Professional Documents
Culture Documents
Fauzan Misra
2
POKOK-POKOK BAHASAN
1. Thin Capitalization
2. Controlled Foreign Corporation
3. Transfer Pricing
4. Anti Stepping
5. Treaty Abuse
6. Associated Enterprises (hubungan istimewa)
7. Special Purpose Company
8. Tax Haven Country
Praktek Perpajakan yang dilarang
1. Tax Haven Country dan Preferential Tax
Regime
2. Controlled Foreign Corporations (CFC)
3. Transfer Pricing
4. Thin Capitalization
5. Treaty Shopping
6. Special Purpose Company
1. THIN CAPITALIZATION
Pengertian:
Suatu perusahaan disebut thinly capitalized apabila
terdapat perbandingan yang tinggi antara :
modal hutang (debt capital) dan modal ekuitas
(equity capital).
Kriteria yang umumnya diterapkan untuk menyebut
suatu perusahaan sebagai thinly capitalized adalah
rasio capital gear, leverage, atau DER.
5
THIN CAPITALIZATION
Pasal 18 ayat (1) UU PPh:
Menteri Keuangan berwenang mengeluarkan keputusan
mengenai besarnya perbandingan antara utang dan modal
perusahaan untuk keperluan penghitungan pajak berdasarkan
Undang‐undang ini.
Deposit Pinjaman
BANK
7
KASUS THIN CAP.
Investasi $ 1 juta
US –Parent Co.
PT ABC
Expected Return 10%
di Indonesia
Skenario 1:
Pembiayaan Ekuitas $ 1 juta
Skenario 2:
Pembiayaan Hutang $ 1 juta Asumsi:
@ 10% interest Withholding tax atas bunga dan
dividen : 20%
Diminta: Tarif PPh di Indonesia: 25%
Hitung beban pajak dan Return Laba sblm bunga & pajak: $ 150 rb
on investment msg2 skenario Dividen payout ratio: 100%
KASUS THIN CAP.
Debt Financing Equity Financing Back-to-back
Pinjaman Pemegang Shm $ 1 juta 0
atau pinjaman bank
Laba sebelum bunga & pajak $ 150.000 $ 150.000 $ 150.000
Bunga Pinjaman (10%) $100.000 0 $100.000
Penghasilan kena pajak $50.000 $ 150.000 $50.000
Pajak (tarif 25%) $12.500 $ 37.500 $12.500
Beban Pajak:
Bunga (tarif 20%) $20.000 0 $20.000
Dividen (tarif 20%) $7.500 22.500 $7.500
PPh Perseroan $12.500 $ 37.500 $12.500
Fee Bank 0 0 $15.000
Total beban pajak/investasi $40.000 $ 60.000 $55.000
Hasil Investasi Bersih $110.000 $ 90.000 $95.000
10
CONTROLLED FOREIGN COMPANY
11
2. CONTROLLED FOREIGN COMPANY
Pasal 18 ayat (2) UU PPh:
Menteri Keuangan berwenang menetapkan saat diperolehnya
dividen oleh Wajib Pajak dalam negeri atas penyertaan modal
pada badan usaha di luar negeri selain badan usaha yang
menjual sahamnya di bursa efek, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. besarnya penyertaan modal Wajib Pajak dalam negeri
tersebut paling rendah 50% (lima puluh persen) dari jumlah
saham yang disetor; atau
b. secara bersama‐sama dengan Wajib Pajak dalam negeri
lainnya memiliki penyertaan modal paling rendah 50% (lima
puluh persen) dari jumlah saham yang disetor.
MAKA:
Saat pengakuan dividen ditetapkan pada bulan ke-4
setelah batas waktu penyampaian SPT perusahaan di LN
berakhir atau pada bulan ke-7 setelah tahun pajak
perusahan di LN berakhir.
Besarnya dividen adalah laba bersih CFC dikalikan
besarnya kepemilikan pada CFC.
13
3. Anti Stepping
Ketentuan Anti Stepping dalam UU PPh
Pasal 18 ayat (3b):
WP yang melakukan pembelian saham atau
aktiva perusahaan melalui pihak lain atau badan
yang dibentuk untuk maksud demikian (special
purpose company), dapat ditetapkan sebagai
pihak yang sebenarnya melakukan pembelian
tersebut sepanjang WP yang bersangkutan
mempunyai hubungan istimewa dengan pihak lain
atau badan tersebut dan terdapat ketidakwajaran
penetapan harga.
