Professional Documents
Culture Documents
TBC
Disusun oleh :
Konny Liane Rako
Shelny Ponge
Stefannie Maryam Mamondol
ETIOLOGI
PEN
UNJA
NG
PENGOBATAN
Efusi pleura
PENCEGAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Identitas Pasien
Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-
lain.
Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Kebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk
yang lebih dari 3 minggu.
Riwayat keluhan utama
Biasanya batuk dialami lebih dari 1 minggu disertai peningkatan
suhu tubuh, penurunan nafsu makan dan kelemahan tubuh.
Kebutuhan Dasar Manusia (Gordon)
Persepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan
Pandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan
pasien menangani penyakitnya.
Nutrisi metabolic
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan mengalami
penurunan akibat nafsu makan yang kurang / malaise.
Eliminasi
Pasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan
eliminasi BAB dan BAK.
Kognitif Perseptual.
Daya ingat pasien TB Paru kebanyakan dijumpai tidak mengalami
gangguan.
Konsep Diri
Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan
pasien tidak mengalami gangguan konsep diri.
Pola Koping
Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien
adalah dengan meminta pertolongan orang lain.
Pola seksual reproduksi
Kemampuan pasien untuk melaksanakan peran sesuai dengan
jenis kemalin. Kebanyakan pasien tidak melakukan hubungan
seksual karena kelemahan tubuh
4. Hidrasi yang
adekuat
memnamtu
mengencerkan
sekret dan
mengefektifka
n pembersihan
jalan napas.
5. Bersihkan sekret 5. Mencegah
dari mulut dan obstruksi dan
trakhea, bila aspirasi.
perlu lakukan Pengisapan
pengisapan/suc diperlukan bila
tion. klien tidak mampu
6. Kolaborasi mengeluarkan
dengan dokter sekret.
dalam
pemberian obat 6. Pengobatan
sesuai indikasi tuberkulosis
•OAT terbagi menjadi 2
•Agen mukolitik fase , yaitu fase
•Bronkodilator intensif (2-3 bulan)
•kortikosteroid dan fase lanjutan
(4-7 bulan ).
Paduan obat yang
digunakan terdiri
atas obat utama
dan obat
tambahan. Jenis
obat utama yang
digunakan sesuai
dengan
rekomendasi WHO
adalah
Rifampisisn, INH,
Pirazinamid,
Streptomisisn, dan
Etambutol.
•Agen mukolitik
menurunkan
kekentalan dan
perlengketan
sekret paru untuk
memudahkan
pembersihan.
•Bronkodilator
meningkatkan
diameter lumen
percabangan
trakeobronkhial
sehingga
menurunkan
tahanan terhadap
aliran udara.
•Kortikosteroid
berguna dengan
keterlibatan luas
pada hipoksemia
dan bila reaksi
inflamasi
mengancam
kehidupan
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
4.SBunyi napas
dapat menurun/
tak ada pada area
kolaps yang
meliputi satu
lobus, segmen
paru, atau seluruh
area paru
(unilateral).
5. Kaji 5. Ekspansi paru
pengembangan menurun pada area
dada dan posisi kolaps. Deviasi
trakhea trakhea kearah sisi
yang sehat pada
6. Kolaborasi tension
untuk tindakan pneumothoraks.
thorakosentesis
atau kalau perlu 6. Bertujuan
WSD. sebagai evakuasi
cairan atau udara
dan memudahkan
ekspansi paru
secara maksimal.
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Ketidakseimbangan Dalam waktu 3x24 1. Kaji status nutrisi 1. Memvalidasi dan
nutrisi kurang dari jam setelah diberikan klien, turgor menetapkan
kebutuhan tubuh tindakan kulit, berat derajat masalah
berhubungan keperawatan intake badan, integritas untuk
dengan nutrisi klien mukosa oral, menetapkan
ketidakmampuan terpenuhi kemampuan piihan intervensi
menelan makanan, menelan, riwayat yang tepat.
Kriteria hasil : mual/muntah 2. Berguna dalam
dan diare. mengukur
Klien dapat 2. Pantau intake – kefektifan intake
mempertahankan output, timbang gizi dan
status gizinya dari berat badan dukungan cairan.
yang semula kurang secara periodik 3. Menurunkan rasa
menjadi adekuat. (sekali seminggu) tak enak karena
Pernyataan motivasi 3. Lakukan dan sisa makanan,
kuat untuk ajarkan sisa sputum atau
memenuhi perawatan mulut obat sistem
kebutuhan sebelum dan pernapasan yang
nutrisinya sesudah dapat
intervensi/pemer merangsang
iksaan peroral. pusat muntah.
4.Kolaborasi 4.Merencanakan
dengan ahli gizi diet dengan
untuk menetapkan kandungan gizi
komposisi dan yang cukup untuk
jenis yang tepat memnuhi
TKTP peningkatan
kebutuhan energi
5.Fasilitasi dan kalori
pemberian diet sehubungan
TKTP, berikan dengan status
dalam porsi kecil hipermetabolik
tapi sering. klien.
5.Memaksimalkan
intake nutrisi
tanpa kelelahan
dan energi besar
serta menurunkan
iritasi saluran
cerna.
6. Kolaborasi 6. Menilai
untuk kemajuan terapi
pemeriksaan diet dan
laboratorium membantu
khususnya BUN, perencanaan
protein serum dan intervensi
albumin. selanjutnya.
5. EVALUASI
TERIM
A KASIH