Professional Documents
Culture Documents
OLEH
INDRA SAPUTRA (71160891970)
IMAM SUHADI (71170891092)
PEMBIMBING
dr. Berliana Hasibuan, Sp. A (K)
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RSU DR. PIRNGADI
MEDAN 2017
DEFINISI
Gastroenteritis (GE) atau yang lebih sering disebut sebagai diare adalh
buang air besar dengan konsistensi cair lebih dari tiga kali sehari disert
ai atau tanpa darah, dengan atau tanpa lendir dengan waktu kurang da
ri 14 hari.
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 2013. Jakarta: KEMENKES. Hal.112-120
EPIDEMIOLOGI
Pada hasil riskesdas 2007 diare masih penyebab
36%
Diare
Pneumonia
64%
Subayo Bambang, dkk. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi Hepatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. Hal. 87-117
ETIOLOGI
ENTERAL PARENTERAL
PATOGENESIS DIARE
Masuknya
Multiplikasi
mikroorganisme
didalam usus halus
melalui fecal oral
Mengeluarkan
Hipersekresi
toksin
Diare
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta: FK UI. Hal 283-312
Gambar 1. Patofisiologi diare disebabkan V.cholera
Gambar 3. Patofisiologi diare disebabkan Rotavirus
CARA PENULARAN
Finge
r Flies
Fluid Field
Subayo Bambang, dkk. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi Hepatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. Hal. 87-117
MANIFESTASI KLINIS
Gejala gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut
dan muntah
Subayo Bambang, dkk. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi Hepatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. Hal. 87-117
DIAGNOSIS
Anamnesa
●
Lama diare
●
Frekuensi diare
●
Volume diare
●
Konsistensi tinja
●
Warna dan bau
●
Ada/tidak lendir dan darah
●
Muntah (volume dan frekuensi)
●
Makanan dan minuman yang diberikan
●
Demam
●
Penyakit lain (batuk, pilek, otitis media, campak)
●
Tindakan yang telah dilakukan ibu SMRS
●
Riwayat Imunisasi
Subayo Bambang, dkk. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi Hepatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. Hal. 87-117
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Laboratorium
●
Darah lengkap
●
Serum elektrolit
●
Analisa gas darah
●
Glukosa darah
●
Urine rutin
●
Feses rutin
Subayo Bambang, dkk. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi Hepatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. Hal. 87-117
TATA LAKSANA
Komplikasi
• Gangguan Elektrolit
• Dehidrasi
• Renjatan Hipovolemik
• Kejang
Subayo Bambang, dkk. 2015. Buku Ajar Gastroenterologi Hepatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. Hal. 87-117
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta: FK UI. Hal 283-312
PROGNOSA
PROGNOSA
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 2013. Jakarta: KEMENKES. Hal.112-120
STATUS ANAK SAKIT
Anamnesa pribadi pasien
Nama : Muhammad Rafandi
Umur : 1 Tahun 4 Bulan 18 Hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. B.Zeind Hamid Gg Family Kec. Medan Johor
BB Masuk : 9 kg
TB Masuk : 72 cm
Lingkar Kepala : 39 cm
Tanggal Masuk : 5 Novomber 2017
(Natrium,kalium,chl
Chlorida
I. Terapi :
Differential Diagnosis : I. Terapi :
- IVFD RL 160 gtt/i micro habis dalam 4 jam selanjutnya
Gastroenteritis + dehidrasi ringan- - IVFD RL 160 gtt/i micro habis dalam 4 jam selanjutnya
maintenance 20 gtt/I micro
sedang maintenance 20 gtt/I micro
- Metronidazol 100gr/8 jam
Diagnosa Kerja: - Metronidazol 100gr/8 jam
- Paracetamol syr 3 x Cth I (k/p)
Gastroenteritis + dehidrasi ringan- - Paracetamol syr 3 x Cth I (k/p)
- Zinc tab 1x20mg
sedang - Zinc tab 1x20mg
- Ranitidin 10 gr/12 jam
- Ranitidin 10 gr/12 jam
- Diet MII BA
- Diet MII BA
1. Usul :
1. Usul :
- Cek elektrolit
- Cek elektrolit
- Cek feses rutin dan urin rutin
- Cek feses rutin dan urin rutin
Status presens:
KU/KP/KG : Sedang/Sedang/Baik
Sensorium : Compos Mentis
TD : 90/ 60 mmHg
RR : 26 x/ menit
HR : 88 x/ menit
Temperature : 37 °c
BB masuk : 9 kg
BB sekarang : 9 kg
Status lokalisata:
• Kepala
Mata : Refleks cahaya (+/+), pupil isokor, conjungtiva palpebra inferior
anemis (-/-), mata cekung (+/+).
