You are on page 1of 14

TERAPI REMEDIASI KOGNITIF

PEMBIMBING:
DR. H. AHMADI NH, SP.KJ
DISUSUN OLEH :

• Adisti Aristamaya 30101306853 • Maya Shabrina 30101306990


• Alief Mandala Utama 30101306861 • Muhammad Sidiq Pangestu 30101307011
• Alnia Rindang Khoirunisya 30101306963 • Muzna Mici Ruchyanti 30101307017
• An-Nisa Maulatifah 30101306865 • Nadia Rossa Bella 30101307019
• Ana Lutfia Ariani 30101306866 • Neily Afridah 30101307022
• Ananda Nuramalliah 30101306867 • Pramana Taqwa 30101307039
• Dwi Amila Ilham 30101306924 • Ridwan Adhiprabowo 30101307061
• Ika Yuni Nurlistiowati 30101306964 • Rista Dwi Susanti 30101307066
• Indah Wardani 30101306966 • Sekar Lintang Dewita H. 30101307075
DEFINISI KOGNITIF
• Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya
knowing yang berarti mengetahui. Dalam arti yang luas Neisser
menjelaskan, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan dan
penggunaan pengetahuan.
ALAT UKUR
“ALAT UKUR FUNGSI KOGNITIF”
• Alat ukur yang digunakan untuk mengukur gangguan kognitif adalah
1. Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Digunakan untuk mendeteksi adanya dan tingkat kerusakan intelektual, terdiri
dari 10 hal yang mengetes orientasi, memori dalam hubungannya dengan
kemampuan perawatan diri, memori jauh, dan kemampuan matematis
2. Skala Mini Mental Status Exam (MMSE) Pemeriksaan Mini Mental State
Examination (MMSE)
MMSE dikembangkan untuk skrining demensia, namun sekarang digunakan
secara luas untuk pengukuran fungsi kogntif secara umum. Skor MMSE normal
24- 30. Bila skor kurang dari 24 mengindikasikan gangguan fungsi kogniti
MINI-MENTAL STATE EXAM (MMSE)
(modifikasi FOLSTEIN)
Nama Pasien:………………..( Lk / Pr ) Umur:………………Pendidikan……...........……Pekerjaan:........…………
Riwayat Penyakit: Stroke( ) DM( ) Hipertensi( ) Peny.Jantung( ) Peny. Lain…................………………….. Pemeriksa:…………………………….. Tgl ………………
Pedoman Skor kognitif global
(secara umum):
Nilai: 24 -30 : normal
Nilai: 17-23 : probable gangguan kognitif
Nilai: 0-16 :definite gangguan kognitif
Catatan : dalam membuat penilaian fungsi kognitif harus diperhatikan tingkat pendidikan dan usia responden.
Alat bantu periksa:
Siapkan kertas kosong, pinsil, arloji, tulisan yang harus dibaca dan gambar yang harus ditiru / disalin.
Nilai
T maks.
Nilai
Item e
s
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5 ---

2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai/kamar) 5 ---

REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda ( jeruk, uang, mawar), tiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga 3 ---
nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan
dengan benar dan catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI

4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau 5 ---
disuruh mengeja terbalik kata “ WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan;
misalnya uyahw=2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)

5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 ---

BAHASA

6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan ( pensil, arloji) 2 ---

7 Pasien diminta mengulang rangkaian kata :” tanpa kalau dan atau tetapi ” 1 ---

8 Pasien diminta melakukan perintah: “ Ambil kertas ini dengan tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan 3 ---
letakkan di lantai”.
9 Pasien diminta membaca dan melakukan perintah “Angkatlah tangan kiri anda” 1 ---

