leher  Auskultasi  S1 S2 normal, murmur (-), gallop (-)
Kepala : mesocephalic, rambut hitam. Paru :
Mata : oedema, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) .  Inspeksi  hemitoraks simetris, retraksi (-)
Hidung : nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-).  Palpasi  nyeri (-), stem fremitus simetris
Telinga : discharge (-/-)  Perkusi  sonor/sonor
Mulut : oedem (-), bibir kering (-), sianosis (-).  Auskultasi  suara nafas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Tenggorokan : faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1), sekret (-), detritus (-).  Abdomen
Leher : simetris, pembengkakan KGB (-) Inspeksi : cembung, distended (-)
 Thorax Auskultasi : bising usus (+) N, Met (-)
Jantung : Palpasi : soepel, defans muscular (-) nyeri tekan RLQ, mass (-) H/L tak
teraba.
 Inspeksi  ictus cordis tidak tampak
Perkusi : timpani
 Palpasi  ictus cordis teraba di ICS V mid clavicular line sinistra, tidak
melebar, tidak kuat angkat  Ekstremitas
 Perkusi  batas kiri ICS V mid clavicular line sinistra Akral kering hangat merah di keempat ekstremitas
Batas atas ICS III parasternal line sinistra CRT <2 detik di keempat ekstremitas
Batas kanan ICS V parasternal line dextra
PHYSICAL EXAMINATION --- LOCAL EXAMINATION

McBurney point (+) Rovsing sign (+) Baldwin test (+)


Rebound ternderness (-) Blumberg sign (-) Obturator sign (+)
SUPPORTING DIAGNOSIS

 Darah Lengkap:
 Hb : 12,2 gr/dL
 Leukosit : 25.900/mm³
 Eritrosit : 5,4 juta/mm³
 Hct : 39%
 Trombosit : 499.000/mm³
 Diffcount : -/-/88/8/4 (neutrophil count >75%  shift to the left)
DIAGNOSIS

DIAGNOSIS KERJA
APENDISITIS AKUT

DIAGNOSIS BANDING:
1. Infeksi saluran kemih
9 2. Urolitiasis
3. Limfadenitis Mesenterika
4. Gastroenteritis
MANAGEMENTS

TERAPI EDUKASI

• Std Kompetensi 3B  RUJUK RS • Menjelaskan pada keluarga pasien


• Bedah = Appendectomy tentang penyakit pasien
• Inf. RL 1500CC/24 jam • Menjelaskan kebutuhan perujukan
• Inj. Ranitidin 2x1 amp untuk penanganan bedah
• Menjelaskan pemeriksaan atau terapi
yang akan diberikan
• Menjelaskan komplikasi dan prognosis
penyakit pasien bila tak ditangani
REVIEW OF REFERENCES
ACUTE APPENDICITIS
ANATOMY OF APPENDIX VERMIFORMIS

VARIASI POSISI APENDIX


DEFINITION OF APPENDICITIS

 Peradangan dari apendiks versiformis dan merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering pada anak-anak
maupun dewasa
 Appendicitis akut merupakan kasus bedah emergensi yang paling sering ditemukan pada anak-anak dan remaja.
EPIDEMIOLOGY
ETIOPATHOPHYSIOLOGY

Tekanan intralumen
Obstruksi lumen Bendungan mukus
meningkat

Edema vasc 
Pembentukan daerah
Distensi  Inflamasi pe↑tek. Arterial 
infark
pe↓aliran darah
Faktor predisposisi:
Usia sangat muda/tua Progresifitas
Invasi bakteri Perforasi
infark + gangren
Imunosupresif
Free lying appendix
Adanya faecolith APENDISITIS
Purgatives/enema APENDISITIS APENDISITIS
SUPURATIF
GANGRENOSA PERFORASI
Gangguan aliran darah AKUT
CLINICAL MANIFESTASION

 Nyeri tumpul dan difus yang bermula pada epigastrium lalu pindah ke RLQ/ fossa iliaka dextra dan semakin
bertambah intensitasnya
 Mual, muntah, anorexia
 Rebound tenderness
 demam
STADIUM APPENDISITIS
Apendisitis Apenisitis Apendisitis
Apendisitis akut
supuratif gangrenosa perforasi

PAI(Periapendicular Apendisitis sembuh


Apendisitis rekuren Apendisitis kronis
infiltrate) spontan
PHYSICAL EXAMINATION

 McBurney Sign  Baldwin Sign


 Rebound  Obturator sign
Tenderness

 Rovsing sign  Psoas sign


 Blumberg sign

Rectal touche  Dunphy sign


SCORING SYSTEM
SUPPORTING DIAGNOSIS

1. Laboratorium  leukositosis, shift to the left


2. Foto polos abdomen  tidak spesifik dan tidak direkomendasikan kecuali ada kelainan yang membutuhkan
pemeriksaan foto polos abdomen (seperti perforasi, obstruksi usus atau batu utereter)
3. USG  untuk mengeksklusi kehamilan ektopik dan adnecitis. appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm
atau lebih, didapatkan suatu appendicolith, adanya cairan atau massa periappendix
4. CT scan  GOLD STANDART. sensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98%. Diagnosis appendicitis dengan
CT-scan ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada diameternya. Dinding pada appendix yang
terinfeksi akan mengecil sehingga memberi gambaran “halo”
THERAPEUTIC MANAGEMENT

EMERGENCY DEPARTMENT CARE SURGICAL INTERVENTION


 IVFD cairan kristaloid  Apendektomi
 Puasa
 Open-appendectomy
 Pemberian anti-nyeri (kontroversial)
 Mini-appendectomy
 Laparoscopic
 Laparotomi

 Antibiotik perioperatif
 Anti emetik
COMPLICATION

ABSES

PERFORASI

PERITONITIS
PROGNOSIS

Morbidity rates:
• 3% with non-perforated appendicitis
• 47% with perforated appendicitis

Mortality rates:
• 0.1% unruptured acute appendicitis
• 3% ruptured acute appendicitis
• 15% elderly patient with ruptured appendix
…TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA…

You might also like