Hidung : pernapasan cuping hidung (-)
Telinga : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
Leher : Trakea letak medial, Pembesaran KGB (-)
Thoraks
Inspeksi : Simetris fusiformis, retraksi intercostal (-)
Palpasi : Sulit di nilai
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi: SP: Vesikuler
ST: (-)
Abdomen
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel, H/R/L tidak teraba, turgor kembali cepat,
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi: Peristaltik (+) meningkat
Ekstremitas:
Atas : Akral hangat, CRT< 3”
Bawah : Akral hangat, CRT< 3”
Diagnosis : Gastroenteritis + dehidrasi ringan-sedang
Terapi :
• IVFD RL 160 gtt/i micro habis dalam 4 jam selanjutnya maintenance 20
gtt/I micro
• Metronidazol 100gr/8 jam
• Paracetamol syr 3 x Cth I (k/p)
• Zinc tab 1x20mg
• Ranitidin 10 gr/12 jam
• Diet MII BA
FOLLOW UP PASIEN SMF KESEHATAN ANAK RS. PIRNGADI MEDAN
Tanggal : 7 November 2017
Keluhan : mencret (+) konsistensi cair (lebih banyak air daripada ampas) frekuensi 2x /hari berwarna ku
ning kecoklatan disertai lendir dan darah, demam (-) muntah (-).
Status presens :
KU/KP/KG : Sedang/Sedang/Baik
Sensorium : compos mentis
RR : 30 x/ menit
HR : 88 x/ menit
Temperature : 37 °c
BB Masuk : 9 kg
BB Sekarang : 9,5 kg
Status lokalisata :
• Kepala
Mata : Refleks cahaya (+/+), pupil isokor, conjungtiva palpebra inferior
anemis (-/-), mata cekung (-/-).
Hidung : pernapasan cuping hidung (-)
Telinga : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
– Leher : Trakea letak medial, Pembesaran KGB (-)
– Thoraks
Inspeksi : Simetris fusiformis, retraksi intercostal (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor pada lapangan paru kanan
Auskultasi :SP: Vesikuler
– Abdomen
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel, H/R/L tidak teraba, turgor kembali cepat,
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi: Peristaltik (+) N
– Ekstremitas:
Atas: Akral hangat, CRT< 3”
Bawah : Akral hangat, CRT< 3”
Diagnosis : Gastroenteritis tanpa dehidrasi
Terapi :
• IVFD RL 35 gtt/i mikro
• Metronidazol 100gr/8 jam
• Paracetamol syr 3 x Cth I (k/p)
• Zinc tab 1x20mg
• Diet MII Bubur Ayam 950 kkal + 19 gr protein
FOLLOW UP PASIEN SMF KESEHATAN ANAK RS. PIRNGADI MEDAN
Tanggal : 8 November 2017
Keluhan : mencret (+) konsistensi lembek (banyak air sama dengan ampas) frekue
nsi 1x/hari berwarna kuning kecoklatan, batuk (+) berdahak berwarna bening
Status presens:
KU/KP/KG : baik/ringan/kurang
Sensorium : compos mentis
RR : 24 x/ menit
HR : 102 x/menit
Temperature : 36,5 °c
BB masuk : 9 kg
BB sekarang : 9,5 kg
Status lokalisata :
– Kepala
Mata : Refleks cahaya (+/+), pupil isokor, conjungtiva palpebra inferio
r anemis (-/-), mata cekung (-/-).