10 Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan) 1 ---

11 Pasien diminta meniru gambar di bawah ini 1 ---

Skor Total 30 ---


REMEDIASI KOGNITIF
Definisi
• Secara umum, remediasi kognitif adalah suatu bentuk terapi
rehabilitasi sistematik berorientasi tujuan, yang digunakan untuk
menangani individu yang mengalami gangguan otak dengan
berbagai diagnosis, misalnya cedera otak traumatik, stroke, dan
demensia (American Medical Association, 2006).
UPAYA REMEDIASI KOGNITIF
A. PENDEKATAN FARMAKOTERAPI
• Dikemukakan bahwa salah satu kelebihan neuroleptik atipikal dibandingkan neuroleptik
konvensional adalah bahwa neuroleptik atipikal mampu memperbaiki kognisi (Moritz &
Naber, 2004; Galletly et al, 2000).
Clozapin
• Sebagian besar penelitian mengenai pengaruh obat anti psikotik atipikal terhadap fungsi
kognitif pasien skizofrenia, menggunakan clozapin. Hasil dari banyak penelitian secara
konsisten menunjukkan bahwa clozapine berhubungan dengan perbaikan nyata domain
kognitif yang luas, meliputi kefasihan verbal, perhatian, dan waktu reaksi. (Burton, 2006;
Bilder et al 2002).
Olanzapin
• Penelitian McGurk dkk (2004) meneliti apakah olanzapin mampu memperbaiki kognisi
pasien skizofrenia, termasuk domain kognisi yang berhubungan erat dengan fungsi sosial
dan okupasional (belajar verbal dan memori).
• Risperidon
• Beberapa penelitian menunjukkan bahwa risperidon memiliki efek yang bermakna secara
statistik terhadap proses motorik/perseptual, waktu reaksi, fungsi eksekutif, memori kerja,
memori dan belajar verbal, dan fungsi motorik, namun tidak berpengaruh terhadap
kefasihan verbal dan belajar motorik (Burton, 2006; Bilder et al, 2002).
• Anti psikotik lain
• Sejauh ini hasil penelitian terhadap quetiapin, ziprasidon, dan zotepin juga
menggembirakan. Quetiapin terbukti memperbaiki fungsi atensi, ketrampilan motorik dan
visuomotorik, dan fungsi eksekutif. Quetiapin menghasilkan perbaikan yang secara
bermakna lebih besar dari pada risperidon pada memori kerja dan verbal
B. PENDEKATAN NON FARMAKOLOGI
• Latihan langsung terhadap fungsi kognitif (teknik remediasi) :
• Tujuan dari teknik remediasi adalah mengubah keadaan individu dengan
memperbaiki ketrampilan kognitif (Liberman et al, 2005)
• Konsep dalam teknik remediasi adalah :
• latihan berulang
• modifikasi instruksional
• memberikan instruksi rinci dan mendapatkan umpan balik
segera
• penguatan positif berupa uang atau barang lain, sebagai
penghargaan terhadap reaksi yang diharapkan muncul.
ADA BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PROGRAM
TEKNIK REMEDIASI KOGNITIF (MEDALIA & REVHEIM, 2002) :

1. Teknik remediasi tidak menjanjikan solusi yang cepat. Sebagian besar


remediasi berlangsung lambat, intensif, dan hasilnya tergantung pada masalah
kognitif, tingkat kognisi sebelumnya, dan berbagai faktor yang memperlambat
perubahan, misalnya penggunaan alkohol atau narkotika dan zat adiktif
lainnya.
2. Remediasi tidak hanya berfokus pada tugas kognitif saja. Sebagian besar
remediasi merupakan proses kolaborasi, di mana profesional membimbing
individu, memantau perkembangan, dan terlibat dalam penilaian perubahan
kognitif yang berlangsung terus dan dinamis.
3. Teknik remediasi berfokus pada ketrampilan dan bukan pada gejala. Upaya
remediasi kognitif harus memperhatikan bagaimana status kognisi
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Remediasi yang baik memahami
bahwa perbaikan kognisi pada tugas tertentu harus dapat digeneralisasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Teknik remediasi umumnya diberikan sedikitnya 10 sesi hingga lebih dari 25
sesi. Lama latihan berkisar 5 minggu hingga 5 bulan, dengan multipel sesi tiap
minggu (Drake & Bellack, 2005; Medalia & Richardson, 2005).
LATIHAN ADAPTASI KOGNITIF (COGNITIVE ADAPTIVE
TRAINNING)
• Jika teknik remediasi tidak memungkinkan atau tidak memuaskan, maka
pendekatan adaptif adalah jawabannya. Tujuan pendekatan adaptif adalah
mengubah lingkungan dan bukan pasien.
• Pendekatan ini menggunakan strategi berbasis rumah, agar pasien dapat
menjalankan fungsi hariannya dengan maksimal. Pendekatan adaptif
meliputi prostetik, alat bantu memori, dan penggunaan sumber daya
manusia dan non manusia. Sebagai contoh menggunakan tape recorder
saku untuk mengingatkan hal-hal penting, memasang daftar pakaian yang
harus dikenakan di pintu kamar mandi, dan meletakkan obat di tempat yang
mudah terlihat (Drake & Bellack, 2005; Medalia & Revheim, 2002).
Terima kasih

You might also like