You are on page 1of 12

Delirium

KELOMPOK UNISA
PEMBIMBING : dr. I NYOMAN , SP.KJ
Definisi
Delirium adalah sindrom, bukan suatu penyakit, dan
memiliki banyak kausa, yang semuanya mengakibatkan
pola gejala yang serupa berkaitan dengan tingkat
kesadaran dan gangguan kognitif pasien
Epidemiologi
 Prevalensi delirium pada satu titik waktu pada populasi
umum adalah 0,4% berusia 18 tahun ke atas dan 1,1% usia
55 tahun ke atas. Sekitar 10-30% pasien yang sakit secara
medis dan dirawat di ruamh sakit mengalami delirium, 30%
pasien bedah ICU, dan 40-50% pasien ICCU pernah
mengalami delirium.
Etiologi
 Kausa utama delirium adalah penyakit susunan saraf pusat
(seperti epilepsy), penyakit sistemik (seperti gagal
jantung), serta baik intoksikasi maupun keadaan putus
obat dari zat permakologis atau toksik.
 Hipotesis neurotransmitter utama yang terlibat dalam
delirium adalah acetylcholine dan daerah utama
neuroanatomi yang terkena adalah formation reticularis
GAMBARAN KLINIS

 Prodromal
 Gangguan kesadaran
 Kewaspadaan
 Gangguan pemusatan perhatian
 Orientasi
 Bahasa dan kognitif
 Persepsi
 Mood
 Gangguan tidur-bangun
 Gejala neurologi
Diagnosis
 Kriteria diagnosis DSM-IV-TR untuk delirium akibat kondisi medis
a. Gangguan kesadaran ( berkurangnya kejernihan kesiagaan terhadap lingkungan
disertai penururnan kemampuan.
b. Perubahan kognisis ( defisit memori, disorientasi, gangguan berbahasa ) atau
timbulnya gangguan persepsi yang tidak disebabkan oleh demensia yang telah qada
sebelumnya
c. Gangguan tersebut muncul dalam jangka waktu singkat ( biasanya dalam hitungan
jam atau hari ) dan cenderung berfluktuasi sepanjang hari
d. Terdapat bukti berdasarkan anamnesis, pemeriksaaan fisik atau temuan laboratorium
bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh konsekuensi fisiologik langsung dari
kondisi medis umum
Catatan pengkodean : jika delirium terjadi bersamaan pada demensia vaskuler yang telah
ada sebelumny, nyatakan delirium dengan kode demensia vaskuler, dengan delirium.
Catatan pengkodean : sertakan nama kondisi medis umum pada aksis 1.
 Kriteria diagnosis DSM-IV-TR untuk delirium pada intoksikasi
a. Gangguan kesadaran ( berkurangnya kejernihan kesiagaan terhadap lingkungan disertai
penururnan kemampuan.
b. Perubahan kognisis ( defisit memori, disorientasi, gangguan berbahasa ) atau timbulnya
ganggsebelumnya
c. Gangguan tersebut muncul dalam jangka waktu singkat ( biasanya dalam hitungan jam
atau hari ) dan cenderung berfluktuasi sepanjang hari
d. Terdapat bukti berdasarkan anamnesis, pemeriksaaan fisik atau temuan laboratorium
adanya poin :
(1). Gejala pada kriteria A dan B muncul saat intoksikasi zat
(2). Penggunaan obat secara etiologis berkaitan dengan ganggua
Catatan : diagnosis ini dibuat uan persepsi yang tidak disebabkan oleh demensia yang telah
qada sebaiknya untuk menggantikan diagnosis intoksikasi zat hanya bila gejala kognitif
melebihi yang biasa disebabkan oleh sindrom intoksikasi dan bila gejala cukup parah
hingga memerlukan perhatian klinis tersendiri.
Catatan : diagnosis sebaiknya dicatat sebagai delirium terinduksi zat bila berkaitan dengan
penggunaan obat. Kode delirium pada intoksikasi : alkohol ; emfetamin atau zat yang
menyerupai amfetamin ; kanabis, kokain, halusinogen, inhalan, opioid, fensiklidin,
sedativa, hipnotik, atau ansiolitik ; zat lain yang tidak diketahui.
 Kriteria diagnosis DSM-IV-TR untuk delirium pada keadaan putus obat
a. Gangguan kesadaran ( berkurangnya kejernihan kesiagaan terhadap
lingkungan disertai penururnan kemampuan.
b. Perubahan kognisis ( defisit memori, disorientasi, gangguan berbahasa )
atau timbulnya ganggsebelumnya
c. Gangguan tersebut muncul dalam jangka waktu singkat ( biasanya dalam
hitungan jam atau hari ) dan cenderung berfluktuasi sepanjang hari
d. Terdapat bukti berdasarkan anamnesis, pemeriksaaan fisik atau temuan
laboratorium bahwa gejala pada kriteria A dan B timbul selama atau segera
setelah suatu sindrom putus zat.
Catatan : diagnosis ini sebaiknya dibuat sebagai ganti diagnosis keadaan putus
zat hanya bila gejala kognitif melebihi yang biasa disebabkan oleh sindrom
putus zat dan bila bila gejala cukup parah hingga memerlukan perhatian
klinis tersendiri.
Kode delirium pada intoksikasi (zat spesifik) : alkohol ; sedativa, hipnotik atau
ansiolitik ; zat lain atau tidak diketahui.
Pemeriksaan fisik dan laboratorium
 Delirium biasanya didiagnosis di bangsal rawat dan ditandai
oleh awitan gejala yang mendadak. Pemeriksaan status
mental contohnya Mini Mental State Examination (MMSE)
dapat digunakan untuk mendokumentasikan hendaya
kognitif serta memberikan landasan untuk mengukur
perjalanan klinis pasien.
 Pemeriksaan laboratorium pasien delirium sebaiknya
mencakup uji standar dan pemeriksaan tambahan sesuai
indikasi situasi klinis. EEG secara karekteristik menunjukkan
perlambatan aktivitas secara umum dan dapat berguna
untuk membedakan delerium dengan depresi atau psikosis.
Pengobatan
Dua gejala utama yang mungkin memerlukan pengobatan
adalah :
 Obat psikosis:
-haloperidol (haldol)
 Droperidol (inasapine)
 Obat insomnia:
- Benzodiazepine dengan waktu paruh pendek
DIAGNOSIS BANDING

 Delirium versus demensia


 Delerium versus skizofrenia atau depresi
 Gangguan psikotik singkat
 Gangguan skizofreniform
 Gangguan disosiatif
Terima kasih

You might also like