15
Ketentuan Anti Stepping dalam UU PPh
Penjelasan Pasal 18 ayat (3b):
Ketentuan ini dimaksudkan untuk mencegah penghindaran pajak
oleh WP yang melakukan pembelian saham/penyertaan pada
suatu perusahaan WP dalam negeri melalui perusahaan luar
negeri yang didirikan khusus untuk tujuan tersebut (special
purpose company).
ABC ABC
Dapat
ditetapkan Saham/ SPC
SPC Aktiva $
menjadi
Saham/
Aktiva $
PQR PQR
16
Ketentuan Anti Stepping dalam UU PPh
Pasal 18 ayat (3c):
Penjualan atau pengalihan saham perusahaan antara
(conduit company atau special purpose company) yang
didirikan atau bertempat kedudukan di negara yang
memberikan perlindungan pajak (tax haven country)
yang mempunyai hubungan istimewa dengan badan
yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia
atau BUT di Indonesia dapat ditetapkan sebagai
penjualan atau pengalihan saham badan yang
didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau
BUT di Indonesia.
17
17
4. TRANSFER PRICING
Pengertian:
Adalah wilayah dalam hukum pajak dan ekonomi untuk
meyakinkan bahwa penentuan harga yang ditetapkan oleh
pihak-pihak yang berhubungan istimewa atas pengalihan
barang, jasa, dan harta tak berwujud telah sesuai dengan
prinsip arm’s length.
(Diterjemahkan dari IBFD International Tax Glossary, 2005)
19
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
“None of the differences (if any) between the situations being compared could
materially effect the condition being examined, or that reasonably accurate
adjustments can be made to eliminate the effect of any such differences”
(Par. 1.33 OECD TP Guidelines 2010)
Konsep Kesebandingan
Dapat diperbandingkan (comparable) adalah :
23
24
4. TRANSFER PRICING
Key Questions:
Apakah harga transaksi yang dilakukan oleh
pihak-pihak yang berafiliasi telah menerapkan
arm’s length principle?
Bagaimana Wajib Pajak menentukan dan
menerapkan arms’ length principle dalam
transaksi dengan afiliasinya?
4. TRANSFER PRICING
Transfer Pricing Rules:
PER-43/2010 jo PER-32/PJ/2011
Langkah-langkah menentukan arms’ length price:
1. Melakukan Comparability Analysis dan
Penentuan Comparables/pembanding
2. Menentukan Transfer Pricing Method
3. Menentukan harga/laba wajar berdasarkan
langkah 1 dan langkah 2
4. Mendokumentasikan pelaksanaan langkah-
langkah penerapan arm’s length principle.
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
ANALISIS FUNGSIONAL
(Pasal 7 PER-43/PJ/2010)
Yang harus dipertimbangkan dalam melakukan analisis
fungsional :
1. Fungsi utama yang dilakukan oleh perusahaan (contoh :
desain, pemasaran, penelitian, pengembangan, manajemen,
promosi, dll).
2. Aktiva yang digunakan (contoh : tanah, bangunan, harta
tidak berwujud).
3. Risiko yang ditanggung oleh perusahaan (contoh : risiko
pasar, risiko persediaan, dll).
PERSYARATAN KONTRAK
(Pasal 8 PER-43/PJ/2010)
Customer A
(Independen)
CIF
PT A
(Manufacturing)
FO Customer B
B (Afiliasi)
Apakah kedua transaksi tersebut
sebanding?
KONDISI PEREKONOMIAN
(Pasal 9 PER-43/PJ/2010)
Keadaan geografis.
Luas pasar.
Tingkat persaingan .
Tingkat permintaan dan penawaran.
Tingkat ketersediaan barang atau jasa pengganti.
80 ZIMBABWE
(Afiliasi)
Apakah kedua transaksi tersebut
sebanding?
STRATEGI BISNIS
(Pasal 10 PER-43/PJ/2010)
Internal :
Taxpayer (tested party) sells the same of similar
products or provides the same or similar services
under comparable conditions to unrelated
(independent) parties.