Hidung : Dalam batas normal
Telinga : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
– Leher : Trakea letak medial, Pembesaran KGB (-)
– Thoraks
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor pada lapangan paru kanan
Auskultasi :SP: Bronkial
ST: Ronkhi basah (+/+) pada kedua lapangan paru
– Abdomen
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel, H/R/L tidak teraba, turgor kembali cepat,
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Peristaltik (+) N
– Ekstremitas :
Atas : Akral hangat, CRT< 3”
Bawah : Akral hangat, CRT< 3”
Diagnosis : Gastroenteritis tanpa dehidrasi
Terapi :
• IVFD RL 35 gtt/i mikro
• Paracetamol syr 3 x Cth I (k/p)
• Zinc tab 1x20 mg
• Diet MII Bubur Ayam 950 kkal + 19 gr protein
FOLLOW UP PASIEN SMF KESEHATAN ANAK RS. PIRNGADI MEDAN
Tanggal : 8 November 2017
Keluhan : batuk (+) mencret (-)
Status presens :
KU/KP/KG : baik/baik/baik
Sensorium : compos mentis
RR : 24 x/ menit
HR : 92 x/menit
Temperature : 37 °c
BB masuk : 9 kg
BB sekarang : 9,5 kg
Status lokalisata :
– Kepala
Mata : Refleks cahaya (+/+), pupil isokor, conjungtiva palpebr
a inferior anemis (-/-), mata cekung (-/-).
Hidung : Dalam batas normal
Telinga : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
– Leher : Trakea letak medial, Pembesaran KGB (-)
– Thoraks
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Sulit dinilai
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi:SP: vesikuler
ST: (-)
– Abdomen
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel, H/R/L tidak teraba, turgor kembali cepat,
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Peristaltik (+) N
– Ekstremitas :
Atas: Akral hangat, CRT< 3”
Bawah : Akral hangat, CRT< 3”
Diagnosis : Gastroenteritis
Terapi :
• Cefixime tab 80 mg pulvis
• Zinc 1x20 mg selama 5 hari.
• B Complex ½ tab 1 x bungkus
R/ PBJ
Edukasi kepada orang tua :
Jelaskan kepada ibu tentang 4 aturan perawatan di rumah:
Beri cairan tambahan, beri tablet zinc, lanjutkan pemberian makan, serta kapan ha
rus kembali.
1. Beri Cairan Tambahan (sebanyak anak mau)6
Jelaskan kepada ibu:
– Pada bayi muda, pemberian ASI merupakan pemberian cairan tambahan yang ut
ama. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian.
– Jika anak memperoleh ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai tambaha
n.
– Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, beri 1 atau lebih cairan berikut ini: ora
lit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang.
Anak harus diberi larutan oralit di rumah jika:
– Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C dalam kunjunganini
– Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah.
Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus o
ralit (200 ml) untuk digunakan di rumah. Tunjukkan kepada ibu berapa b
anyak cairan termasuk oralit yang harus diberikan sebagai tambahan bagi kebu
tuhan cairannya sehari-hari :
< 2 tahun 50 sampai 100 ml setiap kali BAB
≥ 2 tahun 100 sampai 200 ml setiap kali BAB
Misalnya anak batuk diberi obat batuk. Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diar
e akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti bioti
k. 7
Antibiotik diindikasikan pada pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi, seperti demam, fes es
berdarah, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau p
enyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong, dan pasien immunocom promised. Pemberi
an antibiotik dapat secara empiris, tetapi terapi antibiotik spesifik diberik an berdasarkan kultur dan re
sistensi kuman. 7