Professional Documents
Culture Documents
( GBS )
Danang Rozali (1081150)
Ahmad Khusni M (1081150)
Nindya Ayuningtyas (1081150)
Puput Irna Aqdia (1081150)
Ganda Trimulyani (1085056)
Fani Fajriyati (1085057)
Definisi
Sindroma Guillain Barre
(SGB) merupakan suatu
sindroma klinis yang
ditandai adanya paralisis
flasid yang terjadi secara
akut berhubungan dengan
proses autoimun dimana
targetnya adalah saraf
perifer, radiks, dan nervus
kranialis. ( Bosch, 1998 )
Etiologi
Gejala Klinis
a. Kelumpuhan
b. Gangguan sensibilitas.
c. Saraf Kranialis
d. Gangguan Fungsi Otonom
e. Kegagalan pernafasan
f. Papiledema
g. Perjalanan penyakit (Fase progresif , oleh fase
plateau, Fase rekonvalesen )
penatalaksanaan
a. Terapi
Kortikosteroid
Plasmaparesis
b. Pengobatan imunosupresan
Obat sitotoksik Pemberian obat sitoksik yang dianjurkan adalah:
6 merkaptopurin (6-MP).
Azathioprine
cyclophosphamide
Efek samping dari obat-obat ini adalah: alopecia, muntah, mual
dan sakit kepala.
c. Perawatan
komplikasi
Polinneuropatia terutama oleh
karena defisiensi atau metabolic
Tetraparese oleh karena
penyebab lain.
Hipokalemia.
Miastenia Gravis
Tick Paralysis
Dekubitus
ASUHAN KEPERAWATAN
SINDROM GUILLAIN-BARRE
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Meliputi nama, usia, tempat tanggal lahir, status marital, suku, alamat,
tanggal masuk RS
2. Keluhan utama
Keluhan utama akan menentukkan prioritas intervensi dan mengkaji
pengetahuan klien tentang kondisinya saat ini. Keluhan utama yang biasa
muncul pada klien dengan Sindrom Guillain-Bare seperti:
Kelemahan otot
Gangguan reflex menelan
Perubahan tekanan darah (Hipotensi- Hipertensi)
Sianosis
Kesemutan
Nyeri tekan pada otot
Riwayat kesehatan sekarang
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat kesehatan dahulu
5. Riwayat kesehatan keluarga
B. Pemeriksaan Fisik
1. Sistem Pernafasan
2. Sistem Kardiovaskuler
3. Sistem Neurologi
4. Sistem Perkemihan
5. Sistem Pencernaan
6. Sistem Muskuloskeletal
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Rasional
Kaji fungsi paru, adanya bunyi napas Menjadi bahan parameter monitori
tambahan, perubahan irama dan serangan gagal napas dan menjadi data
kedalaman, penggunaan otot-otot intervensi selanjutnya
aksesori
Evaluasi keluhan sesak napas baik Tanda dan gejala meliputi adanya
secara verbal dan non verbal kesukaran bernapas saat berbicara,
pernapasan dangkal dan ireguler
Beri ventilasi mekanik Ventilasi mekanik digunakan jika
pengkajian sesuai kapasitas vital,
Lakukan pemeriksaan kapasitas Kapasitas vital klien dipantau lebih
vital pernapasan sering dan dengan interfal yang
teratur dalam penambahan
kecepatan pernapasan dan
kualitas pernapasan, sehingga
pernapasan yang tidak efektif
dapat di antisipasi. Penurunan
kapasitas vital dihubungkan
dengan kelemahan otot-otot yang
digunakan
Kolaborasi pemberian humidifikasi Membantu pemenuhan oksigen yang
oksigen 3 L/menit sangat diperlukan tubuh dengan
kondisi laju metabolisme sedang
meningkat.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan
akumulasi secret, kemampuan batuk menurun.
Intervensi Rasionalisasi
Kaji fungsi paru, addanya bunyi napas Memantau dan mengatasi komplikasi
tambahan, perubahan irama dan potensi. Pengkajian fungsi pernapasan
dengan interval yang teratur adalan
kedalaman, penggunaan otot-otot
penting karena pernapasan yang tidak
aksesori, warna, dan kekentalan
efektif dan adanya kegagalan, karena
sputum
adanya kelemahan atau paralisis pada
otot-otot intercostal dan diafragma yang
berkembang dengan cepat.