External :
Unrelated/third parties perform similar functions and
sell the same or similar products or provide the
same or similar services to unrelated parties under
similar conditions
Transfer Pricing Methods
DGT endorsed the use of 5 TP methods:
Traditional Transaction Methods:
1. Comparable Uncontrolled Price (CUP) Method;
2. Resale Price Method (RPM);
3. Cost Plus Method (CPM);
Transactional Profit Methods:
1. Profit Split Method (PSM); and
2. Transactional Net Margin Method (TNMM).
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Selection of the
“most appropriate TP method
to the circumstances of the case”
Manufacturer Distributo
r Hongkong
Produk A
Price $120
Third Third
Parties Parties
Distributor
Taiwan
Indonesia
Manufacturer Distributo
r
Coals
Third Third Third
Parties Price $120 Parties Parties
Manufacturer Distributor
Indonesia Singapura
Manufacturer Distributor
Tested
Party Gross Mark-Up
= Gross Profit / COGS
Gross
Mark-up
30%
Manufacturer Distributor
Indonesia Singapura
Sub Direktorat Pemeriksaan Transaksi Khusus
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Manufacturer Distributor
Tested
Party
Gross Margin
= Gross Profit / Sales Gross
Margin
40%
Third Third Third
Parties Parties Parties
Manufacturer Distributor
Vietnam Indonesia
• Perbedaan produk kurang • Gross profit margins mungkin dipengaruhi • Marketing operations
signifikan, yaitu kurang oleh management efficiency dsb. yang (distributor not adding
berpengaruh material berpengaruh terhadap profitabilitas tapi significant value to the
terhadap profit margin tidak berpengaruh pada harga barang atau product)
daripada harga. jasa.
II. TRANSACTIONAL
PROFIT METHODS
Must be transactional
Total profit comparisons can only be used to select
cases but not to examine them!
Sub Direktorat 51
Pemeriksaan Transaksi Khusus
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
What is “net”?
“Net” profit is gross profit (sales minus cost of
goods sold/manufactured) less operating expenses
Operating expenses exclude
– Extraordinary expenses;
– Interest; and
– Taxes
EBIT = Earnings Before Interest and Taxes
(and Extraordinary Items)
Sub Direktorat 52
Pemeriksaan Transaksi Khusus
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Net/Operating Profit
Profit &Loss Account
Sales 100
Sub Direktorat 54
Pemeriksaan Transaksi Khusus
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
TNMM compared to
cost plus / resale price method
Cost Plus/Resale Price methods use gross profit
margins computed after direct and indirect
production/selling costs
◦ no clear line, allowing for some variation in practice, but
generally excludes most operating expenses
◦ e.g. selling, general, and administrative expenses would be
excluded
TNMM uses net profit margins, i.e. net profit margin
computed after all operating expenses (except interest,
taxes and extraordinary items)
Sub Direktorat 55
Pemeriksaan Transaksi Khusus
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Sub Direktorat 56
Pemeriksaan Transaksi Khusus
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Sub Direktorat 57
Pemeriksaan Transaksi Khusus
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Combined Profits
Pengertian:
Situasi dimana seseorang yang tidak berhak atas
manfaat tax treaty, namun menggunakan individu
lain atau badan hukum lain sehingga dapat
memperoleh manfaat tax treaty yang tidak
tersedia secara langsung.
(Diterjemahkan dari IBFD International Tax Glossary, 2005)
62
5.TREATY ABUSE /TREATY SHOPPING
Bunga
PPh: 0%/10%
Investasi Ekuitas
menurut
P3B RI-Belanda
Perusahaan
Belanda
BELANDA
INDONESIA
Pinjaman, sebesar
penghasilan bunga Pinjaman
63
5.ANTI TREATY ABUSE INDONESIA
Dasar Hukum:
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-62/PJ/2009 tentang
Pencegahan Penyalahgunaan P3B sebagaimana telah diubah dengan
PER-24/PJ/2010.
Anti treaty abuse Indonesia memuat dua jenis safe harbor, yaitu:
1. Appointed persons, yaitu orang atau badan yang secara tegas
dianggap tidak melakukan penyalahgunaan P3B,
2. Qualified persons, yaitu orang atau badan di luar appointed persons,
namun memenuhi seluruh kriteria test.