You are on page 1of 22

Pembimbing :

dr.

Oleh :
Wildan Baiti Al-anwari
2014730099
RSUD SAYANG CIANJUR
KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
 Tuberkulosis merupakan penyakit yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
 Menginfeksi pulmo dan ektrapulmo
 Insiden TB secara global tahun 2010 terbesar Asia –
Tenggara. Dan Indonesia menempati posisi ke
lima
 TB ektarpulmoner salah satu yaitu tuberkulosis
milier.
Tuberkulosis Diseminata : TB diseminata didefinisikan sebagai infeksi
tuberculosis meliputi aliran darah atau 2 atau sisi paru yang
terkontaminasi, atau Tuberculosis Milier

• Tuberkulosis milier juga dikenal sebagai TB diseminata atau TB cutic acute


generalisata.
• Salah satu bentuk TB ekstrapulmoner yaitu tuberkulosis milier merupakan adanya
manifestasi Mycobacterium tuberculosis (tuberkulosis diseminata) yang menyebar
secara hematogen.
• Tuberkulosis milier adalah infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang
penyebarannya melalui lifo-hematogen sistemik dari paru ke bagian lain dari tubuh
Paru merupakan port d’entre lebih dari 98% kasus
infeksi tbc. Karena ukurannya yang sangat kecil
(<5um)
Pada sebagian kasus kuman TB dapat dihancurkan
seluruhnya oleh mekanisme imunologis non spesifik,
sehingga tidak terjadi respons imunologis spesifik
sebagian kecil kuman TB yang tidak dapat
dihancurkan akan terus berkembang biak dalam
makrofag, akhirnya menyebabkan lisis makrofag.
Selanjutnya, kuman TB membentuk lesi di tempat
tersebut, yang dinamakan fokus primer Ghon
Inhalasi Mycobacterium tuberculosis

Fagositosis oleh
Kuman mati
makrofag alveolus paru

Kuman hidup
berkembang biak Masa inkubasi
Pembentukan fokus primer (2-12 minggu)
Penyebaran limfogen
Penyebaran hematogen

Uji tuberkulin (+) Kompleks primer


Terbentuk imunitas seluler spesifik

Sakit TB Infeksi TB
Komplikasi kompleks primer
Komplikasi penyebaran hematogen
Komplikasi penyebaran limfogen Imunitas optimal

Meninggal
Imunitas turun
Reaktivasi / reinfeksi

Sembuh Sakit TB
7
Gambar 1. patogenesis tuberkulosis
Indurasi 10 mm atau lebih Reaksi positif

Indurasi 5 – 9 mm reaksi meragukan

Indurasi 0 – 4 mm Reaksi Negetif


Laboratorium Darah
Hematologi Anemia
Leukositosis
Hasil pemeriksaan Hematologi
Neutrofilia
pada TB milier didapatkan :
Lymfositosis
Monositosis
Thrombositosis
Leukopeni
Limfopenia
Thrombositopeni
Peningkatan ESR (Erythrocyte Sedimentation Rate)
Peningkatan CRP (C-reactive protein)
Biokimia Hiponatraemia
Hipoalbuminaemia
Hipercalcaemia
Hipophosphatemia
Hiperbilirubinaemia
Peningkatan serum transaminase
Peningkatan serum alkaline phosphatase
Peningkatan serum ferritin
 Gambaran Radiologis
 Lesi milier dapat terlihat
pada foto Rontgen Thorax
dalam waktu 2-3 minggu
setelah penyebaran basil
secara hematogen.
 TB milier secara klasik
digambarkan sebagai “millet-
like” yaitu bintik bulat atau
tuberkel halus (millii) 1-3mm
yang tersebar merata di
seluruh lapangan paru.
 Sekitar 1-2 minggu setelah
timbulnya penyakit, pada
foto Rontgen thorax, dapat
dilihat lesi yang tidak teratur
seperti kepingan salju.
Acute respiratory distress syndrome
Addison disease
Pneumonia akibat bakteri dibagi menjadi dua
penyebab yaitu gram positif dan gram negatif.
Pneumocytiss carinii pneumonia atau PCP atau
pneumocytosis
Pneumonia hipersensitif
Blastomycosis
Nama Obat Dosis Harian Dosis Maksimal Efek Samping
(mg/kgBB/hari) (mg per hari)
Isoniazid 5-15* 300 Hepatitis, neuritis
perifer,
hipersensitivitas.
Rifampisin ** 10-20 600 Gastrointestinal,
rekasi kulit,
* bila isoniazid dikombinasikan
hepatitis,
dengan rifampisin, dosisnya tidak
trombositopenia,
boleh melebihi 10 mg/kgBB/hari.
peningkatan enzim
hati, cairan tubuh
** Rifampisin tidak boleh diracik
berwarna orange
dalam satu puyer OAT lain
kemerahan.
karena dapat mengganggu
Pirazinamid 15-30 2000 Toksisitas hati,
bioavailabilitas rifampisin.
artalgia,
Rifampisin diabsorpsi dengan
gastrointestinal baik melalui sistem
Etambutol 15-20 1250 Neuritis optik, gastrointestinal pada saat perut
ketajaman mata kosong (satu jam sebelum
berkurang, buta makan).
warna merah-hijau,
penyempitan lapang
pandang,
hipersensitivitas,
gastrointestinal
Streptomisin 15-40 1000 Ototoksik,
nefrotoksik
Prognosis tuberkulosis milier dipengaruhi oleh umur anak, lama infeksi,
luas lesi, gizi, sosial ekonomi keluarga, diagnosis dini, pengobatan
adekuat dan infeksi lain.

Prognosis penderita penyakit tuberkolosis milier adalah baik bila


diagnosa dini dapat diketahui dan dilakukan pengobatan yang tepat.
 Perdarahan (hemaptoe) massif, aspirasi, syok, pnemonia, abses paru.
 Kematian akibat aspirasi
 Sepsis

Penyebaran secara hematogen :


 TB kulit
 Meningitis TB
 Spondylitis
 TB ginjal
 Peritonitis TB
 Penyebaran secara limfogen :
 Lymphodenitis TB

You might also like